Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

SISTEM RESPIRASI

DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH :

KELEOMPOK

1. SRI JULHIJJAH MIARDIN PUTRI


2. NUR SANI SUHAELA
3. PUJI ARGIATI

POLITEKNIK MEDICA FARMA HUSADA


MATARAM
2018
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah fisiologi ini dapat terselesaikan.
Dalam menyusun makalah fisiologi ini tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan berbagai
pihak yang telah meluangkan waktu dan tenaganya demi terselesaikannya makalah ini.
Dengan ini kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam penyusunan makalah ini,
namun bagaimanapun makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat kami butuhkan dan akan kami terima
dengan senang hati.
Akhir kata semoga makalah ini berguna bagi kita semua, terutama bagi adik-adik
tingkat kami. Dan apabila ada kesalahan dan kata kata yang kurang berkenan, kami selaku
penyusun mohon maaf yang sebesar besarnya.

Mataram, 30 September 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................................
Daftar Isi..................................................................................................................................
BAB I Pendahuluan................................................................................................................
BAB II Pembahasan.............................................................................................................
2.1 Pengertian Sistem Pernapasan....................................................................................
2.2 Sistem Respirasi Manusia..........................................................................................
2.2.1 Alat-Alat Respirasi.................................................................................................
2.2.2 Mekanisme Pernapasan..........................................................................................
BAB III Penutup..................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................................
Daftar Pustaka.......................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

Istilah pernapasan (respirasi ) berarti pertukaran gas antara sel tubuh dan
lingkungan. Sel tubuh memerlukan energi untuk semua aktivitas
metaboliknya. Sebagian besar energi ini didapat dari reaksi yang hanya dapat terjadi jika
ada oksigen. Produk sisa reaksi ini adalah karbon dioksida. Sistem pernapasan
memungkinkan oksigen yang ada di atmosfer masuk ke dalam tubuh dan memungkinkan
ekskresi karbondioksida dari tubuh. Pertukaran gas antara darah dan paru disebut respirasi
eksternal. Sedangkan pertukaran gas antara darah dan sel disebut respirasi internal. Masuk
keluarnya udara dalam paru-paru dipengaruhi oleh perbedaan tekanan udara dalam rongga
dada dengan tekanan udara di luar tubuh. Jika tekanan di luar rongga dada lebih besar
maka udara akan masuk. Sebaliknya, apabila tekanan dalam rongga dada lebih besar maka
udara akan keluar.
Organ pernapasan meliputi : hidung, faring, laring, trakea, dua bronkus ( satu
bronkus pada tiap paru- paru, bronkiolus dan jalan napas kecil, dua paru- paru dan
selaputnya, pleura, serta otot pernapasan (otot interkosta dan diafragma ).
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 SISTEM PERNAFASAN


Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada
saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon
dan hidrogen dari jaringan, memungkinkan setiap sel sendiri-sendiri melangsungkan
proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk
karbondioksida ( CO2 ) dan air ( H2O ) dihilangkan.
Pernafasan ialah proses ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan atau
pernafasan dalam dan yang terjadi di dalam paru-paru bernama pernafasan luar. Udara
ditarik kedalam paru-paru pada waktu menarik nafas dan didorong keluar paru-paru pada
waktu megeluarkan nafas.

2.2 SALURAN PERNAFASAN


Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum
ini dilapisi dengan epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares
anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi oleh bulu kasar. Kelenjar-
kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.
2.2.1 RONGGA HIDUNG
Rongga hidung dilapisi selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah dan
bersambung dengan lapisan faring dan dengan selaput lendir semua sinus yang mempunyai
lubang masuk ke dalam rongga hidung. Daerah pernafasan dilapisi oleh epitelium silinder
dan sel epitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lendir. Sekresi dari sel itu
membuat permukaan nares basah dan berlendir. Di atas septum nasalis konkha selaput
lendir ini paling tebal, yang diuraikan dibawah. Adanya 3 tulang kerang (konkhae) yang
diselaputi epitelium pernafasan dan menjorokdari dinding lateral hidung ke dalam rongga,
sangat memperbesar permukaan selaput lendir tersebut.
Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu-bulu yang terdapat di
dalam vestibulum, dan karena kontak dengan permukaan lendir yang dilaluinya maka
udara menjadi hangat, dan oleh penguapan air dari permukaan selaput lendir menjadi
lembab.
Hidung menghubungkan lubang-lubang dari sinus udara para-nasalis yang masuk
ke dalam rongga-rongga hidung, dan juga lubang-lubang naso-lakrimal yang menyalurkan
air mata dari mata ke dalam bagian bawah rongga nasalis ke dalam hidung.

2.2.1 FARING
Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungannya dengan esofagus dari ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di
belakang hidung (naso-faring), di belakang mulut(oro-faring) dan di belakang laring
(faring-laringeal). Nares posterior adalah muara rongga-rongga hidung ke naso-faring.

2.2.1 LARING
Laring (tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya
dari kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian fertebra servikalis dan masuk
ke dalam trakhea di bawahnya.
Laring terdiri atas kepingan tulang rawat yang diikat bersama oleh ligamen dan
membran. Yang terbesar diantaranya ialah tulang rawan tiroid,dan disebelah depannya
terdapat benjolan subkutaneus yang dikenal sebagai jakun,yaitu disebelah depan leher.
Laring terdiri atas dua lempeng atau lamina yang bersambung di garis tengah. Ditepi atas
terdapat lekukan berupa tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid, bentuknya seperti
cincin mohor, dengan mohor cincinnya di sebelah belakang (ini adalah tulang rawan satu-
satunya yang berbentuk lingkaran lengkap). Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang
rawan aritenoidyang menjulang disebelah belakang krikoid, kanan dan kiri tulang rawan
kuneiform dan tulang rawan kornikulata yang sangat kecil.
Terkait dipuncak tulang rawan tiroid terdapat epiglotis yang berupa katup tulang
rawan dan membantu menutup laring sewaktu orang menelan. Laring dilapisi oleh jenis
selaput lendir yang sama dengan yang di trakhea, kecuali pita suara dan bagian epiglotis
yang dilapisi sel epitelium berlapis.
2.2.1 PITA SUARA
Pita suara terletak di sebelah dalam laring, berjalan dari tulang rawan tiroid di
sebelah depan sampai di kedua tulang rawan aritenoid. Dengan gerakan dari tulang rawan
aritenoid yang ditimbulkan oleh berbagai otot laringeal, pita suara ditegangkan atau
dikendorkan. Dengan demikian lebar sela-sela antara pita-pita atau rina glotidis, berubah-
ubah sewaktu benafas dan bicara.
Karena getaran pita yabg disebabkan udara yang melalui glotis maka suara
dihasilkan. Berbagai otot yang terkait pada laring mengendalikan suara dan juga menutup
lubang atas laring sewaktu menelan.

2.2.1 TRAKHEA
Trakhea (batang tenggorok) kira- kira 9 cm panjangnya. Trakhea berjalan dari
laring sampai kira- kira ketinggian vertebra torakalis kelima dan ditempat ini bercabang
menjadi dua bronkhus (bronkhi). Trakhea tersusun atas 16-20 lingkaran tak lengkap berupa
cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan yang melegkapi
lingkaran di sebelah belakang trakhea, selain itu juga memuat beberapa jaringan otot.
Trakhea dilapisi oleh selaput lendir yang terdiri atas epithelium bersilia dan sel cangkir,
silia ini bergerak ke atas ke arah laring, maka dengan gerakan ini debu dan butir-butir halus
lainnya yang turut masuk bersama dengan pernafasan dapat dikeluarkan. Tulang rawan
yang gunanya mempertahankan agar trakhea tetap terbuka, di sebelah belakangnya tidak
tersambung yaitu ditempat trakhea menempel pada esofagus yabg memisahkannya dari
tulang belakang.
Trakhea servikalis yang berjalan melalui leher, disilang oleh istmus kelenjar
tiroidd, yaitu belahan dari kelenjar yang melingkari sisi-sisi trakhea. Trakhea torasika
berjalan melintasi mediastinum, dibelakang sternum menyentuh arteri inominata dan arkus
aorta. Esofagus terletak dibelakang trakhea.
Kedua bronkhus yang terbentuk dari belahan 2 trakhea pada ketinggian kira-kira
vertebra torakalis kelima, mempunyai stuktur serupa dengan trakhea dan dilapisi oleh jenis
sel yang sama. Bronkhus-bronkhus itu berjalan ke bawah dan samping ke arah tampuk
paru-paru. Bronkhus kana lebih pendek dan lebih lebar daripada kiri, sedikit lebih tinggi
dari arteri pulmonalis dan mengeluarkan sebuah cabang yang disebut bronkhus lobus atas,
cabang kedua timbul setelah cabang uatanma lewat di bawah arteri disebut bronkhus lobus
bawah. Bronkhus lobus tengah keluar dari bronkhus lobus bawah.
Bronkhus kiri lebih panjang dan lebih langsing dari yang kanan,dan berjalan dibawah
arteri pulmonalis sebelum dibelah menjadi beberapa cabang yang berjalan ke lobus atas
dan bawah.

2.2.1 RONGGA TORAX


Batas batas yang menbentuk rongga di dalam torax ialah:
- Sternum dari tulang rawan iga-iga di depan
- Kedua belas ruas tulang punggung beserta cakram antar ruas ( diskus
intervertebralis )
- Iga – iga beserta otot interkostal disamping
- Diafragma dibawah dan dasar leher diatas.

Isi:
Sebelah kanan dan kiri rongga dada terisi penuh oleh paru-paru beserta
pembungkus pleuranya. Pleura ini membungkus settiap belah dan membentuk batas lateral
pada mediastinum.
Mediastinum ialah ruang di dalam rongga dada antara kedua paru-paru. Isinya
jantung dan pembuluh-pembuluh besar, esofagus, duktus torasika, aorta desendens, dan
vena cava superior, saraf fagus dan frenikus, dan sejumlah besar kelenjar limfe.

2.2.1 PARU-PARU
Paru-paru merupakan alat pernafasan utama. Paru-paru mengisi rongga dada,
terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah dipisahkan oleh jantung beserta pembuluh
darah besarnya dan stuktur lainnya yang terletak di dalam mediastinum. Paru-paru adalah
organ yang berbentuk kerucut dengan apex(puncak) di atas dan muncul sedikit lebih tinggi
dari klavikula di dalam dasar leher. Pangkal paru-paru duduk diatas landai rongga torax
diatas diafragma.paru-paru mempunyai permukaan luar yang menyentuh iga-iga,
permukaan dalam yang memuat tampak paru-paru, sisi belakang yang menyentuh tulang
belakang dan sisi depan yang menutupi sebagian sisi depan jantung.
Lobus paru-paru(belahan paru-paru). Paru- paru dibagi menjadi beberapa belahan
atau lobus oleh fisura. Paru-paru kanan mempunyai 3 lobus dan paru-paru kiri 2
lobus,setiap lobus tersusun atas lobula. Sebuah pipa bronkhial kecil masuk ke dalam setiap
lobula dan semakin bercabang, semakin menjadi tipis dan akhirnya berakhir menjadi
kantong kecil-kecil, yang merupakan kantong udara paru-paru. Jaringan paru-paru adalah
elastik,berpori dan seperti spon. Di dalam air paru-paru mengapung karena udara yang ada
didalamnya.
Bronkhus pulmonalis
Trakhea terbelah menjadi 2 bronkhus utama, bronkhus ini bercabang lagi sebelum
masuk paru-paru.saluran yang besar mempertahankan struktur serupa dengan trakhea,
mempunyai dinding fibrosa berotot yang mengandung bahan tulang rawan dan dilapisi
epitelium bersilia. Makin kecil salurannya makin berkurang tulang rawannya dan akhirnya
tinggal dinding fibrosa berotot dan lapisan silia. Bronkhus terminalis masuk ke dalam
saluran yang agak lain yang disebut vestibula dan membran pelapisnya mulai berubah
sifatnya, lapisan epiteliunm bersilia diganti dengan sel epitelium yang pipih. Dari vestibula
berjaklan beberapa infundibula dan didalam dindingnya dijumpsi ksntong-kantong udara.
Kantong udara atau alveoli terdiri atas satu lapis tunggal sel epitelium pipih dan disini
darah hampir langsung bersentuhan dengan udara,suatu jaringan pembulih darah kapiler
mengelilingi alveoli dan pertukaran gas pun terjadi.
Pembuluh darah dalam paru-paru
Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari
ventrikel kanan jantung ke paru-paru, cabang-cabangnya menyentuh saluran-saluran
bronkhial, bercabang dan bercanbang lagi sampai menjadi arteriola halus.. arteriola akan
membelah dan membentuk jaringan kapiler dan kapiler itu menyentuh dinding alveoli atau
gelembungg udara.
Kapiler halus itu hanya dapat memuat sedikit,maka praktis dapat dikatakan sel-sel
darah merah membuat baris tunggal. Alirannya bergerak lambat dan dipisahkan dari udara
dalam alveoli hanya dua membran yang sangat tipis, maka pertukaran gas berlangsung
dengan difusi.
Kapiler paru-paru bersatu sampai menjadi pembuluh darah lebih besar dan
akhirnya dua vena pulmonalis meninggalkan setiapparu-paru membawa darah berisi
oksigen ke atrium kiri jantung untuk didistribusikan ke seluruh tubuh melalui aorta.
Arteria bronkhialis membawa darah berisi oksigen langsung dari aorta torasika ke
paru-paru guna memberi makan dan mengantarkan oksigen ke dalam jaringan paru-paru
sendiri. Cabang akhir arteri-arteri inimembentuk plexus kapiler yang tampak jelas dan
terpisah dari yang terbentuk oleh cabang akhir arteri pulmonalis, tetapi dari beberapa
kapiler ini akhirnya bersatu ke dalam vena pulmonalis dan darah itu kemudian dibawa
masuk ke dalam vena pulmonalis. Sisa darah itu dibawa dari setiap paru-paru oleh vena
bronkhialis dan ada yang dapat mencapai vena cava superior. Maka dengan demikian paru-
paru mempunyai persediaan darah ganda.

Hilus (tampuk) paru-paru,dibentuk oleh struktur berikut:


1) Arteri pulmonalis, yang mengembalikan darah tanpa oksigen ke dalam paru-paru
untuk diisi oksigen
2) Vena pulmonalis, yang mengembalikan darah berisi oksigen dari paru-paru ke
jantung
3) Bronkhus yang bercabang dan beranting membentuk pohon bronkhial,
4) Arteri bronkhialis, keluar dari aorta dan mengantarkan darah arteri ke jaringan paru-
paru.
5) Vena bronkhialis, megembalikan sebagian darah dari paru-paru ke vena cava
superior
6) Pembuluh limfe, yang masuk keluar paru-paru, sangat banyak
7) Persarafan.paru paru mendapat pelayana dari saraf vagus dan saraf sipati
8) Kelenjar limfe, semua pembuluh limfe yang menjelajahi struktur parfu-paru dapat
menyalurkan ke dalam kelenjar yang ada di tampuk paru-paru.
2.2.1 PLEURA
Setiap paru-paru dilapisi oleh membran serosa rangkap dua yaitu pleura. Pleura
viseralis erat melapisi paru-paru, masuk ke dalam fisura dan dengan demikian memisahkan
lobus satu dari lobus yang lain. Membran ini kemudian dilipat kembali disebelah tampuk
paru-paru dan membentuk pleura parietalis, dan melapisi bagian dalam dinding dada.pleura
yang melapisi iga-iga ialah pleura kostalis, bagian yang menutupi diafragma ialah pleura
diafragmatika , dan bagian yang terletak dileher ialah pleura servikalis. Pleura ini diperkuat
dengan membran yang bernama membran supraleuralis(fasia sibson) dan diatas membran
ini terletak arteri subklavia.
Diantara kedua lapisan pleura itu terjadi sedikit eksudat untuk meminyaki
permukaannya dan menghindarkan gesekan antara paru-paru dan dinding dada yang
sewaktu bernafas bergerak. Dalam keadaan sehat kedua lapisan itu satu dengan yang lain
erat bersentuhan. Ruang atau rongga pleura itu hanyalah ruang yang tidak nyata, tetapi
dalam keadaan tidak normal. Udara atau cairan memisahkan keduan pleura itu dan ruang
diantaranya menjadi jelas.

2.2.2 MEKANISME PERNAFASAN


Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbondioksida. Pada
pernafasan melalui paru-paru atau pernafasan externa, oksigen dipungut melaluihidung
dan mulut, pada waktu bernafas oksigen masuk melalui trakhea dan pipa bronkhial ke
alveoli dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonalis.
Hanya satu lapis membran yaitu membran alveoli kapiler yang memisahkan oksigen dari
darah. Oksigen menembus membran ini dan diangkut oleh hemoglobin sel darah merah
dan dibawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri ke semua bagian tubuh. Darah
meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mm Hg dan pada tingkat ini
hemogloinnya 95% oksigen jenuh.
Di dalam paru-paru, karbondioksida salah satu hasil buangan metabolisme menembus
membran alvioler- kapiler dari kapiler darah ke alveoli dan setelah melalui pipa bronkhial
dan trakhea dikeluarkan melalui hidung dan mulut.
Proses yang berhubungan dengan pernafasan pulmoner atau pernafasan externa:
1) Ventilasi pulmoner atau gerak pernafasan yang menukar udara dalam alveoli dengan
udara luar
2) Arus darah melalui paru-paru
3) Distribusi arus udara dan arus darahsedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya
dapat mencapai semua bagian tubuh
4) Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler,CO2 lebih mudah
berdifusi daripada oksigen
Semua proses ini diatur sedemikian shingga darah yang meninggalkan paru-paru
menerima jumlah tepat CO2 dan 02. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di
paru-paru membawa terlalu banyak CO2 dan terlampau sedikit O2,jumlah CO2 itu tidak
dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang
pusat pernafasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan.
Penambahan ventilasi yang dengan dmikian terjadi mengeluarkan CO2 dan lebih banyak
mengambil O2.
PERNAFASAN JARINGAN ATAU PERNAFASAN INTERNA
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen
(oxyhemoglobin) mengelilingi seluruh tubuh dan akhirnya mencapai kapiler, dimana
darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk
memungkinkan oksigen berlangsung dan darah menerima sebagai gantinya hasil buangan
oksidasi yaitu karbondioksida.
Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli yang
disebabkan pernapasan externa dan pernapasan interna atau pernapasan jaringan. Udara
(atmosfer) yang dihirup:
Nitrogen........................................................................................................................79%
Oksigen.........................................................................................................................20%
Karbondioksida........................................................................................................0-0,4%
Udara yang masuk alveoli mempunyai suhu dan kelembaban atmosfer.
Udara yang dihembuskan:
Nitrogen........................................................................................................................79%
Oksigen.........................................................................................................................16%
Karbondioksida........................................................................................................0-0,4%
Udara yang dihembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan
badan(20% panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).
Daya muat udara oleh paru-paru
Besar daya muat udara oleh paru-paru ialah 4500 ml sampai 5.000 ml atau 4 ½ sampai 5
liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini kira-kira 1/10 nya atau 500 ml adalah udara
pasang surut (tidal air) yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luar pada
pernapasan biasa dengan tenang.
Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada
penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat. Disebut kapasitas vital paru-paru.
Diukurnyadengan alat spirometer. Pada laki-laki, normal 4-5 liter dan pada perempuan 3-4
liter.kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru ,pada penyakit jantung (yang
menimbulkan kongesti paru-paru) dan pada kelemahan otot pernapasan.
KECEPATAN DAN PENGENDALIAN PERNAPASAN
Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua faktor utama,yaitu kimiawi
dan pengendalian oleh saraf. Beberapa faktor tertentu merangsang pusat pernapasan yang
terletak di dalam medula oblongata dan jika dirangsang maka pusat itu mengeluarkan
impuls yang disalurkan olehsaraf spinalis ke otot pernapasan yaitu otot diafragma dan otot
interkostalis.
Pengendalian oleh saraf
Pusat pernapasan adalah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang
mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radix saraf servikalis
implus ini diantarkan ke diafragme oleh saraf frenikus, dan dibagian yang lebih rendah
pada sumsum belakang impulsnya berjalan dari daerah torax melalui saraf interkostalis
untuk merangsang otot interkostalis. Impuls ini meni mbulkan kontraki ritmik pada otot
diafragma dan interkostal yang kecepatan kira-kira 15 kali setiap menit. Impuls aferen
yang dirangsang oleh pemekaran gelembung udara diantarkan oleh saraf vagus ke pudat
pernapasan di dalam medula.
Pengendalian secara kimiawi
Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekuensi,
kecepataan dan dalamnya gerakan pernapasan. Pusat pernapasan di dalam sumsum sangat
peka paada reaksi kadar alkali darah. Karbondioksida adalah produk asam dari
metabolisme dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk
mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
Kedua pengendalian baik melalui saraf dan secara kimiawi adalah oenting. Tanpa
salah satunya orang tak dapat bernapas secara terus menerus. Dala hal paralisa otot
pernapasan (interkostal dan diafragma) digunakan ventilasi paru-paru atau suatu alat
pernapasan buatan lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak
supaya udara dapat keluar masuk paru-paru.
Faktor tertentu lainnya menyebabkan penambahan kecepatan dan dalamnya
pernapasan. Gerakan badan yang kuat memakai banyak oksigen dalam otot umtuk
memberi energi yang diperlukan untuk pekerjaan, akan menimbulkan kenaikan pada
jumlah karbondioksida di dalam darah dan akibatnya pembesaran ventilasi paru-paru.
Emosi, rasa sakit dan takut misalnya menyebabkan impuls yang merangsang pusat
pernapasan dan menimbulkan penghirupan udara secara kuat.
Impuls aferen dari kulit menghasilkan efek serupa bila badan dicelup dalam air dingin
atau menerima guyuran air dingin maka akan menarik napas secara kuat. Pengendalian
secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat dijalankan lama, sebab
gerakannya adalah otomatik. Suatu usaha untuk menahan napas untuk waktu lama akan
gagal karena pertambahan karbondioksida yang melebihi normal di dalam darah akan
menimbulkan rasa tak enak.
Kecepatan pernapasan
Kecepatan pernapasan pada wanita lebih tinggi daripada pria. Kalau bernapas secaara
normal maka ekspirasi akan menyusulinspirasi, dan kemudian ada istirahat
sebentar(inspirasi-ekspirasi-istirahat). Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik
dan urutannya menjadi: inspirasi-istirahat-ekspirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit:
Bayi baru lahir : 30-40
Dua belas bulan : 30
Dua sampai lima tahun :24
Orang dewasa : 10-20

Gerakan pernapasan
Gerakan pernapasan memiliki 2 teknik yang terjadi sewaktu bernapas:
1) Inspirasi
Inspirasi atau menarik napas adalahproses aktif yang diselenggarakan oleh
kerja otot. Kontraksi diafragma meluaskan rongga dada dari atas sampai ke bawah
(ventrikel). Penaikan iga-iga dan sternum yang ditimbulkan oleh kontraksi otot
interkostalis, meluaskan rongga dada ke kedua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru
yang bersifat elastik mengembang untuk mengisi ruang yang membesar itu dan udara
ditarik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal externa diberi peran sebagai otot
tambahan, hanya bila inspirasi menjadi gerak sadar.
2) Ekspirasi
Udara dipaksa keluar oleh otot dan paru-paru akan mengempis kembali,yang
disebabkan sifat elastik paru-paru. Gerakan ini adalah proses pasif. Ketika pernapasan
sangat kuat gerakan dada bertambah otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan
sternum ke atas,otot sebelah belakang fdan abdomen juga dibawa bergerak dan alae nasi
(cuping atau sayap hidung)dapat mengembang dan mengempis.

KEBUTUHAN TUBUH AKAN OKSIGEN

Dalam berbagai keadaan, oksigen dapat diatur menurut keperluan. Orang tergantung
pada oksigen dalam hidupnya , kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari 4 menit akan
mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapatdiperbaiki dan biasanya pasien
meninggal. Keadaan genting akan timbul, misalnya seorang anak menudungi kepala
mukanya dengan kantong plastik dan menjadi mati lemas. Tetapi bila penyediaan oksigen
berkurang, maka pikiran pasien akan kacau,ia menderita anoxia serebralis. Hal ini terjadi
pada orang yang bekerja dalam ruangan sempit tertutup seperti dalam ruang kapal, di
dalam tank dan ruang ketel uap. Poksigen yang ada mereka habiskan dan jika tidak
mendapat oksigen untuk pernapaan atau tidak dipindahkan ke udara yang normal maka
mereka akan meninggal karena anoxenia atau disingkat anoxia. Istilah lainnya ialah
hipoxemia atau hipoxia.
Bila oksigen dalam darah tidak mencukupi maka warna merahnya hilang dan menjadi
kebiru-biruan,bibir, telingan, lengan, dan kaki pasien menjadi kebiru-biruan yang disebut
sianosis.orang yang berusaha bunuh diri dengan memasukkan kepalanya ke dalam oven
gas bukan saja terrkeba axonia tetapi ia juga menghirup karbonmonoksida yang bersifat
racu ndan bercampur dengan hemoglobin sel darah merah yang akan menyingkirkan isi
normal oksigen. Dalam hal ini bibir tidak terlihat kebiru-biruan, melainkan merah ceri
yang khas. Pengobatan yang diperlukan ialah pengisapan dan pemberian oksigen dalam
konsentrasi sampai lima kali jumlah oksigen udara atmosfer atau lima atmosfer.
CATATAN KLINIK

Ventilasi atau pertukaran udara merupakan hal yang penting, khususnya ditempat orang
muda berkumpul seperti ruangan sekolah, kantor dan perusahaan.yang memiliki tujuan
untuk menghindarkan penyebaran infeksi pernapasan seperti pilek, influenza, dan
bronkhitis atau pen yakit menular lainnya yang mudah menyebar dari satu orang ke orang
yang lain dan untik menghindarkan rasa tak segar karena panas, lembab, pengap dan untuk
mempertahankan udara segaryang dapat digunakan untuk konsentrasi pada belajar ataupun
bekerja.
Ventilasi pulmoner atau jumlah udara yabg masuk dan keluar paru-paru dapat terlalu
kecil bila pernapasan lemah sebab kerusakan otak, sumsum tulang belakang, serabut-
serabut saraf, otot atau iga-iga atau biala pernapasan tersumbat karena ada halangan dalam
saluran udara seperti pada asma. Ventilasi yang terlalu sedikit menyebabkan anoxia dan
penimbunan CO2. Pengobatan bertujuan membantu pernapasan dengan ventilasi buatan
atau dengan inhalasi untuk menghilangkan obstruksi pada saluran udara bronkhial.
Penyakit pada jaringan paru-paru seperti dalam pneumonia, tidak menyebabkan ventilasi
pulmoneryang berkurang tetapi menyebankan anoxia.
Dispnea atau kesukaran bernapas dapat disebabkan karena kelemahan otot atau saraf,
kerusakan pada iga-iga atau ruang pleural, paru-paru kaku yang disebabkan pneumonia
atau oedema paru-paru dalam payah jantung atau obstruksi dalam saluran udara pada asma
atau bronkhitis. Sianosis sering muncul pada keadaan tersebut.
Pada pneumonia lobaris daerah yang terkena tampak terbendung dan difusi oksigentak
berjalan. Kecepatan pernapasan bertambah dalam usaha jaringan paru-paru untuk mengisi
kekurangan dari kegagalan-kegagalan pada bagian yang terkena kongesti.
Pada bronkhitis seperti juga pada pneumonia baik ventilasi maupun difusi gas tak
berjalan karena pembengkakan lapisan membran menghalangi udara masukke dalam paru-
paru. Bronkhitis kronika bisa menimbulkan komplikasi emfisema bila udara tertahan di
dalam jaringan paru-paru karena jaringan yang besifat elatik dari sel udara yang halus
mengalami degenerasi alveoli , tetap mekar dan permukaannya yang seperti membran juga
tak dapat menjalankan difusi gas. Pada asma saluran udara menyempit dan sebagian
terhalang oleh spasmus otot (khususnya ekspirasi sukar). Pada bronkhiektasi pipa bronkhi
mekar dan sering terkena infeksi
Kegagalan pernapasan ialah kegagalan fungsi pernapasan untuk mempertahankan isi
oksigen dan karbondioksida normal. Karena ada kegagalan ventilasi pulmoner yang
disebabkan kegagalan pengendalian saraf pusat seperti pada pemakaian terlalu banyak obat
penenang(kegagalan pengendalian saraf tepi seperti pada poliomyelitis, kegagalan dada
untuk mengembang dan mengempis seperti pada iga yang patah atau pneumotorax atau
penyumbatan laring. Dalam keadaan ini baik kekurangan oksigen maupun kelebihan
karbondioksida.
Pada jenis kegagalan pernapasan yang kedua ini terdapat ketidakseimbangan pertukaran
alveoli-kapiler,seperti pada pneumonia atau edema pulmoner. Dalam keadaan ini terdapat
kekurangan oksigen tetapi tidak ada kelebihan karbondioksida, karemna CO2 lebih mudah
larut maka mudah keluar dari darah dan juga bila membran alveoler terlalu tebal untuk
dilalui O2.
Pembedahan torax dapat dilaksanakan dengan baik. Torakotomi berarti membuat lubang
di dalam dada untuk dapat membedah salah satu organ di dalam torax seperti jantung dan
paru-paru atau salah satu struktur dalam mediastinum.Torakoplasti ialah pembedahan
untuk mengeluarkan iga tertentu guna memungkinkan dada mengempis atau kolaps supaya
paru-paru yang terkena tuberkulosa tidak bekerja . reseksi iga dijalankan untuk
mengeluarkan empiema.
Dalam operasi paru-paru termasuk pneumektomi, yaitu bila sebuah paru-paru dikeluarka
dan lobektomi bila sebuah atau lebih banyak lobus dikeluarkan. Sejumlah operasinya
mencakuppengeluaran sebuah segmen jaringan paru-paru disebut reseksi segmentalatau
bial seiris jaringan dikeluarkan disebut reseksi kepingan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pengertian pernafasan atau respirasi adalah suatu proses mulai dari pengambilan
oksigen, pengeluaran karbohidrat hingga penggunaan energi di dalam tubuh.
Menusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Alat-alat respirasi pada manusia adalah rongga hidung,
faring, laring, trakea, paru-paru, bronkus, bronkiolus, dan alveolus. Pada proses
inspirasi dan ekspirasi, mekanisme pernapasan pada manusia dibagi atas pernapasan
dada dan pernapasan perut. Sedangkan Faktor yang mempengaruhi frekuensi
pernapasan adalah Umur, Jenis Kelamin, Suhu Tubuh, Posisi Tubuh. Pernapasan atau
pertukaran gas pada manusia berlangsung melalui dua tahap yaitu Respirasi Eksternal
dan Respirasi Internal. Serta ada beberapa gangguan pada system respirasi manusia.
Pada pernapasan hewan Juga melibatkan alat-alat repirasi yang beragam. Hewan yang
hidup di lingkungan darat kebanyakan bernapas menggunakan paru-paru, sedangkan
hewan yang hidup di air bernapas menggunakan insang. Selain memiliki alat-alat
respirasi utama, beberapa hewan tertentu memiliki alat respirasi tambahan sesuai
tempat hidupnya.

3.2 Saran
Jagalah kesehatan organ pernafasan terutama pada paru-paru dan organ sistem
pernafasan lainnya. Agar tidak terjadi gangguan pada sistem pernapasan kita,
hindarilah polusi udara dan gas-gas beracun, dan terutama hindarilah sikap merokok.
Serta rawatlah paru-paru (pulmo) agar tetap bersih, karena Paru-paru mudah sekali
terserang penyakit infeksi sehingga menimbulkan kerusakan jaringannya.
DAFTAR PUSTAKA

Evelyn C.pearce.2002.anatomi dan fisiologi untuk paramedis.jakarta: gramedia pustaka


utama
Priadi, Arif. 2009. Biology Senior High School Year XI. : Yudhistira
Nurachman, Elly, dkk. 2011. Dasar – Dasar Anatomi dan Fisiologi. Jakarta: Salemba
Medika

Anda mungkin juga menyukai