Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH SGD 11

MODUL-25
(TRAVEL MEDICINE)
SKENARIO-2

Disusun oleh:
Syatirah
(71190811068)

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
T.A:2022/2023

Fakultas Kedokteran UISU Page 1


Lembar Penilaian Makalah

NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai

1 Ada Makalah 60

2 Kesesuaian dengan LO 0 – 10

3 Tata Cara Penulisan 0 – 10

4 Pembahasan Materi 0 – 10

5 Cover dan Penjilidan 0 – 10

TOT AL
NB : LO = Learning Objective Medan, 14 Januari 2022

Dinilai Oleh :

Tutor

(dr. Anna Yusria M.Sc)

Fakultas Kedokteran UISU Page 2


KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Demam Kuning”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Medan, 14 Januari 2022

Penyusun

Fakultas Kedokteran UISU Page 3


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 3
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………………………………………………………4

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 5


1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 5

SKENARIO-5 ........................................................................................................................... 7
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 7

1.3 Tujuan Penulisan ................................................................................................................ 7

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 8


2.1 Menjelaskan Definisi,Etiologi dan Patogenesis Demam Kuning ........................................ 8

2.2 Menjelaskan Penatalaksanaan Demam Kuning ................................................................... 8

2.3 Menjelaskan Vaksinasi Demam Kuning……………………………......………...…….....9

2.4 Menjelaskan Peranan KKP Dalam Karantina Demam Kuning…………………………..10

2.5 Menjelaskan Penyakit-Penyakit Karantina………………………………………….……11

BAB III .................................................................................................................................... 13


PENUTUP............................................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................... 13

3.2 Saran .................................................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 14

Fakultas Kedokteran UISU Page 4


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


KLB (Kejadian luar biasa) merupakan meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian
yang bermakna secara epidemioligis pada suatu daerah dalam waktu tertentu dan menjurus
kepada wabah. Kasus KLB dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor penyebab penyakit
baik dari parasit virus, bakteri, jamur ataupun dari vektor binatang. Salah satu penyakit yang
disebabkan oleh virus adalah demam kuning (Yellow Fever). Demam kuning disebabkan oleh
virus yang ditularkan melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti, dan spesies lainnya
yang ditemukan di daerah tropis dan subtropis di Amerika Selatan dan Afrika, tetapi tidak di
Asia .
Pada 200.000 kasus demam kuning, 30.000 diantaranya dapat menyebabkan kematian
di seluruh dunia setiap tahun. Meskipun penyakit demam kuning belum pernah dilaporkan di
Asia, tetapi wilayah ini tetap berisiko karena kondisi yang diperlukan untuk transmisi hadir di
sana. Dalam abad terakhir (XVII ke XIX) wabah demam kuning dilaporkan di Amerika Utara
(NewYork, Philadelphia, Charleston, New Orleans, dll) dan Eropa (Irlandia,Inggris, Perancis,
Italia, Spanyol dan Portugal). Kasus fatalitas berkisar dari 15% menjadi lebih dari 50%.
Sebagian besar kasus dan kematian terjadi di sub-Sahara Afrika disebabkan oleh demam
kuning yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama dan terjadi dalam pola
epidemi. Tiga puluh dua negara di Afrika sekarang dianggap berisiko demam kuning dengan
total populasi 610 juta orang dan lebih dari 219 juta diantaranya tinggal didaerah perkotaan.
Meskipun penyakit ini biasanya menyebabkan kasus sporadis dan KLB kecil, hampir
di semua pusat kota besar di daerah tropis Amerika telah reinfested dengan Aedes aegypti.
Penduduk yang paling rentan adalah penduduk yang tinggal di perkotaan karena cakupan
imunisasi rendah. Di Amerika Latin, di daerah perkotaan memiliki daerah epidemik yang
memiliki risiko lebih besar dalam 50 tahun terakhir. Kepadatan dan habitat nyamuk Aedes
aegypti telah diperluas baik di daerah perkotaan dan pedesaan. Penyakit ini awalnya diimpor
dari Afrika ke Amerika.

Fakultas Kedokteran UISU Page 5


SKENARIO-2 (DEMAM KUNING)

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
A. Menjelaskan Definisi,Etiologi dan Patogenesis Demam Kuning

B. Menjelaskan Penatalaksanaan Demam Kuning

C. Menjelaskan Vaksinasi Demam Kuning

D. Menjelaskan Peranan KKP Dalam Karantina Demam Kuning

E. Menjelaskan Penyakit-Penyakit Karantina

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
A. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Definisi,Etiologi dan Patogenesis
Demam Kuning

B. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Penatalaksanaan Demam Kuning

C. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Vaksinasi Demam Kuning

Fakultas Kedokteran UISU Page 6


D. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Peranan KKP Dalam Karantina
Demam Kuning
E. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami Penyakit-Penyakit Karantina

Fakultas Kedokteran UISU Page 7


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Menjelaskan Definisi, Etiologi dan Patogenesis Demam Kuning

Demam kuning adalah penyakit demam berdarah (hemoragik) virus akut yang
ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus penyebab demam kuning.

➢ Etiologi

Penyebab penyakit demam kuning adalah virus yang tergolong dalam genus
Flavivirus, kelompok besar virus RNA. Di kawasan hutan, secara alamiah virus demam
kuning hidup dan memperbanyak diri pada tubuh primata selain manusia, biasanya monyet
dan simpanse. Virus ini dapat ditularkan ke manusia melalui perantara (vektor) nyamuk.
Nyamuk perantara (vektor) penyakit demam kuning di kawasan hutan Afrika adalah Aedes
africanus (terutama) dan spesies Aedes lainnya. Di Amerika Selatan, vektor utamanya
adalah spesies Haemagogus dan Sabethes. Di daerah perkotaan dari Afrika dan Amerika
Selatan, vektornya adalah Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit
menular yang berbahaya. Tingkat kematian penyakit ini berkisar 20-50%, namun pada
kasus berat dapat melebihi 50%. Belum ditemukan pengobatan spesifik untuk penyakit ini.

➢ Patogenesis

Demam Kuning ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi virus
Demam Kuning dengan masa inkubasi berkisar antara 3-6 hari. Virus dalam darah
penderita sudah dapat bersifat infektif terhadap nyamuk sejak sebelum penderita demam
sampai hari ke-3 atau 4 setelah onset. Penyakit ini menyebar dengan cepat jika anggota
masyarakat yang rentan, yaitu yang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit Demam
Kuning, dalam jumlah banyak hidup bersama-sama dengan vektor nyamuk dengan
kepadatan yang tinggi.

Pada vektor nyamuk, hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian penyakit
adalah masa inkubasi ekstrinsik, yaitu waktu yang diperlukan virus di dalam tubuh nyamuk
untuk dapat menimbulkan penyakit pada manusia sejak virus masuk ke tubuh nyamuk.

Fakultas Kedokteran UISU Page 8


Masa inkubasi ekstrinsik Demam Kuning umumnya berkisar antara 9-12 hari pada
temperatur daerah tropis. Pada umumnya, jika sudah terinfeksi virus ini, maka virus akan
terus berada di tubuh nyamuk hingga nyamuk mati. Penularan Demam Kuning terdiri dari
3 tipe, yaitu:

a. Tipe Sylvatic (Jungle)


• Nyamuk menggigit monyet terinfeksi virus Demam Kuning
• Kemudian nyamuk ini biasanya akan menggigit monyet lain atau manusia
yang masuk ke hutan
• Terjadi di hutan hujan tropis
b. Tipe Intermediate
• Virus dapat ditularkan dari monyet ke manusia atau dari manusia ke manusia
melalui nyamuk
• Tipe ini paling sering terjadi di Afrika
c. Tipe Perkotaan
• Penularan virus antar manusia melalui nyamuk, terutama Aedes Aegypti.
• Jenis transmisi ini sangat rentan menyebabkan epidemi penyakit Demam
Kuning dalam area yang lebih luas.
Umumnya tipe penularan mengikuti kondisi geografis setempat atau sesuai
zona penularan.

• Zona endemis merupakan area dimana terdapat virus Demam Kuning yang
terus menerus ada. Zona ini termasuk area hutan yang merupakan tempat
sirkulasi virus Demam Kuning pada nyamuk dan monyet atau simpanse.
• Zona intermediate atau emergensi adalah area di luar zona endemis yang di
dalamnya terdapat aktifitas kehidupan manusia seperti desa, perkebunan
dan area penggembalaan. Situasi ini meningkatkan potensi penularan dari
manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi di wilayah
endemis. Virus tetap tinggal dalam telur nyamuk sepanjang musim kering
dan aktif kembali di musim hujan. Manusia yang bekerja atau tinggal di
ladang atau savana dapat terinfeksi ketika digigit oleh nyamuk yang
terinfeksi.

Fakultas Kedokteran UISU Page 9


• Zona risiko tinggi adalah area dimana terdapat potensi epidemi karena
manusia terinfeksi Demam Kuning setelah digigit oleh nyamuk Aedes
Aegypti. Akibatnya nyamuk menjadi vektor virus Demam Kuning. Nyamuk
menyebarkan Demam Kuning ketika menggigit manusia yang belum
terinfeksi.

2.2 Menjelaskan Penatalaksanaan Demam Kuning

Tidak ada pengobatan yang spesifik pada yellow fever, sebagian besar pasien yang
mengalami gejala yellow fever yang ringan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu
tiga sampai empat hari. Terapi suportif ditujukan langsung untuk memperbaiki kehilangan
cairan dan mempertahankan stabilitas hemodinamik, misalnya dengan pemberian oksigen,
pemberian cairan intravena untuk dehidrasi dan intubasi endotrakeal (penempatan tabung
pernapasan) dan ventilasi mekanik dalam kasus gangguan pernapasan. Pemberian vitamin
K dan Fresh Frozen Plasma (FFP) disarankan untuk menangani gangguan koagulasi. Bila
terjadi gagal ginjal akut maka dialisis dapat dilakukan. Pada pengobatan hindari pemakaian
obat-obatan tertentu, seperti aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya (misalnya ibuprofen,
naproxen), yang dapat meningkatkan risiko perdarahan.

2.3 Menjelaskan Vaksinasi Demam Kuning

Vaksin demam kuning berisi virus hidup yang dilemahkan (strain 17D) yang
dibiakkan dalam embrio ayam. Imunisasi diindikasikan untuk mereka yang bepergian ke
atau hidup di daerah infeksi endemik dan untuk staf laboratorium yang menangani virus
atau yang menangani bahan klinis dari kasus yang dicurigai. Bayi di bawah usia 9 bulan
hanya diimunisasi bila risiko demam kuning tak terelakkan karena ada sedikit risiko untuk
menjadi ensefalitis. Vaksin tidak boleh diberikan kepada mereka dengan gangguan respons
kekebalan, atau mereka yang pernah mengalami reaksi anafilaksis terhadap telur; tidak
boleh diberikan selama kehamilan (tetapi bila ada risiko paparan yang nyata, perlunya
imunisasi melebihi risiko apapun pada janin.

Cara pemberian

Vaksin demam kuning 17D umumnya dikemas dalam vial dosis 20 yang nantinya
akan dicampurkan dengan pengencer yang direkomendasikan oleh produsen vaksin,
dengan perbandingan 1:1. Vaksin demam kuning diberikan sebagai dosis tunggal 0,5 mL
injeksi subkutan yang dalam. Membuang vaksin yang telah dilarutkan setelah 6 jam.

Fakultas Kedokteran UISU Page 10


2.4 Menjelaskan Peranan KKP Dalam Karantina Demam Kuning

Terdapat UU No. 1 Tahun 1962 tentang Kekarantinaan Kesehatan atau Karantina Laut,
kemudian UU No. 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara, dan kemudian direvisi pada
tahun 2018 menjadi Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Karantina, dan sudah
termasuk karantina laut, darat dan udara. Didefinisikan KKP dalam hukum yaitu UU
Kekarantinaan Kesehatan No. 6 Tahun 2018.
Terkait tugas pokok dan fungsi KKP, tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
2348 Tahun 2008 yang kemudian direvisi dengan Permenkes No. 356 Tahun 2011, dan
direvisi kembali menjadi Permenkes No. 77 Tahun 2020, dan disampaikan bahwa
berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan tersebut menetapkan bahwa KKP (Kantor
Kesehatan Pelabuhan) merupakan unit pelaksanaan teknis yang melaksanakan tugas di
bidang cegah tangkap, keluar atau masuknya penyakit, dan atau faktor resiko kesehatan di
pintu masuk negara.
Adapun tugas-tugas dikantor Pelabuhan yaitu, melakukan pecegahan / penangkalan
penyakit, dan melakukan kegiatan-kegiatan yaitu survailans epidemiologi di pintu masuk,
tindakan kekarantinaan di pintu masuk, pengendalian dampak resiko lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan obat, makanan dan kosmetika, pengamanan terhadap
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali serta pengamanan terkait radiasi pengion
dan non-pengion biologi dan kimia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan, Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah melaksanakan pencegahan
masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang
muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia, dan pengamanan radiasi di wilayah
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Sedangkan fungsi Kantor
Kesehatan Pelabuhan adalah :
• Pelaksanaan kekarantinaan
• Pelaksanaan pelayanan kesehatan
• Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara

Fakultas Kedokteran UISU Page 11


• Pelaksanaan pengamatan penyakit, penyakit potensial wabah, penyakit baru, dan
penyakit yang muncul kembali
• Pelaksanaan pengamatan radiasi pengion dan non pengion, biologi dan kimia
• Pelaksanaan sentra/simpul jejaring surveilans epidemiologi sesuai penyakit yang
berkaitan dengan lalu lintas nasional, regional dan internasional
• Pelaksanaan, fasilitasi dan advokasi kesiapsiagaan dan penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB) dan bencana bidang kesehatan, serta kesehatan matra termasuk
penyelenggaraan kesehatan haji dan perpindahan penduduk
• Pelaksanaan, fasilitasi, dan advokasi kesehatan kerja dilingkungan bandara,
pelabuhan, dan lintas batas darat negara
• Pelaksanaan pemberian sertifikat kesehatan obat, makanan, kosmetika dan alat
kesehatan serta bahan adiktif (OMKABA) eksport dan mengawasi persyaratan
dokumen kesehatan OMKABA impor
• Pelaksanaan pengawasan kesehatan alat angkut dan muatannya
• Pelaksanaan pemberian pelayanan kesehatan di wilayah kerja bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara
• Pelaksanaan jejaring informasi dan teknologi bidang kesehatan bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara
• Pelaksanaan jejaring kerja dan kemitraan bidang kesehatan di bandara, pelabuhan,
dan lintas batas darat negara
• Pelaksanaan kajian kekarantinaan, pengendalian risiko lingkungan, dan surveilans
kesehatan pelabuhan
• Pelaksanaan pelatihan teknis bidang kesehatan bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara
• Pelaksanaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan KKP.

2.5 Menjelaskan Penyakit-Penyakit Karantina

a. Penyakit karantina ialah:


1. Pes (Plague)
2. Kolera (Cholera)
3. Demam kuning (Yellow fever)
4. Cacar (smallpox)
5. Tifus bercak wabahi - Typhus exanthematicus infectiosa (Louse borne typhus)

Fakultas Kedokteran UISU Page 12


6. Demam balik-balik (Louse borne Relapsing fever)
b. Masa tunas penyakit karantina ialah untuk:
• Pes: enam hari
• Kolera: lima hari
• Demam kuning: enam hari
• Cacar: empat belas hari • Tifus bercak wabahi: empat belas hari
• Demam balik-balik: delapan hari.

Fakultas Kedokteran UISU Page 13


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demam kuning adalah penyakit demam berdarah (hemoragik) virus akut yang
ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus penyebab demam kuning. Penyebab penyakit
demam kuning adalah virus yang tergolong dalam genus Flavivirus, kelompok besar virus
RNA. Di kawasan hutan, secara alamiah virus demam kuning hidup dan memperbanyak
diri pada tubuh primata selain manusia, biasanya monyet dan simpanse.

3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini,pembaca dapat lebih memahami hal-hal
mengenai demam kuning.

Fakultas Kedokteran UISU Page 14


DAFTAR PUSTAKA

Indonesia KKR, Penyakit DJP, Lingkungan, 2011. Modul Pengendalian Demam


Berdarah Dengue.; 2011.
Zettel C, Kaufman P. Yellow fever mosquito Aedes aegypti ( Linnaeus ) ( Insecta :
Diptera : Culicidae ) 1. 2016.
Reed W, Orleans N, Virus M, et al. Virus demam kuning. 1905.
Yuli Kusumawati, Dwi Linna Suswardany, Saudin Yuniarno dan SD, FakultasIlmu.
Upaya pemberantasan nyamuk. :1-9.

Fakultas Kedokteran UISU Page 15

Anda mungkin juga menyukai