Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SGD

SEMESTER VII – MODUL TRAVEL MEDICINE

SKENARIO 2

DEMAM KUNING

Kaisa Putri Baseja AR

71190811028

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA

MEDAN
KATA PENGANTAR
Assalamuallaikum wr.wb

Puji syukur saya panjatkan kepada tuhan yang maha esa, atas rahmat dan karunia-
Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas SKENARIO ini dengan baik. Dalam
penyelesaian makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan yang saya
miliki, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangatlah kami harapkan
demi dan untuk pengembangan makalah ini kedepan.

Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini.

Harapan saya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang
membacanya dan sekaligus dapat menambah pengetahuan.

Wassalamuallaikum wr.wb

Medan, 15 Januari 2023

Hormat Saya,

Kaisa Putri Baseja AR


3

Lembar Penilaian Makalah

NO Bagian yang Dinilai Skor Nilai

1 Ada Makalah 60

2 Kesesuaian dengan LO 0 - 10

3 Tata Cara Penulisan 0 - 10

4 Pembahasan Materi 0 - 10

5 Cover dan Penjilidan 0 - 10

TOTAL

NB : LO = Learning Objective

Medan, 15 Januari 2022

Dinilai Oleh :

(dr. Anna Yusria, M.Sc)


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... 2

LEMBAR PENILAIAN MAKALAH ........................................................................ 3

DAFTAR ISI ............................................................................................................. 4

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 5

1.1. LATAR BELAKANG ............................................................................. 5


1.2. IDENTIFIKASI MASALAH ................................................................... 6
1.3. RUMUSAN MASALAH ......................................................................... 6
1.4. TUJUAN PEMBELAJARAN .................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 6

2.1SKENARIO .......................................................................................................... 7
1. Mahasiswa mampu mengetahui penyakit-penyakit karantina sesuai UU
kekarantinaan
2. Mahasiswa mampu mengatahui epidemiologi penyakit-penyakit karantina
3. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi penyebab dan pathogenesis demam kuning
sebagai salah satu penyakit karantina
4. Mahasiswa mampu memahmi dan menjelaskan peran Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) dalam karantina demam kuning
5. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan vaksinasi demam kuning
BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN .................................................................................... 18
3.2 SARAN ................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 19
5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit penyakit
menular menular dalam masyarakat masyarakat yang lazim pada waktu dan daerah
tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Kejadian luar biasa dalah kejadian
kesakitan atau kematian dan atau meningkatnya suatu kejadian, kesakitan atau
kematian yang bermakna bermakna secara epidemiologis epidemiologis pada suatu
kelompok kelompok penduduk penduduk dalam kurun waktu tertentu. Agar wabah
penyakit menular tersebut tidak menyebar antar negara, maka diperlukan
pengawasan pada pintu masuk ke negara tersebut seperti bandara dengan
pengawasan dari pihak KKV (Kantor Kesehatan Pelabuhan) dengan melakukan
pencegahan diantaranya seperti karantina, pengecekan dokumen, pengecekan
kesehatan kru dan pelaku perjalanan.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH


1. Sejak 1 Desember 2016 – Februari 2017 sebanyak 1.230 kasus infeksi demam
kuning (234 dikonfirmasi,890 dicurigai dan 106 dibuang)
2. Semua kasus demam kuning dilaporkan terjadi akibat transmisi dari monyet ke
manusia melalui nyamuk genus haemogogus dan sabethes.Hingga saat ini belum
terjadi transmisi dari manusia ke manusia
3. Penyebaran demam kuning dari Brazil ke Indonesia sekarang tergolong
rendah,tetapi kewaspadaan harus ditingkatkan
4. Salah satu pencegahan yang dilakukan yaitu melakukan pemeriksaan dokumen
International Certificate od Vaccination and Prophylaxis (ICVP) demam kuning dan
juga kesehatan alat angkut.Cara lain yaitu dengan melakukan pemeriksaan kesehatan
terhadap kru dan pelaku perjalanan yang terdeteksi atau suspect demam kuning.
5. Demam kuning sudah menjadi endemic di Negara Brazil
6. Melakukan karantina/isolasi kasus-kasus demam kuning

1.3. RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja tanda dan gejala demam kuning?
Jawaban :
-Fase akut (4-5 hari) : demam mendadak,sakit kepala dan punggung,nyeri
otot,mual muntah,mata merah,menggigil,denyut nadi lemah dan pelan walau
suhu meningkat
-Fase toksik : jaundice,urin berwarna gelap,oliguria,melena,muntah darah
2. Apa penanganan awal pada kasus demam kuning?
Jawaban :
-Berikan prophylaxis bagi penyakit demam kuning
-Segera dilakukan karantina/isolasi bagi pasien yang telah terinfeksi
3. Bagaimana penyebaran demam kuning?
Jawaban :
-Tipe sylvatic (jungle) : nyamuk menggigit monyet yang terinfeksi virus demam
kuning lalu nyamuk ini menggigit monyet lain ataupun manusia yang memasuki
hutan,biasanya terjadi di hutan hujan tropis
-Tipe intermediate : ditularkan dari monyet ke manusia atau dari manusia ke
manusia melalui nyamuk,tipe ini paling sering terjadi di Afrika
-Tipe perkotaan : ditularkan melalui nyamuk antara manusia ke manusia
terutama nyamuk aedes aegypti,jenis transmisi ini sangat rentan terhadap
penyebab epidemic demam kuning dalam area yang lebih luas.
Zona endemis = merupakan area hutan (virus demam kuning terus menerus ada)
Zona intermediate = desa,perkebunan dan area pengembaraan
4. Bagaimana pencegahan demam kuning?
Jawaban :
-Memberikan imunisasi pada semua orang (bayi 9 bulan keatas yang karena
tempat tinggal,pekerjaan dan perjalanan bersisiko terpajan infeksi)
-Pembasmian vector nyamuk aedes aegypti
5. Dimana saja Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) berada dan bagaimana
prosedur pelaporan kasus sebagai seorang dokter?

1.4. TUJUAN PEMBELAJARAN


a) Mahasiswa mampu mengetahui penyakit-penyakit karantina sesuai UU
kekarantinaan
b) Mahasiswa mengatahui epidemiologi penyakit-penyakit karantina
7
c) Mahasiswa menjelaskan definisi penyebab dan pathogenesis demam kuning
sebagai salah satu penyakit karantina
d) Mahasiswa memahmi dan menjelaskan peran Kantor Kesehatan Pelabuhan
(KKP) dalam karantina demam kuning
e) Mahasiswa memahami dan menjelaskan vaksinasi demam kuning
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SKENARIO 2

1. PENYAKIT KARANTINA

a. PES

Sampar (Pes)

Gambar 2.1 Peta Persebaran Pes (Black Death)

Pada akhir tahun 1910, penyakit sampar/pes mulai menyebar di Indonesia.


Penyakit ini, selama kurang lebih 40 tahun, telah menyerang sekitar 240 ribu orang
di Pulau Jawa. Penyakit pes menyebar di wilayah Nusantara melalui alat angkutan
laut (kapal). Selain mengangkut beras, ternyata di atas kapal juga berkeliaran tikus-

2
9
tikus yang terjangkit penyakit pes. Penyakit ini pertama kali berjangkit di Pelabuhan
Surabaya, kemudian menyebar ke daerah Pasuruan, Malang, Kediri, Madiun,
Surakarta, Boyolali, Magelang, dan Yogyakarta. Pada tahun 1919, penyakit ini
menyebar ke wilayah Jawa Tengah melalui Pelabuhan Semarang. Di tahun 1922,
penyakit ini masuk ke Bumiayu melalui Pelabuhan Tegal. Dua tahun kemudian,
penyakit ini menyebar ke wilayah Jawa Barat melalui Pelabuhan Cirebon. Di tahun
1927, penyakit pes mewabah di daerah Pasuruan, dengan jumlah korban yang cukup
besar. Pemberantasan penyakit pes menggunakan racun serangga berupa ”DDT
Spraying” mulai dilakukan tahun 1952 dan membawa hasil yang sangat memuaskan.

Di akhir tahun 1960 dan di tahun 1961 tidak lagi dilaporkan adanya kasus pes
(Kandun, 2007).
b. Kolera

Kolera disebabkan oleh Vibrio Cholerae serogrup 01 dan 0139. Kolera


terutama terjadi di negara - negara dengan sanitasi yang buruk, dan persediaan air
minum bersih yang kurang yaitu sebagian besar pada negara-negara berkembang di
Asia dan Afrika.20 Penularan kolera dapat terjadi secara langsung melalui makanan
atau minuman yang terkontamnasi dan secara tidak langsung melalui faeses atau
muntahan pasien yang terinfeksi. Derajat keparahan infeksi kolera bervariasi mulai
dari asimtomatik sampai diare akut watery yang berat. Komplikasi yang bisa terjadi
meliputi dehidrasi berat, syok hipovolumik, gagal ginjal akut, gangguan
keseimbangan elektrolit dan asam basa. Insiden wisatawan terjangkit kolera adalah
sekitar 0.2 per 100.000 wisatawan, dengan angka kematian < 2%. Oleh karena itu
perlu beberapa upaya pencegahan termasuk vaksinasi secara selektif pada wisatawan
tertentu (Merati;Utama, 2019).
c. Demam Kuning

Demam kuning adalah penyakit infeksi virus haemorrhagis akut yang


disebabkan oleh Flavivirus. Penyakit ini endemic di Africa dan Amerika Latin.
Diperkirakan terjadi 200 000 kasusdengan 30 000 kematian setiap tahun di seluruh
dunia akibat demam kuning. Lebih dari 50% kasus berat yang terjadi, bila tanpa terapi suportif
yang adekuat, akan menyebabkan kematian. Penularan adalah melalui gigitan nyamuk Aedes
aegyptie di perkotaan dan Haemogogus sp atau Sabethes sp di hutan Amerika, Aedes afrianus
dan Aedes simpsoni di hutan afrika. Penularan dapat terjadi pada ketinggian lebih dari 2300
meter di Amerika dan kemungkinan lebih tinggi di Afrika.

Gambar 2.2 Peta Persebaran Demam Kuning

Manifestasi klinis trias demam kuning meliputi ikterus, perdarahan dan albuminuria.
Komplikasi dapat menyebabkan kelainan jantung dan radang otak.24 Wisatawan merupakan
kelompok berisiko terinfeksi bila pergi ke negara atau daerah yang berisiko terjadi penularan
demam kuning. Secara umum insiden demam kuning pada wisatawan adalah sangat rendah ( <
0.1 per 100.000 populasi) akan tetapi angka kematiannya sangat tinggi yaitu sekitar 50%,
sehingga perlu vaksinasi untuk setiap wisatawan yang pergi ke daerah tersebut.
11

d. Cacar

Varicella merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus varicella – zoster
yang sangat menular. Penyakit ini tersebar diseluruh dunia. Penularan penyakit ini melalui
droplet, aerosol melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

Gambar 2.3 Peta Persebaran Varicella

Penyakit ini pada anak-anak biasanya ringan, namun pada orang dewasa dapat menjadi
lebih serius. Manifestasi penyakit ini ditandai oleh demam dan malaise yang diikuti oleh gatal,
rash vesicular. Varicella dapat menjadi berat dan fatal pada bayi dan individu
imunokompromise.
e. Tifus

Tifus adalah penyakit infeksi yang mudah menular. Penyakit ini menular melalui
konsumsi makanan atau minuman yang terinfeksi bakteri Salmonella, dan paling banyak
ditemukan di wilayah dengan sanitasi buruk dan akses air bersih yang terbatas. Dengan masa
inkubasi 3 – 6 hari. Gejala klinis adalah infeksi virus akut dengan durasi pendek dan mortalitas
yang bervariasi. Demam, menggigil, dan nyeri punggung. Pencegahan dengan imunisasi aktif
bagi semua orang (bayi 9 hulan ke atas). Tipus epidemik banyak terjadi di Amerika Tengah,
Amerika Selatan, Afrika, dan Cina Utara. Penderita tipus epidemik yang telah sembuh masih
berisiko terinfeksi kembali di kemudian hari.

f. Louse Borne Relapsing Fever (Demam Bolak Balik)

Penyakit ini ditularkan oleh tungau disebabkan oleh Borrelia recurrentis.

Ditandai demam berlangsung 2-9 hr diikuti periode tanpa demam selama 2-4 hari.

Jumlah kekambuhan bervariasi dari 1-10x bahkan lebih. Dengan masa inkubasi 5 – 15 hari,
biasanya 8 hari. Pencegahan dengan memberantas tungau, menggunakan APD, dan antibiotik
setelah terpajan. Biasanya penyakit ini dapat ditemukan di negara-negara berkembang terutama
dalam keadaan perang, bahaya kelaparan dan . Masalah kesehatan yang serius di wilayah
Afrika Timur dan Tengah terutama pada dataran tinggi Ethiopia dan umumnya bersifat
endemik selama tahun 1997-2002 adalah sebanyak 197 kasus, sebagian besar pada anak-anak
dengan angka kematian 6,4%.
g. SARS

Merupakan sindroma pernafasan akut berat yang merupakan penyakit infeksi pada
jaringan paru manusia. Penyebab SARS adalah Corona virus atau Parimoxyviridae virus.
Etiologi ini sebagai temuan awal yang masih memerlukan penelitian lebih lanjut para ahli.
Berdasarkan penelitian sementara ditetapkan masa inkubasi 3-10 hari. Cara penularan penyakit
melalui kontak langsung dengan penderita SARS baik karena berbicara, terkena percikan batuk
atau bersin (“Droplet Infection”). Periode aman dari kemungkinan terjadinya penularan pada
unit pelayanan atau pada kelompok masyarakat yang terjangkit KLB SARS adalah setelah
lebih dari 14 hari sejak kasus terakhir dinyatakan sembuh.
13

2. EPIDEMIOLOGI PENYAKIT-PENYAKIT KARANTINA


a. PES
Pertama kali pada abad ke-14 di daratan Eropa, yang menyebabkan angka kematian
sebanyak 25 juta jiwa. Tahun 1984, menyebar ke empat benua yang diduga berasal dari
daratan Cina. Berdasarkan laporan WHO (November 2017): KLB pes di Madagaskar.
Negara yang paling endemisà Democratic Republic of Congo, Madagaskar dan Peru.
(1990-kini) Laporan WHO (Agustus - 17 November 2017) à 2.267 kasus dengan 195
kematian Di Indonesia: Boyolali, Pasuruan, Sleman, dan Bandung (1957, 1959, 1968,
1970, 1997) Februari 2007: Pasuruan.
b. Kolera
2017: 1,2 juta kasus, kematian 5.654 jiwa di seluruh dunia. 84% kasus dan 41% kematian
global terjadi di Yaman, 1800an – awal 1900an: epidemi global. Pertama mewabah di AS
Indonesia: Jawa, Madura, Sumatera. 100.000 kematian di Jawa. 1960an mewabah di
Sulawesi
c. Demam Kuning
Endemis: 46 negara di Kawasan Afrika dan Amerika 2015-awal 2016 : KLB di Angola,
menyebarke Democratic Republoc of Congo, RRC, kenya, dan Uganda, Akhir 2016 : KLB
di Brazil, menyebarkeEsprito Santo, Minas Gerais, Sao Paulo, Rio Grande do Norte, Bahia,
dan Tocantins) WHO 2016 – 2017 : 1.230 kasus, 197 kematian
d. SARS
November 2001: bermula di China. Pada Februari 2003 menyebar ke Hongkong hingga
seluruh dunia terutama Kawasan Asia. 15 Maret WHO menyatakan SARS sebagai
ancaman global. Negara-negara terjangkit SARS: Australia, Belgia, Brazil, China,
Hongkong, Taiwan, Perancis, Jerman, Italia, Irlandia, Rumania, Spanyol, Switzerland,
United Kingdom, Amerika Serikat, Thailand, Singapore, Malaysia, Vietnam dan lan-lain.
Total penderita 2.671 dengan 103 kematian (CFR = 3,9 %).
e. Covid-19
Pada 31 Desember 2019 pertama kalii di Wuhan, China. Pada 2 Maret 2020 kasus pertama
di Indonesia. 11 Maret dinyatakan sebagai pandemic oleh WHO. Hingga 17 Desember
2022 sebanyak 648.697.175 kasus konfirmasi dengan 6.645.043 kematian (CFR: 1,02%)
di seluruh dunia. Di Indonesia hingga 17 Desember 2022 àsebanyak 6.708.737 kasus
konfirmasi dengan 160.384 kematian (CFR 2,39%) tersebar di 514 kab/kota di 34 provinsi.
Kasus konfirmasi harian terbanyak DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Jawa
Tengah.

3. DEMAM KUNING
a. Definisi
Demam Kuning merupakan penyakit virus yang mungkin membawa maut, yang ditularkan
oleh nyamuk di bagian tertentu Amerika Selatan dan Afrika. Imunisasi diperlukan bagi
pengunjung ke tempat tersebut.
b. Gejala
 Gejala infeksi termasuk demam mendadak, kedinginan, sakit otot, sakit punggung,
sakit kepala, mual dan muntah tidak sampai enam hari setelah virus memasuki
tubuh. Setelah tiga sampai empat hari kebanyakan pasien semakin sembuh dan
gejalanya hilang.
 Namun, kira-kira 15% pasien kemudian akan mengalami pendarahan (dari mulut,
hidung dan mata dan/atau perut), sakit kuning (kulit dan mata menjadi kuning),
sakit perut dengan muntah dan masalah fungsi ginjal. Separuh dari pasien ini
sembuh tetapi separuh lagi meninggal dalam waktu 10-14 hari setelah gejala-gejala
ini timbul.
c. Penularan
 Manusia dan monyet merupakan binatang utama yang terinfeksi oleh virus ini
Spesies nyamuk tertentu yang dikenal sebagai Aedes aegypti perlu untuk
menularkan virus ini
 Memakan waktu tiga sampai enam hari untuk penyakit ini mulai setelah seseorang
digigit nyamuk yang terinfeksi Orang yang terinfeksi dapat menularkan infeksi ini
kepada nyamuk selama sampai 5 hari setelah gejala timbul
 Infeksi ini tidak ditularkan secara langsung dari orang ke orang atau dari binatang
ke manusia.
4. PERAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN
Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP)
• Unit pelayanan kesehatan yang melaksanakan upaya preventif dan promotif, dan kuratif
15

• Tugas pokok : melaksanakan pencegahan masuk dan keluarnya penyakit menular, penyakit
potensial wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan, pengawasan OMKABA (Obat, Makanan, Kosmetika,
Alat Kesehatan dan Bahan Adiktif) serta pengamanan terhadap penyakit baru dan penyakit
yang muncul kembali, bioterorisme, unsur biologi, kimia dan pengamanan radiasi di
wilayah kerja bandara, pelabuhan dan lintas batas darat negara (Kemenkes, 2008: 2).

Fungsi dan Peran KKP dalam Pelaksanaan IHR


• Melaksanakan pemantauan alat angkut, container, dan isinya yang datang dan pergi dari
daerah terjangkit
• Melakukan pengawasan deratisasi, disinfeksi, disinseksi dan dekontaminasi.
• Melakukan pengawasan pembuangan sisa-sisa bahan yang terkontaminasi (seperti air,
makanan, dan sisa pembuangan manusia)
• Melaksanakan pemeriksaan yang direkomendasikan oleh WHO

Tindakan Karantina
Tindakan Karantina, terdiri atas:
1. Karantina Tindakan pembatasan, pemeriksaan, dan/atau pemberian profilaksis
terhadap alat angkut, orang, dan barang yang dicurigai menjadi sumber penularan
penyakit potensial wabah, termasuk orang yang dicurigai karena memiliki riwayat
bepergian dari wilayah/negara terjangkit selama 2 (dua) kali masa inkubasi.
2. Isolasi Tindakan pemisahan, pemeriksaan, pengobatan, dan tindakan medik
penunjang terhadap alat angkut, orang, dan barang yang teridentifikasi menderita
penyakit menular potensial wabah.
3. Penyehatan Alat Angkut Tindakan pembatasan, pengurangan, dan/atau
pemberantasan faktor risiko melalui dekontaminasi, deratisasi, disinseksi, dan
disinfeksi, serta tindakan lainnya yang berguna untuk memutus mata rantai
penularan penyakit menular potensial wabah.

5. VAKSINASI DEMAM KUNING


ICVP Yellow Fiver
Adalah vaksin hidup yang mengandung virus demam kuning hidup yang dilemahkan. Vaksin
ini diberikan 1 dosis untuk memberikan perlindungan seumur hidup. Tujuan pemberian vaksin
yellow fever: Dapat mencegah demam kuning, menggunakan pertahanan alami tubuh untuk
membangun ketahanan terhadap infeksi tertentu dan membuat system kekebalan lebih kuat.
Jenis vaksin: vaksin hidup dari strain 17 D yellow fever yang dibiakkan pada embrio ayam.
ARILVAX (Evans Vaccine Speke, UK), YF-VAX (Aventis Pasteur inc. USA). Dosis
pemberian: 0.5 cc subkutan. Revaksinasi dalam interval 10 tahun. Kontraindikasi: anak
berumur kurang dari 6 bulan, alergi telur ayam, individu dengan gangguan imunocompromise.
Vaksinasi harus dilakukan setidaknya 10 hari sebelum bepergian untuk memberikan waktu
yang cukup bagi vaksin untuk bekerja. Disuntikkan ke lengan dan dengan cara subkutan yang
tidak digunakan untuk imunisasi campak (misalnya kalau imunisasi campak di lengan sebelah
kiri, kalau vaksin yellow fever di lengan sebelah kanan).
Pada situasi biasa (bukan KLB), vaksinasi diberikan kepada pelaku perjalanan yang memasuki
Indonesia dari negara/wilayah negara endemis dan atau yang sedang terjangkit KLB Demam
Kuning harus memiliki kekebalan terhadap Demam Kuning yang dibuktikan dengan Sertifikat
Vaksinasi Internasional (International Certificate of Vaccination, ICV).
Hal ini dapat diperiksa oleh otoritas kesehatan di pintu masuk negara pada saat kedatangan.
Sertifikat Vaksinasi Demam Kuning dinyatakan valid setelah 10 hari pasca penyuntikan vaksin
17

Yellow Fever. Pada penumpang dan awak alat angkut yang tidak memiliki bukti sertifikat
vaksinasi Demam Kuning maka maka dilakukan karantina sekurang-kurangnya 6 hari,
dilakukan vaksinasi dan diterbitkan sertifikat vaksinasi Demam Kuning
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Wabah penyakit menular adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit penyakit menular
menular dalam masyarakat masyarakat yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta
dapat menimbulkan malapetaka. Jenis-jenis penyakit menular diantaranya seperti pes,
kolera, demam kuning, tifus, demam bolak balik dan SARS. Pencegahan dilakukan salah
satunya dari pihak KKP, yang merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Kementerian Kesehatan dan berada serta bertanggung jawab kepada Direktorat Jenderal
PP dan PL, berperan dalam pencegahan masuk dan keluarnya penyakit, penyakit potensial
wabah, surveilans epidemiologi, kekarantinaan, pengendalian dampak kesehatan
lingkungan, pelayanan kesehatan terbatas di wilayah kerja bandara, pelabuhan, dan lintas
batas darat negara, serta pengawasan Obat, Makanan, Kosmetika, Alat Kesehatan, Dan
Bahan Berbahaya (OMKABA).

B. SARAN
Setelah membaca makalah ini, penulis berharap agar kita senantiasa memiliki gaya hidup
yang sehat. Dan juga bagi dokter yang kelak bekerja agar dapat mengetahui seluk beluk
bagaimana menulis penelitian dengan baik dan benar yang pada akhirnya dapat
menyelesaikan permasalahan dengan baik dan benar.
19

DAFTAR PUSTAKA

Kandun, I. N. (2007). Pemberantasan Penyakit. 1–6.

Kemenkes RI. (2014). Klasifikasi Kantor Kesehatan Pelabuhan. 30.

Merati, K. T. P., & Utama, I. M. S. (2019). Buku Ajar Travel Medicine. Udayana University
Press.

Oktaviarini, E., Hadisaputro, S., Suwondo, A., & Setyawan, H. (2019). Beberapa Faktor yang
Berisiko Terhadap Hipertensi pada Pegawai di Wilayah Perimeter Pelabuhan (Studi Kasus
Kontrol di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Semarang). Jurnal epidemiologi kesehatan
komunitas, 4(1), 35-44.

Setiawan, Y. I. S. (2020). Penetapan Karantina Wilayah Menurut Pandangan Legal Positivisme


Dalam Rangka Pencegahan dan Pemberantasan Pandemi Coronavirus Disease (Covid)-19.

Anda mungkin juga menyukai