WABAH PANDEMI
Disusun oleh
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam kami sampaikan ke hadirat Tuhan Yang Maha esa
karena berkat kemurahan-Nya makalah Wabah Pandemi ini dapat diselesaikan sesuai
dengan harapan.
Kami menyadari, bahawa proses penulisan makalah ini masih jauh dari
sempurna baik dari segi materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami
telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga
makalah ini dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, kami dengan rendah hati
dan dengan tangan terbuka menerima masukan, saran dan usulan guna
penyempurnaan makalah ini di kemudian hari.
Kami sadari pula, bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini
Kelompok
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Memasuki tahun 2020, dunia menghadapi kejadian luar biasa dimana
suatu wabah penyakit yang kemudian dengan cepat menyebar ke berbagai
negara di seluruh dunia yang diberi nama COVID-19 (Coronavirus Disease
2019). Termasuk di Indonesia saat ini sedang menghadapi permasalahan
wabah penyakit tersebut, karena mengakibatkan dampak yang lebih besar
menyangkut semua aspek kehidupan di masyarakat seperti sosial dan
ekonomi.
Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian tersebarnya
penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun untuk
menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah dipelajari dalam
epidemiologi (id.wikipedia.org/wiki/Wabah). Sebuah wabah adalah
peningkatan jumlah kasus yang jelas terlihat, meski kecil, jika dibandingkan
dengan jumlah “normal” yang diantisipasi. Apabila tiba-tiba jumlah anak kecil
yang terkena diare meningkat di sebuah tempat penitipan anak. Satu atau dua
anak sakit mungkin saja normal di hari-hari biasa, tapi jika 15 anak sekaligus
menderita diare, ini berarti wabah.
Wabah adalah adalah munculnya penyakit di masyarakat. Berbeda
dengan penularan masif, wabah dikategorikan dengan jumlah orang yang
terjangkit jauh lebih banyak. Penyakit yang menyerang juga terjadi di musim-
musim tertentu. Kriteria wabah sendiri adalah penyakit baru yang tak
diketahui atau penyakit yang baru muncul di daerah tersebut. Penyakit yang
sudah lama tak menjangkiti masyarakat di sana juga bisa disebut wabah
(labkes.jogjaprov.go.id/berita/5, 2020).
Dalam sejarah manusia, telah terjadi banyak wabah besar atau pandemik
yang cukup signifikan. Penyakit dalam wabah-wabah tersebut biasanya
merupakan penyakit yang ditularkan hewan (zoonosis) yang terjadi bersama
dengan domestikasi hewan seperti influensa dan tuberkulosa. Sebagai contoh
The Black Death, dimulai tahun 1300-an. Delapan abad setelah wabah
terakhir, pes bubonik merebak kembali di Eropa. Setelah mulai berjangkit di
Asia, wabah tersebut mencapai Mediterania dan Eropa barat pada tahun 1348
(mungkin oleh para pedagang Italia yang mengungsi dari perang di Crimea),
dan menewaskan dua puluh juta orang Eropa dalam waktu enam tahun, yaitu
seperempat dari seluruh populasi atau bahkan sampai separuh populasi di
daerah perkotaan yang paling parah dijangkiti. Kemudian kolera, pandemik
pertama, 1816–1826. Pada mulanya wabah ini terbatas pada daerah anak
benua India, dimulai di Bengal, dan menyebar ke luar India pada tahun 1820.
Penyebarannya sampai ke Cina dan Laut Kaspia sebelum akhirnya berkurang.
Saat ini begitu otoritas kesehatan setempat mendeteksi adanya wabah,
mereka langsung meluncurkan investigasi guna menentukan secara tepat siapa
saja yang terdampak dan berapa banyak orang yang terkena penyakit.
Informasi itu kemudian digunakan untuk mencari tahu cara terbaik mengurung
wabah dan mencegah bertambahnya penderita baru.
Epidemi adalah wabah yang menyebar di area geografis yang lebih luas
yaitu ke beberapa negara atau wilayah di dunia. Ketika orang-orang di luar
Wuhan mulai terdeteksi mengidap SARS-CoV-2 (yang menyebabkan
penyakit bernama COVID-19), para ahli epidemiologi pun tahu bahwa wabah
ini telah menyebar luas, yang menandakan bahwa upaya pengurungan tidaklah
cukup atau sudah terlambat.
WHO mendefinisikan pandemik sebagai penyebaran penyakit baru ke
seluruh dunia. Tercatat ada beberapa penyakit pandemik yang paling
mematikan sepanjang sejarah, salah satunya cacar, campak, tipus, flu spanyol,
black death, HIV/AIDS. Pandemik adalah tingkat tertinggi untuk darurat
kesehatan global dan menunjukkan bahwa wabah yang meluas ini
mempengaruhi banyak wilayah di dunia. Walaupun begitu, statemen-statemen
dari WHO tetap berharap agar pandemik ini bisa dikendalikan dan
kerusakannya bisa di minimalisir dengan mengambil tindakan-tindakan yang
cepat dan agresif. WHO dalam sejarahnya hanya pernah mengumumkan dua
pandemik, pertama untuk influenza pada tahun 1918 dan Influenza H1N1 di
tahun 2009.
"Epidemi itu terjadi di satu lingkungan terbatas atau negara saja.
Pandemik seluruh dunia atau beberapa benua," kata Amin Soebandrio profesor
spesialis mikrobiologi klinik, guru besar FKUI sekaligus kepala lembaga
biologi molekuler Eijkman kepada CNNIndonesia.com, Kamis (30/1).
Adapun cara untuk memutus rantai penyebaran virus ini adalah dengan
pembatasan jarak antar manusia. Penerapan kebijakan menjaga jarak ini
seperti karantina wilayah maupun pembatasan sosial, telah menyebabkan
dampak ekonomi yang signifikan terhadap berbagai industri terutama
manufaktur, pariwisata, perhotelan, dan transportasi. Selain itu, trauma dan
kehilangan orang-orang yang disayangi, ketidakpastian kapan pandemik akan
berakhir menyebabkan ketakutan, kepanikan, yang mempengaruhi kesehatan
mental manusia.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan wabah pandemi?
2. Apa saja penyakit yang pernah menjadi wabah pandemi?
3. Apa saja faktor-faktor penyebab wabah pandemi?
4. Bagaimana tahapan-tahapan wabah pandemi?
5. Bagaimana diagnosis klinis wabah pandemi?
6. Bagaimana Penanggulangan wabah pandemi?
7. Bagaimana hasil analisis jurnal mengenai wabah pandemi?
C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk lebih mengetahui
tentang :
1. Mengetahui definisi dari wabah pandemi.
2. mengetahui penyakit yang pernah menjadi wabah pandemi.
3. Mengetahui apa saja faktor-faktor penyebab wabah pandemi.
4. Mengetahui tahapan-tahapan wabah pandemi.
5. Mengetahui diagnosis klinis wabah pandemi.
6. Mengetahui Penanggulangan wabah pandemi.
7. Mengetahui hasil analisis jurnal mengenai wabah pandemi.
D. Manfaat
1. Secara umum
Dapat memberikan pengetahuan secara luas tentang wabah.
2. Secara khusus
Sebagai mahasiswa dituntut untuk memahami tentang suatu wabah
sehingga menjadi epidemi maupun pandemik dan penyelesaian untuk
masalah tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Wabah adalah istilah umum untuk menyebut kejadian
tersebarnya penyakit pada daerah yang luas dan pada banyak orang, maupun
untuk menyebut penyakit yang menyebar tersebut. Wabah dipelajari
dalam epidemiologi. Dalam epidemiologi, epidemi (dari bahasa
Yunani epi- pada + demos rakyat) adalah penyakit yang timbul sebagai kasus
baru pada suatu populasi tertentu manusia, dalam suatu periode waktu
tertentu, dengan laju yang melampaui laju "ekspektasi" (dugaan), yang
didasarkan pada pengalaman mutakhir. Dengan kata lain, epidemi adalah
wabah yang terjadi secara lebih cepat daripada yang diduga. Jumlah kasus
baru penyakit di dalam suatu populasi dalam periode waktu tertentu
disebut incidence rate (bahasa Inggris; "laju timbulnya penyakit").
Peraturan yang berlaku di Indonesia, pengertian wabah dapat dikatakan
sama dengan epidemi, yaitu "berjangkitnya suatu penyakit
menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata
melebihi ... keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka" (UU 4/1984). Suatu wabah dapat terbatas pada
lingkup kecil tertentu (disebut outbreak, yaitu serangan penyakit), lingkup
yang lebih luas ("epidemi") atau bahkan lingkup global (pandemi).
Contoh wabah yang cukup dikenal termasuk wabah pes yang terjadi
di Eropa pada zaman pertengahan yang dikenal sebagai the Black
Death ("kematian hitam"), pandemi influensa besar yang terjadi pada
akhir Perang Dunia I, dan epidemi AIDS dewasa ini, yang oleh sekalangan
pihak juga dianggap sebagai pandemi. Suatu pandemi (dari bahasa
Yunani pan semua + demos rakyat) atau epidemi global atau wabah global
merupakan terjangkitnya penyakit menular pada banyak orang dalam daerah
geografi yang luas.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi dikatakan
terjadi bila ketiga syarat berikut telah terpenuhi:
1. timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi
bersangkutan,
2. agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit
serius,
3. agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada
manusia.
Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai pandemi hanya
karena menewaskan banyak orang. Sebagai contoh, kelas penyakit yang
dikenal sebagai kanker menimbulkan angka kematian yang tinggi namun tidak
digolongkan sebagai pandemi karena tidak ditularkan. Dalam sejarah manusia,
telah terjadi banyak wabah besar atau pandemi yang cukup signifikan.
Penyakit dalam wabah-wabah tersebut biasanya merupakan penyakit yang
ditularkan hewan (zoonosis) yang terjadi bersama dengan domestikasi hewan
—seperti influensa dan tuberkulosa.
2. Kolera
a. pandemi pertama, 1816–1826. Pada mulanya wabah ini terbatas pada
daerah anak benua India, dimulai di Bengal, dan menyebar ke luar
India pada tahun 1820. Penyebarannya sampai ke Republik Rakyat
Tiongkok dan Laut Kaspia sebelum akhirnya berkurang.
b. Pandemi kedua (1829–1851) mencapai Eropa, London pada tahun
1832, Ontario Kanada dan New York pada tahun yang sama, dan
pesisir Pasifik Amerika Utara pada tahun 1834.
c. Pandemi ketiga (1852–1860) terutama menyerang Rusia, memakan
korban lebih dari sejuta jiwa.
d. Pandemi keempat (1863–1875) menyebar terutama di Eropa
dan Afrika.
e. Pandemi keenam (1899–1923) sedikit memengaruhi Eropa karena
kemajuan kesehatan masyarakat, tetapi Rusia kembali terserang secara
parah.
3. Influensa
a. "Flu Asiatik", 1889–1890. Dilaporkan pertama kali pada bulan Mei
1889 di Bukhara, Rusia. Pada bulan Oktober, wabah tersebut merebak
sampai Tomsk dan daerah Kaukasus. Wabah ini dengan cepat
menyebar ke barat dan menyerang Amerika Utara pada bulan
Desember 1889, Amerika Selatan pada Februari–April 1890, India
pada Februari–Maret 1890, dan Australia pada Maret–April 1890.
Wabah ini diduga disebabkan oleh virus flu tipe H2N8 dan
mempunyai laju serangan dan laju mortalitas yang sangat tinggi.
b. "Flu Spanyol", 1918–1919. Pertama kali diidentifikasi awal Maret
1918 di basis pelatihan militer AS di Fort Riley, Kansas, pada bulan
Oktober 1918 wabah ini sudah menyebar menjadi pandemi di semua
benua. Wabah ini sangat mematikan dan sangat cepat menyebar (pada
bulan Mei 1918 di Spanyol, delapan juta orang terinfeksi wabah ini),
berhenti hampir secepat mulainya, dan baru benar-benar berakhir
dalam waktu 18 bulan. Dalam enam bulan, 25 juta orang tewas;
diperkirakan bahwa jumlah total korban jiwa di seluruh dunia
sebanyak dua kali angka tersebut. Diperkirakan 17 juta jiwa tewas di
India, 500.000 di Amerika Serikat dan 200.000 di Inggris. Virus
penyebab wabah tersebut baru-baru ini diselidiki di Centers for
Disease Control and Prevention, AS, dengan meneliti jenazah yang
terawetkan di lapisan es (permafrost) Alaska. Virus tersebut
diidentifikasikan sebagai tipe H1N1.
c. "Flu Asia", 1957–1958. Wabah ini pertama kali diidentifikasi di
Tiongkok pada awal Februari 1957, kemudian menyebar ke seluruh
dunia pada tahun yang sama. Wabah tersebut merupakan flu
burung yang disebabkan oleh virus flu tipe H2N2 dan memakan
korban sebanyak satu sampai empat juta orang.
d. "Flu Hong Kong", 1968–1969. Virus tipe H3N2 yang menyebabkan
wabah ini dideteksi pertama kali di Hongkong pada awal 1968.
Perkiraan jumlah kor..ban adalah antara 750.000 dan dua juta jiwa di
seluruh dunia.
D. Tahapan Pandemi
WHO mendefinisikan tahapan pandemi ke dalam tiga periode yaitu
interpandemic period, pandemic alert period dan pandemic period. Berikut ini
penjelasannya:
1. Interpandemic period
a. Fase 1: tidak ada subtipe virus influenza baru yang terdetesi pada
manusia.
b. Fase 2: tidak ada subtipe virus influenza baru yang terdeteksi pada
manusia, tetapi ada penyakit hewan yang mengancam manusia.
2. Pandemic alert period
a. Fase 3: infeksi manusia dengan subtipe baru tetapi tidak menyebar dari
manusia ke manusia.
b. Fase 4: kelompok kecil dengan transmisi manusia ke manusia yang
terbatas.
c. Fase 5: klaster yang lebih besar tetapi penyebaran antar manusia masih
terlokalisir.
5. Penanganan jenazah
Terhadap jenazah akibat penyakit wabah, perlu penanganan secara
khusus menurut jenis penyakitnya untuk menghindarkan penularan
penyakit pada orang lain. Penanganan jenazah yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
a. Penanganan jenazah secara umum mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
1) Harus memperhatikan norma agama, kepercayaan, tradisi, dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2) Pemeriksaan terhadap jenazah dilakukan oleh petugas kesehatan.
3) Penghapushamaan bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam
penanganan jenazah dilakukan oleh petugas kesehatan.
b. Penanganan jenazah secara khusus mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
1) Di tempat pemulasaraan jenazah :
(a) Seluruh petugas yang menangani jenazah telah mempersiapkan
kewaspadaan standar.
(b) Mencuci tangan dengan sabun sebelum memakai dan setelah
melepas sarung tangan.
(c) Perlakuan terhadap jenazah: luruskan tubuh; tutup mata,
telinga,dan mulut dengan kapas/plester kedap air; lepaskan alat
kesehatan yang terpasang; setiap luka harus diplester dengan
rapat.
(d) Jika diperlukan memandikan jenazah atau perlakuan khusus
berdasarkan pertimbangan norma agama, kepercayaan, dan
tradisi, dilakukan oleh petugas khusus dengan tetap
memperhatikan kewaspadaan universal (universal precaution).
Air untuk memandikan jenazah harus dibubuhi disinfektan.
(e) Jika diperlukan otopsi, otopsi hanya dapat dilakukan oleh
petugas khusus setelah mendapatkan izin dari pihak keluarga
dan direktur rumah sakit.
(f) Jenazah tidak boleh dibalsem atau disuntik pengawet.
(g) Jenazah dibungkus dengan kain kafan dan/atau bahan kedap
air.
(h) Jenazah yang sudah dibungkus tidak boleh dibuka lagi.
(i) Jenazah disemayamkan tidak lebih dari 4 jam di tempat
pemulasaraan jenazah.
(j) Jenazah dapat dikeluarkan dari tempat pemulasaraan jenazah
untuk dimakamkan setelah mendapat ijin dari direktur rumah
sakit.
(k) Jenazah sebaiknya diantar/diangkut oleh mobil jenazah ke
tempat pemakaman.
2) Di tempat pemakaman :
(a) Setelah semua ketentuan penanganan jenazah di tempat
pemulasaraan jenazah dilaksanakan, keluarga dapat turut
dalampemakaman jenazah.
(b) Pemakaman dapat dilakukan di tempat pemakaman umum.
Dinas Kesehatan
Puskesmas
Puskesmas
Desa/Lurah
pembantu/Bidan di desa
Dusun/RT/RW
Penyelidikan
Epiemiologi dan
Penanggulangan KLB
Masyarakat
Menteri/Dirjen
Gubernur Bupati/
Walikota
Kadin Kadin
Kesehatan kesehatan
provinsi kab/kota
Kepala camat
puskesmas
Penyelidikan Laporan
epidemiologi kewaspadaan
awal
PEMBAHASAN
A. Rangkuman Jurnal
B. Analisis Jurnal
1. Coronavirus Disease 2019 Tinjauan Literatr Terkini
Wabah pandemi COVID-19 disebabkan oleh virus SARS-CoV-
2. Transmisi penyebaran corona virus berasal dari manusia ke manusia
sehingga penyebaran menjadi agresif. Penularan terjadi melalui
droplet batuk atau bersin. SARS-CoV-2 telah terbukti menginfeksi
saluran cerna berdasarkan hasil bipsi sel epitel gaster, duodenum dan
rectum. Metode yang digunaka pada penulisan jurnal yaitu laporan
kasus dan literatur review.
Berdasarkan data penyakit komorbid hipertensi dan diabetes
mellitus, jenis kelamin laki-laki dan peroko aktif merupakan faktor
resiko dari infeksi SARS-CoV-2. Pasien dengan imunosupresif
seperti pasien kanker dan sirosis hati lebih rentan terhadap infeksi
SARS-CoV-2. Beberapa faktor risiko lain yaitu tinggal serumah
dengan pasien SARS-CoV-2 dan riwayat perjalanan ke daerah-daerah
terjangkit. Manifestasi klinis pasien covid-19 mulai dari tanpa gejala,
gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga
syok sepsis. Perjalanan penyakit dimulai dengan masa inkubasi yang
lamanya sekitar 3-14 hari. Pada masa ini leukosit dan limfosit normal
atau sedikit menurun dan pasien tidak bergejala. Tata laksana
menggunakan obat yang berpotensi mengobati SARS-CoV-2 antara
lain interferonalfa (IFN-α), lopinavir/ritonavir (LPV/r), ribavirin
(RBV), klorokuin fosfat (CLQ/CQ), remdesvir dan umifenovir
(arbidol). Pencegahan wabah infeksi SARS-CoV-2 meliputi
pemutusan mata rantai penularan dengan isolasi, deteksi dini, dan
melakukan proteksi dasar.
A.Kesimpulan
Dalam sejarah manusia, telah terjadi banyak wabah besar atau pandemik
yang cukup signifikan. Penyakit dalam wabah-wabah tersebut biasanya
merupakan penyakit yang ditularkan hewan (zoonosis) yang terjadi bersama
dengan domestikasi hewan seperti influensa dan tuberkulosa. Sebagai contoh
The Black Death, dimulai tahun 1300-an. Delapan abad setelah wabah terakhir,
pes bubonik merebak kembali di Eropa.
Selain itu, trauma dan kehilangan orang-orang yang disayangi,
ketidakpastian kapan pandemik akan berakhir menyebabkan ketakutan,
kepanikan, yang mempengaruhi kesehatan mental manusia.
Adapun cara untuk memutus rantai penyebaran virus ini adalah dengan
pembatasan jarak antar manusia. Penerapan kebijakan menjaga jarak ini seperti
karantina wilayah maupun pembatasan sosial, telah menyebabkan dampak
ekonomi yang signifikan terhadap berbagai industri terutama manufaktur,
pariwisata, perhotelan, dan transportasi
B. Saran
Pada masa pandemi yang sedang berlangsung saat ini penting bagi seluruh
lapisan masyarakat untuk mematuhi protokol-protokol kesehatan yang terus
digencarkan oleh pemerintah demi keselamatan dan kesehatan bangsa
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA