Oleh:
1
FUNGSI GINJAL
• Mengatur volume plasma
• Mempertahankan keseimbangan kadar air dalam tubuh.
• Mempertahankan keseimbangan osmolaritas cairan
tubuh
• Membantu mempertahankan kadar asam basa cairan
tubuh dengan mengatur ekskresi H dan HCO3
• Mengatur jumlah dan konsentrasi ion di cairan
ekstraselular. Seperti Na, Cl, K, Mg, SO4, H, HCO3, Ca,
PO4
• Membuang sisa metabolism
2
FUNGSI GINJAL
4
Dengan meregulasi kadar
garam dan cairan tubuh
Homeostatis
Keseimbangan dinamis cairan intrasel dan
ekstrasel
Serta pemeliharaan volume total dan
susunan cairan ekstrasel
5
ELEKTROLIT DARAH
INTRASEL EKSTRASEL
• Kalium • Natrium
• PO4 3- • Klorida
• HCO3-
IKA ENAC
PROFIL ELEKTROLIT
1.Na
2.K
3.Cl
4.HCO3-
6
Keseimbangan Gibbs-Donnan
• Perbedaan kadar elektrolit di intravaskuler
dan interstitial :
- Na
-K
- Cl
7
TEKANAN OSMOTIK
• Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan
ekstrasel ditentukan oleh garam yang
mengandung natrium, khususnya dalam
bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium
bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan
tekanan osmotik pada cairan ekstrasel
menggambarkan perubahan konsentrasi
natrium.
8
HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
• Mempertahankan kadar Na+ 60 mEq/ kkBB
9
DIURETIK
VOLUME URINE
ANTI DIURETIK
10
DIURETIK
13
TEMPAT KERJA DIURETIK
14
Mekanisme kerja diuretika :
1. Tubuli proksimal
Diuretika osmosis (manitol, sorbitol) bekerja dengan
meningkatkan tekanan osmotik dalam lumen tubuli
merintangi reabsorpsi air pada segmen nefron yang
permeabel air penggunaan terbatas, pada peningkatan TIK
akibat edema serebral pemberian melalui infus IV cepat
15
Mekanisme kerja diuretika :
2. Lengkungan Henle
Merupakan diuretik kuat, untuk pengobatan edema
paru akibat gagal jantung kiri.
Bekerja dengan cara menghambat resorpsi cairan
dari loop Henle asending dalam tubulus ginjal
reabsorpsi Cl – dan Na+ menurun, pengeluaran K+
dan air diperbanyak.
Diuretika furosemid, bumetanide, dan etakrinat
16
Mekanisme kerja diuretika :
3. Tubuli distal
Diuretika thiazida dan klortalidon bekerja pada segmen pertama
dengan menghambat reabsorpsi Na peningkatan volume urin,
memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%.
Disegmen kedua ion Na+ ditukar dengan ion K+ atau NH4+ disini
bekerja diuretika antagonis aldosteron (spironolakton) dan
diuretika hemat kalium (amilorida, triamteren)
mengakibatkan ekskresi Na+ (kurang dari 5%) dan retensi K+.
17
Mekanisme kerja diuretika :
4. Saluran pengumpul
Antidiuretik hormon ADH ( vasopresin)
bekerja dengan jalan mempengaruhi
permeabilitas air pada sel-sel di saluran ini.
18
PENGHAMBAT
DIURETIK
KARBONIK
OSMOTIK
ANHIDRASE
DIURETIK
TIAZID
19
PENGGOLONGAN DIURETIK
1. PENGHAMBAT KARBONIK
ANHIDRASE
ASETAZOLAMID
20
FARMAKOLOGI KLINIK DIURETIK
21
DIRETIK OSMOSIS
22
TEMPAT KERJA DIURETIK
OSMOTIS
• Tubulus proksimal
• Ansa Henle
23
MEKANISME KERJA DIURETIK
OSMOTIS
• Bekerja sebagai zat terlarut yang tak dapat
diabsorpsi
• Membatasi osmosis air ke ruang interstitial
ekskresi air meningkat di tubulus proksimal,
juga
• Meningkatkan pengeluaran air dan Na dari
Ansa Henle secara nyata.
24
DIURETIK OSMOTIS
• Mengekstraksi air dari compartment intraseluler
volume cairan ekstraseluler meningkat, viskositas darah
menurun, menghambat pelepasan Renin Renal Blood
Flow (RBF) meningkat meningkatkan volume urin
25
INDIKASI DIURETIK OSMOTIS
26
RENIN
• RENIN : dihasilkan di ginjal, akibat menurunnya
tekanan darah arteri mengontrol tekanan darah
ketika tubuh mengalami hipotensi dan hipernatremia.
• Dengan cara mengkatalisis pembenTukan
Angiotensin I dan Angiotensin II tekanan darah
arteri menjadi normal melalui peningkatan resistensi
perifer total, serta homeostasis (keseimbangan)
kadar garam dan volume cairan di tubuh. 27
PENGHAMBAT KARBONIK
ANHIDRASE
28
KARBONIK ANHIDRASE
• Sel-sel epitelium tubulus proksimal kaya akan karbonik
anhidrase : Enzim yang berfungsi mengkatalis pembentukan H+
dan HCO- .
• Hambatan terhadap kerja enzim tsb akan menyebabkan
berkurangnya ion H+ ,
• Pertukaran ion Na+ dengan H+ akan terhambat sehingga terjadi
penumpukan Na+ di tubulus menyebabkan perbedaan tekanan
osmosis.
29
ASETAZOLAMID
30
MEKANISME KERJA KARBONIK
ANHIDRASE :
• Peniadaan reabsorpsi NaHCO3 di tubulus
proksimal yang hampir sempurna.
31
Di MATA
• Di siliari mata, karbonik anhydrase
memperantarai terbentuknya sejumlah besar
HCO3- di aquous humor, maka inhibitor
karbonik anhydrase dapat menurunkan
pembentukan aquous humor sehingga
mengurangi tekanan intra ocular.
• Indikasi : glaucoma sudut kamar depan
terbuka dan glaucoma sudut anterior tertutup
32
Farmakokinetika asetazolamid :
• Absorpsi baik setelah pemberian oral
• Meningkatkan pH urin karena diuresis bikarbonat
terjadi dalam 30 menit, paling lama 2 jam
• Efek menetap sampai 12 jam
• Ekskresi mll sekresi tubuler dalam segmen S2
tubulus proksimal
• Dosis harus diturunkan pada insufisiensi ginjal
• Dosis 250 mg 1-4x sehari.
33
Penggunaan klinik asetazolamid
1. Pengobatan glaukoma sudut kamar depan
terbuka dalam bentuk tetes mata
berguna menghambat pembentukan cairan
bola mata.
2. Alkalosis metabolik
3. Mountain sickness
34
Efek samping asetazolamid
• Asidosis metabolik hiperkloremia akibat
kehilangan ion bikarbonat
• Meningkatkan hilangnya ion kalium
• Pembentukan batu ginjal
• Mengantuk
• Parestesia
35
DIURETIK TIAZID
36
TEMPAT KERJA TIAZID
37
MEKANISME KERJA TIAZID
38
TIAZID
• Merupakan diuretik potensi sedang
• Mengekskresi 5-10 % Na yang difiltrasi
• Mula kerja 1-2 jam
• Masa kerja panjang 12-24 jam sering diberikan di
pagi hari
• Bila digunakan sebagai obat tunggal gunakan dosis
rendah
• Pada pengobatan jangka panjang harus disertai dgn
senyawa hemat kalium. (kombinasi amilorid dgn thiazid)
39
TIAZID
41
PENGGUNAAN KLINIS TIAZID DAN
DERIVATNYA
• Hipertensi
Tiazid mempunyai efek antihipertensi
• Gagal jantung kongestif
menurunkan volume cairan ekstraseluler
• Sirosis hati
• Sindroma nefrotik, gagal ginjal kronil, glomerulonephritis akut
• Nefrolithiasis yang menyebabkan Hiperkalsiuria
menghambat ekskresi Ca
• Diabetes insipidus nefrogenik
42
KLOROTIAZID
• Prototipe tiazid
• Aktif per=oral
43
HIDROKLOROTIAZID
• Lebih poten dari klorotiazid
• Dosis yang dibutuhkan lebih kecil dengan
efektivitas yang sama.
• Farmakoklinik: edema: 12,5-25mg sehari
• hipertensi : 12,5 mg
• Efek penghambatan karbonik anhidrase lebih
kecil
44
KLORTALIDON
• Masa kerja panjang
• Pemberian sekali sehari
• Farmakoklinik: hipertensi 25 mg pagi hari
• edema 50 mg di pagi hari
45
DIURETIK LOOP
INHIBITOR SYMPORT Na+ K+ 2Cl-
46
TEMPAT KERJA DIURETIK LOOP
47
MEKANISME KERJA DIURETIK LOOP
50
DIURETIK LOOP
• Diuretik yang sangat poten
• Mengekskresi 15-30 % Na yang difiltrasi
• Mula kerja cepat bekerja dalam 1 jam
• Masa kerja pendek (4-6jam) perlu 2x
pemberian .
• Diuresis berhubungan dengan dosis.
• Peningkatan dosis peningkatan diuresis
51
EFEK SAMPING DIURETIK LOOP
• Alkalosis metabolik Hipokalemia
• Hiperurikemia (pada pemakaian kronik)
• Hiperglisemia ( jarang menyebabkan DM)
• Pembesaran prostat
• Ototoksisitas ( berkaitan dgn dosis, bersifat
reversibel,tu bila diberi bersama
aminoglikosida (gentamisin) dan pd pasien
dgn penurunan fungsi ginjal)
52
PENGGUNAAN KLINIS DIURETIK LOOP
• Edema paru akut
• Penyakit jantung kongestif (pilihan utama ok
mula kerjanya yang cepat)
• Penyakit ginjal akut
• Penyakit hati
• Hiperkalsemia
• hiperkalemia
53
GANGGUAN KESEIMBANGAN KALIUM
55
PENYEBAB HIPERKALEMIA
• Keluarnya Kalium dari Intrasel ke Ekstrasel
• Berkurangnya Ekskresi Kalium melalui Ginjal
56
DIURETIK HEMAT KALIUM
INHIBITOR SALURAN Na+ di
epitelium ginjal
57
INHIBITOR SALURAN Na+ di
epitelium ginjal
• Amilorid
• Triamteren
58
INHIBITOR SALURAN Na+ di
epitelium ginjal
• Merupakan diuretik lemah
• Menyebabkan retensi kalium (antikaluretik)
karena itu sering dimanfaatkan untuk
mengimbangi efek diuretic lain yang
meningkatkan ekskresi K+ : Tiazid dan diuretik
LOOP
• ES: gagal ginjal akut pada kombinasi
• triamteren dan indometasin (NSAID)
• batu ginjal triamteren mengendap di urin
59
TEMPAT KERJA DIURETIK HEMAT
KALIUM
• Tubulus Distal Akhir
• Duktus pengumpul
61
ANTAGONIS ALDOSTERON
SPIRONOLAKTON
• Juga merupakan diuretik hemat K+
• MEKANISME KERJA: secara kompetitif menghambat
ikatan aldosterone dengan Mineralokortikoid
Reseptor menghambat retensi garam dan air
• Mula dan lama kerja tergantung pada kinetik respon
aldosteron pada jaringan target.
• Sering dikombinasi dengan Tiazid atau diuretik Loop
62
ALDOSTERON
63
Farmakokinetika spironolakton
• Absorpsi sebagian kira-kira 65%
• Dimetabolisme secara ekstensif
• Mengalami resirkulasi enterohepatik
• Berikatan kuat dengan protein
• T1/2 singkat: 1,6jam
• Metabolit aktifnya : kanrenon t1/2: 16,5 jam
64
EFEK SAMPING SPIRONOLAKTON
• Hiperkalemia
• Induksi asidosis metabolik pada pasien sirosis
• Ginekomastia,Impotensi ,Turunnya libido,
Hirsutisme,Suara memberat,Ketidakteraturan
menstruasi
• Gangguan saluran cerna: diare, gastritis,
perdarahan lambung dan tukak peptik
• Gangguan SSP: rasa ngantuk, lesu, ataksia,
kebingungan , sakit kepala.
65
PENGGUNAAN TERAUPETIK
• Sering diberikan bersama Tiazid dan diuretik
Loop
• Hiperaldosteronisme primer
• Edema (gagal jantung, sirosis,sindroma
nefrotik, asites parah)
• Diuretik pilihan untuk sirosis hati
• Hipertensi
66
DIURETIK BREAKING
• Mekanisme kompensasi ginjal untuk mengatasi
deficit Na akibat pemberian diuretic secara
continue, dengan cara menyeimbangkan
sekresi Na dengan asupan Na.
• Melibatkan aktivasi system saraf simpatis
(konstriksi arteriol aferen), aktivasi system
RAAS, penurunan tekanan darah arteri,
hipertrofi sel epitelil ginjal, peningkatan
ekspresi transporter epitelium ginjal.
67
ANTI DIURETIK HORMON
VASOPRESIN
• Menentukan konsentrasi urin
• Mengatur osmolalitas cairan tubuh dengan
cara mengatur laju asupan air dan laju
ekskresi air.
• Disekresi oleh hipofisis posterior
• Tempat kerja : tubulus pengumpul
68
VASOPRESIN
• Dilepaskan oleh hipofisis posterior sewaktu
tubuh kekurangan air atau sewaktu system
kardiovaskular mengalami hypovolemia atau
hipotensi
• Tempat kerja : tubulus pengumpul
69
MEKANISME KERJA VASOPRESIN
70
• ADH tubulus pengumpul sangat permeabel terhadap air meningkatkan permeabilitas membrane sel terhadap air
• Vasopresor kuat : vasokonstriktor
• Hanya di tubulus pengumpul nefron satu-satunya dimana permeabilitas air dapat diatur
71
Keadaan yang menyebabkan
dilepasnya ADH :
1. Dehidrasi / peningkatan osmolalitas plasma
2. Hipovolemia
3. Hipotensi
72
TERIMA KASIH
73