Anda di halaman 1dari 12

PENGANTAR PH

Pengendalian Hayati (Biological control) pertama


kali digunakan oleh Smith (1919) yaitu penggunaan
musuh alami (M.A) untuk mengendalikan hama
serangga (definisi dalam arti sempit).

Pengendalian Hayati merupakan teknik pengelolaan


hama yang dilakukan oleh manusia secara sengaja
dengan memanfaatkan atau memanipulasi M.A.
untuk menurunkan atau mengendalikan populasi
hama.
Ada perbedaan pengertian antara pengendalian hayati
(Biological control) dan pengendalian alami ( natural
control).

Pengendalian alami : penjagaan jumlah populasi suatu


organisme dalam kisaran batas atas dan bawah tertentu
sebagai hasil dari tindakan keseluruhan lingkungan baik
lingkungan biotik maupun abiotik (Huffaker, 1971).

Pengendalian hayati: aksi parasit(oid), predato, dan patogen


dalam memelihara kepadatan populasi organisme lain
pada suatu populasi yg lebih rendah daripada yg akan
terjadi jika musuh alami tersebut tidak ada (P. De Bach,
1964)
Bagan perbedaan Biological control dan
Natural control menurut P. De Bach (1964)

natural control Iklim

OPT Tanaman Habitat

Agen Manusia
Hayati Biological control
Perkembangan Biological control:
1. Penggunaan M.A (predator, parasit,
pathogen).
2. Tanaman tahan hama, tanaman transgenik
3. Pengendalian secara bioteknologi:
perangsang seperti sinar, bunyi, pheromon,
hormon, atraktan.
4. Pendekatan autosidal : menggunakan
pejantan steril.

(pertanyaan apakah tulisan warna merah termasuk PH?)


Keunggulan pengendalian hayati
Kalau M.A sudah mapan maka:
1. Tidak perlu dilakukan ulangan pengendalian.
2. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan.
3. Tidak meninggalkan residu pada hasil pertanian
4. Melampaui jangkauan usaha manusia
5. Dalam jangka panjang biaya lebih murah
dibandingkan dengan pengendalian
menggunakan pestisida
Kelemahan pengendalian hayati
1.Hasil pengendalian tidak dapat dipastikan.
2.Hasil pengendalian tidak segera tampak
(jangka panjang).
3.Hasil pengendalian tidak dapat diharapkan
untuk komoditi yang hasilnya tanpa cacat.
4.Ada fihak yang masih menganggap bahwa
usaha ini bersifat coba-coba (trial and
error).
Perkembangan Pengendalian Hayati
I. Dunia
a. Periode awal : 1200 – 1600
b. Periode Intensif : 1850 – 1940
c. Periode Kemunduran : 1940 – 1970
d. Periode Kebangkitan : 1970 – sekarang

II. Nasional
a. Periode awal : 1800 – 1900
b. Periode Intensif : 1900 – 1950
c. Periode Kemunduran : 1950 – 1986
d. Periode Kebangkitan : 1986 – sekarang
Contoh: Pengendalian Hayati
Tahun M.A Spesies Hama Gambaran Rujukan

1200 Oecophylla Tessarotoma Sarang ditaruh di Liu (1939)


smaragdina papillosa pohon jeruk dan
leci oleh petani di
Cina
1200 Semut Hama palm Sarang diambil Forskal (1775)
dari bukit-bukit dan
ditaruh di pohon
palm di Yaman
1200 Kumbang Aphid dan scales Manfaatnya diakui Kirby and Spence
(1815, 1856)
1602 Apanteles Pieris rapae Sifat parasitisme van Leuwenhoek
glomeratus diketahui (1701)
1718 Ichneumonids Caterpillars Direkam dari larva Bradley (1718)

1734 Aphidivorous fly Aphids de Reaumur


(1734)
1762 Acridotheres tristis Belalang merah Burung dari India Moutia and Mamet
ke Mauritius (1946)
1763 Calosoma caterpillars Disarankan untuk Linnaeus (1756)
sycophania digunakan
Lanjutan
1776 Reduvius Cimex lectularius Digunakan sebagai Kirby and
personatus pemangsa terhadap Spence
kepinding (1815, 1856)
1800 Ichneumonids Cabbage Sebagai faktor Darwin
caterpillars pengendalian alami (1800)

1840 Calosoma Porthetria dispar, Digunakan untuk Kollar (1837)


sycophania; Forficula mengendalikan larva Jely (1842)
Staphylinus olens auricularia ngengat gypsy
1844 Staphylinids and Hama kebun Percobaan ini di Milan Villa (1845)
Carabids untuk mengendalikan
hama
1856 Parasites Contarinia tritici Membawa parasit dari Fitch (1856)
Eropa ke USA

1860 Parasites Contarinia tritici Parasit diperlukan tapi Curtis (1860)


tidak ada yang
berkembang
1870 Parasites Weevils Parasit berpindah dari Riley (1893)
satu daerah di
Missouri ke daerah-
daerah lainnya
1870 Aphytis Scales Cabang-cabang pohon Le Baron
mytilaspidis apel yang dipindahkan (1870)
dengan kerak air yang
Lanjutan
1873 Tyroglyphus Phylloxera Dari USA ke Riley (1893)
phylloxerae vilifoliae France

1874 Coccinella aphids Dikirim dari USA Riley (1893)


undecimpunctata ke new Zealand
tidak ada hasilnya

1880 Stegodyphus lalat Laba-laba Afrika Steyn (1959)


mimosarum Selatan digunakan
untuk
mengendalikan
lalat di
perusahaan susu

1882 Trichogramma sp. Nematus ribesii Pengiriman Bird (1956)


parasit dari USA
ke Canada

1883 Apanteles Pieris rapae Parasit dari Riley (1893)


Inggris ke USA;
glomeratus berhasil

1888 Rodolia cardinalis Icerya purchasi Dari Australia ke Numerous


California USA;
berhasil
Penerapan Pengendalian Hayati di Indonesia

1. Introduksi parasitoid Pediobius parvulus dari Fiji tahun 1920-an ke


Indonesia yang ditujukan untuk mengendalikan hama kumbang kelapa
Promecotheca reichei. Pada beberapa daerah dilaporkan parasitasi
dapat mendekati 100%.

2. Parasitoid Tetrastichus brontispae dari Jawa ke Sulawesi Selatan dan


Sulawesi Utara berhasil menekan populasi hama kelapa Brontispa
longissima.

3. Parasitoid telur Leefmansia bicolor pernah dimasukkan dari Pulau


Ambon ke Pulau Talaud, juga parasitoid Chelonus sp. Dimasukkan dari
Bogor ke Pulau Flores untuk mengendalikan hama bunga kelapa
Batrachedra.

4. Introduksi predator Curinus coreolius dari Hawaii ke Indonesia tahun


(1988-1990) untuk mengendalikan kutu loncat lamtoro Heteropsylla
cubana.
Pada tahun 1920-1940 Pengendalian hama
Arthona di Jawa yang dilakukan oleh pakar
Belanda. Mereka menemukan 21 jenis M.A. dan
menyusun pengendalian hama arthona dengan
melakukan pengamatan :
1. Pengamatan global/intensif
jika ditemukan 5 ekor Arthona aktif/pelepah.

2. Dilanjutkan Pengamatan halus


jika ditemukan stadia sama maka merupakan
ambang bahaya, tetapi tidak dilakukan
pengendalian secara kimiawi jika ditemukan
Phytichomia (Bessa) remosa > 70%.

Anda mungkin juga menyukai