Dosen Pembimbing :
Syarifuddin, SKM. M.Kes
Disusun Oleh :
Kelompok 2 Kelas 2 D-III A
Agung Tri N P21335118004
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya, karena berkat
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sampaikan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW.
Dalam hal ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, untuk itu kami memohon maaf bila di dalam tulisan kami ini ada
kekurangan dalam penulisan atau sebagainya. Kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan kedepannya.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
2
3.1. Kesimpulan ......................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 13
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.
(4) Ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan lingkungan dan proses
pengolahan limbah sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dan ayat (3),
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
5
pencemaran air bagi usaha dan atau kegiatan yang wajib melaksanakan
analisis mengenai dampak lingkungan;
g. Larangan pembuangan secara sekaligus dalam satu saat atau pelepasan
dadakan;
h. Larangan untuk melakukan pengenceran air limbah dalam upaya
penaatan batas kadar yang dipersyaratkan;
Pasal 40
(1). “Setiap usaha dan kegiatan yang akan membuang air limbah ke air
atau sumber air wajib mendapatkan izin tertulis dari Bupati / Walikota”.
Apabila penanggung jawab usaha/ kegiatan melanggar ketentuan
tersebut, dengan membuang air limbah tanpa memiliki izin, maka diancam
dengan sanksi administrasi, sebagaimana diatur dalam Pasal 48 PP
Pengendalian Pencemaran Air.
Tahapan memperoleh izin pembuangan air limbah ke sumber air
diatur dalam pasal 22 Ayat (1). Tahapan tersebut anatara lain:
a. pengajuan permohonan izin;
b. analisis dan evaluasi permohonan izin; dan
c. penetapan izin.
Pemohon yang hendak mengajukan permohonan izin harus memenuhi
persyaratan administrasi dan persyaratan teknis. Persyaratan
administrasi pengajuan permohonan izin pembuangan air limbah ke
sumber air terdiri atas:
1). Formulir permohonan perizinan yang didalamnya memuat informasi
tentang:
a. Identitas pemohon izin;
b. Ruang lingkup air limbah;
c. Sumber dan karakteristik air limbah;
d. Sistem pengelolaan air limbah;
e. Debit, volume, dan kualitas air limbah;
f. Lokasi titik penataan dan pembuangan air limbah;
g. Jenis dan kapasitas produksi;
6
h. Jenis dan jumlah bahan baku yang digunakan;
i. Hasil pemantauan kualitas sumber air; dan
j. Penanganan sarana dan prosedur penanggulangan keadaan darurat.
2). Melampirkan izin-izin lain yang berkaitan dengan pendirian usaha
dan/atau kegiatan, pendirian bangunan dan persyaratan lain yang terkait
dengan pembangunan atau operasional sistem pengelolaan air limbah.
3). Melampirkan dokumen AMDAL, UKL-UPL atau dokumen lingkungan
lain yang dipersamakan dengan dokumen tersebut.
Persyaratan ini wajib dituangkan di dalam keputusan bupati/
walikota tentang tata cara perizinan yang berkaitan dengan pengendalian
pencemaran air dan dipastikan bahwa penanggungjawab usaha dan/ atau
kegiatan yang wajib mempunyai perizinan di dalam pengendalian
pencemaran air mengetahui dan memahaminya. Sedangkan persyaratan
teknis, pengajuan permohonan izin pembuangan air limbah ke sumber air
terdiri:
a. upaya pencegahan pencemaran, minimisasi air limbah, serta efisiensi
energi dan sumberdaya yang harus dilakukan oleh penanggungjawab
usaha dan/atau kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan air limbah;
dan
b. kajian dampak pembuangan air limbah terhadap pembudidayaan ikan,
hewan, dan tanaman, kualitas tanah dan air tanah, serta kesehatan
masyarakat.
7
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
e. Izin Pembuangan Air Limbah ke Sumber Air atau yang biasa juga dikenal
dengan Izin Pembuangan Limbah Cair (IPLC) ke Sumber Air diatur dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.
8
e. Memeriksakan kadar parameter Baku Mutu Limbah Cair sebagaimana
tersebut dalam Lampiran Keputusan ini secara periodik sekurang-
kurangnya satu kali dalam sebulan.
f. Memisahkan saluran pembuangan limbah cair dengan saluran limpahan
air hujan;
g. Melakukan pencatatan produksi bulanan senyatanya.
h. Menyampaikan laporan tentang catatan debit harian, kadar parameter
Baku Mutu Limbah Cair, produksi bulanan senyatanya sebagaimana
dimaksud dalam huruf c, e, g sekurang-kurangnya tiga bulan sekali kepada
Kepala Bapedal, Gubernur, instansi teknis yang membidangi industri lain
yang dianggap perlu sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
9
a. Memiliki izin pembuangan limbah cair dari Gubernur Provinsi DKI
Jakarta;
b. Menaati baku mutu limbah cair yang tercantum dalam izin pembuangan
limbah cair;
c. Membuat saluran pembuangan limbah cair dan bak kontrol untuk
memudahkan pengambilan contoh limbah dan pengukuran debit limbah
cair;
d. Mengizinkan pengawas untuk memasuki lingkungan kerjanya dan
membantu terlaksananya tugas pengawas tersebut.
10
tidak memiliki fasilitas atau keahlian untuk memusnahkan limbah
tertentu secara aman ke negara lain
o The “populler pays” Principle, merupakan prinsip pencemar
yang membayar, dimana semua penghasil limbah secara hukum dan
finansial bertanggung jawab untuk menggunakan metode yang aman
dan ramah lingkungan di dalam pembuangan limbah yang mereka
hasilkan.
o The “precautionary” principle, merupakan sebuah prinsip
pencegahan, dimana prinsip kunci yang mengatur masalah perlindungan
kesehatan dan keselamatan.
o The “duty of care” principle, merupakan prinsip yang menetapkan
bahwa siapa saja yang menangani atau mengelola zat berbahaya atau
peralatan yang terkait dengannya, secara etik bertanggung jawab untuk
menerapkan kewaspadaan tinggi di dalam menjalankan tugasnya.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Limbah cair adalah limbah yang berbentuk cair yang dihasilkan dari proses
produksi, maupun proses konsumsi di dalam kegiatan industri atau rumah
tangga. Fungsi adanya pengolahan limbah cair ini ialah untuk memastikan
limbah cair yang akan dialirkan menuju badan air tidak lagi memberikan
dampak negatif. Undang-Undang dan Peraturan terkait Pengelolaan
Limbah, diantaranya sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH)
c. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
d. Peraturan Pemerintah Lingkungan Hidup Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Tata Laksana Pengendalian Pencemaran Air
e. Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
f. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : Kep-
51/Menlh/10/1995 tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan
Industri
g. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 57 Tahun 2003 tentang
Petunjung Pelaksanaan Izin Pembuangan Limbah Cair di Provinsi
Daerah Khusus Ibukota Jakarta
12
h. Keputusan Gubernur DKI Jakarta Nomor 30 Tahun 1999 tentang
Pembuangan Limbah Cair
DAFTAR PUSTAKA
https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-36-2009-kesehatan
http://www.indonesian-publichealth.com/peraturan-pengelolaan-limbah/
https://newberkeley.wordpress.com/2015/09/19/pengendalian-pencemaran-air-
pengaturan-hukum-izin-pembuangan-limbah-cair-ke-perairan/
http://www.unhas.ac.id/pplh/wp-
content/uploads/2012/12/UU_2009_32PPLH_1.pdf
https://toolsfortransformation.net/wp-content/uploads/2017/05/51-tahun-1995-
Baku-mutu-limbah-cair-industri.pdf
https://bangazul.com/regulasi-ipal/
13