Anda di halaman 1dari 17

DAMPAK PANDEMI VIRUS CORONA COVID-19 TERHADAP

DUNIA PENDIDIKAN

Disusun oleh :

Nurul yulia astutik

XI IIS 4

SMA SULUH JAKARTA

Jalan Palapa Raya No.1 Pasar Minggu, Jakarta Selatan

Tahun Pelajaran 2020/2021

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang

Indonesia saat ini sedang dilanda oleh sebuah virus yang dinamakan Virus Corona atau
Covid-19, virus ini pertama kali berasal dari kota Wuhan Cina. Virus ini menular dengan
sangat cepat dan telah menyebar ke hampir semua negara, termasuk Indonesia hanya dalam
waktu beberapa bulan saja. Virus Corona ini membuat masyarakat resah karena telah
memakan banyak korban. Banyak manusia di seluruh belahan dunia yang dinyatakan positif
terjangkit virus ini, hingga menyebabkan kematian namun banyak pula diantaranya yang
berhasil pulih dari virus tersebut. Hingga akhirnya WHO menetapkan Virus Corona ini
sebagai pandemi. Virus Corona (Covid-19) ini menyerang sistem pernafasan, menyebabkan
infeksi paru-paru hingga berujung kematian. Walaupun lebih banyak menyerang lansia, virus
ini sebenarnya bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa,
termasuk ibu hamil, ibu menyusui dan lain lain.

Hal tersebut membuat beberapa negara menerapkan kebijakan untuk memberlakukan


lockdown dalam rangka mencegah penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri,
diberlakukan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) untuk menekan
penyebaran virus ini. Presiden Joko Widodo telah menghimbau untuk melakukan seluruh
kegiatan dari rumah seperti bekerja dari rumah, belajar dirumah, hingga beribadah juga
dirumah pada masa virus Corona ini.

Dengan adanya kebijakan tersebut menyebabkan aktivitas-aktivitas yang biasanya


dilakukan diluar rumah menjadi terganggu dan terpaksa dihentikan sementara dengan adanya
virus ini. Sekolah-sekolah pun menghentikan kegiatan belajar mengajar di sekolah dan
menghimbau untuk melakukan pembelajaran jarak jauh dari rumah, tidak hanya sekolah-
sekolah, sejumlah universitas di Indonesia juga menghentikan kegiatan perkuliahan di
kampus dan melakukan seluruh kegiatan para untuk mahasiswanya secara online, turut pula
pemberlakuan kerja dari rumah oleh lembaga pemerintahan dan beberapa perusahaan,
bahkan ada juga beberapa perusahaan yang terpaksa harus memberhentikan karyawannya
karena mau tidak mau seluruh kegiatan diberhentikan sehingga tidak memungkinkan
membayar gaji pegawai dikarenakan tiada kegiatan operasional.

Dalam pembahasan kali ini kita akan membahas secara spesifik mengenai dampak pandemi
virus corona ini bagi dunia pendidikan dan solusinya. Karena pandemi Virus Corona (Covid-
19) ini telah sedikit banyak menjadi faktor utama penyebab terjadinya perubahan program
pendidikan yang biasa dilaksanakan. Diantaranya yaitu diberhentikannya kegiatan belajar
mengajar di sekolah-sekolah, ditiadakannya UNBK pada semua jenjang pendidikan,
penundaan proses bimbingan skripsi, ditiadakannya pertemuan tatap muka dalam
pembelajaran yang biasa dilaksanakan dikelas, serta proses perkuliahan di kampus
diberhentikan. Kini para dosen dan mahasiswa memanfaatkan teknologi untuk proses belajar
mengajar, untuk berkomunikasi hingga melaksanakan uts dan uas kini semuanya harus
dialihkan menjadi model pembelajaran berbasis daring, semua itu bertujuan agar tidak
menyebabkan kerumuman sehingga memutus mata rantai penyebaran dari Virus Corona.

Namun seperti yang kita ketahui proses pembelajaran daring yang dilaksanakan masih
kurang maksimal, ada banyak hal yang perlu di perhatikan dan dipikirkan solusi terbaiknya.
Baik oleh pemerintah maupun warga dalam upaya bekerja sama agar dapat mengatasi
pandemi yang sekarang masih menyita banyak perhatian dan mengganggu seluruh aktifitas
seluruh warga. Untuk itu kita akan membahas mengenai dampak pandemi bagi dunia
pendidikan dan solusi-solusi untuk mengatasinya baik oleh pemerintah dan berbagai pihak
untuk mengatasi pandemi ini. Dengan adanya pembahasan mengenai dampak pandemi dan
solusinya diharapkan pandemi ini dapat teratasi dengan baik dan berharap pandemi ini segera
berakhir.
1.2. Rumusan masalah

1. Apa dampak pandemi virus corona (COVID-19) terhadap dunia pendidikan?


2. Bagaimana cara pemerintah mewujudkan kegiatan pembelajaran di masa pandemi
secara efektif ?
3. Apa saja solusi dan peranan pemerintah di masa pandemi bagi dunia pendidikan saat
ini ?

1.3. Tujuan penelitian

1. Menjelaskan dampak pandemi terhadap dunia pendidikan berdasarkan kondisi saat


ini.
2. Menjelaskan cara pemerintah agar dapat mewujudkan pembelajaran secara efektif.
3. Menjelaskan solusi dan peranan pemerintah terhadap keadaan dan dampak pandemi
pada dunia pendidikan sampai dengan sekarang.

1.4. Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat kita ambil dalam penulisan karya ilmiah ini diantaranya :

1. Mengetahui dampak pandemi Virus Corona (COVID-19) yang terjadi di Indonesia


khususnya bagi dunia pendidikan
2. Mengetahui solusi yang terbaik dalam mengatasi masalah dan dampak pandemi Virus
Corona (COVID-19) bagi dunia pendidikan.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. LANDASAN TEORI


2.1.1. Pengertian, Faktor Penyebab dan Tahapan Pandemi
A. Pengertian pandemi
Menurut Wikipedia bahasa Indonesia, Pandemi (dari bahasa Yunani πᾶν pan
yang artinya semua dan δήμος demos yang artinya orang) adalah epidemi penyakit
yang menyebar di wilayah yang luas, misalnya beberapa benua, atau di seluruh
dunia. Atau dapat didefiniskan bahwa Pandemi adalah epidemi yang terjadi pada
skala yang melintasi batas internasional, biasanya memengaruhi sejumlah besar
orang.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) pandemi adalah
wabah yang berjangkit serempak di mana-mana, meliputi daerah geografi yang
luas.

Dari kedua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pandemi adalah epidemi
atau wabah penyakit yang menyebar dan berjangkit serempak mempengaruhi
sejumlah besar orang di wilayah geografi yang luas. Artinya Pandemi umumnya
memengaruhi sebagian besar populasi dunia, biasanya selama beberapa bulan.
Suatu penyakit menjadi pandemi bila tersebar luas, membunuh banyak orang dan
menular.

B. Faktor Penyebab pandemi


Penyebab pandemi ada beberapa factor, misalnya strain baru atau subtipe
virus yang pertama kali muncul pada hewan lalu menjangkau manusia dan mudah
menular antarmanusia. Di kasus lain, pandemi disebabkan agen penyebab
penyakit yang bermutasi dan daya penularannya meningkat.
Menurut WHO, pandemi mulai terjadi ketika memenuhi tiga kondisi, yaitu:
a. munculnya penyakit baru pada populasi.
b. agen menginfeksi manusia dan menyebabkan penyakit serius.
c. agen menyebar dengan muda dan berkelanjutan di antara manusia.

C. Tahapan pandemic
WHO mendefinisikan tahapan pandemi ke dalam tiga periode yaitu:
a. Interpandemic period
Fase 1 : tidak ada subtipe virus influenza baru yang terdetesi pada
manusia.
Fase 2 : tidak ada subtipe virus influenza baru yang terdeteksi pada
manusia, tetapi ada penyakit hewan yang mengancam manusia.
b. Pandemic alert period
Fase 3 : infeksi manusia dengan subtipe baru tetapi tidak menyebar
dari manusia ke manusia.
Fase 4 : kelompok kecil dengan transmisi manusia ke manusia yang
terbatas.
Fase 5 : klaster yang lebih besar tetapi penyebaran antar manusia
masih terlokalisir.
c. Pandemic period
Fase 6 : penularan meningkat dan berkelanjutan pada populasi umum.

2.1.2. Pengertian dan Faktor Penyebab dan Gejala Corona Virus (COVID-19)
A. Pengertian Corona Virus
Menurut situs WHO, virus corona atau coronavirus adalah keluarga besar
virus yang menyebabkan beberapa penyakit. Melansir laman resmi Badan
Kesehatan Dunia (WHO), virus corona bersifat zoonosis, artinya ditularkan antara
hewan dan manusia.
Mengutip laman resmi Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC),
berikut jenis-jenis virus corona yang diketahui dapat menginfeksi manusia:
a. 229E (alpha coronavirus)
b. NL63 (alpha coronavirus)
c. OC43 (beta coronavirus)
d. HKU1 (beta coronavirus)
e. MERS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan MERS)
f. SARS-CoV (beta coronavirus yang menyebabkan SARS)
g. SARS-CoV-2 (novel coronavirus yang menyebabkan Covid-19)

Menurut situs PADK Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, COVID-19


(coronavirus disease 2019) adalah penyakit yang disebabkan oleh jenis
coronavirus baru yaitu Sars-CoV-2, yang dilaporkan pertama kali di Wuhan
Tiongkok pada tanggal 31 Desember 2019.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Virus Corona (COVID-19) atau severe


acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah suatu virus
yang menginfeksi sistem pernafasan disebabkan oleh penularan antara manusia
dan hewan.

B. Faktor Penyebab Infeksi Virus Corona COVID-19


Mengutip laman situs RSU Kota Tangerang Selatan ada beberapa Faktor
penyebab seseorang dapat tertular dan terinfeksi COVID-19 melalui berbagai
cara, yaitu:

a. Tidak sengaja menghirup percikan air liur (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 batuk atau bersin
b. Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah
menyentuh benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
c. Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau
berjabat tangan
C. Gejala Virus Corona COVID-19
Mengutip laman situs WHO ada beberapa gejala yang ditimbulkan oleh infeksi
virus corona COVID 19, diantaranya :
1. Gejala yang paling umum:
a. Demam
b. batuk kering
c. kelelahan
2. Gejala yang sedikit tidak umum:
a. rasa tidak nyaman dan nyeri
b. nyeri tenggorokan
c. diare
d. konjungtivitis (mata merah)
e. sakit kepala
f. hilangnya indera perasa atau penciuman
g. ruam pada kulit, atau perubahan warna pada jari tangan atau jari kaki
3. Gejala serius:
a. kesulitan bernapas atau sesak napas
b. nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
c. hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak

2.1.3. Dampak pandemi Virus Corona COVID 19


Mengutip beberapa laman situs dan sumber, pandemi virus corona (COVID-
19) memberi banyak dampak pada warga dunia di berbagai bidang diantaranya :
a. Bidang pariwisata
Sektor yang terdampak akibat corona yang pertama adalah sektor wisata.
Ketika sebuah negara telah melakukan lockdown, maka turis akan dilarang
untuk memasuki negara tersebut. Para turis dilarang untuk bepergian ke
tempat tempat dan acara wisata., yang juga berdampak pada penutupan tempat
wisata, pembatalan konser, dan penundaan acara olahraga.

b. Bidang Industri
Sektor yang terdampak Corona berikutnya adalah bidang industri terutama
dari sektor manufaktur, beberapa perusahaan produsen produk
memberhentikan proses produksi , dikarenakan kebijakan lockdown akibat
adanya virus corona. Selain itu juga pangsa pasar yang mulai berkurang
dikarenakan permintaan yang terus menurun.

c. Bidang Ekonomi
Sektor yang terdampak Corona adalah sektor ekonomi. Imbas pada sektor
ekonomi akan terjadi akibat efek domino dari melemahnya sektor-sektor lain.
Investor akan menurun ataupun bahkan menghilang.

d. Bidang Pendidikan
Sektor selanjutnya yang terdampak Corona adalah bidang pendidikan,
akibat diberlakukan lockdown sejumlah sekolah dan universitas
memberhentikan kegiatan belajar mengajar di sekolah untuk mencegah
penyebaran virus corona.

e. Bidang Transportasi
Sektor yang terdampak berikutnya adalah sektor transportasi. Sektor-
sektor transportasi seperti ojek motor hingga maskapai penerbangan akan
mendapat imbas apabila diberlakukan lockdown. Hampir semua moda
transportasi akan kehilangan penumpang mengingat mobilitas masyarakat
akan terhenti.
f. Bidang Sosial
Sektor yang terdampak Corona yang selanjutnya adalah sektor sosial.
Lockdown jelas akan menghalangi dan mengurangi aktivitas sosial
masyarakat. Mereka akan dilarang berkerumun dan menghadiri acara-acara
termasuk beribadah.

2.2. PEMBAHASAN
2.2.1. Dampak pandemi terhadap dunia pendidikan
Pandemi Virus Corona (COVID-19) yang melanda dunia, termasuk Indonesia.
Adanya pandemi ini membuat kita semua harus meminimalisir kegiatan di luar rumah
dan membiasakan diri melakukan kegiatan-kegiatan dari rumah (work from home).
Hal ini juga berlaku juga bagi dunia pendidikan, dimana kegiatan belajar mengajar
harus tetap berjalan di tengah pandemi Dikarenakan adanya Pandemi Virus Corona
(COVID-19) maka pemerintah mau tidak mau mengeluarkan peraturan pembelajaran
jarak jauh (PJJ) yang dilakukan di rumah masing-masing.
Tentu saja pembelajaran secara daring ini menimbulkan dampak positif dan
negatif terhadap pendidikan di Indonesia.
A. Dampak Positif
1. Menambah wawasan dalam penggunaan teknologi
Teknologi pendidikan menciptakan cangkupan yang luas saat belajar mandiri.
Teknologi pendidikan dapat menciptakan pembelajaran tetap berjalan baik
serta mendukung pemerintah dalam upaya menjaga physical distancing sesuai
protokol kesehatan. Hal ini juga sesuai dengan arahah Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan mengatakan proses kegiatan belajar mengajar harus dilakukan
melalui pembelajaran daring atau jarak jauh (Berdasarkan SE No. 4 Tahun
2020 tentang kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran COVID-
19). Dampak yang dirasakan akibat pandemi ini juga membuat pendidikan di
Indonesia mulai bereksperimen dengan menciptakan beberapa teknologi
pendidikan yang menunjang pembelajaran serta turut aktif mengikuti revolusi
industri 4.0. Dengan keadaan kritis ini pemerintah serta kalangan akademisi
menciptakan teknologi pendidikan dengan berbagai macam model mulai
berupa aplikasi, website, podcast,class room dan lainnya demi menciptakan
keadaan efisien untuk generasi muda/millenial saat belajar mandiri.
2. Banyaknya situs belajar online yang dapat di akses
Percepatan transformasi teknologi pendidikan karena pandemi Corona
membuat berbagai platform meluncurkan berbagai aplikasi belajar online
guna mendukung PJJ. Banyak munculnya aplikasi belajar online membuat
belajar #DariRumahAja tetap dapat dilakukan dengan efektif. Aplikasi-
aplikasi belajar online dikembangkan dengan penyediaan fitur-fitur yang
memudahkan dalam melakoni belajar online. Salah satu aplikasi yang
memiliki fitur yang keren, user interface yang friendly, teruji, dan andal
adalah aplikasi eStudy. Aplikasi ini menjadi salah satu solusi PJJ yang sangat
recomended untuk digunakan.
3. Pelajar dapat di pantau oleh orangtuanya secara langsung
Pada dasarnya setiap anak memiliki potensi yang tidak terbatas. Tetapi ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi apakah mereka pada akhirnya
memenuhi potensi itu. Para ahli percaya bahwa peran orangtua dalam
kehidupan anak memiliki dampak yang luas serta dengan adanya pengawasan
dari orangtua anak akan mudah dipantau perkembanganya secara langsung.
Keterlibatan orangtua sangat penting bagi anak untuk berprestasi di sekolah.
Beberapa orangtua mungkin berpikir bahwa itu adalah peran guru untuk
mengajar, bukan peran mereka. Tetapi kepercayaan seperti itu tidak
merugikan orangtua dan anak-anak. Anak-anak tidak memulai dan berhenti
belajar hanya selama hari sekolah. Mereka selalu terbiasa dengan belajar, di
rumah, dengan teman, dan melalui pengaruh lain.
Pendidikan merupakan hal terbesar yang selalu diutamakan oleh para
orangtua. Saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya memberikan
pendidikan yang terbaik kepada anak-anak mereka sejak dini. Untuk itu orang
tua memegang peranan yang sangat penting dalam membimbing dan
mendampingi anak dalam kehidupan keseharian anak. Sudah merupakan
kewajiban para orang tua untuk menciptakan lingkungan yang kondusif
sehingga dapat memancing keluar potensi anak, kecerdasan dan rasa percaya
diri. Dan tidak lupa memahami tahap perkembangan anak serta kebutuhan
pengembangan potensi kecerdasan dari setiap tahap. Sebagaimana Muller
menyatakan, “Kemitraan keluarga-sekolah dan masyarakat sedang
mendefinisikan kembali batas-batas dan fungsi-fungsi pendidikan. Mereka
memperbesar kapasitas orang tua dan komunitas; mereka menciptakan kondisi
di mana anak-anak belajar lebih efektif. Dengan cara ini mereka mengambil
pendidikan di luar gerbang sekolah” (Müller, 2009)

B. Dampak Negatif
1. Kurangnya penguasaan menggunakan teknologi
Keterbatasan Penguasaan Teknologi Informasi oleh Guru dan Siswa.
Kondisi guru di Indonesia pada umumnya dan di Kabupaten Magelang pada
khususnya tidak seluruhnya paham penggunaan teknologi, terutama guru
guru yang menjelang pensiun. Begitu juga dengan siswa, terutama yang
dipelosok desa kurang menguasai teknologi untuk pembelajaran. Sarana dan
Prasarana yang Kurang Memadai. Perangkat pendukung teknologi mahal.
Guru memegang peran penting untuk mensukseskan pembelajaran daring.
Seorang guru dituntut untuk meningkatkan kemampuan menggunakan
teknologi terutama dalam kegiatan pembelajaran. Peningkatan penggunaan
teknologi bisa dilakukan dengan belajar secara on line maupun melalui
diklat.
2. Tidak semua pelajar memiliki Smartphone untuk melakukan belajar online.
Cukup banyak pelajar terutama yang berada di pedalaman ataupun pelajar
yang kurang mampu tidak memiliki handphone yang bisa digunakan untuk
belajar online atau bisa dikatakan smartphone. Banyak dari orangtua yang
hanya memiliki handphone jadul yang sekedar hanya bisa digunakam untuk
menelepon dan sms. Dimana tentunya handphone tersebut tidak bisa
mengakses situs internet dan akses belajar online serta aplikasinya. Padahal
di masa pandemic Virus Corona COVID-19 ini mereka harus belajar secara
online menggunakan aplikasi smartphone. Hal ini menyebabkan beberapa
guru mengantisipasi masalah ini dengan memperbolehkan siswa untuk
datang kerumah guru.
3. Jaringan internet
Pembelajaran jarak jauh secara online, mengharuskan setiap pemilik
smartphone memiliki akses jaringan internet yang stabil. Karena beberapa
pembelajaran harus disampaikan melalui video dan gambar yang tentunya
membutuhkan sinyal internet yang cukup kuat dan stabil. Sementara di tidak
semua pelajar mempunyai kemampuan untuk membeli dan berlangganan
internet. Juga hal lainnya seperti di wilayah perkotaan, akses internet
mungkin tidak terlalu jadi hambatan. Namun, di beberapa wilayah yang jauh
dari jangkauan internet termasuk wilayah 3T ini akan menjadi masalah.
Mereka yang ada di wilayah ini akan mengalami kesulitan dalam proses
pembelajaran.
4. Tidak semua pelajar dapat belajar dengan efektif seperti di sekolah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelajar seperti sulit memahami
materi, dan rasa malas dan sulit konsentrasi.
a. Sulit memahami materi
Dikutip dari medcom.id memaparkan bahwa menurut survey yang
dilakukan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terhadap
1.700 siswa selama pembelajaran jarak jauh, dalam empat minggu
pertama saja sudah ditemukan banyak siswa yang tidak senang dengan
proses belajar online. KPAI menyebutkan presentase siswa yang tidak
senang belajar di rumah sebanyak 76,7 persen dan 23,3 persen
menyatakan senang dengan pembelajaran jarak jauh dari rumah.
b. Rasa malas dan sulit konsentrasi
Belajar secara online justru malah menambah rasa malas dan juga
sulit untuk berkonsentrasi bagi siswa. Selain karena sudah pusing
dengan tugas-tugas yang diberikan, siswa juga menjadi lebih banyak
waktu untuk bermain gawai. Seperti bermain game, membuka
instagram, twitter, youtube, dan sosial media lainnya dibandingkan
dengan belajar. Akibatnya muncul rasa malas yang sangat susah untuk
dilawan dan juga sulitnya berkonsentrasi ketika belajar, terlebih ketika
guru malah sering memberikan banyak tugas yang malah akan membuat
siswa semakin bosan dan stress ketika belajar.

2.2.2. Langkah pemerintah dalam mewujudkan pembelajaran online secara efektif


Menindak lanjuti dampak negative yang ditimbulkan akibat adanya pandemic
virus corona COVID-19 Ada beberapa langkah yang dapat menjadi renungan
bersama dalam perbaikan sistem pendidikan kita khususnya terkait pembelajaran
daring diantaranya :
1. Semua guru harus bisa mengajar jarak jauh menggunakan teknologi.
Peningkatan kompetensi pendidik di semua jenjang untuk menggunakan
aplikasi pembelajaran jarak jauh mutlak dilakukan. Memang jumlahnya sangat
banyak, untuk memastikan sekitar 3 jutaan guru di Indonesia memiliki
kompetensi yang memadai dalam memanfaatkan teknologi tentu bukan perkara
mudah. kompetensi minimal TIK guru level 2 harus segera diwujudkan termasuk
kemampuan melakukan vicon (video conference) dan membuat bahan ajar online.
Level 2 ini merupakan pengelompokan komptensi TIK guru yang ideal
berdasarkan Teacher ICT Competencies Framework oleh UNESCO. Level
tertinggi adalah level 4 dimana guru sudah mampu menjadi trainer bagi guru yang
lain. Jika kompetensi guru sudah level2, maka guru akan mampu menyiapkan
sistem belajar, silabus dan metode pembelajaran dengan pola belajar digital atau
online. Pemerintah tidak harus sendiri, upaya menggandeng banyak pihak
penyedia portal daring sangat tepat dilakukan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. Namun leading sektor urusan kebijakkan pembelajaran daring harus
dikendalikan dibawah kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

2. Pemakaian teknologi yang baik dan tepat,


Harus ada ilmu khusus agar pemanfaatan teknologi dapat menjadi alat
mewujudkan tujuan Pendidikan yakni teknologi Pendidikan (TP). Pembelajaran
online tidak hanya memindah proses tatap muka menggunakan aplikasi digital,
dengan disertai tugas-tugas yang menumpuk. Ilmu teknologi pendidikan
mendesain sistem agar pembelajaran online menjadi efektif, dengan
mempertimbangkan tujuan pendidikan secara khusus. Prinsip-prinsip
pemanfaatan teknologi yang harus menjadi acuan guru dalam meamanfaatkan
teknologi yaitu mampu menghadirkan fakta yang sulit dan langka ke dalam kelas,
memberikan ilustrasi fenomena alam dan ilmu pengetahuan, memberikan ruang
gerak siswa untuk bereksplorasi, memudahkan interaksi dan kolaborasi antara
siswa-guru dan siswa-siswa, serta menyediakan layanan secara individu tanpa
henti. Namun sangat sedikit guru yang memahami prinsip-prinsip diatas. Hal ini
menuntut stakeholder terkahit utamanya para Pengembang Teknologi
Pembelajaran harus lebih banyak berinovasi dan mencari terobosan pembelajaran
di masa darurat seperti Covid-19 saat ini.

3. Pola pembelajaran daring harus menjadi bagian dari semua pembelajaran


Intinya supaya guru membiasakan mengajar online. Pemberlakuan sistem
belajar online yang mendadak membuat sebagian besar pendidik kaget. Ke depan,
harus ada kebijakan perubahan sistem untuk pemberlakuan pembelajaran online
dalam setiap mata pelajaran. Guru harus sudah menerapkan pembelajaran berbasis
teknologi sesuai kapasitas dan ketersediaan teknologi. Inisiatif kementerian
menyiapkan portal pembelajaran daring Rumah Belajar patut didukung meskipun
urusan daring saat covid 19 yang memaksa siswa dan guru menjalankan aktifitas
di rumah tetap perlu dukungan penyedia layanan daring yang ada di Indoesia

4. Guru harus punya perlengkapan pembelajaran online.


Peralatan TIK minimal yg harus dimiliki guru adalah laptop dan alat
pendukung video conference. Keberadaan pernagkat minimal yang harus dimiliki
guru sangat perlu dipikirkan Bersama baik pemerintah kab/kota, provinsi dan
pusat termasuk ortang tua untuk sekolah yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Sudah banyak fintech yang bergerak dibidang pemberian bantuan pengadaan
perangkat teknologi baik untuk siswa, guru maupun sekolah.
5. Meniadakan ketimpangan infrastruktur digital antara kota besar dan daerah
Keterbatasan dan perbedaan harus dijembatani dengan kebijakan teknologi
afirmasi untuk daerah yang kekurangan. Akses internet harus diperluas dan
kapasitas bandwithnya juga harus ditingkatkan. Pemerintah Indonesia sudah
berhasil membangun infrastruktur komunikasi Palapa Ring yang diresmikan
Bapak Presiden Joko Widodo di akhir tahun 2019 menjadi tulang punggung
infrastruktur digital dari Aceh hingga Papua. Tapi, jangkauan akses harus
diperluas agar sebanyak mungkin sekolah, pendidik dan siswa merasakan
manfaatnya.

2.2.3. Solusi dan peranan pemerintah di masa pandemi bagi dunia pendidikan saat ini
Pemerintah membuat keputusan tetang panduan penyelenggaraan pembelajaran
pada Tahun Ajaran dan Tahun Akademik Baru 2020-2021 selama masa pandemi
coronavirus disease (covid-19). Panduan yang disusun dari hasil kerja sama dan
sinergi antarkementerian ini bertujuan mempersiapkan satuan pendidikan saat
menjalani masa kebiasaan baru. Keputusan itu disusun Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemendikbud) bersama Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-
19, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko
PMK), Kementerian Agama (Kemenag), Kementerian Kesehatan (Kemenkes),
Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Badan Nasional Penanggulangan Bencana
(BNPB), dan Komisi X DPR. Dalam SKB 4 menteri itu diketahui bahwa pada Juli
2020 sekolah akan memulai kegiatan pendidikannya.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim mengatakan, prinsip dikeluarkannya
kebijakan pendidikan di masa pandemi covid-19 adalah untuk memprioritaskan
kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga,
dan masyarakat. Jadi, meskipun tahun ajaran baru bagi pendidikan anak usia dini
(PAUD), pendidikan dasar, dan pendidikan menengah pada 2020/2021 tetap dimulai
Juli 2020 tetapi dengan protokol yang ketat.
1. Keberadaan satuan pendidikan di zona hijau menjadi syarat pertama dan utama
yang wajib dipenuhi bagi satuan pendidikan yang akan melakukan pembelajaran
tatap muka.
2. Tatap muka bisa dilakukan hanya bila pemerintah daerah atau Kantor
Wilayah/Kantor Kemenag memberi izin.
3. Jika satuan pendidikan sudah memenuhi semua daftar periksa dan siap melakukan
pembelajaran tatap muka.
4. Orangtua/wali murid menyetujui putra/putri mereka melakukan pembelajaran
tatap muka di satuan pendidikan.

Namun hingga saat ini masih banyak daerah yang berada pada zona merah,
sehingga pembelajaran tatap muka belum dapat dilakukan. Walaupun ada beberapa
daerah yang membolehkan pembelajaran tatap muka tentunya dengan protocol
kesehatan yang ketat.

Anda mungkin juga menyukai