Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

ANATOMI FISIOLOGI TUMBUHAN

TRANSPIRASI

DISUSUN OLEH :

NAMA : SYAVIRA INDRIYANI

NIM : F1071171035

KELAS : VA2

PRODI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
ABSTRAK

Transpirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke atmosfer


dalam bentuk uap air. Hal ini dapat terjadi pada semua bagian tumbuhan, terutama
pada permukaan daun. Transpirasi dari permukaan daun terutama sekali berlangsung
melalui stomata disebut juga transpirasi stomata, tetapi ada pula yang melalui
kutikula ( transpirasi kutikula ). Transpirasi dapat dipengaruhi oleh faktor dalam dan
lingkungan. Faktor dalam mempengaruhi transpirasi adalah jumlah dan letak stomata,
tebal dan tipis permukaaan daun, tebal dan tipisnya kutikula. Sedangkan faktor
lingkungan yang mempengaruhi transpirasi adalah cahaya, suhu, kelembaban uadara,
angin dan kandungan air tanah. Oleh sebab itu, dengan melakukan pengamatan pada
tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.) dapat diketahui kecepatan transpirasi
daun dengan mengukur kecepatan absorpsi airnya menggunakan metode fotometer.
Pengamatan ini menggunakan bahan-bahan seperti tumbuhan pacar air (Impatiens
balsamina L.) air, dan vaselin. Selain itu digunakan pula peralatan laboratorium yang
mendukung praktikum ini antara lain fotometer, sumbat karet, silet, ember, dan kipas
angin. Pengamatan ini dilakukan dengan tiga perlakuan yaitu diletakkan pada meja
praktikum, diletakkan di depan kipas angin, dan diletakkan di bawah matahari terang
benderang (luar ruangan). Bagian basal tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.)
dipotong dan secepatnya diletakkan didalam air, kemudian fotometer diisi dengan air
hingga penuh. Kemudian tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.) yang telah
dipotong tadi dimasukkan kedalam lubang sumbat karet kemudian dimasukkan
kedalam fotometer. Lalu olesi vaselin di bagian antara tanaman dengan sumbat.
Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh hasil dari perlakuan cahaya yaitu sebesar
0,0040 mm/s. Pada perlakuan didepan kipas angin diperoleh hasil kecepatan sebesar
0,0010 mm/s dan pada Perlakuan terakhir diruangan tertutup yaitu sebesar 0 mm/s.
Berdasarkan hasil pengamtan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semakin
banyak stomata yang tertutup (oleh vaselin) maka transpirasi semakin lambat.
Kata Kunci: pacar air (Impatiens balsamina L.), Fotometer, Transpirasi

ABSTRACT

Transpiration is a process of losing water from plants into the atmosphere in the form
of water vapor. This can occur in all parts of the plant, especially on the leaf surface.
Transpiration from the leaf surface mainly takes place through the stomata, also
called stomatal transpiration, but some are through the cuticle (cuticle transpiration).
Transpiration can be influenced by internal and environmental factors. Factors
affecting transpiration are the number and location of stomata, the thickness and
thickness of leaf surfaces, the thickness and thickness of the cuticles. Whereas
environmental factors that influence transpiration are light, temperature, humidity,
wind and soil water content. Therefore, by observing water hyacinth plants
(Impatiens balsamina L.) the velocity of leaf transpiration can be determined by
measuring the water absorption rate using the photometer method. This observation
uses materials such as water hyacinth plants (Impatiens balsamina L.) water, and
vaseline. Besides that, laboratory equipment that supports this practicum is also used,
such as photometer, rubber plug, razor blade, bucket, and fan. This observation was
carried out with three treatments namely placed on the practicum table, placed in
front of the fan, and placed under the bright sunlight (outdoor). The basal part of the
water hyacinth plant (Impatiens balsamina L.) is cut and immediately placed in water,
then the photometer is filled with water to the brim. Then the water hyacinth plant
(Impatiens balsamina L.) which has been cut off is inserted into the hole of the rubber
plug and then inserted into the photometer. Then spread vaseline in the section
between plants with plugs. Based on observations obtained by the results of light
treatment that is equal to 0.0040 mm / s. In the treatment in front of the fan the
velocity results obtained are 0.0010 mm / s and in the last treatment in a closed room
that is equal to 0 mm / s. Based on the results of the observations that have been made
it can be seen that the more stomata covered (by vaselin), the slower the transpiration.

Keywords: water girlfriend (Impatiens balsamina L.), photometer, transpiration

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sel hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata


dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuh-
tumbuhan. Sel-sel hidup itu berada dalam keadaan turgid dan sedang dan sedang
bertranspirasi dilapisi oleh lapisan tipis air yang diperoleh dari dalam sel. Sebalikya,
persediaan air ini diperoleh dengan cara translokasi air dan unsur-unsur penghantar
dari akar melalui xilem. Akar-akar pohon tersebut memperoleh air dengan cara
mengabsorpsi melalui permukaan yang berhubungan dengan air di dalam tanah.
Seluruh proses ini digerakkan oleh energi yang diberikan pada daun dan batang-
batang pada tanaman tersebut. Tumbuhan, seperti juga hewan memiliki adaptasi
evolusioner dalam bentuk respons fisiologis terhadap perubahan jangka pendek.
Misalnya jika daun pada tumbuhan mengalami kekurangan air, daun-daun akan
menutup stomata, yang merupakan lubang kecil dipermukaan daun tersebut. Respons
darurat ini akan membantu tumbuhan menghemat air dengan cara mengurangi
transpirasi, yaitu hilangnya air dari daun melalui penguapan

Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air prosesnya disebut
dengan transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan
kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara suatu species dan species yang
lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel.
Disamping mengeluarkan air dalam bentuk uap, tumbuhan dapat pula mengeluarkan
air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut dengan gutasi dengan melalui
alat yang disebut dengan hidatoda yaitu suatu lubang yang terdapat pada ujung urat
daun yang sering kita jumpai pada species tumbuhan tertentu. Sehubungan dengan
transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah
daun, karena pada daunlah kita menjumpai stomata paling banyak. Transpirasi
penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu meningkatkan laju
angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum
di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga
antar sel yang ada dalam daun.

Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap melalui
stomata. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan. Transpirasi dapat
terjadi melalui kutikula, stomata, ataupun lentisel. Sebagian besar transpirasi terjadi
pada stomata di dalam daun karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh
tanaman sebagian besar melalui daun. Transpirasi mempunyai arti penting bagi
tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-
garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan
penggunaan sinar matahari, kenaikan temperature yang diterima tanaman digunakan
untuk penguapan air. Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan
tempatnya,yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata.
Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. Proses transpirasi
pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari
permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun
merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel
biasanya lebih besar dari pada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak
molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah
yang masuk per satuan waktu, dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan
demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.

Dalam pengamatan ini, kita dapat mengetahui kecepatan transpirasi yang


kebanyakan terjadi pada permukaan daun. Dengan cara menghitung kecepatan
transpirasi yang terjadi pada daun tersebut. Transpirasi dapat terjadi pada kutikula,
stomata, dan lentisel. Jumlah air yang dikeluarkan melalui transpirasi pada setiap
tumbuhan tidak sama dan tergantung pada banyak faktor. Transpirasi dipengaruhi
baik oleh faktor luar maupun faktor dalam.

B. DASAR TEORI

Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh-tumbuhan dalam bentuk uap


melalui stomata, kutikula atau lentisel. Ada dua tipe transpirasi, yaitu (1) transpirasi
kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis;
dan (2) transpirasi stomata, yang dalam hal ini kehilangan air berlangsung melalui
stomata. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis
tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10 persen atau kurang dari jumlah air
yang hilang melalui daun-daun. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang
melalui daun-daun (Wilkins, 1989).

Kecepatan transpirasi berbeda-beda tergantung kepada jenis tumbuhannya.


Bermacam cara untuk mengukur besarnya transpirasi, misalnya dengan menggunakan
metode penimbangan. Sehelai daun segar atau bahkan seluruh tumbuhan beserta
potnya ditimbang. Setelah beberapa waktu yang ditentukan, ditimbang lagi. Selisih
berat antara kedua penimbangan merupakan angka penunjuk besarnya transpirasi.
Metode penimbangan dapat pula ditujukan kepada air yang terlepas, yaitu dengan
cara menangkap uap air yang terlepas dengan dengan zat higroskopik yang telah
diketahui beratnya. Penambahan berat merupakan angka penunjuk besarnya
transpirasi (Tjitrosoepomo, 1998).
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya
panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan air dan
penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu, melalui proses
transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan
fotosintesis agar kelangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin (Sitompul, 1995).

Transpirasi juga merupakan proses yang membahayakan kehidupan


tumbuhan, karena kalau transpirasi melampaui penyerapan oleh akar, tumbuhan dapat
kekurangan air. Bila kandungan air melampaui batas minimum dapat menyebabkan
kematian. Transpirasi yang besar juga memaksa tumbuhan mengedakan penyerapan
banyak, untuk itu diperlukan energi yang tidak sedikit. Kegiatan transpirasi
dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam maupun faktor luar. Yang terhitung
sebagaio faktor dalam adalah besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapis lilin
atau tidaknya stomata. Hala-hal ini semua mempengaruhi kegiatan trasnpirasi pada
tumbuhan (Salisbury, 1992).

Kegiatan transpirasi secara langsung oleh tanaman dipandang lansung sebagai


pertukan karbon dan dalam hal ini transpirasi sangat penting untuk pertumbuhan
tanaman yang sedaang tumbuh menentukan banyak air jauh lebih banyak daripada
jumlah terhadap tanaman itu sendiri kecepatan hilangnya air tergantung sebagian
besar pada suhu kelembapan relatif dengan gerakan udara. Pengangkutan garam-
garam mineral dari akar ke daun terutama oleh xylem dan secepatnya mempengaruhi
oleh kegiatan transpirasi. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan, akan
tetapi istilah penguapan tidak digunakan pada makhluk hidup. Sebenarnya seluruh
bagian tanaman mengadakan transpirasi karena dengan adanya transpirasi terjadi
hilangnya molekul sebagian besar adalah lewat daun hal ini disebabkan luasnya
permukaan daun dan karena daun-daun itu lebih terkena udara dari pada bagian lain
dari suatu tanaman (Lakitan, 2007).
Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel penjaga meningkat
(Dartius, 1991). Peningkatan tekanan turgor oleh sel penjaga disebabkan oleh
masuknya air kedalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air antar sel akan selalu dari
sel yang mempunyai potensi air lebih tinggike sel engan potensi lebih rendah. Tinggi
rendahnya potensi air sel tergantung pada jumlah bahan yang terlarut dari cairan
tesebut, semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi yang terjadi pada sel
semakin rendah (Heddy, 1990).

Menurut Gardner (1991) Faktor internal yang mempengaruhi proses transpirasi


antara lain:

1. Penutupan Stomata. Dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang
lebih banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masing-
masing satuan penambahan pelebaran stomata. Banyak faktor yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata, yang paling berpengaruh
adalah tingkat cahaya dan kelembaban.

2. Jumlah dan Ukuran Stomata. Kebanyakan daun tanaman yang produktif


mempunyai banyak stomata pada kedua sisi daunnya. Jumlah dan ukuran
stomata yang dipengaruhi oleh genotip dan lingkungan.

3. Jumlah Daun. Makin luas daerah permukaan daun,makin besar transpirasi.

4. Penggulungan atau Pelipatan Daun. Banyak tanaman yang mempunyai


mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila
perairan terbatas.

5. Kedalaman dan Proliferasi Akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan


ketersediaan air dan proliferasi akar meningkatkan pengambilan air dari suatu
satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan tanaman.
Menurut Kimball (1983) dengan menggunakan potometer, mungkinlah menelaah
pengaruh berbagai faktor luar/lingkungan terhadap laju transpirasi.

1. Tumbuhan jauh lebih cepat bertranspirasi bilamana terbuka terhadap cahaya


dibandingkan dengan dalam gelap. Hal ini terutama karena cahaya
mendorong/merangsang tumbuhanya stomata dan sangat meningkatkan
pemindahan udara berisikan uap air dari ruang-ruang udara lapisan bunga
karang keluar. Cahaya juga berperan dalam meningkatkan transpirasi dengan
menghangatkan daun.

2. Tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu tinggi. Pada suhu 30°C daun
dapat bertranspirasi tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan suhu 20°C. Hal
ini disebabkan air menguap lebih cepat pada suhu tinggi, serta meningkatkan
kelembapan udara dalam ruang udara dibandingkan dengan kelembapan udara
luar.

3. Laju transpirasi juga di pengaruhi oleh kelembapan nisbi udara sekitar


tumbuhan. Laju difusi setiap substansi menurun karena perbedaan konsentrasi
substansi dalam kedua daerah tersebut.

4. Adanya angin lembut juga meningkatkan laju transpirasi. Jika ada hembusan
angin lembut, udara lembab itu terbawa dan digantikan oleh udara segar yang
lebih kering.

5. Air tanah. Tumbuhan tidak dapat terus bertranspirasi dengan cepat jika
kelembapan yang hilang tidak digantikan oleh air segar dari tanah. Bila
penyerapan air oleh akar tidak dapat mengimbangi laju transpirasi, maka
terjadi kekurangan turgor dan stomata pun menutup. Hal ini dapat mengurangi
laju transpirasi.

Menurut Lakitan,B (1993) Transpirasi mempunyai manfaat bagi tanaman antara lain:

1. Meningkatkan daya isap daun padapenyerapan air.

2. Mengurangi jumlah air dalam tumbuhan jika terjadi penyerapan yang


berlebihan.

3. Mempercepat laju pengangkutan dan penyerapan unsur hara melalui


pembuluh xylem.

4. Menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal.

5. Sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu.

6. Pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel.

7. Pengangkutan asimilat.

8. Pengaturan bukaan stomata.

C. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan pengertian transpirasi!

2. Jelaskan faktor yang mempengaruhi transpirasi!

3. Jelaskan cara kerja dan hasil pengamatan pada percobaan transpirasi!


4. Jelaskan adanya perbedaan kecepatan transpirasi pada perlakuan yang
berbeda!

5. Jelaskan apa fungsi vaselin pada percobaan transpirasi!

6. Jelaskan fungsi dari fotometer!

D. TUJUAN

1. Menjelaskan pengertian transpirasi!

2. Menjelaskan faktor yang mempengaruhi transpirasi!

3. Menjelaskan cara kerja dan hasil pengamatan pada percobaan transpirasi!

4. Menjelaskan adanya perbedaan kecepatan transpirasi pada perlakuan yang


berbeda!

5. Menjelaskan apa fungsi vaselin pada percobaan transpirasi!

6. Menjelaskan fungsi dari fotometer!

BAB II

METODOLOGI

Praktikum mengenai transpirasi, dilaksanakan pada tanggal 22 oktober 2019


di laboratorium pendidikan biologi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan,
universitas tanjungpura pontianak, pukul 12.30 WIB. Adapun alat dan bahan yang
digunakan saat praktikum ini, yaitu Alat yang digunakan berupa fotometer, sumbat
karet berlubang, silet, dan ember kotak plastik. Sedangkan bahan yang digunakan
berupa tumbuhan pacar air, air, dan vaselin.

Langkah kerja pada praktikum ini yaitu pertama dipilihlah tumbuhan pacar air
dengan batang yang kokoh. Dipotonglah batang basal dan secepatnya letakkan dalam
air. Kemudian ujung batang tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.) dimasukkan
ke dalam sumbat karet berlubang hingga tidak bergerak tetapi tidak sampai patah.
Setelah itu, fotometer diisi dengan air. Caranya dengan merendam fotometer dalam
air hingga semuanya terisi air dan tidak ada gelembung air didalamnya. Lalu sumbat
karet (yang telah terisi oleh tanaman pacar air) disisipkan ke dalam fotometer (masih
dalam air). Dengan memegang gelas fotometer saat sumbat karet dimasukkan, hati-
hati jangan sampai pecah. Perlahan-lahan mulai diangkat seluruh sistem fotometer
dari air dan tempat pada penyokongnya dan mengoleskan bagian antara tanaman dan
lubang pada sumbat karet dengan vaselin. Tanaman pacar air dibiarkan sebentar untuk
bertranspirasi sampai ada gelembung pada ujung tabung fotometer. Kemudian ujung
tabung fotometer ditempatkan kedalam beaker glass. Saat gelembung memasuki
daerah berskala pada tabung, mulailah menyiapkan catatan dengan menghitung jarak
yang ditempuh oleh gelembung persatuan waktu. Setelah itu kecepatan transpirasi
diukur minimal 3 kali dalam kondisi, yaitu: pada meja praktikum, didepan kipas
angin, dan dibawah matahari terang benderang. Untuk pengukuran terakhir (bawah
matahari), bagian atas lamina pacar air diolesi dengan vaselin lalu diukur kembali
dibawah matahari terang dengan tiga kali pengamatan. Kemudian mengolesi bagian
bawah lamina pacar air dengan vaselin dan diukur kembali di bawah matahari terang
benderang. Yang terakhir menganalisa data dan membandingkan kecepatan
transpirasi diantara 3 kondisi: meja praktikum, dengan kipas angin dan matahari
terang benderang. Lalu membandingkan transpirasi diantara daun tanpa dan dengan
vaselin baik atas maupun keduanya dibawah cahaya matahari.
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

Tabel Pengamatan Kecepatan Transpirasi

Kondisi Perlakuan Waktu Jarak Kecepatan


Transpirasi
(mm³)
(vs/t) (mm³/s)

Di suhu 1 300 s 0,01 ml = 10 0,03 (mm³/s)


ruangan (mm³)

2 300 s 0,045 ml = 45 0,15 (mm³/s)


(mm³)

3 300 s 0,08 ml = 80 0,26 (mm³/s)


(mm³)

Rata-rata 0,14 (mm³/s)

Di depan 1 300 s 0,01 ml = 10 0,03 (mm³/s)


kipas angin (mm³)

2 300 s 0,04 ml = 40 0,13 (mm³/s)


(mm³)

3 300 s 0,07 ml = 70 0,23 (mm³/s)


(mm³)

Rata-rata 0,13 (mm³/s)


Di bawah Tanpa 300 s 0,01 ml = 10 0,03 (mm³/s)
sinar vaselin (mm³)
matahari Bagian 300 s 0,03 ml = 30 0,1 (mm³/s)
atas daun (mm³)
ditambah
vaselin

Bagian 300 s - -
bawah
daun
ditambah
vaselin

Rata-rata 0,043 (mm³/s)

B. PEMBAHASAN

Transpirasi ialah suatu proses kehilangan air dari tumbuh-tumbuhan ke


atmosfer dalam bentuk uap air. Air diserap dari akar ke rambut tumbuhan dan air itu
kemudian diangkut melalui xilem ke semua bagian tumbuhan khususnya daun. Bukan
semua air digunakan dalam proses fotosintesis. Air yang berlebihan akan disingkirkan
melalui proses transpirasi. Jika kadar kehilangan air melalui transpirasi melebihi
kadar pengambilan air tumbuhan tersebut, pertumbuhan pokok akan terhalang.
Akibat itu, mereka yang mengusahakan pernanaman secara besar-besaran mungkin
mengalami kerugian yang tinggi jika mengabaikan faktor kadar transpirasi tumbuh-
tumbuhan.

Sebagian besar transpirasi berlangsung melalui stomata sedang melalui


kutikula daun dalam jumlah yang lebih sedikit. Transpirasi terjadi pada saat
tumbuhan membuka stomatanya untuk mengambil karbondioksida dari udara untuk
berfotosintesis. Lebih dari 20 % air yang diambil oleh akar dikeluarkan ke udara
sebagai uap air. Sebagian besar uap air yang transpirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi
berasal dari daun selain dari batang, bunga dan buah. Manfaat transpirasi untuk
membantu penyerapan mineral dari tanah dan menghilangkan panas pada daun.

Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air mumi, melawan


gaya gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada di
bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh teriknya
panas matahari karena melalui proses transirasi , terjadi penguapan air dan penguapan
akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu , melalui proses transpirasi,
tanaman juga akan terus mendapatkan air yang cukup untuk melakukan fotosintesis
agar kelangsungan hidup tanaman dapat terus terjamin.

Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternl.

Faktor internal yang mempengaruhi transpirasi adalah:

1. Penutupan stomata: Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena


kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasiyang
terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak
pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk
masing-masing satuan penambahan lebar stomata. Faktor utama yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan
adalah tingkat cahaya dan kelembapan.

2. Jumlah dan ukuran stomata: Jumlah dan ukuran stomata dipengaruhi oleh
genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.

3. Jumlah daun: Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4. Penggulungan atau pelipatan daun: Banyak tanaman mempunyai mekanisme
dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan
air terbatas.

5. Kedalaman dan proliferasi akar: Ketersedian dan pengambilan kelembapan


tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan
proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan
air,dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah) meningkatkan
pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan
permanen.

Faktor eksternal yang mempengaruhi transpirasi antara lain:

1. Kelembaban: Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata
terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi
molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi molekul
uap air di udara.

2. Suhu: Adanya kenaikan suhu akan meningkatkan penguapan air. Dalam hal ini
akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis
mempengaruhi pembukaan stomata.

3. Cahaya: Cahaya mempengaruhi laju transpirasi melalui dua cara pertama


cahaya akan mempengaruhi suhu daun sehingga dapat mempengaruhi aktifitas
transpirasi dan yang kedua dapat mempengaruhi transpirasi melalui
pengaruhnya terhadap buka-tutupnya stomata.

4. Angin: Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling


bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin menyapu uap air hasil transpirasi
sehingga angin menurunkan kelembapan udara diatas stomata, sehingga
meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin menyapu daun, maka
akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan hal ini dapat
menurunkan tingkat transpirasi.

5. Kandungan air tanah: Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air
tanah dan laju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air
ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut
menyebabkan defisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar,
pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun
sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah kedalam akar
menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun
dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut.

Laju transpirasi paling tinggi terdapat pada di suhu ruang dengan rata-rata
kecepatan transpirasinya sebesar 0,14 (mm³/s). Pada suhu ruang banyak faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya transpirasi walaupun tidak ada cahaya matahari
namun fakton lain dapat memperlambat atau mempercepat transpirasi. Dalam suhu
ruang temperatur udara akan mempengaruhi kelembaban relatif di sekitar daun.
Semakin tinggi suhu, biasanya akan menyebabkan kelembaban relatif udara menjadi
semakin rendah, sehingga akan mengakibatkan perbedaan tekanan uap air di dalam
rongga daun dengan di udara menjadi makin besar yang akhirnya dapat
menimngkatkan laju transpirasi. Sebaliknya, semakin rendah suhu, kelembaban
relatifnya menjadi semakin tinggi sehingga perbedaan tekanan uap air di udara
menjadi semakin kecil yang akhirnya menyebabkan laju transpirasi menurun.

Pada perlakuan didepan kipas angin diperoleh hasil rata-rata kecepatan


transpirasi sebesar 0,13 mm³/s, karena menurut Loveless, (1991) Angin mempunyai
pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Angin
menyapu uap air hasil transpirasi sehingga angin menurunkan kelembanan udara
diatas stomata, sehingga meningkatkan kehilangan neto air. Namun jika angin
menyapu daun, maka akan mempengaruhi suhu daun. Suhu daun akan menurun dan
hal ini dapat menurunkan tingkat transpirasi

Laju transpirasi tertinggi dari perlakuan cahaya Matahari adalah pada


perlakuan dibawah sinar matahari langsung dengan bagian atas daun ditambah
vaselin yaitu sebesar 0,1 mm³/s . Hal ini tidak sesuai dengan literatur Salisbury dan
Ross (1995) yang menyatakan bahwa cahaya yang banyak dapat menyebabkan
membuka dan menutupnya stomata sehingga akan memepercepat laju transpirasi dan
sebaliknya. Namun pada tiga perlakuan tanpa vaselin, bagian atas daun ditambah
vaselin dan bagian bawah daun ditambah vaselin seharusnya yang tanpa vaselin
mempunyai laju transpirasi yang tinggi karena semakin banyak permukaan daun yang
dioleskan vaselin dipermukaaan daun tersebut maka laju transpirasi jauh lebih lambat
dibanding perlakuan lainnya. Dengan adanya penambahan vaselin, maka akan
menghambat pembukaan stomata. Semakin sedikit jumlah stomata yang terbuka,
maka laju transpirasi semakin berkuran karena tidak adanya faktor penghalang
cahaya yang dapat menghambat radiasi surya (matahari) dimana cahaya matahari
sangat mempengaruhi laju transpirasi. Berdasarkan literature Gardner (1991) bahwa
sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak
tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika
stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan
kehilangan air ini lebih sedikit untuk masing-masing satuan penambahan lebar
stomata. Kesalahan ini dikarenakan praktikan kurang teliti kembali dalam melakukan
praktikum.

Jika dibandingkan dari ketiga perlakuan maka kecepatan transpirasinya


diperlakuan di bawah sinar matahari lebih lambat dibandingkan kedua perlakuan
lainnya. Hal ini tidak sesuai dengan literatur karena adanya faktor luar yang
mempengaruhinya yaitu berupa angin dan cahaya sinar matahari, seharusnya pada
suhu ruang kecepatan transipirasinya lebih cepatt dibandingkan kedua perlakuan.
Menurut Lakitan, (2007) bahwa angin dapat mempengaruhi laju transpirasi. Angin
dapat memacu laju transpirasi jika udara yang bergerak melewati permukaan daun
tersebut lebih kering (kelembaban nisbinya lebih rendah) dari udara disekitar
tumbuhan tersebut.

Dengan adanya penambahan vaselin, maka akan menghambat pembukaan


stomata. Semakin sedikit jumlah stomata yang terbuka, maka laju transpirasi semakin
berkuran karena tidak adanya faktor penghalang cahaya yang dapat menghambat
radiasi surya (matahari) dimana cahaya matahari sangat mempengaruhi laju
transpirasi. Semakin banyak vaselin dioleskan pada permukaan daun maka transpirasi
pun makin terhambat dikarena stomata tertutup. Dalam praktikum ini juga digunakan
salah satu alatnya yaitu fotometer. Fotometer adalah alat untuk mengukur kecepatan
penguapan air melalui daun secara kuantitatif.

KESIMPULAN

Dari praktikum ini dapat disimpilkan bahwa :

1. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan dalam bentuk uap dari
jaringan, ini dapat saja terjadi tumbuhan melalui stomata.

2. Faktor internal yang mempengaruhi transpirasi yaitu penutupan stomata,


jumlah dan ukuran stomata, jumlah Daun, penggulungan atau pelipatan daun,
kedalaman dan proliferasi Akar, sedangkan faktor eksternal yang
mempengaruhi transpirasi yaitu Kelembapan, Temperatur, Sinar matahari,
Angin, Ketersedian air tanah

3. Dari praktikum yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa laju


transpirasi tertinggi dari perlakuan cahaya adalah pada perlakuan bagian atas
daun ditambah vaselin 0,1 mm³/s. Pada perlakuan didepan kipas angin
diperoleh hasil kecepatan dengan rata-rata sebesar 0,13 mm³/s , karena angin
mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju
transpirasi dan pada perlakuan terakhir yaitu di suhu ruang dimana keadaan
sekitar tidak ada cahaya matahari terang dan kelajuan angin yang bermakana.
Laju transpirasi rata-ratanya sebesar 0,14 mm³/s, hal ini tidak sesuai dengan
literatur yang seharusnya laju transpirasinya adalah 0 mm³/s karena
disebabkan adanya faktor penghalang yang dapat mempengaruhi laju
transpirasi dan faktor yang dapat mempercepat tranpirasi.

4. Dibandingkan dari ketiga perlakuan maka kecepatan transpirasinya


diperlakuan di bawah sinar matahari lebih lambat dibandingkan kedua
perlakuan lainnya.

5. Fungsi penambahan vaselin untuk menghambat pembukaan stomata.

6. Fotometer adalah alat untuk mengukur kecepatan penguapan air melalui daun
secara kuantitatif.

DAFTAR PUSTAKA

Gardner, Et All. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Jakarta : UI Press.

Heddy, S. 1990. Biologi Pertanian. Jakarta. Rajawali Press

Kimball, J.W, 1983. Biologi Edisi kelima, jilid 2. Bogor : institut pertanian bogor.
Lakitan, B., 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada.

Lakitan, B., 1993. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.

Salisbury, F. B. dan C. W. Ross.1992. Fisiologi Tumbuhan. Bandung : ITB

Sitompul,S.M. dan Guritno, B. 1995. Pertumbuhan Tanaman. Yogyakarta. UGM

Press

Tjitrosoepomo, H.S. 1998. Botani Umum. Yogyakarta. UGM. Press

Wilkins, M.B. 1989. Fisiologi Tanaman. Jakarta. Bumi Aksara

LAMPIRAN

Rumus

Laju transpirasi (v) = jarak pergerakan gelembung pada fotometer(s)


Waktu yang digunakan untuk transpirasi

Kondisi Suhu Ruang


Perlakuan 1 : v = (10 mm³)/(300 s)

= 0,03 mm³/s

Perlakuan 2 : v = (45 mm³)/(300 s)

= 0,15 mm³/s

Perlakuan 3 : v = (30 mm³)/(300 s)

= 0,26 mm³/s

Kondisi di depan kipas angin

Perlakuan 1 : v = (10 mm³)/(300 s)

= 0,03 mm³/s

Perlakuan 2 : v = (40 mm³)/(300 s)

= 0,13 mm³/s

Perlakuan 3 : v = (70 mm³)/(300 s)

= 0,23 mm³/s

Kondisi di bawah sinar matahari

Tanpa vaselin : v = (10 mm³)/(300 s)

= 0,03 mm³/s

Bagian atas daun : v = (30 mm³)/(300 s)

ditambah vaselin

= 0,1 mm³/s
DOKUMENTASI PRAKTIKUM TRANSPIRASI

Di suhu ruangan

Di suhu ruangan

Di bawah sinar matahari

Anda mungkin juga menyukai