Anda di halaman 1dari 73

DIURETIK

Oleh:

dr. SITI KEMALA SARI, M.BIOMED

BAGIAN FARMAKOLOGI DAN TERAUPETIK


UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

1
FUNGSI GINJAL
• Mengatur volume plasma
• Mempertahankan keseimbangan kadar air dalam tubuh.
• Mempertahankan keseimbangan osmolaritas cairan
tubuh
• Membantu mempertahankan kadar asam basa cairan
tubuh dengan mengatur ekskresi H dan HCO3
• Mengatur jumlah dan konsentrasi ion di cairan
ekstraselular. Seperti Na, Cl, K, Mg, SO4, H, HCO3, Ca,
PO4
• Membuang sisa metabolism

2
FUNGSI GINJAL

Memelihara kemurnian darah dengan


jalan mengeluarkan semua zat asing
dan sisa pertukaran darah
Darah difiltrasi oleh glomeruli 120mL/menit ,
namun hanya 1mL urin yang terbentuk setiap
menitnya.
ARTINYA? 3
GLOMERULER FILTRATION RATE GFR

• Jumlah filtrat yang terbentuk per menit pada


semua nefron dari kedua ginjal

4
Dengan meregulasi kadar
garam dan cairan tubuh

Homeostatis
Keseimbangan dinamis cairan intrasel dan
ekstrasel
Serta pemeliharaan volume total dan
susunan cairan ekstrasel
5
ELEKTROLIT DARAH
INTRASEL EKSTRASEL
• Kalium • Natrium
• PO4 3- • Klorida
• HCO3-
IKA ENAC

PROFIL ELEKTROLIT
1.Na
2.K
3.Cl
4.HCO3-
6
Keseimbangan Gibbs-Donnan
• Perbedaan kadar elektrolit di intravaskuler
dan interstitial :
- Na
-K
- Cl

7
TEKANAN OSMOTIK
• Lebih dari 90% tekanan osmotik di cairan
ekstrasel ditentukan oleh garam yang
mengandung natrium, khususnya dalam
bentuk natrium klorida (NaCl) dan natrium
bikarbonat (NaHCO3) sehingga perubahan
tekanan osmotik pada cairan ekstrasel
menggambarkan perubahan konsentrasi
natrium.

8
HOMEOSTATIS CAIRAN TUBUH
• Mempertahankan kadar Na+ 60 mEq/ kkBB

• Ekskresi natrium terutama dilakukan oleh ginjal.

• Pengaturan eksresi ini dilakukan untuk


mempertahankan homeostasis natrium, yang
sangat diperlukan untuk mempertahankan
volume cairan tubuh.

9
DIURETIK

VOLUME URINE

ANTI DIURETIK

10
DIURETIK

obat-obat yang meningkatkan laju


aliran urin, (juga meningkatkan laju
ekskresi Na dan anion yang
menyertainya)

Aplikasi klinisnya : mengurangi volume cairan


ekstraseluler
11
MEKANISME KERJA DIURETIK

Mengurangi reabsorpsi natrium


Sehingga pengeluarannya lewat
kemih diperbanyak ,begitu juga
dengan pengeluran air

menurunkan preload ventrikuler


12
Dengan menurunnya preload:

13
TEMPAT KERJA DIURETIK

14
Mekanisme kerja diuretika :
1. Tubuli proksimal
Diuretika osmosis (manitol, sorbitol)  bekerja dengan
meningkatkan tekanan osmotik dalam lumen tubuli
merintangi reabsorpsi air pada segmen nefron yang
permeabel air  penggunaan terbatas, pada peningkatan TIK
akibat edema serebral  pemberian melalui infus IV cepat

15
Mekanisme kerja diuretika :
2. Lengkungan Henle
Merupakan diuretik kuat, untuk pengobatan edema
paru akibat gagal jantung kiri.
Bekerja dengan cara menghambat resorpsi cairan
dari loop Henle asending dalam tubulus ginjal 
reabsorpsi Cl – dan Na+ menurun, pengeluaran K+
dan air diperbanyak.
Diuretika furosemid, bumetanide, dan etakrinat
16
Mekanisme kerja diuretika :
3. Tubuli distal
Diuretika thiazida dan klortalidon bekerja pada segmen pertama
dengan menghambat reabsorpsi Na  peningkatan volume urin,
memperbanyak ekskresi Na+ dan Cl- sebesar 5-10%.
Disegmen kedua ion Na+ ditukar dengan ion K+ atau NH4+ disini
bekerja diuretika antagonis aldosteron (spironolakton) dan
diuretika hemat kalium (amilorida, triamteren) 
mengakibatkan ekskresi Na+ (kurang dari 5%) dan retensi K+.

17
Mekanisme kerja diuretika :

4. Saluran pengumpul
Antidiuretik hormon ADH ( vasopresin)
bekerja dengan jalan mempengaruhi
permeabilitas air pada sel-sel di saluran ini.

18
PENGHAMBAT
DIURETIK
KARBONIK
OSMOTIK
ANHIDRASE

DIURETIK

DIURETIK DIURETIK KUAT


HEMAT
KALIUM

TIAZID

19
PENGGOLONGAN DIURETIK

1. PENGHAMBAT KARBONIK
ANHIDRASE
ASETAZOLAMID

20
FARMAKOLOGI KLINIK DIURETIK

21
DIRETIK OSMOSIS

22
TEMPAT KERJA DIURETIK
OSMOTIS
• Tubulus proksimal
• Ansa Henle

• Absorpsi per oral jelek sekali  parenteral

23
MEKANISME KERJA DIURETIK
OSMOTIS
• Bekerja sebagai zat terlarut yang tak dapat
diabsorpsi
• Membatasi osmosis air ke ruang interstitial 
ekskresi air meningkat di tubulus proksimal,
juga
• Meningkatkan pengeluaran air dan Na dari
Ansa Henle secara nyata.

24
DIURETIK OSMOTIS
• Mengekstraksi air dari compartment intraseluler 
volume cairan ekstraseluler meningkat, viskositas darah
menurun, menghambat pelepasan Renin  Renal Blood
Flow (RBF) meningkat  meningkatkan volume urin

25
INDIKASI DIURETIK OSMOTIS

• Mengurangi oedem cerebral

26
RENIN
• RENIN : dihasilkan di ginjal, akibat menurunnya
tekanan darah arteri  mengontrol tekanan darah
ketika tubuh mengalami hipotensi dan hipernatremia.
• Dengan cara mengkatalisis pembenTukan
Angiotensin I dan Angiotensin II  tekanan darah
arteri menjadi normal melalui peningkatan resistensi
perifer total, serta homeostasis (keseimbangan)
kadar garam dan volume cairan di tubuh. 27
PENGHAMBAT KARBONIK
ANHIDRASE

28
KARBONIK ANHIDRASE
• Sel-sel epitelium tubulus proksimal kaya akan karbonik
anhidrase : Enzim yang berfungsi mengkatalis pembentukan H+
dan HCO- .
• Hambatan terhadap kerja enzim tsb akan menyebabkan
berkurangnya ion H+ ,
• Pertukaran ion Na+ dengan H+ akan terhambat sehingga terjadi
penumpukan Na+ di tubulus menyebabkan perbedaan tekanan
osmosis.

29
ASETAZOLAMID

• Merupakan diuretik lemah, jarang digunakan

• Sering digabung dengan pemberian diuretic lain

30
MEKANISME KERJA KARBONIK
ANHIDRASE :
• Peniadaan reabsorpsi NaHCO3 di tubulus
proksimal yang hampir sempurna.

• Yang mengakibatkan peningkatan ekskresi


HCO3- di urin  pH urin meningkat dan
menimbulkan asidosis metabolic

31
Di MATA
• Di siliari mata, karbonik anhydrase
memperantarai terbentuknya sejumlah besar
HCO3- di aquous humor, maka inhibitor
karbonik anhydrase dapat menurunkan
pembentukan aquous humor sehingga
mengurangi tekanan intra ocular.
• Indikasi : glaucoma sudut kamar depan
terbuka dan glaucoma sudut anterior tertutup

32
Farmakokinetika asetazolamid :
• Absorpsi baik setelah pemberian oral
• Meningkatkan pH urin karena diuresis bikarbonat
terjadi dalam 30 menit, paling lama 2 jam
• Efek menetap sampai 12 jam
• Ekskresi mll sekresi tubuler dalam segmen S2
tubulus proksimal
• Dosis harus diturunkan pada insufisiensi ginjal
• Dosis 250 mg  1-4x sehari.

33
Penggunaan klinik asetazolamid
1. Pengobatan glaukoma sudut kamar depan
terbuka  dalam bentuk tetes mata 
berguna menghambat pembentukan cairan
bola mata.
2. Alkalosis metabolik
3. Mountain sickness

34
Efek samping asetazolamid
• Asidosis metabolik hiperkloremia  akibat
kehilangan ion bikarbonat
• Meningkatkan hilangnya ion kalium
• Pembentukan batu ginjal
• Mengantuk
• Parestesia

35
DIURETIK TIAZID

36
TEMPAT KERJA TIAZID

• Distal Convulated Tubulus (DCT) atau disebut


juga dengan Tubulus Konkortus Distal.
• Aktif mentranspor NaCl dan tidak permeable
terhadap air, sehingga menghasilkan urin yang
encer

37
MEKANISME KERJA TIAZID

• Meningkatkan ekskresi NaCl (namun hanya


sekitar 5% dari Na yang difiltrasi, sebab 90%
Na yang difiltasi sudah reabsorpsi sebelum
mencapai DCT.
• Diuretik kerja sedang

38
TIAZID
• Merupakan diuretik potensi sedang
• Mengekskresi 5-10 % Na yang difiltrasi
• Mula kerja 1-2 jam
• Masa kerja panjang 12-24 jam  sering diberikan di
pagi hari
• Bila digunakan sebagai obat tunggal  gunakan dosis
rendah
• Pada pengobatan jangka panjang  harus disertai dgn
senyawa hemat kalium. (kombinasi amilorid dgn thiazid)

39
TIAZID

• Pemberian Tiazid secara akut akan


meningkatkan ekskresi asam urat, namun
eksresi asam urat ini akan berkurang setelah
pemberian jangka panjang.
• Dapat meningkatkan pengeluaran Mg 
defisiensi Mg.
40
EFEK SAMPING TIAZID
• Abnormalitas keseimbangan cairan dan elektrolit.

• Yaitu penurunan volume cairan ekstraseluler,


hipotensi, hypokalemia, hiponatremia,
hipokloremia, alkalosis metabolic,
hipomagnesemia, hiperkalsemia, hiperurikemia.

41
PENGGUNAAN KLINIS TIAZID DAN
DERIVATNYA
• Hipertensi
 Tiazid mempunyai efek antihipertensi
• Gagal jantung kongestif
 menurunkan volume cairan ekstraseluler
• Sirosis hati
• Sindroma nefrotik, gagal ginjal kronil, glomerulonephritis akut
• Nefrolithiasis yang menyebabkan Hiperkalsiuria
 menghambat ekskresi Ca
• Diabetes insipidus nefrogenik

42
KLOROTIAZID

• Prototipe tiazid

• Tak dipakai lagi , senyawa organometalik

• Aktif per=oral

43
HIDROKLOROTIAZID
• Lebih poten dari klorotiazid
• Dosis yang dibutuhkan lebih kecil dengan
efektivitas yang sama.
• Farmakoklinik: edema: 12,5-25mg sehari
• hipertensi : 12,5 mg
• Efek penghambatan karbonik anhidrase lebih
kecil

44
KLORTALIDON
• Masa kerja panjang
• Pemberian sekali sehari
• Farmakoklinik: hipertensi  25 mg pagi hari
• edema  50 mg di pagi hari

45
DIURETIK LOOP
INHIBITOR SYMPORT Na+ K+ 2Cl-

46
TEMPAT KERJA DIURETIK LOOP

• Thick Ascending Ansa Henle

• TAAH memiliki kapasitas yang besar dalam


mereapsorpsi senyawa yang dibuang dari
tubulus proksimal

47
MEKANISME KERJA DIURETIK LOOP

• Obat akan berikatan dengan symporter Na+ K+


2C- dan memblok fungsinya sehingga
peningkatkan penghantaran zat-zat terlarut
( Na+Cl-, Ca2+, Mg 2+, K+ keluar dari ansa
Henle
• Juga meningkatkan ekskresi asam urat
48
DIURETIK LOOP
• Peningkatan Na+ dan Cl- yang sangat besar dari
urin
• Juga menyebabkan peningkatan ekskresi Ca 2+
dan Mg 2+ yang nyata
• Penggunaan yang berlebih dapat menyebabkan
deplesi Na+ total dalam tubuh
• Hiponatremia
• Penurunan volume cairan ekstraseluler yang
menimbulkan hipotensi
49
DIURETIK LOOP
• Furosemid
• Bumetanid
• Torsemit
• Asam etakrinat

• Untuk terapi : edema paru akut, gagal jantung


congestif, dan hipertensi

50
DIURETIK LOOP
• Diuretik yang sangat poten
• Mengekskresi 15-30 % Na yang difiltrasi
• Mula kerja cepat  bekerja dalam 1 jam
• Masa kerja pendek (4-6jam)  perlu 2x
pemberian .
• Diuresis berhubungan dengan dosis.
• Peningkatan dosis  peningkatan diuresis

51
EFEK SAMPING DIURETIK LOOP
• Alkalosis metabolik Hipokalemia
• Hiperurikemia (pada pemakaian kronik)
• Hiperglisemia ( jarang menyebabkan DM)
• Pembesaran prostat
• Ototoksisitas ( berkaitan dgn dosis, bersifat
reversibel,tu bila diberi bersama
aminoglikosida (gentamisin) dan pd pasien
dgn penurunan fungsi ginjal)
52
PENGGUNAAN KLINIS DIURETIK LOOP
• Edema paru akut
• Penyakit jantung kongestif (pilihan utama ok
mula kerjanya yang cepat)
• Penyakit ginjal akut
• Penyakit hati
• Hiperkalsemia
• hiperkalemia

53
GANGGUAN KESEIMBANGAN KALIUM

• HIPOKALEMIA : Bila kadar kalium kurang dari


3,5 mEq/L : menyebabkan frekuensi jantung
melambat
• HIPERKALEMIA : Bila kadar kalium lebih dari
5,3 mEq/L : menyebabkan aritmia, bila lebih
tinggi lagi : henti jantung atau fibrilasi jantung
54
PENYEBAB HIPOKALEMIA :

1. Asupan Kalium kurang

2. Pengeluaran Kalium berlebih

3. Kalium masuk ke dalam sel

55
PENYEBAB HIPERKALEMIA
• Keluarnya Kalium dari Intrasel ke Ekstrasel
• Berkurangnya Ekskresi Kalium melalui Ginjal

56
DIURETIK HEMAT KALIUM
INHIBITOR SALURAN Na+ di
epitelium ginjal

57
INHIBITOR SALURAN Na+ di
epitelium ginjal
• Amilorid
• Triamteren

Jarang digunakan sebagai senyawa


tunggal diuretik

58
INHIBITOR SALURAN Na+ di
epitelium ginjal
• Merupakan diuretik lemah
• Menyebabkan retensi kalium (antikaluretik) 
karena itu sering dimanfaatkan untuk
mengimbangi efek diuretic lain yang
meningkatkan ekskresi K+ : Tiazid dan diuretik
LOOP 
• ES: gagal ginjal akut  pada kombinasi
• triamteren dan indometasin (NSAID)
• batu ginjal  triamteren mengendap di urin
59
TEMPAT KERJA DIURETIK HEMAT
KALIUM
• Tubulus Distal Akhir

• Duktus pengumpul

• Kedua area di atas memiliki kapasitas terbatas


untuk merabsorpsi zat-zat terlarut, sehingga
blockade saluran Na+ pada bagian ini hanya
sedikit meningkatkan laju ekskresi Na+ dan Cl-
60
PENGUNAAN KLINIS
• Natriuresis ringan  sedikit ekskresi NaCL 
kombinasi dengan diuretik tiazid atau diuretik
loop.
• Edema dengan sirosis hati atau edema dengan
gagal jantung
• Hipertensi
• Diabetes insipidus yang diinduksi oleh lithium.

61
ANTAGONIS ALDOSTERON 
SPIRONOLAKTON
• Juga merupakan diuretik hemat K+
• MEKANISME KERJA: secara kompetitif menghambat
ikatan aldosterone dengan Mineralokortikoid
Reseptor  menghambat retensi garam dan air
• Mula dan lama kerja tergantung pada kinetik respon
aldosteron pada jaringan target.
• Sering dikombinasi dengan Tiazid atau diuretik Loop

62
ALDOSTERON

• ALDOSTERON dihasilkan oleh kelenjar


adrenal  yang bertujuan meningkatkan
reapsorpsi natrium dan air di tubulus
proksimal.

63
Farmakokinetika spironolakton
• Absorpsi sebagian kira-kira 65%
• Dimetabolisme secara ekstensif
• Mengalami resirkulasi enterohepatik
• Berikatan kuat dengan protein
• T1/2 singkat: 1,6jam
• Metabolit aktifnya : kanrenon t1/2: 16,5 jam

64
EFEK SAMPING SPIRONOLAKTON
• Hiperkalemia
• Induksi asidosis metabolik pada pasien sirosis
• Ginekomastia,Impotensi ,Turunnya libido,
Hirsutisme,Suara memberat,Ketidakteraturan
menstruasi
• Gangguan saluran cerna: diare, gastritis,
perdarahan lambung dan tukak peptik
• Gangguan SSP: rasa ngantuk, lesu, ataksia,
kebingungan , sakit kepala.
65
PENGGUNAAN TERAUPETIK
• Sering diberikan bersama Tiazid dan diuretik
Loop
• Hiperaldosteronisme primer
• Edema (gagal jantung, sirosis,sindroma
nefrotik, asites parah)
• Diuretik pilihan untuk sirosis hati
• Hipertensi

66
DIURETIK BREAKING
• Mekanisme kompensasi ginjal untuk mengatasi
deficit Na akibat pemberian diuretic secara
continue, dengan cara menyeimbangkan
sekresi Na dengan asupan Na.
• Melibatkan aktivasi system saraf simpatis
(konstriksi arteriol aferen), aktivasi system
RAAS, penurunan tekanan darah arteri,
hipertrofi sel epitelil ginjal, peningkatan
ekspresi transporter epitelium ginjal.
67
ANTI DIURETIK HORMON
VASOPRESIN
• Menentukan konsentrasi urin
• Mengatur osmolalitas cairan tubuh dengan
cara mengatur laju asupan air dan laju
ekskresi air.
• Disekresi oleh hipofisis posterior
• Tempat kerja : tubulus pengumpul

68
VASOPRESIN
• Dilepaskan oleh hipofisis posterior sewaktu
tubuh kekurangan air atau sewaktu system
kardiovaskular mengalami hypovolemia atau
hipotensi
• Tempat kerja : tubulus pengumpul

69
MEKANISME KERJA VASOPRESIN

• Vasopresin akan meningkatkan permeabilitas


membrane sel terhadap air , sehingga air akan
bergerak secara pasif ke kompartemen
ekstraseluler.

70
• ADH  tubulus pengumpul sangat permeabel terhadap air  meningkatkan permeabilitas membrane sel terhadap air
• Vasopresor kuat : vasokonstriktor

• Hanya di tubulus pengumpul nefron satu-satunya dimana permeabilitas air dapat diatur

71
Keadaan yang menyebabkan
dilepasnya ADH :
1. Dehidrasi / peningkatan osmolalitas plasma

2. Hipovolemia

3. Hipotensi

72
TERIMA KASIH

73

Anda mungkin juga menyukai