TRANSPIRASI
DISUSUN OLEH :
NIM : F1071171035
KELAS : VA2
ABSTRACT
Transpiration is a process of losing water from plants into the atmosphere in the form
of water vapor. This can occur in all parts of the plant, especially on the leaf surface.
Transpiration from the leaf surface mainly takes place through the stomata, also
called stomatal transpiration, but some are through the cuticle (cuticle transpiration).
Transpiration can be influenced by internal and environmental factors. Factors
affecting transpiration are the number and location of stomata, the thickness and
thickness of leaf surfaces, the thickness and thickness of the cuticles. Whereas
environmental factors that influence transpiration are light, temperature, humidity,
wind and soil water content. Therefore, by observing water hyacinth plants
(Impatiens balsamina L.) the velocity of leaf transpiration can be determined by
measuring the water absorption rate using the photometer method. This observation
uses materials such as water hyacinth plants (Impatiens balsamina L.) water, and
vaseline. Besides that, laboratory equipment that supports this practicum is also used,
such as photometer, rubber plug, razor blade, bucket, and fan. This observation was
carried out with three treatments namely placed on the practicum table, placed in
front of the fan, and placed under the bright sunlight (outdoor). The basal part of the
water hyacinth plant (Impatiens balsamina L.) is cut and immediately placed in water,
then the photometer is filled with water to the brim. Then the water hyacinth plant
(Impatiens balsamina L.) which has been cut off is inserted into the hole of the rubber
plug and then inserted into the photometer. Then spread vaseline in the section
between plants with plugs. Based on observations obtained by the results of light
treatment that is equal to 0.0040 mm / s. In the treatment in front of the fan the
velocity results obtained are 0.0010 mm / s and in the last treatment in a closed room
that is equal to 0 mm / s. Based on the results of the observations that have been made
it can be seen that the more stomata covered (by vaselin), the slower the transpiration.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air prosesnya disebut
dengan transpirasi. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan
kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara suatu species dan species yang
lainnya. Transpirasi dilakukan oleh tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel.
Disamping mengeluarkan air dalam bentuk uap, tumbuhan dapat pula mengeluarkan
air dalam bentuk tetesan air yang prosesnya disebut dengan gutasi dengan melalui
alat yang disebut dengan hidatoda yaitu suatu lubang yang terdapat pada ujung urat
daun yang sering kita jumpai pada species tumbuhan tertentu. Sehubungan dengan
transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini adalah
daun, karena pada daunlah kita menjumpai stomata paling banyak. Transpirasi
penting bagi tumbuhan karena berperan dalam hal membantu meningkatkan laju
angkutan air dan garam mineral, mengatur suhu tubuh dan mengatur turgor optimum
di dalam sel. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel-sel mesofil kerongga
antar sel yang ada dalam daun.
Transpirasi adalah hilangnya air dari tubuh tanaman dalam bentuk uap melalui
stomata. Transpirasi pada hakikatnya sama dengan penguapan. Transpirasi dapat
terjadi melalui kutikula, stomata, ataupun lentisel. Sebagian besar transpirasi terjadi
pada stomata di dalam daun karena hilangnya molekul-molekul air dari tubuh
tanaman sebagian besar melalui daun. Transpirasi mempunyai arti penting bagi
tanaman. Transpirasi pada dasarnya suatu penguapan air yang membawa garam-
garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan
penggunaan sinar matahari, kenaikan temperature yang diterima tanaman digunakan
untuk penguapan air. Transpirasi dibedakan menjadi tiga macam berdasarkan
tempatnya,yaitu transpirasi kutikula, transpirasi lentikuler, transpirasi stomata.
Hampir 97% air dari tanaman hilang melalui transpirasi stomata. Proses transpirasi
pada dasarnya sama dengan proses fisika yang terlibat dalam penguapan air dari
permukaan bebas. Dinding mesofil basah yang dibatasi dengan ruang antar sel daun
merupakan permukaan penguapan. Konsentrasi uap air dalam ruang antar sel
biasanya lebih besar dari pada udara luar. Manakala stomata terbuka, lebih banyak
molekul air yang akan keluar dari daun melalui stomata dibandingkan dengan jumlah
yang masuk per satuan waktu, dengan jumlah yang masuk per satuan waktu, dengan
demikian tumbuhan tersebut akan kehilangan air.
B. DASAR TEORI
1. Penutupan Stomata. Dengan terbukanya stomata lebih lebar, air yang hilang
lebih banyak tetapi peningkatan kehilangan air lebih sedikit untuk masing-
masing satuan penambahan pelebaran stomata. Banyak faktor yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata, yang paling berpengaruh
adalah tingkat cahaya dan kelembaban.
2. Tumbuhan bertranspirasi lebih cepat pada suhu tinggi. Pada suhu 30°C daun
dapat bertranspirasi tiga kali lebih cepat dibandingkan dengan suhu 20°C. Hal
ini disebabkan air menguap lebih cepat pada suhu tinggi, serta meningkatkan
kelembapan udara dalam ruang udara dibandingkan dengan kelembapan udara
luar.
4. Adanya angin lembut juga meningkatkan laju transpirasi. Jika ada hembusan
angin lembut, udara lembab itu terbawa dan digantikan oleh udara segar yang
lebih kering.
5. Air tanah. Tumbuhan tidak dapat terus bertranspirasi dengan cepat jika
kelembapan yang hilang tidak digantikan oleh air segar dari tanah. Bila
penyerapan air oleh akar tidak dapat mengimbangi laju transpirasi, maka
terjadi kekurangan turgor dan stomata pun menutup. Hal ini dapat mengurangi
laju transpirasi.
Menurut Lakitan,B (1993) Transpirasi mempunyai manfaat bagi tanaman antara lain:
7. Pengangkutan asimilat.
C. RUMUSAN MASALAH
D. TUJUAN
BAB II
METODOLOGI
Langkah kerja pada praktikum ini yaitu pertama dipilihlah tumbuhan pacar air
dengan batang yang kokoh. Dipotonglah batang basal dan secepatnya letakkan dalam
air. Kemudian ujung batang tanaman pacar air (Impatiens balsamina L.) dimasukkan
ke dalam sumbat karet berlubang hingga tidak bergerak tetapi tidak sampai patah.
Setelah itu, fotometer diisi dengan air. Caranya dengan merendam fotometer dalam
air hingga semuanya terisi air dan tidak ada gelembung air didalamnya. Lalu sumbat
karet (yang telah terisi oleh tanaman pacar air) disisipkan ke dalam fotometer (masih
dalam air). Dengan memegang gelas fotometer saat sumbat karet dimasukkan, hati-
hati jangan sampai pecah. Perlahan-lahan mulai diangkat seluruh sistem fotometer
dari air dan tempat pada penyokongnya dan mengoleskan bagian antara tanaman dan
lubang pada sumbat karet dengan vaselin. Tanaman pacar air dibiarkan sebentar untuk
bertranspirasi sampai ada gelembung pada ujung tabung fotometer. Kemudian ujung
tabung fotometer ditempatkan kedalam beaker glass. Saat gelembung memasuki
daerah berskala pada tabung, mulailah menyiapkan catatan dengan menghitung jarak
yang ditempuh oleh gelembung persatuan waktu. Setelah itu kecepatan transpirasi
diukur minimal 3 kali dalam kondisi, yaitu: pada meja praktikum, didepan kipas
angin, dan dibawah matahari terang benderang. Untuk pengukuran terakhir (bawah
matahari), bagian atas lamina pacar air diolesi dengan vaselin lalu diukur kembali
dibawah matahari terang dengan tiga kali pengamatan. Kemudian mengolesi bagian
bawah lamina pacar air dengan vaselin dan diukur kembali di bawah matahari terang
benderang. Yang terakhir menganalisa data dan membandingkan kecepatan
transpirasi diantara 3 kondisi: meja praktikum, dengan kipas angin dan matahari
terang benderang. Lalu membandingkan transpirasi diantara daun tanpa dan dengan
vaselin baik atas maupun keduanya dibawah cahaya matahari.
BAB III
A. HASIL PENGAMATAN
Bagian 300 s - -
bawah
daun
ditambah
vaselin
B. PEMBAHASAN
Kegiatan transpirasi dipengaruhi banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor
eksternl.
2. Jumlah dan ukuran stomata: Jumlah dan ukuran stomata dipengaruhi oleh
genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3. Jumlah daun: Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4. Penggulungan atau pelipatan daun: Banyak tanaman mempunyai mekanisme
dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan
air terbatas.
1. Kelembaban: Bila daun mempunyai kandungan air yang cukup dan stomata
terbuka, maka laju transpirasi bergantung pada selisih antara konsentrasi
molekul uap air di dalam rongga antar sel di daun dengan konsentrasi molekul
uap air di udara.
2. Suhu: Adanya kenaikan suhu akan meningkatkan penguapan air. Dalam hal ini
akan sangat mempengaruhi tekanan turgor daun dan secara otomatis
mempengaruhi pembukaan stomata.
5. Kandungan air tanah: Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air
tanah dan laju absorbsi air di akar. Pada siang hari biasanya air
ditranspirasikan lebih cepat dari pada penyerapan dari tanah. Hal tersebut
menyebabkan defisit air dalam daun sehingga terjadi penyerapan yang besar,
pada malam hari terjadi sebaliknya. Jika kandungan air tanah menurun
sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah kedalam akar
menjadi lambat. Hal ini cenderung untuk meningkatkan defisit air pada daun
dan menurunkan laju transpirasi lebih lanjut.
Laju transpirasi paling tinggi terdapat pada di suhu ruang dengan rata-rata
kecepatan transpirasinya sebesar 0,14 (mm³/s). Pada suhu ruang banyak faktor yang
dapat mempengaruhi terjadinya transpirasi walaupun tidak ada cahaya matahari
namun fakton lain dapat memperlambat atau mempercepat transpirasi. Dalam suhu
ruang temperatur udara akan mempengaruhi kelembaban relatif di sekitar daun.
Semakin tinggi suhu, biasanya akan menyebabkan kelembaban relatif udara menjadi
semakin rendah, sehingga akan mengakibatkan perbedaan tekanan uap air di dalam
rongga daun dengan di udara menjadi makin besar yang akhirnya dapat
menimngkatkan laju transpirasi. Sebaliknya, semakin rendah suhu, kelembaban
relatifnya menjadi semakin tinggi sehingga perbedaan tekanan uap air di udara
menjadi semakin kecil yang akhirnya menyebabkan laju transpirasi menurun.
KESIMPULAN
1. Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan dalam bentuk uap dari
jaringan, ini dapat saja terjadi tumbuhan melalui stomata.
6. Fotometer adalah alat untuk mengukur kecepatan penguapan air melalui daun
secara kuantitatif.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, J.W, 1983. Biologi Edisi kelima, jilid 2. Bogor : institut pertanian bogor.
Lakitan, B., 2007. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Press
LAMPIRAN
Rumus
= 0,03 mm³/s
= 0,15 mm³/s
= 0,26 mm³/s
= 0,03 mm³/s
= 0,13 mm³/s
= 0,23 mm³/s
= 0,03 mm³/s
ditambah vaselin
= 0,1 mm³/s
DOKUMENTASI PRAKTIKUM TRANSPIRASI
Di suhu ruangan
Di suhu ruangan