Oleh:
Indah Wulan Sari
Masropah
Kintara Satriavi R
Gianti Dwi Apriani
A1A015046
A1A015047
A1A015048
A1A015049
Abstrak
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak dasar yang melekat pada diri
setiap manusia. Oleh karena itu, hak asasi manusia dalam Islam tidak semata-mata
menekankan pada HAM saja, tetapi hak-hak itu dilandasi kewajiban asasi
manusia untuk mengabdi kepada Allah sebagai penciptanya. HAM menurut Islam
bersifat theosentris, yaitu berpusat pada Allah, dalam pengertian bukan pada
pelakunya, tetapi pada ajaranya, yaitu al-Quran dan sunah rosul. HAM menurut
islam berprinsip menjunjung tinggi martabat manusia. Di samping itu HAM
menurut islam juga menghendaki adanya persamaan, kebebasan menyatakan
pendapat, kebebasan beragam, dan jaminan sosial. Sedangkan demokrasi Islam
dianggap sebagai system yang mengkukuhkan konsep-konsep islami yang sudah
lama berakar, yaitu musyawarah (syura), persetujuan (ijma), dan penilaian
interpretatif yang mandiri (ijtihat). Perlunya musyawarah merupakan konsekuensi
politik kekhalifahan manusia. Oleh karena itu, perwakilan rakyat dalam sebuah
Negara Islam tercermin terutama dalam doktrin musyawarah (syura).
Kata kunci: demokrasi; HAM; dan Islam
A. PENDAHULUAN
Pada hakekatnya manusia sudah memiiki hak-hak pokok dari lahir
sampai meninggal. Hak-hak pokok tersebut adalah hak asasi manuasia yang
dikenal dengan HAM. Hak asasi manusia bersifat universal. Hak asasi
manusia ( HAM ) dalam Islam berbeda dengan hak asasi menurut pengertian
yang umum dikenal. Sebab seluruh hak merupakan kewajiban bagi negara
maupun individu yang tidak boleh diabaikan. Rasulullah SAW pernah
bersabda: "Sesungguhnya darahmu, hartamu dan kehormatanmu haram atas
kamu. Maka negara bukan saja menahan diri dari menyentuh hak-hak asasi
ini, melainkan mempunyai kewajiban memberikan dan menjamin hak-hak ini.
Sebagai contoh, negara berkewajiban menjamin perlindungan sosial
bagi setiap individu tanpa ada perbedaan jenis kelamin, status sosialnya,
dan juga perbedaan agamanya. Islam tidak hanya menjadikan itu sebagai
Pengertian HAM
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Hak asasi diartikan
sebagai hak dasar atau hak pokok seperti hak hidup dan hak mendapatkan
perlindungan. Hak-hak asasi manusia adalah hak-hak yang dimiliki
manusia menurut kodratnya, yang tak dapat dipisahkan daripada
hakekatnya dan karena itu bersifat suci.
Hak Asasi Manusia ( HAM ) adalah seperangkat hak yang melekat
pada hakekatnya dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan yang
Maha Esa, dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, di junjung
tinggi dan di lindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang,
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. (Pasal
1 Undang-undang No. 39 Tahun 1999)1
itu. Oleh
muslim
dituntut
dengan
kelebihan
yang
sempurna
atas
memahami
hak-hak
tersebut mustahil
mereka
dapat
orang termasuk umat Islam belum menyadari akan hak-hak tersebut. Hal
ini mungkin akibat dari rendahnya pendidikan atau sistem sosial politik
dan budaya disuatu tempat yang tidak kondusif untuk anak dapat
berkembang dengan sempurna.
3.
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
Pada dasarnya HAM dalam Islam terpusat pada lima hal pokok yang
terangkum dalam al-dloruriyat al-khomsah atau yang disebut juga alhuquq al-insaniyah fi al-islam (hak-hak asasi manusia dalam Islam).
Konsep ini mengandung lima hal pokok yang harus dijaga oleh setiap
individu, yaitu hifdzu al-din (penghormatan atas kebebasan beragama),
hifdzu al-mal (penghormatan atas harta benda), hifdzu al-nafs wa al-ird
(penghormatan atas jiwa, hak hidup dan kehormatan individu) hifdzu
al-aql (penghormatan atas kebebasan berpikir) dan hifdzu al-nasl
(keharusan untuk menjaga keturunan). Kelima hal pokok inilah yang harus
dijaga oleh setiap umat Islam supaya menghasilkan tatanan kehidupan
yang lebih manusiawi, berdasarkan atas penghormatan individu atas
individu, individu dengan masyarakat, masyarakat dengan masyarakat,
masyarakat dengan negara dan komunitas agama dengan komunitas agama
lainnya.
C. Demokrasi dalam Islam
1. Pengertian Demokrasi
Kata "demokrasi" berasal dari dua kata, yaitu demos yang berarti
rakyat, dan kratos atau cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
yang
mengukuhkan
konsep-konsep
musyawarah
(syura)
sangat
diperlukan
sebagai
bahan
10
jawab. Persoalan amanah ini terkait dengan sikap adil seperti ditegaskan
Allah SWT dalam Surat an-Nisa:58.
Karena jabatan pemerintahan adalah amanah, maka jabatan tersebut
tidak bisa diminta, dan orang yang menerima jabatan seharusnya merasa
prihatin bukan malah bersyukur atas jabatan tersebut. Inilah etika Islam.
Kelima, al-Masuliyyah adalah tanggung jawab. Sebagaimana kita
ketahui bahwa, kekuasaan dan jabatan itu adalah amanah yangh harus
diwaspadai, bukan nikmat yang harus disyukuri, maka rasa tanggung jawab
bagi seorang pemimpin atau penguasa harus dipenuhi. Dan kekuasaan
sebagai amanah ini mememiliki dua pengertian, yaitu amanah yang harus
dipertanggungjawabkan di depan rakyat dan juga amanah yang harus
dipertenggungjawabkan di depan Tuhan.
Seperti yang dikatakan oleh Ibn Taimiyyah, bahwa penguasa
merupakan wakil Tuhan dalam mengurus umat manusia dan sekaligus wakil
umat manusia dalam mengatur dirinya. Dengan dihayatinya prinsip
pertanggungjawaban (al-masuliyyah) ini diharapkan masing-masing orang
berusaha untuk memberikan sesuatu yang terbaik bagi masyarakat luas.
Dengan demikian, pemimpin/penguasa tidak ditempatkan pada posisi
sebagai sayyid al-ummah (penguasa umat), melainkan sebagaikhadim alummah (pelayan umat). Dengan demikian, kemaslahatan umat wajib
senantiasa menjadi pertimbangan dalam setiap pengambilan keputusan oleh
para penguasa, bukan sebaliknya rakyat atau umat ditinggalkan.
Keenam, al-Hurriyyah adalah kebebasan, artinya bahwa setiap orang,
setiap warga masyarakat diberi hak dan kebebasan untuk mengeksperesikan
pendapatnya. Sepanjang hal itu dilakukan dengan cara yang bijak dan
memperhatikan al-akhlaq al-karimah dan dalam rangka al-amr bi-l-maruf
wa an-nahy an al-munkar, maka tidak ada alasan bagi penguasa untuk
mencegahnya. Bahkan yang harus diwaspadai adalah adanya kemungkinan
tidak adanya lagi pihak yang berani melakukan kritik dan kontrol sosial bagi
tegaknya keadilan. Jika sudah tidak ada lagi kontrol dalam suatu
masyarakat, maka kezaliman akan semakin merajalela.
Ada beberapa alasan mengapa islam disebut sebagai agama
demokrasi, yaitu sebagai berikut:
11
a. Islam adalah agama hukum, dengan pengertian agama islam berlaku bagi
semua orang tanpa memandang kelas, dari pemegang jabatan tertinggi
hingga rakyat jelatah dikenakan hukum yang sama. Jika tidak demikian,
maka hukum dalam islam tidak berjalan dalam kehidupan.
b. Islam memiliki asas permusyawaratan amruhum syuraa bainahum
artinya perkara-perkara mereka dibicarakan diantara mereka. Dengan
demikian, tradisi bersama-sama mengajukan pemikiran secara bebas dan
terbuka diakhiri dengan kesepakatan.
c. Islam selalu berpandangan memperbaiki kehidupan manusia tarafnya
tidak boleh tetap, harus terus meningkat untuk menghadapi kehidupan
lebih baik di akhirat.
Jadi, prinsip demokrasi pada dasrnya adalah upaya bersama-sama
untuk memperbaiki kehidupan, kareana itulah islam dikatakan sebagai
agama perbaikan diinul islam atau agama inovasi. Untuk itu, islam selau
menghendaki demokrasi yang merupakan salah satu ciri atau jati diri islam
sebagai agama hukum.
D. HAM dan Demokrasi serta Hubungannya dengan Hukum Islam
Hukum Islam telah mengatur dan melindungi hak-hak asasi manusia,
antara lain sebagai berikut :
1. Hak hidup dan memperoleh perlindungan
Hak hidup adalah hak asasi yang paling utama bagi manusia, yang
merupakan karunia dari Allah bagi setiap manusia. Perlindungan hukum
islam terhadap hak hidup manusia dapat dilihat dari ketentuan-ketentuan
syariah yang melindungi dan menjunjung tinggi darah dan nyawa
manusia, melalui larangan membunuh, ketentuan qishash dan larangan
bunuh diri. Membunuh adalah salah satu dosa besar yang diancam dengan
balasan neraka, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Nisa ayat 93:
Artinya: dan Barangsiapa yang membunuh seorang
mukmin dengan sengaja Maka balasannya ialah Jahannam,
kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan
12
mengutukinya
serta
menyediakan
azab
yang
besar
baginya.
2. Hak kebebasan beragama
Dalam Islam, kebebasan dan kemerdekaan merupakan HAM,
termasuk di dalmnya kebebasan menganut agama sesuai dengan
keyakinannya. Oleh karena itu, Islam melarang keras adanya pemaksaan
keyakinan agama kepada orang yang telah menganut agama lain. Hal ini
dijelaskan dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 256:
Artinya: tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama
(Islam);
Sesungguhnya
telah
jelas
jalan
yang
benar
13
pembagian umat manusia ke dalam bangsa-bangsa, ras-ras, kelompokkelompok dan suku-suku adalah demi untuk adanya pembedaan, sehingga
rakyat dari satu ras atau suku dapat bertemu dan berkenalan dengan rakyat
yang berasal dari ras atau suku lain.
Al-Quran menjelaskan idealisasinya tentang persamaan manusia
dalam Surat Al-Hujarat ayat 13:
Artinya: Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang
yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah
Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.
5. Hak mendapatkan pendidikan
Setiap orang memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan
pengajaran. Setiap orang berhak mendapatkan pendidikan sesuai dengan
kesanggupan alaminya. Dalam Islam, mendapatkan pendidikan bukan
hanya merupakan hak, tapi juga merupakan kewajiban bagi setiap
manusia, sebagaimana yang dinyatakan oleh hadits Nabi SAW yang
diriwayatkan oleh Bukhari : Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap
muslim.
Di samping itu, Allah juga memberikan penghargaan terhadap orang
yang berilmu, di mana dalam Surat Al-Mujadilah ayat 11:
14
"Berlapang-lapanglah
dalam
majlis",
Maka
orang
lain.
Dalam
mengemukakan
pendapat
hendaklah
dan
(bagi)
orang-orang yang menerima
15
di
atas
menunjukkan
bahwa
Islam
memberikan
bidang
keahliannya
bukan
saja
tidak
bisa
16
17
atau
dosen dan
karyawan
di
kampus,
menyelesaikan
pertengkaran tersebut dengan baik dan terhormat, serta tidak main hakim
sendiri, jika melakukan main hakim sendiri akan berakaitan dengan
hukum.
2. Melakukan kegiatan kemahasiswaan tidak mengganggu ketenangan dan
ketertiban teman-teman di lingkungan kampus dan warrga yang berada di
sekitar lingkungan kampus.
3. Mentaati tata tertib lingkungan hidup sehari-hari di lingkungan mahasiswa
masing-masing.
4. Menghindari pertengkaran atau adu fisik karena masing-masing merasa
dirinya benar.
F. KESIMPULAN
1. HAM adalah hak yang telah dimiliki seseorang sejak ia ada di dalam
kandungan.
2. HAM dalam Islam didefinisikan sebagai hak yang dimiliki oleh individu
dan kewajiban bagi negara dan individu tersebut untuk menjaganya.
3. Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme pemerintahan negara yang
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
4. Demokrasi menurut islam dapat
diartikan
seperti
musyawarah,
18
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, M Syafii. 1995. Pemikiran dan Aksi Islam Indonesia. Paramadina,
Jakarta.
Gauhar, Altaf. 1982. Ayub Khan.
Iqbal, Muhammad. 2004. The Reconstruction of Religious Thought in Islam.
Adam Publishers and Distributors.
Khairazi, Fauzan. 2015. Implementasi Demokrasi dan Hak Asasi Manusia.
Jurnal Inovatif. Vol. 8. No. 1. Hlm. 72-94
Kosasih, Ahmad. 2003. HAM dalam Perspektif Islam. Salemba Diniyah, Jakarta.
Saleh, Sarbaini. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Citra Pustaka Media.
Tasar, Mohd. 2014. Demokrasi dalam Islam. Jurnal JIPSA. Vol. 14. No. 1.
19