Aspek Farmakologi Obat-obat

Sistem Saraf Otonom pada

Saluran Pernafasan

DEPARTEMEN FARMAKOLOGI & TERAPEUTIK

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2019
1
 Topik-Topik Pembahasan

 Defenisi obat-obat otonom

 Klasifikasi obat-obat otonom
 Indikasi obat-obat otonom pada sistem
pernafasan
 Farmakokinetik dan Farmakodinamik obat-
obat otonom pada sistem pernafasan

2
DEFENISI OBAT-OBAT OTONOM

Obat-obat otonom

Obat yang dapat mempengaruhi penerusan

impuls dengan mempengaruhi kerja
neurotransmiter pada reseptor khusus dalam
sistem saraf otonom

3
 Klasifikasi Sistem Saraf

Sistem Saraf

Sistem Saraf Perifer Sistem Saraf Pusat

Divisi Eferen Divisi Aferen

Sistem Otonom Sistem Somatis

Simpatis Parasimpatis

4
5
Neuron

6
7
SYNAPS

8
NEUROTRANSMITER

9
SARAF SIMPATIS DAN PARASIMPATIS

10
 11
Sumber Gambar: www.123rf.com
Sumber Gambar: www.123rf.com
12
13
TRANSMISI KOLINERGIK

14
 RESEPTOR PARASIMPATIS

AchE

Acetate
Ach Ach
+ Ach
Cholin M1
M2
M3
Acetate + Cholin
M4
M5

15
 SINTESIS DAN PEMECAHAN ASETILKOLIN
• N. Vagus dirangsang  diujung saraf akan melepaskan
Vagusstoff ~ Ach

• Dalam ujung saraf kolinergik Ach disimpan dalam gelembung

sinaps dan dilepaskan permukaan ujung saraf kolinergik

• Dua enzim yang berhubungan dengan Ach yaitu:

- Kolinasetilase (Kolin asetil transferase)  mengkatalisis
sintesis Ach pada tahap akhir yang terjadi pada sitoplasma
ujung saraf
- Kolinesterase  memecah Ach  Acetic acid + Cholin
Ada dua macam Kolinesterase :
- Asetilkolinesterase (AChE)
- Butirilkolinesterase (BuChE)
16
 RESEPTOR KOLINERGIK

• Reseptor Nikotinik
- Ganglia otonom, Medula adrenal, SSP (nikotinik neuronal),
disambungan saraf-otot (NMJ) disebut Nm (nicotinik muscle)

• Reseptor Muskarinik
 M1 dan M3  di ganglia dan beberapa kelenjar
 menstimulasi fosfolipase C melalui protein G
menyebabkan kontraksi otot polos mata, paru
traktus digestivus dan sekresi kelenjar.
 M2  Sel Jantung, melalui protein Gi menyebabkan
hambatan pada adenilat siklase dan aktivasi kanal K+
 M4 mirip dengan M2
 M5 mirip dengan M1

17
18
TRANSMISI ADRENERGIK

19
 RESEPTOR ADRENERGIK

 β

1 2
β1 β2 β3

1A, 1B, 1C

2 (three subtypes): 2A, 2B, 2C

20
 COMT MAO

1
2

TYROSINE _METYLDOPA_> NA ___ NA

1

2

3

Adrenalin
21
 SINTESIS, PENYIMPANAN, PELEPASAN
DAN TERMINASI KERJA KATEKOLAMIN
• SINTESA KATEKOLAMIN

TYROSIN
Tirosin hidroksilase

DOPA
Dopa dekarboksilase

DOPAMIN
Dopamin β-hidroksilase

NOREPINEPRIN
Pheniletanolamin N-metiltransferase

EPINEPRIN 22
• Penyimpanan Katekolamin
- Tersimpan didalam vesikel atau granul kromafin pada ujung
saraf simpatis juga terdapat dalam medula adrenal
- Di medula adrenal terdapat 80% dalam bentuk adrenalin dan
sisanya dalam bentuk NE
• Pelepasan Katekolamin
- NE yang dilepaskan pada ujung saraf adrenergik akan
mengalami :
1. Ambilan kembali kedalam ujung saraf
dapat dihambat oleh cocain dan antidepresan
2. Difusi keluar melalui celah sinaps dan ambilan oleh
jaringan ekstraneuronal
3. Metabolisme oleh enzim COMT  normetanefrin

23
 RESEPTOR ALPHA1 ADRENERGIK

• Pascasinaptic, lokasi di otot polos (pemb.darah, urogenital,

usus dan jantung)

• Aktivasi menyebabkan peningkatan ion Ca+  kontraksi otot

Efek fisiologik :
- Vasokontriksi
- Midriasis
- Kontraksi uterus

• Prototype: Norepineprin

24
 RESEPTOR ALPHA2 ADRENERGIK

• Mayoritas berada di presinaps terminal, aktivasi menginhibisi

adenilat siklase  hambatan pelepasan NE dari ujung saraf
adrenergik

• Pada otot polos pembuluh darah  kontraksi

• Pada otot polos usus  relaksasi

• Pada sel β pancreas  berkurangnya sekresi insulin

• Pada trombosit  agregasi trombosit

• Prototype: Clonidin (Antagonis A2, anti hipertensi)

Yohimbine (Antagonist A2 selektif, Anti impotensi) 25
 RESEPTOR β ADRENERGIK

RESEPTOR β1 ADRENERGIK
• Reseptor β1 terutama dijantung pada membran postsinaps
• mengaktivasi adenilat siklase, menkonversi ATP menjadi ADP
menyebabkan efek inotrofik.
• Prototype: Isoproterenol (Agonis Non Selektif) kardiovaskular.

RESEPTOR β2 ADRENERGIK
• Terdapat pada otot polos (bronkus, pembuluh darah, sal.cerna
dan sal. Kemih), pada otot rangka dan hati
• Menyebabkan vasodilatasi, bronkodilatasi, glikogenolisis

26
 RESEPTOR β ADRENERGIK

RESEPTOR β1 ADRENERGIK
• Reseptor β1 terutama dijantung pada membran postsinaps
• mengaktivasi adenilat siklase, menkonversi ATP menjadi ADP
menyebabkan efek inotrofik.
• Prototype: Isoproterenol (Agonis Non Selektif) kardiovaskular.
RESEPTOR β2 ADRENERGIK
• Terdapat pada otot polos (bronkus, pembuluh darah, sal.cerna
dan sal. Kemih), pada otot rangka dan hati
• Menyebabkan vasodilatasi, bronkodilatasi, glikogenolisis
RESEPTOR β3 ADRENERGIK
• Dalam jaringan lemak memperantarai lipolisis
• Melalui Protein Kinase A yang diaktifkan oleh cAMP memecah
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas 27
 EFEK NOREPINEFRIN PADA RESEPTOR
RESEPTOR β ADRENERGIK
ADRENERGIK
RESEPTOR β1 ADRENERGIK
• Reseptor β1 terutama dijantung pada membran postsinaps
• mengaktivasi adenilat siklase, menkonversi ATP menjadi ADP
menyebabkan efek inotrofik, dromotrofik, chronotrofik
• Prototype: Isoproterenol
RESEPTOR β2 ADRENERGIK
• Terdapat pada otot polos (bronkus, pembuluh darah, sal.cerna
dan sal. Kemih), pada otot rangka dan hati
• Menyebabkan vasodilatasi, bronkodilatasi, glikogenolisis
RESEPTOR β3 ADRENERGIK
• Dalam jaringan lemak memperantarai lipolisis
• Melalui Protein Kinase A yang diaktifkan oleh cAMP memecah
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas 28
 PENGGOLONGAN OBAT-OBAT OTONOM

1. PARASIMPATOMIMETIK
Efek obat golongan ini menyerupai efek yang ditimbulkan
oleh aktivitas susunan saraf parasimpatis
2. SIMPATOMIMETIK
Efek obat golongan ini menyerupai efek yang ditimbulkan
oleh aktivitas susunan saraf simpatis
3. PARASIMPATOLITIK
Efek obat golongan ini menghambat timbulnya efek
akibat aktivitas susunan saraf parasimpatis
4. SIMPATOLITIK
Efek obat golongan ini menghambat timbulnya efek
akibat aktivitas susunan saraf simpatis

29
OBAT-OBAT OTONOM YANG MEMPENGARUHI
SISTEM PERNAFASAN

• Obat-obat yang digunakan untuk mengobati Asma dan PPOK

(penyakit paru obstruktif kronis) :
- Agonis Adrenergik β2 (Salmeterol, salbutamol,
procaterol, dan terbutaline
- Antikolinergik (Ipratropium, tiotropium)

30
 FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK
OBAT OTONOM PADA SISTEM RESPIRASI

Farmakokinetik dan farmakodinamik Antikolinergik

(Ipratropium (Atrovent), tiotropium (Spiriva) :
Absorbsi: Ipratropium dan tiotropium diberikan secara Inhalasi
:10% masuk kedalam paru, 90% sistem pencernaan.
Onset of action maksimal : Ipratropium (30-90 menit),
tiotropium lebih lambat.
Duration of action: Ipratropium (4-6 jam), tiotropium (24 jam)

31
32