Studi tentang Bacilus thuringiensis (Bt) saat ini sangat menarik dan
berkembang sangat cepat. Telah diketahui bakteri ini terdiri atas banyak
strain yang berbeda sifatnya. Dikenal lebih dari 700 varietas atau strain Bt,
dan penemuan varietas atau strain Bt baru terus berlanjut. Strain Bt
diklasifikasikan menjadi 29 subspesies dan lebih dari 40 inklusi kristalin
(δ-endotoksin) gen-gen protein berhasil diisolasi. Bakteri ini bersifat
selektif terhadap serangga sasaran dan ramah lingkungan. Karena sifat
itulah maka banyak perusahaan pestisida tertarik untuk
memformulasikannya.
Bt dalam sporulasi di dalam tubuh serangga membentuk kristal yang
mengandung protein beracun atau endotoksin. Bila spora dan kristal
bakteri dimakan oleh serangga yang peka maka terjadi paralisis yang
mengakibatkan kematian inang. Kristal bakteri akan melarut dalam saluran
pencernaan, dalam jaringan tersebut bakteri mengeluarkan toksin yang
dapat mematikan serangga. Dari kristal Bt paling sedikit telah diketahui
adanya 4 jenis racun atau toksin.
Bila larva muda atau larva tua terkena Bt dapat kita lihat adanya
reaksi pertama yang cepat seperti kesakitan, kemudian dalam beberapa
waktu larva tidak mau makan dan tidak aktif. Tubuh kemudian menjadi
lemah dan lembek. Kematian larva dapat terjadi dalam kurun waktu dalam
beberapa jam sampai 4 5 hari setelah infeksi pertama tergantung pada
serotipe atau strain Bt dan kepekaan serangga inang.
Meskipun Bt telah banyak dipasarkan dengan berbagai nama dagang
tetapi masih memerlukan banyak kegiatan pengembangan berhubung
karena banyak strain baru ditemukan dan adanya sifat-sifat serangga yang
khas baik ketahanannya terhadap strain tertentu maupun kepekaannya
(Tabel 3).
Tanaman inang hama juga kelihatannya mempengaruhi keberhasilan
Bt dalam menginfeksi serangga inangnya. Salah satu kelemahan dari
formulasi pestisida ini adalah keterbatasan dalam mencapai sasaran.
Insektisida hanya aktif apabila termakan oleh hama sasaran. Bahan
aktifnya tidak mampu menembus kutikula serangga maupun jaringan
tanaman. Dengan demikian insektisida ini belum mampu mengendalikan
hama yang berada di dalam jaringan tanaman seperti penggerek batang
padi, penggerek buah kapas.