MODUL-25
(TRAVEL MEDICINE)
SKENARIO-2
Disusun oleh:
Syatirah
(71190811068)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
T.A:2022/2023
1 Ada Makalah 60
2 Kesesuaian dengan LO 0 – 10
4 Pembahasan Materi 0 – 10
TOT AL
NB : LO = Learning Objective Medan, 14 Januari 2022
Dinilai Oleh :
Tutor
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Demam Kuning”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka saya
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.
Penyusun
SKENARIO-5 ........................................................................................................................... 7
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................................................. 7
Demam kuning adalah penyakit demam berdarah (hemoragik) virus akut yang
ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus penyebab demam kuning.
➢ Etiologi
Penyebab penyakit demam kuning adalah virus yang tergolong dalam genus
Flavivirus, kelompok besar virus RNA. Di kawasan hutan, secara alamiah virus demam
kuning hidup dan memperbanyak diri pada tubuh primata selain manusia, biasanya monyet
dan simpanse. Virus ini dapat ditularkan ke manusia melalui perantara (vektor) nyamuk.
Nyamuk perantara (vektor) penyakit demam kuning di kawasan hutan Afrika adalah Aedes
africanus (terutama) dan spesies Aedes lainnya. Di Amerika Selatan, vektor utamanya
adalah spesies Haemagogus dan Sabethes. Di daerah perkotaan dari Afrika dan Amerika
Selatan, vektornya adalah Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan salah satu penyakit
menular yang berbahaya. Tingkat kematian penyakit ini berkisar 20-50%, namun pada
kasus berat dapat melebihi 50%. Belum ditemukan pengobatan spesifik untuk penyakit ini.
➢ Patogenesis
Demam Kuning ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi virus
Demam Kuning dengan masa inkubasi berkisar antara 3-6 hari. Virus dalam darah
penderita sudah dapat bersifat infektif terhadap nyamuk sejak sebelum penderita demam
sampai hari ke-3 atau 4 setelah onset. Penyakit ini menyebar dengan cepat jika anggota
masyarakat yang rentan, yaitu yang tidak memiliki kekebalan terhadap penyakit Demam
Kuning, dalam jumlah banyak hidup bersama-sama dengan vektor nyamuk dengan
kepadatan yang tinggi.
Pada vektor nyamuk, hal yang perlu diperhatikan dalam pengendalian penyakit
adalah masa inkubasi ekstrinsik, yaitu waktu yang diperlukan virus di dalam tubuh nyamuk
untuk dapat menimbulkan penyakit pada manusia sejak virus masuk ke tubuh nyamuk.
• Zona endemis merupakan area dimana terdapat virus Demam Kuning yang
terus menerus ada. Zona ini termasuk area hutan yang merupakan tempat
sirkulasi virus Demam Kuning pada nyamuk dan monyet atau simpanse.
• Zona intermediate atau emergensi adalah area di luar zona endemis yang di
dalamnya terdapat aktifitas kehidupan manusia seperti desa, perkebunan
dan area penggembalaan. Situasi ini meningkatkan potensi penularan dari
manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi di wilayah
endemis. Virus tetap tinggal dalam telur nyamuk sepanjang musim kering
dan aktif kembali di musim hujan. Manusia yang bekerja atau tinggal di
ladang atau savana dapat terinfeksi ketika digigit oleh nyamuk yang
terinfeksi.
Tidak ada pengobatan yang spesifik pada yellow fever, sebagian besar pasien yang
mengalami gejala yellow fever yang ringan akan hilang dengan sendirinya dalam waktu
tiga sampai empat hari. Terapi suportif ditujukan langsung untuk memperbaiki kehilangan
cairan dan mempertahankan stabilitas hemodinamik, misalnya dengan pemberian oksigen,
pemberian cairan intravena untuk dehidrasi dan intubasi endotrakeal (penempatan tabung
pernapasan) dan ventilasi mekanik dalam kasus gangguan pernapasan. Pemberian vitamin
K dan Fresh Frozen Plasma (FFP) disarankan untuk menangani gangguan koagulasi. Bila
terjadi gagal ginjal akut maka dialisis dapat dilakukan. Pada pengobatan hindari pemakaian
obat-obatan tertentu, seperti aspirin atau obat anti-inflamasi lainnya (misalnya ibuprofen,
naproxen), yang dapat meningkatkan risiko perdarahan.
Vaksin demam kuning berisi virus hidup yang dilemahkan (strain 17D) yang
dibiakkan dalam embrio ayam. Imunisasi diindikasikan untuk mereka yang bepergian ke
atau hidup di daerah infeksi endemik dan untuk staf laboratorium yang menangani virus
atau yang menangani bahan klinis dari kasus yang dicurigai. Bayi di bawah usia 9 bulan
hanya diimunisasi bila risiko demam kuning tak terelakkan karena ada sedikit risiko untuk
menjadi ensefalitis. Vaksin tidak boleh diberikan kepada mereka dengan gangguan respons
kekebalan, atau mereka yang pernah mengalami reaksi anafilaksis terhadap telur; tidak
boleh diberikan selama kehamilan (tetapi bila ada risiko paparan yang nyata, perlunya
imunisasi melebihi risiko apapun pada janin.
Cara pemberian
Vaksin demam kuning 17D umumnya dikemas dalam vial dosis 20 yang nantinya
akan dicampurkan dengan pengencer yang direkomendasikan oleh produsen vaksin,
dengan perbandingan 1:1. Vaksin demam kuning diberikan sebagai dosis tunggal 0,5 mL
injeksi subkutan yang dalam. Membuang vaksin yang telah dilarutkan setelah 6 jam.
Terdapat UU No. 1 Tahun 1962 tentang Kekarantinaan Kesehatan atau Karantina Laut,
kemudian UU No. 2 Tahun 1962 tentang Karantina Udara, dan kemudian direvisi pada
tahun 2018 menjadi Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Karantina, dan sudah
termasuk karantina laut, darat dan udara. Didefinisikan KKP dalam hukum yaitu UU
Kekarantinaan Kesehatan No. 6 Tahun 2018.
Terkait tugas pokok dan fungsi KKP, tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan No.
2348 Tahun 2008 yang kemudian direvisi dengan Permenkes No. 356 Tahun 2011, dan
direvisi kembali menjadi Permenkes No. 77 Tahun 2020, dan disampaikan bahwa
berdasarkan peraturan Menteri Kesehatan tersebut menetapkan bahwa KKP (Kantor
Kesehatan Pelabuhan) merupakan unit pelaksanaan teknis yang melaksanakan tugas di
bidang cegah tangkap, keluar atau masuknya penyakit, dan atau faktor resiko kesehatan di
pintu masuk negara.
Adapun tugas-tugas dikantor Pelabuhan yaitu, melakukan pecegahan / penangkalan
penyakit, dan melakukan kegiatan-kegiatan yaitu survailans epidemiologi di pintu masuk,
tindakan kekarantinaan di pintu masuk, pengendalian dampak resiko lingkungan,
pelayanan kesehatan, pengawasan obat, makanan dan kosmetika, pengamanan terhadap
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali serta pengamanan terkait radiasi pengion
dan non-pengion biologi dan kimia.
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
356/MENKES/PER/IV/2008 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Kesehatan
Pelabuhan, Tugas Pokok Kantor Kesehatan Pelabuhan adalah melaksanakan pencegahan
masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi,
kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan,
pengawasan OMKABA serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit yang
muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia, dan pengamanan radiasi di wilayah
kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara. Sedangkan fungsi Kantor
Kesehatan Pelabuhan adalah :
• Pelaksanaan kekarantinaan
• Pelaksanaan pelayanan kesehatan
• Pelaksanaan pengendalian risiko lingkungan di bandara, pelabuhan, dan lintas batas
darat negara
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demam kuning adalah penyakit demam berdarah (hemoragik) virus akut yang
ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus penyebab demam kuning. Penyebab penyakit
demam kuning adalah virus yang tergolong dalam genus Flavivirus, kelompok besar virus
RNA. Di kawasan hutan, secara alamiah virus demam kuning hidup dan memperbanyak
diri pada tubuh primata selain manusia, biasanya monyet dan simpanse.
3.2 Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini,pembaca dapat lebih memahami hal-hal
mengenai demam kuning.