Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENGOLAHAN LIMBAH CAIR

PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG


TERKAIT DENGAN PENGELOLAAN LIMBAH CAIR

Dosen Pembimbing :
Syarifuddin, SKM. M.Kes

Disusun Oleh :
Kelompok 2 Kelas 2 D-III A
Agung Tri N P21335118004

Amanda Nadia Putri P21335118008

Carissa Gianika P21335118015

Diah Ayu Nastiti P21335118018

Faiz Syaibatul Hamdi P21335118024

Mohammad Hibban Fatah P21335118038

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya, karena berkat
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sampaikan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini khususnya rekan-rekan yang
senantiasa mendukung dan memotivasi serta memberi masukan positif sehingga
makalah ini dapat disusun.

Makalah ini berjudul Peraturan dan Perundang-Undangan yang Terkait


dengan Pengelolaan Limbah Cair , dimana makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah Pengolahan Limbah Cair.

Dalam hal ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami memohon maaf bila di dalam tulisan kami ini ada
kekurangan dalam penulisan atau sebagainya. Kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan kedepannya.

Jakarta, 03 Februari 2020

Kelompok 2

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 1


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
1.1............................................................................................................................... Latar Belak
3
1.2............................................................................................................................... Maksud dan
3
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 4
2.1. Undang-Undang dan Peraturan terkait Pengelolaan Limbah ............................. 4
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan ......................... 4
b. Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) ........................ 5
c. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air................................................. 5
d. Permenlh Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian
Pencemaran Air .................................................................................................. 7
e. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air ................................................ 7
f. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-
51/Menlh/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri ............................................................................................................... 8
g. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2003 tentang
Petunjung Pelaksanaan Izin Pembuangan Limbah Cair di Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta .......................................................................... 9
h. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Pembuangan Limbah Cair .................................................................................. 10
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 12

2
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Limbah cair adalah limbah yang berbentuk cair yang dihasilkan dari proses
produksi, maupun proses konsumsi di dalam kegiatan industri atau rumah
tangga. Limbah cair pada umumnya dapat dibuang ke badan air, untuk
mencegah adanya pencemaran terhadap badan air oleh adanya limbah cair
yang dihasilkan, dibutuhkan adanya pengolahan limbah cair. Fungsi adanya
pengolahan limbah cair ini ialah untuk memastikan limbah cair yang akan
dialirkan menuju badan air tidak lagi memberikan dampak negatif.

1.2 Maksud dan Tujuan


Maksud dan tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui
peraturan dan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan limbah
cair.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Undang-Undang dan Peraturan terkait Pengelolaan Limbah


a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009  tentang Kesehatan
Pasal 162
Upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas
lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang
memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya.
Pasal 163
(1) Pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan
lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai risiko buruk bagi kesehatan.
(2) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup
lingkungan permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan
fasilitas umum.
(3) Lingkungan sehat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bebas dari unsur-
unsur yang menimbulkan gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair;
b. limbah padat;
c. limbah gas;
d. sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan pemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;

4
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.
(4) Ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan lingkungan dan proses
pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3),
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.

b. Dalam Pasal 14 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH) “Izin
atau perizinan atau Izin Pembuangan Air Limbah ke Sumber Air adalah
suatu bentuk instrumen pencegahan pencemaran dan/ atau kerusakan
lingkungan hidup”

c. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan


Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
Pasal 38
(1) Setiap penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang membuang air
limbah ke air atau sumber air wajib mentaati persyaratan yang ditetapkan
dalam izin.
(2) Dalam persyaratan izin pembuangan air limbah sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) wajib dicantumkan :
a. Kewajiban untuk mengolah limbah;
b. Persyaratan mutu dan kuantitas air limbah yang boleh dibuang ke media
lingkungan;
c. Persyaratan cara pembuangan air limbah;
d. Persyaratan untuk mengadakan sarana dan prosedur penanggulangan
keadaan darurat;
e. Persyaratan untuk melakukan pemantauan mutu dan debit air limbah ;
f. Persyaratan lain yang ditentukan oleh hasil pemeriksaan analisis
mengenai dampak lingkungan yang erat kaitannya dengan pengendalian

5
pencemaran air bagi usaha dan atau kegiatan yang wajib melaksanakan
analisis mengenai dampak lingkungan;
g. Larangan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau pelepasan
dadakan;
h. Larangan untuk melakukan pengenceran air limbah dalam upaya
penaatan batas kadar yang dipersyaratkan;
Pasal 40
(1). “Setiap usaha dan kegiatan yang akan membuang air limbah ke air
atau sumber air wajib mendapatkan izin tertulis dari Bupati / Walikota”.
Apabila penanggung jawab usaha/ kegiatan melanggar ketentuan
tersebut, dengan membuang air limbah tanpa memiliki izin, maka diancam
dengan sanksi administrasi, sebagaimana diatur dalam Pasal 48 PP
Pengendalian Pencemaran Air.
Tahapan memperoleh izin pembuangan air limbah ke sumber air
diatur dalam pasal 22 Ayat (1). Tahapan tersebut anatara lain:
a. pengajuan permohonan izin;
b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan
c. penetapan izin.
Pemohon yang hendak mengajukan permohonan izin harus memenuhi
persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Persyaratan
administrasi pengajuan permohonan izin pembuangan air limbah ke
sumber air terdiri atas:
1). Formulir permohonan perizinan yang didalamnya memuat informasi
tentang:
a. Identitas pemohon izin;
b. Ruang lingkup air limbah;
c. Sumber dan karakteristik air limbah;
d. Sistem pengelolaan air limbah;
e. Debit, volume, dan kualitas air limbah;
f. Lokasi titik penataan dan pembuangan air limbah;
g. Jenis dan kapasitas produksi;

6
h. Jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan;
i. Hasil pemantauan kualitas sumber air; dan
j. Penanganan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat.
2). Melampirkan izin-izin lain yang berkaitan dengan pendirian usaha
dan/atau kegiatan, pendirian bangunan dan persyaratan lain yang terkait
dengan pembangunan atau operasional sistem pengelolaan air limbah.
3). Melampirkan dokumen AMDAL, UKL-UPL atau dokumen lingkungan
lain yang dipersamakan dengan dokumen tersebut.
Persyaratan ini wajib dituangkan di dalam keputusan bupati/
walikota tentang tata cara perizinan yang berkaitan dengan pengendalian
pencemaran air dan dipastikan bahwa penanggungjawab usaha dan/ atau
kegiatan yang wajib mempunyai perizinan di dalam pengendalian
pencemaran air mengetahui dan memahaminya. Sedangkan persyaratan
teknis, pengajuan permohonan izin pembuangan air limbah ke sumber air
terdiri:
a. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah, serta efisiensi
energi dan sumberdaya yang harus dilakukan oleh penanggungjawab
usaha dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah;
dan
b. kajian dampak pembuangan air limbah terhadap pembudidayaan ikan,
hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, serta kesehatan
masyarakat.

d. Permenlh Nomor 1 Tahun 2010 tentang Tata Laksana Pengendalian


Pencemaran Air menyebutkan “Masa berlaku Izin Pembuangan Limbah
Cair adalah 5 tahun.” Apabila berdasarkan hasil evaluasi hasil kajian
pembuangan air limbah menunjukakan bahwa pembuangan air limbah ke
air atau sumber air layak lingkungan, maka Bupati/ Walikota menerbitkan
izin pembungan air limbah dalam jangka waktu selambat-lambatnya 90
(sembilan puluh ) hari terhitung sejak tanggal diterimanya permohonan
izin. Hal tersebut telah diatur secara tegas dalam Pasal 41 Peraturan

7
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
e. Izin Pembuangan Air Limbah ke Sumber Air atau yang biasa juga dikenal
dengan Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) ke Sumber Air diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

f. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-


51/Menlh/10/1995 Tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri
Pasal 1
(2). Baku Mutu Limbah Cair Industri adalah batas maksimum limbah cair
yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan;
(3). Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan oleh
kegiatan industri yang dibuang ke lingkungan dan diduga dapat
menurunkan kualitas lingkungan;
(4). Mutu Limbah Cair adalah keadaan limbah cair yang dinyatakan
dengan debit, kadar dan beban pencemaran;
Pasal 6
Setiap penanggung jawab kegiatan industri sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2 ayat (1) Keputusan ini wajib :
a. Melakukan pengelolaan limbah cair sehingga mutu limbah cair yang
dibuang ke lingkungan tidak melampaui Baku Mutu Limbah Cair yang
telah ditetapkan;
b. Membuat saluran pembuangan limbah cair yang kedap air sehingga
tidak terjadi perembesan limbah cair ke lingkungan;
c. Memasang alat ukur debit atau laju alir limbah cair dan melakukan
pencatatan debit harian limbha cair tersebut;
d. Tidak melakukan pengeceran limbah cair, termasuk mencampurkan
buangan air bekas pendingin ke dalam aliran pembuangan limbah cair ;

8
e. Memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana
tersebut dalam Lampiran Keputusan ini secara periodik sekurang-
kurangnya satu kali dalam sebulan.
f. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan
air hujan;
g. Melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya.
h. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar parameter
Baku Mutu Limbah Cair, produksi bulanan senyatanya sebagaimana
dimaksud dalam huruf c, e, g sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada
Kepala Bapedal, Gubernur, instansi teknis yang membidangi industri lain
yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

g. Keputusan Gubernur DKI Jakarta No 57 tahun 2003 tentang


Petunjuk Pelaksanaan Izin Pembuangan Limbah Cair Di Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
Pasal 2
(1) Setiap orang atau badan hukum yang dalam operasinya akan dan atau
telah membuang limbah cair ke perairan umum diwajibkan memiliki Izin
Pembuangan Limbah Cair;
(5) Izin Pembuangan Limbah Cair didasarkan pada pengembangan
kapasitas dan atau produksi 3 tahun dengan produksi maksimal/kapasitas
maksimal adalah produksi terpasang atau kriteria desain;
(6) Izin Pembuangan Limbah Cair berlaku untuk 5 tahun dan setelah 5
tahun dapat diperpanjang;
(7) Izin Pembuangan Limbah Cair dapat diberikan kepada kegiatan/usaha
yang telah beroperasi maupun kegiatan baru setelah memperoleh
rekomendasi teknis kelayakan upaya penurunan beban limbah dan
kelayakan pembuangan limbah cair dari Tim Evaluasi;
Pasal 6

9
a. Memiliki izin pembuangan limbah cair dari Gubernur Provinsi DKI
Jakarta;
b. Menaati baku mutu limbah cair yang tercantum dalam izin pembuangan
limbah cair;
c. Membuat saluran pembuangan limbah cair dan bak kontrol untuk
memudahkan pengambilan contoh limbah dan pengukuran debit limbah
cair;
d. Mengizinkan pengawas untuk memasuki lingkungan kerjanya dan
membantu terlaksananya tugas pengawas tersebut.

h. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 30 Tahun 1999, tentang


Pembuangan Limbah Cair
Pasal 11
Setiap kegiatan usaha atau badan hukum yang telah memepeolah IPLC
mempunyai beberapa kewajiban yang harus dipenuhi antara lain :
1. Mentaati baku mutu limbah cair (BMLC) yang telah ditetapkan.
2. Tidak melampaui beban maksimum yang telah ditentukan di dalam
IPLC.
3. Tidak melakukan pengenceran.
4. Memisahkan saluran pembuangan air limbah proses dan air limbah
domestik, kecuali jika diolah secara bersama.
5. Memasang alat ukur debit limbah cair yang dibuang.
6. Membangun bangunan dan saluran pembuangan limbah cair untuk
memudahkan pengambilan sampel air limbah.
7. Memeriksakan air limbah secara berkala setiap tiga bulan.

i. Peraturan atau kesepakatan Internasional yang terkait dengan


pengelolaan limbah sebagai berikut (WHO, 2005):
o The Basel Convention,  Konvensi ini  membahas
tentang pergerakan limbah berbahya lintas negara. Hanya
limbah berbahaya resmi yang dapat diekspor dari negara yang

10
tidak memiliki fasilitas atau keahlian untuk memusnahkan limbah
tertentu secara aman ke negara lain
o The “populler pays” Principle, merupakan prinsip pencemar
yang membayar, dimana semua penghasil limbah secara hukum dan
finansial bertanggung jawab untuk menggunakan metode yang aman
dan ramah lingkungan di dalam pembuangan limbah yang mereka
hasilkan.
o The “precautionary” principle, merupakan sebuah prinsip
pencegahan, dimana prinsip kunci yang mengatur masalah perlindungan
kesehatan dan keselamatan.
o The “duty of care” principle, merupakan prinsip yang menetapkan
bahwa siapa saja yang menangani atau mengelola zat berbahaya atau
peralatan yang terkait dengannya, secara etik bertanggung jawab untuk
menerapkan kewaspadaan tinggi di dalam menjalankan tugasnya.

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Limbah cair adalah limbah yang berbentuk cair yang dihasilkan dari proses
produksi, maupun proses konsumsi di dalam kegiatan industri atau rumah
tangga. Fungsi adanya pengolahan limbah cair ini ialah untuk memastikan
limbah cair yang akan dialirkan menuju badan air tidak lagi memberikan
dampak negatif. Undang-Undang dan Peraturan terkait Pengelolaan
Limbah, diantaranya sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
d. Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
e. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
f. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-
51/Menlh/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri
g. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2003 tentang
Petunjung Pelaksanaan Izin Pembuangan Limbah Cair di Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta

12
h. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Pembuangan Limbah Cair

DAFTAR PUSTAKA

https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-36-2009-kesehatan

http://www.indonesian-publichealth.com/peraturan-pengelolaan-limbah/

https://newberkeley.wordpress.com/2015/09/19/pengendalian-pencemaran-air-
pengaturan-hukum-izin-pembuangan-limbah-cair-ke-perairan/

http://www.unhas.ac.id/pplh/wp-
content/uploads/2012/12/UU_2009_32PPLH_1.pdf

https://toolsfortransformation.net/wp-content/uploads/2017/05/51-tahun-1995-
Baku-mutu-limbah-cair-industri.pdf

https://bangazul.com/regulasi-ipal/

13

Anda mungkin juga menyukai