KLASIFIKASI TOKSIN
OLEH :
Nama : Nandia
Nim : 18032017
2020
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha kuasa karena dengan izin dan
kuasa-Nyalah kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Kepada semua pihak secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
kesempurnaan penulis makalah ini diucapkan banyak terima kasih yang sedalam-
dalamnya khususnya kepada dosen pengajar mata kuliah ini,yang telah memberikan
arahan dan masukan sehingga tugas ini selesai tepat pada waktunya.
Penulis
II
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang………………………………………………………….….…1
B. Rumusan masalah……………………………………………………….…....2
C. Tujuan……………………………………………………………………..….2
BAB II PEMBAHASA
A. Kesimpulan………………………………………………………………….9
B. Kritik atau saran……………………………………………………….…….9
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Toksikologi merupakan ilmu pengetahuan yang ada sejak zaman purbakala, yang
merupakan perpaduan antara ilmu biologi dan ilmu kimia dan dapat digunakan untuk
memahami konsep aksi dan keberadaan zat toksik serta penerapan konsep tersebut
dalam permasalahan lingkungan. Secara tradisional toksikologi merupakan
pengetahuan dasar tentang aksi dan perilaku racun. Sedangkan pengertian racun
sendiri adalah bahan yang bila tertelan atau terabsorpsi akan mampu membuat
manusia sakit dan mematikan.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Klasifikasi ini bermanfaat untuk memahami efek yang mungkin terjadi serta
pengendaliannya. Racun dibedakan atas wujud karena efeknya berbeda.
a. Padat (B3 padatan, sianida, sistrisnin, dan arsenik kristal) padatan yang sangat halus
dapat terbang bersama udara, disebut debu, fume, mist, sehingga dampaknya dapat
sangat luas.
b. Cair (B3 cair, limbah cair, pestisida, Sianida, Sistrisnin, dan Arsenik). : banyak
dipergunakan dalam pertanian dan biasanya ditambah pengencer dampaknya tidak
secepat gas.
a. Sumber alamiah atau buatan : Klasifikasi ini membedakan racun asli yang berasal
dari flora dan fauna dan kontaminasi organisme dengan berbagai racun yang berasal
dari bahan baku industri beracun ataupun buangan beracun dan bahan sintetis
beracun. Contohnya ikan buntal, daun singkong
a. Korosif Korosif adalah sifat suatu subtantsi yang dapat menyebabkan benda lain
hancur atau memperoleh dampak negatif. Korosif dapat menyebabkan kerusakan pada
mata, kulit, sistem pernapasan, dan banyak lagi. Contoh bahan kimia yang bersifat
korosif antara lain asam sulfat, asam astetat,asam klorida dan lain-lain.
c. Evaporatif adalah bahan yang mudah menguap dan biasanya jenis bahan kimia ini
mudah terbakar. Di dalam laboratorium dapat digolongkan menjadi tiga golongan,
yaitu sebagai berikut:
1) Padat, misalnya, belerang, hidrida logam, logam alkali, fosfor merah dan
kuning.
d. Eksplosif adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang karena
suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar serta
suhu yang tinggi, sehingga menimbulkan kerusakan disekelilingnya. Zat eksplosif
amat peka terhadap panas dan pengaruh mekanis (gesekan atau tumbukan), ada yang
dibuat sengaja untuk tujuan peledakan atau bahan peledak seperti trinitrotoluene
(TNT), nitrogliserin dan ammonium nitrat (NH4NO3). Contoh lainnya adalah
Asetilena dan amonium nitrat.
e. Reaktif
1) Bahan kimia beracun yang mudah bereaksi dengan air, asam, udara sehingga
dapat meledak, terbakar dan lainnya.
5
2) Bahan yang reaktif terhadap air adalah bahan yang apabila bereaksi dengan air
akan mengeluarkan panas dan gas sehingga mudah terbakar contohnya: alkali dan
alkali tanah, garam halida dan anhidrat, oksida anhidrat dan sulfuril klorida.
3) Bahan yang reaktif terhadap asam adalah bahan yang apabila bereaksi dengan
asam akan mengeluarkan panas dan gas sehingga mudah terbakar, beracun dan
korosif contohnya: kalium klorat, kalium perklorat, kalium permanganat dan
asam kromat.
Yaitu semua pencemar yang berada di udara dalam bentuk yang hampir tidak
berubah. Pencemar ini sifat dan komposisi kimianya sama seperti saat dibebaskan dari
sumbernya sebagai hasil dari suatu proses tertentu. Pencemar primer umumnya
berasal dari sumber-sumber yang diakibatkan oleh aktifitas manusia (karena
perbuatan tangan manusia), antara lain yang diakibatkan pada proses pembakaran
batubara di Industri. Contoh untuk pencemar-pencemar primer antara lain : Oksida
belerang (SO2) : yang dikeluarkan dari cerobong industri peleburan atau pemurnian
logam dan pada půsat-pusat penyulingan minyak. CO2, CO, NOx, CH4, SO2:
Bahan/gas buangan dari industri yang menggunakan bahan bakar batu bara
Yaitu pencemar yang di udara sudah berubah sifat-sifat dan komposisinya karena
hasil reaksi antara dua kontaminan/pollutan. Umumnya pencemar sekunder
tersebutmerupakan hasil antara pencemar primer dengan kontaminan/polutan lain
yang ada di dalam 'udara. Reaksi-reaksi yang dímaksud adălah reaksi fotokimia dan
reaksi oksida Pencemar sekunderyang terjadi melalui reaksifotokimia umumnya
diwakili contohnya oleh pembentukan ózoň yang terjadi antara zat-zat hidrokarbon
yang ada di udara dengan NOx melalui sinař ultra violet yang dipancarkan matahari.
Sebaliknya pencemar sekunder yang terjadi melalui reaksi-reaksi oksida katalitis
diwakili oleh pencemar- pencemar berbentuk oksida-oksida gas, yang terjadi karena
6
c. Pencemar tersier : Pencemar sekunder yang melewati proses transformasi lebih dari
satu kali
Plumonari fibrosis : Bentuk gangguan disertai jaringan fibrous yang meluas di paru,
banyak fibroblast & pembuluh darah yang secara progresif menggantikan jaringan
normal. Berupa idiopathic pulmonary fibrosis atau fibrosis akibat healing prosespost
penyakit TB, systemik sclerosis, ARDS, inhalasi toxin (kimiawi). Fibrosis
menurunkan kemampuan paru.
a. Hepatotoksik : beracun pada hati, Penyakit hati toksik, penyakit hati akibat toksin,
penyakit hati akibat obat, kerusakan hati akibat obat, kerusakan hati akibat obat,
keracunan hepatoge
a. Racun Abiotis
-Logam
8
Toksisitas akut logam tergantung pada : Dosis tinggi sekaligus dalam waktu pendek,
waktu pemaparan pendek tetapi masif, organ absorbsi atau protal od entry
memungkinkan masuk ke peredaran darah dengan cepat.
Toksisitas kronis, tergantung pada : Dosis yang tidak tingg, tetapi paparan menahun,
gejala tidak mendadak, dan organ dapat seluruhnya kena
-Non logam
Racun non logam : Polisiklik hidrokarbon (PAH), DDT, DDE, dioxin terklorinasi,
Olefin terklorinasi, Bifenil terklorinasi (PCB), Heksa Klorobencon (HCN).
Adalah racun yang berasal dari biota, dapat berupa racun asli atau racun primer.
Racun skunder akibat kontaminasi dengan lingkungannya.
- organisme itu sendiri beracun bagi manusia dan organisme lain yang memakannya
- Racun itu sengaja dimasukkan ke dalam tubuh organisme lain ebagai mekanisme
defense biota tadi
-Mikroba
-Tanaman
-Hewan
Racun didalam mikroba dapat berupa racun yang dibuat oleh mikroba itu sendiri
ataupun dapat berupa sisa metabolismenya. Contoh mikroba pembentuk racun :
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Racun dapat diklasifikasikan berdasarkan atas berbagai hal seperti: sumber, sifat
kimiawi dan fisikanya, bagaimana dan kapan terbentuknya, efek terhadap kesehatan,
kerusakan organ, dan hidup/tidaknya racun tersebut.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca, agar makalah ini lebih baik untuk kedepannya.
10
DAFTAR PUSTAKA