Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

KAPITA SELEKTA IPA:SISTEM PERNAPASAN MANUSIA DAN HEWAN

DOSEN PENGAMPU: ABDUL HARIS

Di Susun:

Lalu Zulornaini Gaos Abdur Razak (210805047)


Sri Ismawati (210805017)
Miftahul Aolia (210805037)

INSTITUT PENDIDIAN NUSANTARA GLOBAL


PENDIDIKAN GURU ILMU PENGETAHUAN ALAM
TAHUN AADEMIK 2021/2022

i|Sains_21
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Azza wa Jalla, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pendidikan Pesantren”
ini tepat pada waktunya.
Dalam penyelesaian makalah “KAPITA SELEKTA:PERNAPASAN HEWAN DAN
MANUSIA” ini, kami banyak mengalami kesulitan, terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu
pengetahuan yang menunjang. Namun, berkat bimbingan dan bantuan dari pihak lain, akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan. Karena itu, sudah sepantasnya kami mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah memberikan arahan dan bimbingan kepada kami setiap saat.
Terutama kepada bapak dosen yang telah membimbing dalam pembuatan makalah ini.
Dengan segala keterbatasan kami yakni bahwa makalah “KAPITA
SELEKTA:PERNAPASAN HEWAN DAN MANUSIA” ini masih banyak kekurangannya.
Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan kami terima dengan senang hati.
Pada Akhirnya kami berharap mudah-mudahan makalah ini bisa diterima dan bermanfaat bagi
para pembaca.

Praya, 10 April 2022

(Kelompok I)

ii | S a i n s _ 2 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ii

BAB 1 PENDAHULUAN ..........................................................................................................iii

A. LATAR BELAKANG ............................................................................................1


B. RUMUSAN MASALAH .......................................................................................1
C. TUJUAN ................................................................................................................1

BAB 2 PEMBAHASAN

A. PERNAPASAN PADA MANUSIA .......................................................................2


B. PERNAPASAN PADA HEWAN ...........................................................................2
C. PERBEDAAN PROSES RESPIRASI ANTARA MANUSIA DAN HEWAN ......5

BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN ......................................................................................................7

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................8

iii | S a i n s _ 2 1
BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Organ respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat O2 dapat berdifusi masuk dan
sebaliknya CO2 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada manusia dan hewan bervariasi
antara hewan dan manusia, ada yang berupa paru paru, insang, kulit, trakea, dan paru paru
buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai alat khusus sehingga oksigen
berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh, contohnya pada hewan bersel satu,
porifera, dan coelenterata.
Sistem respirasi dimulai nari nostril (lubang hidung/nares anterior), cavum nasi,
faring, laring, trakea, dan paru-paru. Pertukaran gas terjadi di dalam alveoli paru-paru dimana
darah kapiler alveoli berkontakan dengan udara melalui dinding alveoli yang sangat tipis.
Dalam pengaliran mulai dari nostril sampai alveoli, udara biasa dibersihkan, dilembabkan,
dihangatkan, dan volumenya diatur oleh nostril dan laring. Diafragma dan otot-otot respirasi
lain ikut mengatur volume respirasi melalui pembesaran dan penurunan ukuran cavum
thorakalis.

B. RUMUSAN MASALAH
Untuk rumusan masalah pada materi ini adalah:

1. Apakah alat-alat pernafsan pada manusia?


2. Bagaimana proses terjadinya respirasi pada manusia dan hewan?
3. Organ apa sajakah yang terlibat dalam proses respirasi ini?
4. Apakah yang membedakan antara respirasi hewan dan manusia?

C. TUJUAN
Dan untuk tujuannya yaitu meliputi:

1. Untuk mengetahui alat-alat pernafasan pada manusia;


2. Untuk mengetahui bagaimana proses terjadinya respirasi pada manusia dan hewan;
3. Untuk mengetahui organ apa saja yang terlibat di dalam proses respirasi;
4. Untuk mengetahui apa yang membedaan antara respirasi pada hewan dan manusia;

1|Sains_21
BAB 2 PEMBAHASAN

A. PERNAPASAN PADA MANUSIA


Bernapas merupakan salah satu ciri makhluk hidup yang sangat penting bagi
kelanjutan hidupnya. Bernapas yaitu proses menghirup oksigen dan mengeluarkan karbon
dioksida. Oksigen digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel untuk
menghasilkan energi. Proses tersebut disebut oksidasi biologi atau respirasi. Adapun organ-
organ pernapasan pada manusia yaitu sebagai berikut:
1. Rongga hidung
Rongga hidung terdapat rambut halus dan selaput lendir, yang berfungsi
menyaring udara dan menahan benda-benda asing yang ikut masuk dalam rongga
hidung seperti debu dan kuman, dan konka yang mengandung kapiler darah sehingga
dapat menyesuaikan suhu udara dengan suhu tubuh dan mengatur kelembapan udara
oleh selaput lendir.
2. Pangal Tenggorokan (faring)

Pangkal tenggorokan (faring) dan tonsil Faring merupakan pertemuan antara saluran
pernapasan di bagian depan dan saluran pencernaan di bagian belakang. Bagian ini
berhubungan dengan rongga hidung dan rongga mulut. Faring terdiri dari nasofaring,
orofaring, dan laring ofaring. Pada laring ofaring sistem pernapasan terpisah dari sistem
pencernaan, udara akan memasuki laring, sedangkan makanan akan memasuki esophagus
melalui gotis.
Di bagian belakang faring terdapat laring yang tersusun dari tulang rawan. Laring ini
terdapat pita suara yang akan bergetar jika terhembus udara dari paru-paru, misal saat
berbicara. Tonsil secara struktural merupakan bagian dari faring yang terdiri dari tonsil
lingual, tonsil palatin, dan tonsil faringeal atau adenoid yang menggangtung pada atap
nasofaring.
3. Batang tenggorokan (Trakea)
Trakea terdiri dari gelang-gelang tulang rawan yang dinding dalamnya
dilapisi selaput lendir yang sel-selnya berambut getar, berfungsi menolak benda-beda asing
yang masuk ke dalam saluran pernapasan (merangsang bersin atau batuk).
4. Bronkus merupakan cabang dari trakea.
Trakea bercabang menjadi dua, yaitu bronkus kiri dan kanan yang menuju paru-paru.
Bronkus kanan dan kiri masing-masing bercabang lagi menjadi bronkiolus
yang merupakan salah satukomponen paru-paru.

5. Paru-paru
Paru-paru terletak di dalam rongga dada. Yang di mana paru-paru adalah
organ yang mengeluarkan CO2 dan memasokkannya ke seluruh tubuh.
B. PERNAFASAN PADA HEWAN
Organ-organ pernapasan pada hewan:
1. Lubang hidung (nostril)

2|Sains_21
Mengantarkan udara ke cavum nasi. Cavum nasi berhubungan secara langsung atau
tidak langsung dengan beberapa sinus paranasalis. Cavum nasi dibagi 2 oleh septum nasi.
Bagian caudal septum nasi bertulang (dibentuk oleh bagian tegak tulang ethmoidale),
sementara bagian depan tersusun atas kartilago dan menjadi sangat fleksibel ke bagian
apeks.
2. Dinding Hidung
Dinding hidung tersusun atas kulit di bagian terluar, tulang dan kartilago (lapisan
tengah), serta membrane mukosa cavum nasi (lapisan dalam). Tulang penyusun dinding
hidung: nasale, maxilla, incisivae, frontale, lacrimale, zygomaticus, serta pars
perpendecularis os palatine. Ujung bebas tulang nasale dan incisivae menyediakan tempat
perlekatan bagi kartilago nasi untuk menopang nostril. Otot-otot yang melekat pada tulang
dan kartilago nasi berfungsi untuk mengatur lebar/kecilnya nostril.
3. Planum
Penampakan nostril dan area yang mengelilinginya (planum) sangat bervariasi di
antara spesies.
a. Pada karnivora dan ruminansia kecil (kambing dan domba) membentuk planum nasalis
karena hanya melibatkan kulit di sekitar nostril. Planum ini tidak berambut.
b. Pada babi membentuk planum rostralis karena membentuk bagian moncong (rostrum)
dan bergabung dengan bibir atas. Pada planum ini didapati rambut taktil.
c. Pada sapi dan kuda terbentuk planum nasolabialis, karena melibatkan kulit bagian nasal
dan bibir atas lebih masif.
Pada planum ini ditemukan rambut taktil. Kulit planum dipertahankan dalam kondisi
basah. Pada babi dan ruminansia, basahnya planum disebabkan oleh kelenjar yang
sekresinya dikeluarkan melalui pori-pori pada daerah planum. Pada anjing, kelenjar tersebut
tidak ada, tetapi kebasahan planum disebabkan oleh sekresi kelenjar yang ada pada septum
nasi, kelenjar nasalis lateralis, dan kelenjar lakrimalis. Kebasahan planum sering dijadikan
tanda kondisi hewan yang sedang diperiksa.
4. Filtrum
Pada beberapa hewan, di pertengahan bibir atas terdapat logokan/alur dengan
bebagai kedalaman yang disebut filtrum. Pada karnivora dan ruminansia kecil, filtrumnya
dalam dan meluas sampai ke nostril. Pada babi, filtrumnya dangkal, sedangkan pada sapi
dan kuda tidak ditemukan filtrum.
5. Cavum Nasi
Lantai cavum nasi merupakan atap dari cavum oris. Lantai cavum nasi dibentuk oleh
processus palatinus os incisivae, processus palatinus os maxilla, dan pars horizontal os
palatine. Bagian tulang tersebut dilapisisi oleh mukosa nasalis di dorsalnya dan mukosa oris
di ventralnya. Bagian depan cavum nasi (vestibulum nasi) umumnya dilapisi membrane
mukosa dengan epitel pipih banyak lapis. Bagian tengah cavum nasi merupakan bagian
terluas yang ditempati oleh conchae nasalis. Di bagian caudal cavum nasi (fundus) ditempati
oleh beberapa conchae ethmoidalis.

3|Sains_21
Pada caudoventral cavum nasi terdapat choanae/nares posterior (dua lubang yang
dipisahkan oleh os vomer) sebagai lubang penghubung cavum nasi dengan faring. Cavum
nasi dibagi menjadi 3 meatus oleh conchae nasal dorsal dan ventral. Conchae nasal dorsal
dan ventral menonjol dari dinding lateral cavum nasi.
a. meatus nasalis dorsalis merupakan saluran sempit antara dinding dorsal cavum nasi
dengan conchae nasal dorsal dan menuju bagian caudal cavum nasi.
b. meatus nasalis medius merupakan saluran antara conchae nasal dorsal dan conchae nasal
ventral, juga menuju bagian caudal cavum. Pada karnivora dan ruminansia, saluran ini
dibelah menjadi 2 (saluran dorsal dan ventral) oleh conchae nasal medius. Lubang utama
sinus paranasalis ditemukan pada meatus medius.
c. meatus nasalis ventralis merupakan saluran terluas antara conchae nasalis ventralis
dengan lantai cavum nasi, dan menuju nasofaring.
Disamping itu juga terdapat meatus nasalis commonis yang terbentuk antara conchae
nasalis dengan septum nasi. Saluran ini membentang dari atap sampai lantai cavum nasi dan
berhubungan ke lateral dengan meatus lainnya. Hal serupa, ruang diantara conchae
ethmoidalis (terletak di bagian caudal cavum nasi/fundus) juga membentuk meatus
ethmoidalis.
6. Faring/Nasofaring
Faring merupakan saluran muskulo-mambranosa yang secara umum termasuk dalam
traktus respiratorius dan digestorius. Setelah udara masuk ke dalam cavum nasi, akan
mengalir melalui choanae masuk ke faring. Faring terletak di dorsal palatum mole (langit-
langit lunak). Di bagian dorsal, faring dipisahkan dari bagian caudal cavum nasi oleh tulang
etmhoidale, palatine, dan vomer. Pada babi, bagian rostral faring dipisahkan menjadi 2
saluran (kiri dan kanan) oleh septum pharyngeal mediana. Septum berasal dari atap faring
menjulur ke ventral. Septum ini tidak ditemukan pada karnivora dan kuda, tetapi tidak
komplit pada ruminansia. Di bagian caudoventral, faring berkomunikasi dengan laring
melalui intrapharingeal opening. Lokasi ini merupakan tempat persimpangan jalur respirasi
dengan jalus digestivus.
Intrapharingeal opening adalah suatu lubang dibentuk oleh tepi bebas palatum mole
(disebelah rostral) dan archus palatopharingeus (di sebelah lateral dan caudal). Faring di
bagian dorsolateral berhubungan dengan telinga tengah melalui tuba auditori /tubae
auditivae/Tuba Eustachius. Pada keluarga Equidae (seperti kuda) tuba auditorinya
mengalami pelebaran membentuk saccus guturalis (diverticulum guturalis). Disekitar lubang
tuba auditori ditemukan tonsil yang bentuk dan ukuran bervariasi di antara hewan. Di bagian
rostral dan caudal, faring berhubungan dengan cavum oris melaui isthmus faucium dan
esophagus melaui aditus esophagi.
7. Sinus Paranasalis
Sinus paranasalis merupakan ruang udara yang diselimuti oleh membrana mukosa
yang berhubungan dengan cavum nasi. Pada masa embrional, sinus berasal dari tunas epitel
nasal yang tumbuh ke dalam tulang cranii terdekat dan beberapa conchae nasal, dan melalui

4|Sains_21
pelebarannya membuat tulang yang ditumpangi menjadi berongga. Ketika lahir, sinus tidak
berkembang, tetapi terus meluas dalam waktu lama seirama dengan pertumbuhan tulang
kepala. Fungsi sinus belum sepenuhnya dipahami.
Namun satu hal yang jelas bahwa keberadaan sinus pada beberapa tulang kepala
membuat tulang kepala menjadi lebih ringan. Pada hewan ditemukan sinus conchalis, sinus
maxillaris, sinus frontalis, sinus palatine, sinus sphenoidalis, dan sinus lacrimalis. Hubungan
antar sinus dan cara sinus berhubungan dengan cavum nasi bervariasi pada berbagai hewan.
Menurut cara berhubungan dengan cavum nasi, secara umum sinus dapat dikelompokkan
atas 2 sistem. 1. Kelompok sinus yang berhubungan secara kolektif dengan cavum nasi yang
bermuara pada meatus nasalis medius. Sinus kelompok ini biasanya tersusun secara seri. 2.
Kelompok sinus yang berhubungan dengan bagian belakang (fundus) cavum nasi dengan
bermuara pada meatus ethmoidalis. Pada kelompok ini, masing-masing sinus memiliki
lubang ke fundus cavum nasi, dan biasanya tersusun secara paralel.
Pada Kuda, semua sinus paranasalis bermuara pada meatus nasalis medius. Pada
sapi, sinus palatine, maxilaris, dan lacrimalis berhubungan dengan meatus nasalis medius.
Sementara sinus frontalis, sphenoidalis, dan conchalis secara terpisah berbuara pada meatus
ethmuidalis di fundus cavum nasi. Pada babi hanya sinus maxillaris yang berhubungan
dengan meatus nasalis medius. Yang lainnya, sinus lacrimalis dan frontalis bermuara secara
terpisah pada meatus ethmoidalis. Pada karnivora, sinus maxilaris berbentuk recessus
maxillaries (legokan lebar) dan berhubungan melalui lubang lebar ke meatus nasalis medius,
sedangkan sinus frontalis dan sphenoidalis bergabung ke meatus ethmoidalis.
8. Laring
Laring merupakan pipa kartilago pendek yang menghubungkan faring dengan trakea.
Pada laring juga ditemukan organ penghasil aneka suara. Di Bagian rostral dapat ditutup
untuk melindungi trakea dan paru-paru terutama saat menelan. Laring tersusun atas beberapa
kartilago yang di bagian dalam diselimuti oleh membrana mukosa. Kartilago laring
berhubungan satu dengan yang lain, juga berhubungan dengan os hyoideus dan trakea
melalui ligamentum dan otot. Kartilago laring mengalami sedikit penulangan mengikuti
umur. Membrana mukosa laring disarafi oleh nervus laringeus cranialis dan otot otot laring
kecuali otot cricothyroideus disarafi oleh nervus laringeus caudalis (recurrent).
9. Trakea
Trakea adalah pipa kartilago yang tidak bisa kolaps dari cricoid laring sampai akar
paru-paru dimana trakea berbelah dua menjadi bronkus utama kiri dan kanan.
10. Paru-paru
Pada masa embrional, paru-paru berasal dari lantai usus bagian depan (foregut),
biasanya merupakan tunas tunggal, yang selanjutnya berbelah menjadi tunas paru-paru
kanan dan kiri. Pada anjing, paru-paru berasal dari dua tunas yang terpisah pada dinding
lateral foregut yang kemudian berkembang menjadi pulmo dexter dan sinister.
C. PERBEDAAN PROSES RESPIRASI ANTARA HEWAN DAN MANUSIA
1. Paru-paru

5|Sains_21
Manusia bernapas secara eksklusif melalui paru-paru mereka, tapi katak
menggunakan paru-paru mereka hanya bagian dari respirasi mereka. Paru-paru katak
memiliki dinding tipis dan hampir seperti balon.
Katak mengisi paru-paru untuk membantunya tetap mengapung saat berenang.
Kedua spesies memiliki tabung bronkial yang mengarah ke paru-paru, tetapi sistem
bronkial pada manusia lebih rumit, dengan banyak percabangan bronkiole.

Paru-paru katak dan manusia memiliki alveoli, pembuluh kecil yang membuat
pertukaran gas. Namun alveoli pada manusia lebih padat karena kita bernapas hanya
melalui paru-paru saja.

2. Diafragma
Sebagai manusia, kita menggunakan otot diafragma untuk mendorong udara ke
paru-paru dan membantu saat bernapas. kontraksi diafragma, berada di bawah paru-paru
dan memisahkan rongga dada dari rongga perut, mendorong udara keluar.

Rileksasi otot diafragma memungkinkan paru-paru meregang kembali, membuat


ruang untuk udara untuk kita bernafas kembali. Katak tidak memiliki diafragma.
Sebaliknya, mereka menggunakan otot dalam kantung tenggorokan mereka untuk
membantu menarik udara dan mendorong kembali ke paru-paru.

3. Kulit
Katak memiliki organ lain yang mereka gunakan untuk bernapas yaitu kulit.
Katak dapat melakukan pertukaran oksigen dengan karbon dioksida melalui kulit mereka,
tetapi hanya bisa dilakukan saat kulit mereka lembab.

Itulah sebabnya mengapa katak selalu berada di dekat air atau bersembunyi di
tanah lembab. Kulit katak adalah mesin pernapasan yang efisien, pertukaran karbon
dioksida bisa 2½ kali lebih cepat dari paru-paru mereka.

4. Mulut
Jika Anda belum pernah melihat katak menguap, itu karena mereka tidak pernah
membuka mulut saat bernafas. katak tidak bernapas melalui mulut mereka, hanya melalui
hidung mereka. di sisi lain, manusia memiliki pilihan bernapas melalui hidung atau mulut
kita, atau keduanya. Katak menggunakan otot rahang bawah mereka untuk membantu
memindahkan udara, tetapi mulut mereka tetap tertutup saat mereka bernapas

6|Sains_21
BAB 3 PENUTUP

A. KESIMPULAN
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen ( O2 ) dari udara oleh
organism hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolism yang akan menghasilkan
karbondioksida (CO2 ) yang harus dikeluarkan, karena tidak dibutuhkan oleh tubuh. Alat
pernafasan setiap makhluk tidaklah sama, pada hewan invertebratea memiliki alat
pernafasan dan mekanisme pernafasan yang berbeda dengan hewan vertebrata. Sistem
respirasi terdiri atas organ-organ yang berfungsi dalam aktivitas metabolism khususnya
produksi atau perubahan energy kimia yang terikat dalam materi organic menjadi energy
siap pakai (ATP) dalam sel.
Secara khusus organ respirasi merupakan media pertukaran O2 dan CO2 dari
dalam dan luar tubuh. Udara dari atmosfer masuk ke dalam tubuh dengan perantara alat
pernapasan tertentu. Selanjutnya oksigen yang diperlukan untuk proses pernapasan
masuk ke dalam sel-sel darah kapiler menuju ke sel-sel jaringan tubuh dengan bantuan
sistem transpor

7|Sains_21
DAFAR PUSTAKA
1. Robert Getty. 1975. Sisson and Grossman’s The Anatomy of the Domestic Animals. Vol.
I1. Ed. Ke 5.
2. W.B. Saunders Company. Philadelphia. Peter Popesko. 1975. Atlas of Topographical
Anatomy of The Domestic Animals. 1975. Vol 1. Ed ke 2. W.B. Saunders Company.
3. Philadelphia. Dyce K.M., Sack W.O., and Wensing C.J.G. (1996). Textbook of
Veterinary Anatomy. 2nd ed. W.B. Saunders Company.
4. Phiadelphia. Nichel R, Schummer A, Seiferle E. (1979). The Viscera of the Domestic
Mammals. Verlag Paul Parey. Berlin
5. Heil, M., Hazel, A. and Smith, J. (2008). The mechanics of airway closure. Respiratory
Physiology & Neurobiology, 163(1-3), pp.214-221.
6. Lesauskaite, V. and Ebejer, M. (1999). Age-related changes in the respiratory system.
Maltese Medical Journal, 11(1), p.25.
7. Majumder, N. (2015). Physiology of Respiration. IOSR Journal of Sports and Physical
Education, 2(3), pp.16-1

8|Sains_21

Anda mungkin juga menyukai