PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Di Rumah sakit Mawar terdapat pasien yang bernama Tn. J, pasien tersebut baru saja
datang ke rumah sakit dan di rawat di ruang rindu pasien tersebut hanya murung,
berhalusinasi, sulit berinteraksi dengan orang sekitar, susah untuk tidur, diam, sedih,
dan sering kali pasien menangis dan marah. Dari data yang sudah didapatkan ternyata
pasien mengalami hal tersebut di karenakan sang ibu meninggal sejak 1 minggu yang
lalu di karenakan kecelakaan saat bekerja. Pada pagi itu Tn. J tampak berdiam sendiri
di ruang rindu dan perawat menghampiri Tn. J untuk mengurangi kesedihan yang di
alami oleh Tn. J . Setelah perawat melakukan tindakan keperawatan pada Tn. J
dengan masalah psikososial kehilangan dan berduka SP 1 di temukan hasil pasien
sudah mulai agak berinteraksi dengan sekitar, pasiem sudah muali bisa makan seperti
biasa, namun pasien masih belum bisa mengendalikan kemarahan, dan masih sering
kali pasien menangis dan murung. Sehingga kita sebagai perawat kembali melakukan
tindakan keperawatan pada Tn. J dengan masalah psikososial kehilangan dan
berduka SP 2.
Strategi pelaksanaan SP 2
Pertemuan ke -2
A. Proses Keperwatan
1. Kondisi klien
Pasien sudah mulai agak berinteraksi dengan sekitar, pasiem sudah muali
bisa makan seperti biasa, namun pasien masih belum bisa mengendalikan
kemarahan, dan masih sering kali pasien menangis dan murung.
2. Diagnosa Keperawatan
Isolasi social berhubungan dengan koping individu tidak efektif tentang
kehilangan pasangan.
3. Tujuan Khusus
Pasien dapat melakukan kegiantan seperti sediakala dan pasien dapat
berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
4. Tindakan Keperawatan
Melibatkan pasien dalam setiap aktifitas yang melibatkan
kelompok, dan lingkungan
Berikan reward atupun pujian kepada pasien bila pasien bisa
melakukan tindakan dengan benar.
B. Strategi Pelaksanaan
1. Fase Orientasi
Perawat : “Halo Tn. J selamat pagi, bagaimana kabar Tn. J hari ini ?”
Pasien : ( pasien hanya mengangguk dan tampak murung )
Perawat : “Tn. J masih ingat sama saya?”
Pasien : ( pasien hanya mengangguk )
Perawat : “ Jika Tn.J masih mengingat saya, Tn. J bisa menyebutkan
nama saya?”
Pasien : “ ya, saya ingat nama anda ragil….”
Perawat : “ Baik ( sambil bertepuk tangan ), bagaimana keadaan Tn.J
sekarang ?”
Pasien : “ keadaan saya sekarang baik( pasien tampak murung dengan
nada suara agak tinggi)”
Perawat : “ baik, kemaren kita sudah berjanji melakukan komunikasi
kembali ya pak? Bapak bersedia berbincang kembali dengan saya?”
Pasien : “ iya mas saya bersedia( nada bicara pasien sudah mulai turun
)”
Perawat : “ baik bapak, waktu kita berbincang pada pagi hari ini kurang
lebih 20 menit bapak.., apakah bapak bersedia?”
Pasien : “ baik mas.. saya bersedia.”
2. Fase Kerja
Perawat :” baik Tn.J saya merasa senang melihat kondisi bapak
sekarang yang sudah mulai beradaptasi dengan keadaan yang bapak alami,
bapak sudah muali bisa berinteraksi dengan lingkungan sekitar dan bapak
tampak bisa mengendalikan amarah bapak. Hari ini kita akan memulai
pembicaraan dari hal-hal yang bapak sukai, kalo boleh tau hobi bapak itu
apa ya…?”
Pasien :” baisanya kalau waktu luang saya lebih suka untuk bermain
gitar dan bernyanyi mas..”
Perawat :” wahh.. hobi bapak adalah bernyanyi dan bermain gitar ya..,
cukup seringkah bapak bermain gitar dan bernyanyi?”
Pasien : “ cukup sering mas dikala waktu luang saya lebih suka untuk
bermain gitar dari pada melakukan kegiatan yang lain..”
Perawat : “ bagaimana kalau saya mendengarkan bapak bermain gitar
dan menyanyi…? Apakah bapak bersedia memainkan gitar dan
bernyanyi..?
Pasien : “ baik mas boleh saya malah senang bermain gitar dari pada
diam seperti ini..”
Perawat : “ baik saya ambilkan gitarnya terlebih dahulu ya pak..”
Pasien : “ iya mas..”
Perawat : “ ini pak gitarnya…, bapak mau memainkan lagu apa pak..?
Pasien : “ saya akan menyayikan lagu dari koes ploes rumah
kita( basien memainkan gitar sambil bernyanyi dengan penuh semangat )
Perawat : “ wahh…. Bagus sekali bapak ( sambil bertepuk tangan ),
bagaimana jika kita menyanyikan lagu rohani bapak agar bapak bisa lebih
tenang dan sambil kita beribadah dan membaca alkitab agar bapak bisa
lebih tenang dalam menghadapi permasalahan yang sedang bapak alami?”
Pasien : “ boleh mas…( pasien tampak bersemngat )
Perawat : “ mari bapak kita menyanyikan lagu rohani… bapak suka
lagu rohani dengan judul apa?”
Pasien :”ku mau cinta yesus mas…”
Perawat :” baik pak mari kita mulai…( pasien menyanyi dengan penuh
semnagat )
Perawat :” baik bapak kita sudah selesai menyanyikan lagu bagaimana
jika kita lanjut kembali dengan berdoa….”
Pasien :” baik mas…”
Perawat : “ baik pak sekarang kita berdoa untuk kesembuhan
bapak”( kemudian berdoa)
Perawat :” di saat bapak mulai merasakan ingin marah, bapak merasa
kesepian bapak bisa bernyanyi dan memuji nama Tuhan, agar bapak lebih
tenang dan bapak merasa tidak kesepian…”
Pasien : “ baik mas saya akan lebih sering memuji nama Tuhan dari
pada hanya berdiam diri dan melamun.”
3. Fase Terminasi
Perawat :” bagaimana perasaan bapak setelah kegiatan yang kita
lakukan tadi..?”
Pasien :”saya merasa lebih tenang sekarang mas.. , dan saya lebih
mengingat Tuhan kembali..”
Perawat :” apa manfaat yang bisa bapak dapatkan dari kegiatan
tersebut…?
Pasien :” saya lebih bisa mengendalikan emosi saya mas, dan saya
bisa lebih tenang ketika menyanyikan lagu pujian dan berdoa..”
Perawat :” baik bapak… jika nanti bapak merasa sehih dan merasa tidak
bisa menahan emosi bapak bisa melakukan hobi bapak seperti bermain
gitar dan bernyanyi dan memuliakan nama Tuhan..”
Pasien :” iya mas saya akan selalu mengingat hal tersebut”
Perawat :” baik pak saya rasa obrolan kita hari ini sudah cukup, besok
kita kan bertemu kembali jam 09.00 pagi apakah bapak bersedia?
Pasien :” baik mas saya bersedia”
Perawat :” baik bapak saya kembali keruangan saya, terimakasih bapak
dan selamat pagi.”
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan yang saya dapatkan dari kasus di atas adalah kita sebagai
seorang perawat jika menghadapi pasien dengan gangguan kehilangan dan
berduka tindakan keperawatan yang bisa kita lakukan adalah kita
memberikan motivasi-motivasi kepada pasien agar lebih bersemngat dan
apabila pasien tersebut marah dan tidak bisa menerima keadaanya
sekarang kita menjelaskan kepada pasien agar pasien bisa menerima
keadaanya dan kita memberikan bimbingan spiritual dengan melakukan
ibadah sesuai dengan keyakinan dari pasien agar pasien lebih tenang.