Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KEBUTUHAN OKSIGENASI

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4

ANISA AYU LESTARI (142012018050)


ELFINE DION (142012018057)
NI’MATUL KHOIRIYAH (142012018071)
RIKA DEFA AULIA (142012018080)
TYAS OKTAVIANI (142012018087)

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
PRINGSEWU LAMPUNG
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
kami masih diberi kesempatan untuk bekerja bersama untuk menyelesaikan makalah ini.
Dimana makalah ini merupakan salah satu dari tugas mata kuliah kebutugan oksigenasi.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang
telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa
dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, Oleh sebab itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga dengan selesainya makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin..

Pringsewu, November 2018

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................i


KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii

BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................
B. Rumusan Masalah...........................................................................
C. Tujuan.............................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Oksigen dan Oksigenasi................................................
B. .........................................................................................................
C. .........................................................................................................
D.

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan.....................................................................................
B. Saran...............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang

Pemenuhan kebutuhan oksigenasi adalah bagian dari kebutuhan fisiologis(Huraki Maslow).


Kebutuhan oksigen diperlukan untuk proses kehidupan, oksigen sangat berperan dalam
proses metabolism tubuh, kebutuhan oksigen dalam tubuh harus dipenuhi apabila kebutuhan
dalam tubuh berkurang, maka terjadi kerusakan pada jaringan otak. Dan apabila hal tersebut
terjadi berlangsung lama akan mengakibatkan kematian.

Masalah kebutuhan oksigen merupakan masalah utama dalam pemenuhan dasar manusia. Hal
ini telah terbukti ada yang kekurangan oksigen akan mengalami hipoxia dan akan terjadi
kematian. Proses pemenuhan kebutuhan pada manusia dapat dilakukan dengan cara
pemberian oksigen melalui saluran pernapasan dan sumbatan yang menghalangi masuknya
oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernapasan agar dapat berfungsi normsl
kembali. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dalam pelayanan keperawatan dapat
dilakukan dengan pemberian oksigen dengan menggunakan nasal kanul, masker, dan kateter
nasal.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari kebutuhan oksigenasi ?


2. Sistem tubuh apa saja yang berperan dalam kebutuhan oksigenasi ?
3. Apa saja pengaturan oksigenasi ?
4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kebutuhan oksigenasi ?
5. Masalah apa saja yang ada dalam oksigenasi ?

C.   Tujuan Penulisan

1. Agar mahasiswa lebih paham dan mengerti dalam tehnik pemasangan oksigen.
2. Agar mahasiswa dapt memenuhi kebutuhan dasar pasien yang berhubungan dengan
oksigenasi.
3. Agar mahasiswa mempunyai pedoman dalam tindakan selanjutnya

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Oksigen dan Oksigenasi

Oksigen adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir
sehingga kosentrasi oksigen meningkat dalam tubuh.

Oksigenasi adalah pemasangan oksigen yang diberikan pada pasien untuk mengatasi masalah
pernapasan. Misalnya pada penderita asma, bronkopneumonia, pasien tidak sadar, pasien
penyakit jantung, dll.

B. Tujuan Pemberian Oksigenasi

1.      Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan.


2.      Untuk menurunkan kerja paru-paru.
3.      Untuk menurunkan kerja jantung.

C. Syarat Pemberian Oksigen

1.      Dapat mengontrol kosentrasi oksigen udara inpirasi.


2.      Tahanan jalan nafas yang rendah.
3.      Tidak terjadi penumpukan CO2.
4.      Efisien
5.      Nyaman untuk pasien.

D. Indikasi Pemeberian Oksigenasi


1. Klien dengan kadar oksigen arteri dari hasil analisa gas darah.
2. Klien dengan peningkatan kerja nafas, dimana tubuh berespon terhadap keadaan
hipoksemia melalui peningkatan laju dan dalamnya pernafasan serta adanya kerja otot-otot
tambahan pernafasan.
3. Klien dengan peningkatan kerja miokard, dimana jantung berusaha untuk mengatasi
gangguan oksigen melalui peningkatan laju pompa jantung yang adekuat.

E. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

a. Anatomi

Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus, bronkiolus,
dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat menghangatkan
udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem yang memungkinkan kotoran
atau benda asing yang masuk dapat dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.

1. Hidung
Nares anterior adalah saluran-saluran di dalam rongga hidung. Saluran-saluran itu
bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai vestibulum. Rongga hidung dilapisi
sebagai selaput lendir yang sangat kaya akan pembuluh darah, dan bersambung dengan
lapisan farinx dan dengan selaput lendir sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam
rongga hidung. Septum nasi memisahkan kedua cavum nasi. Struktur ini tipis terdiri dari
tulang dan tulang rawan, sering membengkok kesatu sisi.

2.   Farinx (tekak)
Farinx (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai
persambungan-nya dengan oesopagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka
letaknya di belakang larinx (larinx-faringeal). Orofaring adalah bagian dari faring
merupakan gabungan sistem respirasi dan pencernaan.

3.    Laring (tenggorokan)
Terletak pada garis tengah bagian depan leher, sebelah dalam kulit, glandula tyroidea,
dan beberapa otot kecil, dan didepan laringofaring dan bagian atas esopagus.

4.    Epiglottis
Cartilago yang berbentuk daun dan menonjol keatas dibelakang dasar lidah. Epiglottis ini
melekat pada bagian belakang Vertebra cartilago thyroideum. Plica aryepiglottica,
berjalan kebelakang dari bagian samping epiglottis menuju cartilago arytenoidea,
membentuk batas jalan masuk laring.

5.    Plica vokalis
Plica vocalis adalah dua lembar membrana mukosa tipis yang terletak di atas ligamenturn
vocale, dua pita fibrosa yang teregang di antara bagian dalam cartilago thyroidea di
bagian depan dan cartilago arytenoidea di bagian belakang. Plica vocalis palsu adalah
dua lipatan. membrana mukosa tepat di atas plica vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat
dalam produksi suara.

6.   Otot-otot
Otot-otot kecil yang melekat pada cartilago arytenoidea, cricoidea, dan thyroidea, yang
dengan kontraksi dan relaksasi dapat mendekatkan dan memisahkan plica vocalis. Otot-
otot tersebut di inervasi oleh nervus cranialis X (vagus).

7.    Fonasi
Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan
dimodifikasi oleh gerakan palatum molle, pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi tertentu
oleh sinus udara cranialis.

8.   Trakea (batang otak)


Adalah tabung fleksibel dengan panjang kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm. Trachea
berjalan dari cartilago cricoidea kebawah pada bagian depan leher dan dibelakang
manubrium sterni, berakhir setinggi angulus sternalis (taut manubrium dengan corpus
sterni) atau sampai kira-kira ketinggian vertebrata torakalis kelima dan di tempat ini
bercabang mcnjadi dua bronckus (bronchi). Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran tak-
lengkap yang berupa cincin tulang rawan yang diikat bersama oleh jaringan fibrosa dan
yang melengkapi lingkaran disebelah belakang trachea, selain itu juga membuat
beberapa jaringan otot.
9.  Bronchus
Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus kanan
dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali sebelum
sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum bronkiolus,
bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas tidak kolaps
atau kempis sehingga aliran udara lancar.

10. Alveoli
Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran oksigen
dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat sekitar 300 juta
alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2 milimeter. Paru-paru
terdapat dalam rongga thoraks pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru memilki :

1)      Apeks, Apeks paru meluas kedalam leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula.
2)      Permukaan costo vertebra, menempel pada bagian dalam dinding dada.
3)      Dan basis terletak pada diafragma.

Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius dan inferior sedangkan paru
kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan
elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula, bronchial venula, ductus
alveolar, sakkus alveolar dan alveoli. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung 150
juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat
permukaan/pertukaran gas. Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus superior, medius
dan inferior sedangkan paru kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan inferior. Tiap lobus
dibungkus oleh jaringan elastik yang mengandung pembuluh limfe, arteriola, venula,
bronchial venula, ductus alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.

Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut
sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga dada
dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan paru secara bebas
tanpa ada gesekan dengan dinding dada. Diperkirakan bahwa setiap paru-paru mengandung
150 juta alveoli, sehingga mempunyai permukaan yang cukup luas untuk tempat
permukaan/pertukaran gas.

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka dada ini
terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga menempel di
depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-iga di bagian
belakang. Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting
sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai berikut :

1)      interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.
2)      Sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).
3)      Skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
4)      Interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.
5)      Otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong diafragma
ke atas.
6)      Otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma.

b. Fisiologi

Proses fisiologis respirasi di mana oksigen dipindahkan dari udara ke dalam jaringan-
jaringan, dan karbon dioksida dikeluarkan ke udara.

1. Ventilasi
Udara bergerak masuk dan keluar dari paru-paru karena selisih tekanan yang terdapat
antara atmosfer dan alveolus oleh kerja mekanik otot-otot.

2. Difusi
Stadium ke dua proses respirasi mencakup proses difusi gas-gas melintasi membran
antara alveolus-kapiler yang tipis (tebalnya kurang dari 0.5 um). Kekuatan pendorong
untuk pernindahan ini adalah selisih tekanan parsial antara darah dan fase gas.

3. Transportasi dalam darah


Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke jaringan melalui dua jalan :
a. Secara fisik larut dalam plasma.
b. Secara kimia berikatan dengan hemoglobin sebagai oksihemoglobin (HbO2).
Ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini bersifat reversibel.

Transport CO2 dari jaringan keparu-paru melalui tiga cara sebagai berikut:
a. Secara fisk larut dalam plasma (10 %).
b. Berikatan dengan gugus amino pada Hb dalam sel darah merah (20%).
c. Ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%). Karbon dioksida berikatan dengan
air dengan reaksi seperti dibawah ini:
CO2 + H2O = H2CO3 = H+ +HCO3-

Ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga stadium.

1. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya campuran gas-gas ke dalam dan ke
luar paru-paru.
2. Stadium ke dua, transportasi, yang terdiri dari beberapa aspek :
a. Difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru (respirasi eksterna) dan
antara darah sistemik dan selsel jaringan.
b. Distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan penyesuaiannya dengan
distribusi udara dalam alveolus-alveolus.
c. Reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbon dioksida dengan darah.
d. Respirasi sel atau respirasi interna merupakan stadium akhir dari respirasi.
Selama respirasi ini metabolit dioksidasi untuk mendapatkan energi, dan
karbon dioksida terbentuk sebagai sampah proses metabolisme sel dan
dikeluarkan oleh paru-paru.
F. Pengaturan Respirasi

1.      Medulla Oblongata.


2.     Pons

Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki fungsi sebagai berikut:


a. Terdapat permukaan gas-gas yaitu mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer kedarah
vena dan mengeluarkan gas carbondioksida dari alveoli keudara atmosfer.
b. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi.
c. Reservoir darah.
d. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas

G. Macam – Macam Alat Oksigenasi dan Cara Pemakaiannya

a. Nasal kanula/Binasal kanula


Alatnya sederhana dapat memberikan oksigen dengan aliran 1-6lt/menit dan konsentrasi
oksigen sebesar 24%-44%.

Cara pemasangan :

 Terangkan prosedur pada klien


 Atur posisi klien yang nyaman(semi fowler)
 Atur peralatan oksigen dan humidiflier
 Hubungkan kanula dengan selang oksigen ke humidiflier dengan aliran oksigen
yang rendah,beri pelicin(jelly) pada kedua ujung kanula.
 Masukan ujung kanula ke lubang hidung
 Fiksasi selang oksigen
 Alirkan oksigen sesuai yang diingiinkan.

Keuntungan:

 Toleransi klien baik


 Pemasangannya mudah
 Klien bebas untuk makan dan minum
 Harga lebih murah

Kerugian:

 Mudah terlepas
 Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 44%
 Suplai oksigen berkurang jika klien bernafas lewat mulut
 Mengiritasi selaput lender, nyeuri sinus

 b. Sungkup Muka / Masker

1. Sungkup muka sederhana

Aliran oksigen melalui alat ini sekitar 5-8lt/menit dengan koonsentrasi 40-60%.

Cara pemasangan :

 Terangkan prosedur pada klien


 Atur posisi yang nyaman pada klien (semi fowler)
 Hubungkan selang oksigen pada sungkup muka sederhana dengan humidiflier.
 Tepatkan sungkup muka sederhana, sehingga menutupi hidung dan mulut klien
 Lingkarkan karet sungkunp kepada kepala klien agar tidak lepas
 Alirkan oksigen sesuai kebutuhan.

Keuntungan:

 Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari nasal kanula


 system humidifikasi dapat di tingkatkan

Kerugian:

 Umumnya tidak nyaman bagi klien


 Membuat rasa panas, sehingga mengiritasi mulut dan pipi
 Aktivitas makan dan berbicara terganggu
 Dapat menyebabkan mual dan muntah, sehingga dapat menyebabkan aspirasi
 Jika alirannya rendah dapat menyebabkan penumpukan karbondioksida
c. Sungkup muka dengan kantung rebreathing

Konsentrrasi ooksigen yang di berikan lebih tinggi dari pada sungkup muka sederhana
yaitu 60-80% dengan aliran oksigen 8-12lt/menit. Indikasi penggunaan adalah pada klien
dengan kadar tekanan karbondioksida yang rendah, udara inspirasi sebagian tercampur
dengan udara ekspirasi sehingga konsentrasi karbondioksida lebih tinggi dari pada
sungkup sederhana.

Cara pemakaian :

         Terangkan prosedur pada klien

         Hubungkan selang oksigen dengan humidiflier dengan aliran rendah

         Isi oksigen kedalam kantong dengan cara menutup lubang antara kantung dengan sungkup

         Atur tali pengikat sungkup sehingga menutup rapat dan nyaman. Bila perlu pakai kasa pada
daerah yang tertekan.

         Sesuaikan aliran oksigen, sehingga kantung akan terisi waktu ekspirasi dan hampir kuncup
waktu inspirasi

Keuntungan:

         Konsentrasi oksigen lebih tinggi dari pada sungkup muka sederhana

         Tidak mengeringkan selaput lendir

Kerugian:

         Kantung oksigen bisa terlipat

         Menyebabkan penumpukan oksigen jika aliran terlalu rendah

d. Sungkup muka non breathing

Memberikan konsentrasi oksigen sampai 99% dengan aliran yang sama pada kantong
rebreathing. Pada  prinsipnya, udara inspirasi tidak tercampur dengan ekspirasi. Indikasi
penggunaan adalah pada klien dengan kadar tekanan karbondioksida yang tinggi.

Cara pemasangan sama dengan sungkup muka kantong rebreathing.


Keuntungan:

         Konsentrasi oksigen hampir  diperoleh 100% karena adanya katup satu arah antara kantong
dan sungkup, sehingga kantung mengandung konsentrasi oksigen yang tinggi dan tidak
tercampur dengan udara ekspirasi.

         Tidak mengeringkan selaput lender

Kerugian:

         Kantung oksigen bisa terlipat

         Berisiko untuk terjadi keracunan oksigen

         Tidak nyaman bagi klien

H. Faktor yang mempengaruhi oksigenasi


1.        Faktor Perkembangan : lahir paru-paru berisi udara.
2.        Faktor Lingkungan : dataran tinggi PO2 rendah.
3.        Status Kesehatan : penyakit kardiovaskuler dan pernafasan trasportasi O2 terganggu.
4.        Faktor Perilaku : aktivitas fisik, nutrisi, merokok, penyalahgunaan narkoba.
5.        Faktor fisiologis
1)        Perubahan pola nafas.
2)        Obstruksi jalan nafas.
3)        Gangguan fungsi pernafasan.

I. Masalah Oksigenasi
1.      Hiperventilasi
Hiperventilasi adalah kondisi ventilasi yang berlebih, yang dibutuhkan untuk mengeleminasi
CO2 di vena, yang diproduksi mll metabolisme.
Disebabkan oleh :
a. Ansietas
b. Infeksi
c. Obat-obatan

Tanda dan gejala Hiperventlasi :


a. Takikardi
b. Nafas pendek
c. Nyeri dada
d. Baal pada ekstremitas
e. Penglihatan yang kabur

2.    Hipoventilasi
Hipoventilasi adalah ventilasi alveolar tidak adekuat memenuhi kebutuhan O2 tubuh /
mengeliminasi CO2 tidak adekuat. Disebabkan oleh atelektasis yaitu kolaps alveoli yang
mencegah pertukaran O2 dan CO2 sehingga paru yang di ventilasi sedikit.
Tanda dan gejala Hipoventilasi :
1.        Pusing
2.        Penurunan kemampuan mengikuti instruksi.
3.        Ketidakseimbangan elektrolit.
4.        Henti jantung.
5.        Nyeri kepala di oksipital pada saat terjaga.

3.    Hipoksia
Hipoksia adalah oksigenasi jaringan yang tidak adekuat pada tingkat jaringan, kondisi ini
terjadi akibat defisiensi penghantar O2 atau penggunaan O2 diselular. Disebabkan oleh :

a. Penurunan kadar hemoglobin & penurunan kapasitas darah yang membawa O2, seperti
Anemia.
b. Penurunan konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti sesak nafas.
c. Ketidakmampuan jaringan untuk mengambil O2 dari darah, seperti kasus keracunan
sianida.
d. Penurunan difusi O2 dari alveoli ke darah, seperti Pneumonia.
e. Perfusi darah yang mengandung O2 di jaringan yang buruk seperti syok.
f. Kerusakan ventilasi seperti trauma dada, fraktur iga multiple.

4.      Obstruksi jalan napas


Obtruksi jalan napas adalah kondisi pernapasan yang tidak normal akibat ketidakmampuan
batuk secara efektif.
Tanda Klinis:
a. Batuk tidak efektif.
b. Sekret tidak mampu keluar.
c. Suara nafas menunjukkan adanya sumbatan.
d. Jumlah, irama dan kedalaman pernapasan tidak normal.

5.    Gangguan Pertukaran gas


Gangguan pertukaran gas seperti terjadi karena sekresi yg kental, depresi saraf pusat,
penyakit radang paru.

Tanda Klinis :
a. Napas dengan bibir saat ekspirasi.
b. Menurunnya saturasi Oksigen.
c. Sianosis
d. Dispnea (sesak dan berat saat bernapas).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Oksigen memegang peranan penting dalam semua proses tubuh secara fungsional. Tidak
adanya oksigen akan menyebabkan  tubuh secara fungsional mengalami kemunduran atau
bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan oksigen merupakan
kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional. Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan.

B. Saran
Dengan selesainya makalah ini disarankan kepada para pembaca agar dapat lebih
memperdalam lagi pengetahuan tentang pemenuhan kebutuhan oksigeni pada rumah sakit
serta dapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan. Diharapkan perawat serta
tenaga kesehatan lainnya mampu memahami dan mendalami kebutuhan fisiologis
oksigenasi yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang sangat mendasar.
DAFTAR PUSTAKA

Allen. CarolVestal. 1998. MemahamiProses Keperawatan DenganPendekatan Latihan.


Jakarta.
A.Aziz Alimul H. Pengantar Kebutuhan DasarManusia. SalembaMedika. 2006 . Jakarta.
Carpenito, Lynela Juall ; Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi b. Jakarta, EGC ; 2000
Doenges, Marilyn. Dkk ; Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta. EGC 1999

Greven. Ruth. 1999. Fundamental of Nursing: human health and function. Philadelphia:
lippincott. bahasa Cristantie Effendy. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai