Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DEMAM KUNING MODUL XXV ELEKTIF (TRAVEL


MEDICINE)

Oleh

Raihan Fairuz Diannul Haq Bhaktk

71190811070

SEMESTER VII

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA


FAKULTAS KEDOKTERAN MEDAN 2022
Lembar Penilaian Makalah
NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai

1. Ada makalah 60

2. Keseuaian dengan LO 0 – 10

3. Tata Cara Penulisan 0 – 10

4. Pembahasan Materi 0 – 10

5. Cover dan Penjilidan 0 – 10

TOTAL

NB : LO = Learning Objective

Medan, 13 Januari 2023

Dinilai Oleh :

Tutor

(dr.Anna Yusria,M.sc)
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Kami mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehatNya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah sebagai tugas kuliah Fakultas Kedokteran UISU.

Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, Kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.

Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.

Tutor Pembimbing, Medan, 13 Januari 2023

Raihan Fairuz Diannul Haq Bhakti

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ................................................................................................................
ii .................................................................................................................................. ii
1.1 Latar Belakang ................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................1
1.3 Tujuan Pembelajaran.......................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................2
2.1 Penyakit Karantina ..........................................................................................2
2.1.1 Tindakan Karantina ................................................................................7
2.2 Peran KKV ......................................................................................................7
2.3 Vaksinasi Penyakit Karantina .........................................................................8
BAB III PENUTUP ....................................................................................................10
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................10
3.2 Saran .............................................................................................................
10 ...............................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................11

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................


iii BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Peta Persebaran Pes…..................................................................................5


2.2 Peta Persebaran Demam Kuning................................................................10
2.3 Peta Persebaran Varicella..........................................................................11
2.4 Tabel Vaksinasi COVID-19.......................................................................11

ii
iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit


penyakit menular menular dalam masyarakat masyarakat yang lazim pada waktu dan
daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Kejadian luar biasa dalah
kejadian kesakitan atau kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian, kesakitan
atau kematian yang bermakna bermakna secara epidemiologis epidemiologis pada
suatu kelompok kelompok penduduk penduduk dalam kurun waktu tertentu. Agar
wabah penyakit menular tersebut tidak menyebar antar negara, maka diperlukan
pengawasan pada pintu masuk ke negara tersebut seperti bandara dengan pengawasan
dari pihak KKV (Kantor Kesehatan Pelabuhan) dengan melakukan pencegahan
diantaranya seperti karantina, pengecekan dokumen, pengecekan kesehatan kru dan
pelaku perjalanan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa manifestasi klinis dari demam kuning ?
2. Bagaimana pencegahan dan upaya yang dilakukan terhadap penyakit
karantina ?
3. Apa saja jenis-jenis penyakit karantina ?
4. Apa peran dari KKV ?
5. Apakah iklim mempengaruhi atau berhubungan dengan penyakit
karantina
?
1.3 Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui dan memahami penyakit-penyakit karantina
2. Mengetahui dan memahami peran KKV.
3. Mengetahui dan memahami cara atau tahap karantina
4. Mengetahui dan memahami vaksinasi penyakit karantina
1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penyakit Karantina

Sampar (Pes)

Gambar 2.1 Peta Persebaran Pes (Black Death)


Pada akhir tahun 1910, penyakit sampar/pes mulai menyebar di Indonesia.
Penyakit ini, selama kurang lebih 40 tahun, telah menyerang sekitar 240 ribu orang di
Pulau Jawa. Penyakit pes menyebar di wilayah Nusantara melalui alat angkutan laut
(kapal). Selain mengangkut beras, ternyata di atas kapal juga berkeliaran tikus-
3
2

tikus yang terjangkit penyakit pes. Penyakit ini pertama kali berjangkit di Pelabuhan
Surabaya, kemudian menyebar ke daerah Pasuruan, Malang, Kediri, Madiun,
Surakarta, Boyolali, Magelang, dan Yogyakarta. Pada tahun 1919, penyakit ini
menyebar ke wilayah Jawa Tengah melalui Pelabuhan Semarang. Di tahun 1922,
penyakit ini masuk ke Bumiayu melalui Pelabuhan Tegal. Dua tahun kemudian,
penyakit ini menyebar ke wilayah Jawa Barat melalui Pelabuhan Cirebon. Di tahun
1927, penyakit pes mewabah di daerah Pasuruan, dengan jumlah korban yang cukup
besar. Pemberantasan penyakit pes menggunakan racun serangga berupa ”DDT
Spraying” mulai dilakukan tahun 1952 dan membawa hasil yang sangat memuaskan.
Di akhir tahun 1960 dan di tahun 1961 tidak lagi dilaporkan adanya kasus pes
(Kandun, 2007). Kolera
Kolera disebabkan oleh Vibrio Cholerae serogrup 01 dan 0139. Kolera
terutama terjadi di negara - negara dengan sanitasi yang buruk, dan persediaan air
minum bersih yang kurang yaitu sebagian besar pada negara-negara berkembang di
Asia dan Afrika.20 Penularan kolera dapat terjadi secara langsung melalui makanan
atau minuman yang terkontamnasi dan secara tidak langsung melalui faeses atau
muntahan pasien yang terinfeksi. Derajat keparahan infeksi kolera bervariasi mulai
dari asimtomatik sampai diare akut watery yang berat. Komplikasi yang bisa terjadi
meliputi dehidrasi berat, syok hipovolumik, gagal ginjal akut, gangguan
keseimbangan elektrolit dan asam basa. Insiden wisatawan terjangkit kolera adalah
sekitar 0.2 per 100.000 wisatawan, dengan angka kematian < 2%. Oleh karena itu
perlu beberapa upaya pencegahan termasuk vaksinasi secara selektif pada wisatawan
tertentu (Merati;Utama, 2019). Demam Kuning
Demam kuning adalah penyakit infeksi virus haemorrhagis akut yang
disebabkan oleh Flavivirus. Penyakit ini endemic di Africa dan Amerika Latin.
Diperkirakan terjadi 200 000 kasusdengan 30 000 kematian setiap tahun di seluruh
4

dunia akibat demam kuning. Lebih dari 50% kasus berat yang terjadi, bila tanpa
terapi suportif yang adekuat, akan menyebabkan kematian. Penularan adalah melalui
gigitan nyamuk Aedes aegyptie di perkotaan dan Haemogogus sp atau Sabethes sp di
hutan Amerika, Aedes afrianus dan Aedes simpsoni di hutan afrika. Penularan dapat
terjadi pada ketinggian lebih dari 2300 meter di Amerika dan kemungkinan lebih
tinggi di Afrika.

Gambar 2.2 Peta Persebaran Demam Kuning

Manifestasi klinis trias demam kuning meliputi ikterus, perdarahan dan


albuminuria. Komplikasi dapat menyebabkan kelainan jantung dan radang otak.24
Wisatawan merupakan kelompok berisiko terinfeksi bila pergi ke negara atau daerah
yang berisiko terjadi penularan demam kuning. Secara umum insiden demam kuning
pada wisatawan adalah sangat rendah ( < 0.1 per 100.000 populasi) akan tetapi angka
kematiannya sangat tinggi yaitu sekitar 50%, sehingga perlu vaksinasi untuk setiap
wisatawan yang pergi ke daerah tersebut.
Cacar
5

Varicella merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus varicella –


zoster yang sangat menular. Penyakit ini tersebar diseluruh dunia. Penularan penyakit
ini melalui droplet, aerosol melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

Gambar 2.3 Peta Persebaran Varicella


Penyakit ini pada anak-anak biasanya ringan, namun pada orang dewasa dapat
menjadi lebih serius. Manifestasi penyakit ini ditandai oleh demam dan malaise yang
diikuti oleh gatal, rash vesicular. Varicella dapat menjadi berat dan fatal pada bayi
dan individu imunokompromise.
Tifus
Tifus adalah penyakit infeksi yang mudah menular. Penyakit ini menular
melalui konsumsi makanan atau minuman yang terinfeksi bakteri Salmonella, dan
paling banyak ditemukan di wilayah dengan sanitasi buruk dan akses air bersih yang
terbatas. Dengan masa inkubasi 3 – 6 hari. Gejala klinis adalah infeksi virus akut
6

dengan durasi pendek dan mortalitas yang bervariasi. Demam, menggigil, dan nyeri
punggung. Pencegahan dengan imunisasi aktif bagi semua orang (bayi 9 hulan ke
atas). Tipus epidemik banyak terjadi di Amerika Tengah, Amerika Selatan, Afrika,
dan Cina Utara. Penderita tipus epidemik yang telah sembuh masih berisiko terinfeksi
kembali di kemudian hari.

Louse Borne Relapsing Fever (Demam Bolak Balik)


Penyakit ini ditularkan oleh tungau disebabkan oleh Borrelia recurrentis.
Ditandai demam berlangsung 2-9 hr diikuti periode tanpa demam selama 2-4 hari.
Jumlah kekambuhan bervariasi dari 1-10x bahkan lebih. Dengan masa inkubasi 5 –
15 hari, biasanya 8 hari. Pencegahan dengan memberantas tungau, menggunakan
APD, dan antibiotik setelah terpajan. Biasanya penyakit ini dapat ditemukan di
negara-negara berkembang terutama dalam keadaan perang, bahaya kelaparan dan .
Masalah kesehatan yang serius di wilayah Afrika Timur dan Tengah terutama pada
dataran tinggi Ethiopia dan umumnya bersifat endemik selama tahun 1997-2002
adalah sebanyak 197 kasus, sebagian besar pada anak-anak dengan angka kematian
6,4%.
SARS

Merupakan sindroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi


pada jaringan paru manusia. Penyebab SARS adalah Corona virus atau
Parimoxyviridae virus. Etiologi ini sebagai temuan awal yang masih memerlukan
penelitian lebih lanjut para ahli. Berdasarkan penelitian sementara ditetapkan masa
inkubasi 3-10 hari. Cara penularan penyakit melalui kontak langsung dengan
penderita SARS baik karena berbicara, terkena percikan batuk atau bersin (“Droplet
Infection”). Periode aman dari kemungkinan terjadinya penularan pada unit
pelayanan atau pada kelompok masyarakat yang terjangkit KLB SARS adalah
setelah lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.
7

2.1.1 Tindakan Karantina


Tindakan Karantina, terdiri atas:
1) Karantina Tindakan pembatasan, pemeriksaan, dan/atau pemberian
profilaksis terhadap alat angkut, orang, dan barang yang dicurigai menjadi sumber
penularan penyakit potensial wabah, termasuk orang yang dicurigai karena memiliki
riwayat bepergian dari wilayah/negara terjangkit selama 2 (dua) kali masa inkubasi.
2) Isolasi Tindakan pemisahan, pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan
medik penunjang terhadap alat angkut, orang, dan barang yang teridentifikasi
menderita penyakit menular potensial wabah.
3) Penyehatan Alat Angkut Tindakan pembatasan, pengurangan, dan/atau
pemberantasan faktor risiko melalui dekontaminasi, deratisasi, disinseksi, dan
disinfeksi, serta tindakan lainnya yang berguna untuk memutus mata rantai penularan
penyakit menular potensial wabah.
2.2 Peran KKV
KKP, yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian
Kesehatan dan berada serta bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal PP dan
PL, berperan dalam pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial
wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan
lintas batas darat negara, serta pengawasan Obat, Makanan, Kosmetika, Alat
Kesehatan, Dan Bahan Berbahaya (OMKABA).
Selain itu, KKP juga berperan untuk melakukan pengamanan terhadap
penyakit baru dan penyakit yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia,
dan pengamanan radiasi di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat
Negara. Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, setiap UPT Kementerian wajib
memiliki kriteria klasifikasi sebagai instrumen untuk menilai kinerjanya berdasarkan
beban kerja yang telah ditetapkan dalam tugas pokok dan fungsi organisasi. Oleh
karena itu, perlu dilakukan penilaian klasifikasi KKP setiap tahunnya dengan tata cara
8

perhitungan yang telah ditetapkan. Tata Cara Penilaian Klasifikasi KKP ini bertujuan
agar para pihak yang berwenang dapat melakukan pemantauan dan penilaian terhadap
klasifikasi KKP secara wajar dan obyektif serta menyampaikan solusi tindak lanjut
untuk perbaikan kinerja organisasi. (Kemenkes RI, 2014).

2.3 Vaksinasi Penyakit Karantina

1. Vaksin Demam Kuning


Jenis vaksin: vaksin hidup dari strain 17 D yellow fever yang dibiakkan pada
embrio ayam. ARILVAX (Evans Vaccine Speke, UK), YF-VAX (Aventis Pasteur
inc. USA). Dosis pemberian: 0.5 cc subkutan. Revaksinasi dalam interval 10 tahun.
Kontraindikasi: anak berumur kurang dari 6 bulan, alergi telur ayam, individu
dengan gangguan imunocompromise. Vaksinasi harus dilakukan setidaknya 10 hari
sebelum bepergian untuk memberikan waktu yang cukup bagi vaksin untuk bekerja.
Disuntikkan ke lengan dan dengan cara subkutan yang tidak digunakan untuk
imunisasi campak (misalnya kalau imunisasi campak di lengan sebelah kiri, kalau
vaksin yellow fever di lengan sebelah kanan).
2. Vaksin Kolera
Terdapat 2 jenis vaksin kolera yaitu killed oral 01 whole-cell B-subunit dan
Killed oral O1 and O139.. Dosis pemberian: 2 dosis, dengan jarak pemberian dosis
berikutnya paling sedikit dalam 1 minggu dan maksimal 6 minggu untuk killed oral
01whole-cell B-subunit. Dosis ketiga killed oral 01 whole-cell B subunit diberikan
pada anak berusia 2 – 5 tahun dalam jarak 1 minggu sampai 6 minggu setelah dosis
kedua. Sedangkan dosis kedua Killed oral O1 and O139 diberikan dalam jarak 14 hari
untuk anak berumur diatas 1 tahun, dan 1 dosis boster dianjurkan setelah 2 tahun.
Vaksin diberikan 2 minggu sebelum tiba di daerah tujuan. Efek samping vaksin
meliputi gangguan saluran cerna ringan.
3. Pes
9

Pada tahun 1915, Dinas Pemberantasan Pes dibentuk memutus kontak antara
manusia dengan tikus. Dinas ini bertugas melakukan perbaikan perumahan dan
pembinaan dalam mengurus rumah tangga, hingga tidak ada lagi tempat tikus
bersarang. Disamping usaha perbaikan rumah, pemberian vaksin dilakukan.
Awalnya, rakyat diberikanVaksin Haffkin hasilnya tidak memuaskan, pada vaksinasi
berikutnya adalah vaksin Otten (mulai tahun 1934), yang ternyata dapat menurunkan
20 % angka kematian dari angka semula.

4. COVID-19

Gambar 2.4 Tabel Vaksinasi Covid 19


Vaksin COVID-19 terdiri dari sinovac, sinopharm, AstraZeneca, Novavax,
Moderna, dan Pfizer. Semua jenis vaksin diberikan secara Intramuskular dengan
dosis 0,5 ml / dosis kecuali pfizer sebanyak 0,3 ml/dosis.
5. Tifus
Jenis vaksin yang dapat diberikan berupa Inactivated whole cell , vaksin s

Berna). Dosis vaksin subunit adalah 1 dosis (0.5 cc) disuntikkan subkutan
/Intramuskular. Vaksinasi ulang diberikan setiap 3 tahun. Sedangkan vaksin oral
untuk usia >5 tahun diberikan 3 kapsul yaitu 1 kapsul setiap 2 hari sekali dalam 1
minggu.
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit penyakit


menular menular dalam masyarakat masyarakat yang lazim pada waktu dan daerah tertentu
serta dapat menimbulkan malapetaka. Jenis-jenis penyakit menular diantaranya seperti pes,
kolera, demam kuning, tifus, demam bolak balik dan SARS. Pencegahan dilakukan salah
satunya dari pihak KKP, yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kementerian Kesehatan dan berada serta bertanggung jawab kepada Direktorat
Jenderal PP dan PL, berperan dalam pencegahan masuk dan keluarnya penyakit,
penyakit potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian
dampak kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja
bandara, pelabuhan, dan lintas batas darat negara, serta pengawasan Obat, Makanan,
Kosmetika, Alat Kesehatan, Dan Bahan Berbahaya (OMKABA).

3.2 Saran

Dengan disusunya makalah ini diharapkan penulis mampu memahami dan


mengetahui penyakit-penyakit karantina, peran KKV, dan vaksinasi (langkah dan
vaksinasi).

10
DAFTAR PUSTAKA

Kandun, I. N. (2007). Pemberantasan Penyakit. 1–6.

Kemenkes RI. (2014). Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan. 30.

Merati, K. T. P., & Utama, I. M. S. (2019). Buku Ajar Travel Medicine. Udayana
University Press.

Oktaviarini, E., Hadisaputro, S., Suwondo, A., & Setyawan, H. (2019). Beberapa
Faktor yang Berisiko Terhadap Hipertensi pada Pegawai di Wilayah Perimeter
Pelabuhan (Studi Kasus Kontrol di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang).
Jurnal epidemiologi kesehatan komunitas, 4(1), 35-44.

Setiawan, Y. I. S. (2020). Penetapan Karantina Wilayah Menurut Pandangan Legal


Positivisme Dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Pandemi Coronavirus
Disease (Covid)-19.

11

Anda mungkin juga menyukai