Anda di halaman 1dari 29

Syifa Urrohmah

240210140065

I. TUJUAN
Tujuan praktikum kali ini adalah untuk dapat melaksanakan pengujian
inderawi menggunakan uji skoring dan uji ranking mulai dari persiapan,
penyajian, tabulasi data, dan pengambilan kesimpulan didasarkan pengujian
statistik.

II. TEORI DASAR


Pemberian skor seperti halnya pada skala mutu dapat juga dikaitkan skala
hedonik. Banyaknya skala hedonik tergantung dari perbedaan yang ada dan juga
tingkat kelas yang dikehendaki. Didalam pemberian skor, besarnya nilai
tergantung pada kepraktisan dan kemudahan pengolahan data. Biasanya skor yang
diberikan berkisar antara 1–10. Kadang-kadang nilai yang diberikan
menggunakan positif dan negatif. Nilai positif diberikan untuk skala di atas titik
balik atau titik netral dan nilai negatif untuk di bawah netral (Soewarno, 1985).
Penilaian pada pengujian ini adalah dengan memberikan nilai terhadap
setiap sampel yang disajikan, berdasarkan urutan kualitas atau mutunya. Penilaian
dilakukan dengan memberikan angka nilai atau nilai mutu sensorik terhadap
sample yang disajikan pada jenjang mutu atau tingkat skala mutu hedonik (Sofiah
dan Tjutju, 2008).

2.1. Uji Skoring


Uji skoring merupakan uji yang menggunakan panelis terlatih dan benar-
benar tahu mengenai atribut yang dinilai. Tipe pengujian skoring sering
digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu misalnya
kemanisan, kekerasan, dan warna. Fungsi lainnya digunakan untuk mencari
korelasi pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangka pengukuran obyektif
(presisi alat) (Kartika, dkk., 1988).
Pemberian skor adalah memberikan angka nilai atau menetapkan nilai mutu
sensorik terhadap bahan yang diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik.
Tingkat skala mutu dapat dinyatakan dalam ungkapan-ungkapan skala mutu yang
sudah menjadi baku. Pengujian skoring dalam pemberian skor, besarnya skor
tergantung pada kepraktisan dan kemudahan pengolahan data Uji skor dapat
Syifa Urrohmah
240210140065

dilakukan pada penilaian sifat sensorik yang spesifik seperi tekstur pejet pada
nasi, warna merah pada tomat, rasa langu pada hasil olah kedelai atau sifat
sensorik umum seperti sifat hedonik atau sifat-sifat sensorik kolektif seperti pada
pengawasan mutu komoditi (Sofiah dan Tjutju, 2008).
Pengujian skoring ini, panelis diminta untuk menilai penampilan sampel
berdasarkan intensitas atribut atau sifat yang dinilai. Oleh karena itu, dalam
pengujian ini digunakan panelis yang terpilih dan terlatih. Tipe pengujian ini
sering digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu (Kartika,
dkk., 1988). Sampel dengan skor yang paling baik kualitasnya diberikan nilai
yang paling besar, sedangkan sampel dengan skor terendah kualitasnya diberikan
nilai yang paling kecil.

2.2. Uji Rangking


Uji ranking adalah pengujian dengan memberikan rank pada jenjang mutu
atau tingkat skala hedonik yang sesuai. Pengujian ini, meminta panelis untuk
membuat urutan sampel-sampel yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu
sensorik. Jarak (interval) antara jenjang ke atas dan ke bawah tidak harus sama.
Uji ranking jauh berbeda dengan uji skoring, dalam uji ranking komoditi/sampel
diurutkan atau diberi nomor urut. Urutan pertama selalu menyatakan yang paling
tinggi. Makin besar nomor urut, makin rendah mutu sampel tersebut (Sofiah dan
Tjutju, 2008).
Keuntungan dari uji rangking adalah cepat dan dapat digunakan untuk
bermacam-macam sampel, prosedurnya sederhana, dapat menggunakan contoh
baku atau tidak. Kelemahannya adalah mengabaikan jumlah atau tingkat
perbedaan diantara sampel, nilai satu set data tidak dapat dibandingkan langsung
dengan nilai yang sama pada set data lain dan bila terdapat perbedaan yang kecil
panelis merasa harus membedakan contoh yang dianggap identik, sehingga dapat
menyebabkan inkionsistensi pada uji rangking (Tien dan Sugiyono, 1989).
Uji ini dapat mengukur pengaruh proses baru terhadap mutu produk, yaitu
untuk mengetahui apakah produk baru sama atau lebih baik dari produk lama.
Fungsi lainnya untuk menentukan contoh terbaik atau produk yang paling
digemari konsumen sebagai pemasaran produk itu (Tien dan Sugiyono, 1989).
Syifa Urrohmah
240210140065

III. ALAT DAN BAHAN


3.1. Alat
1. Gelas
2. Label
3. Piring
4. Pisau
5. Sendok

3.2. Bahan
3.2.1 Uji Skoring
1. Sari buah apel merk Buavita (162)
2. Sari buah apel merk United Juice (472)
3. Sari buah apel merk Superindo (444)
4. Sari buah apel merk Jungle Juice (580)
5. Sari buah apel merk Diamond (650)
3.2.2 Uji Rangking
1. Mie Instan merk ABC (277)
2. Mie Instan merk Gaga (185)
3. Mie Instan merk Sukses (698)
4. Mie Instan merk Sedap (514)
5. Mie Instan merk Indomie (371)

IV. PROSEDUR
4.1. Uji Skoring
1. Lima jenis sampel sari buah apel disajikan.
2. Kemanisan, flavor, warna, kekentalan, rasa, dan after taste masing-masing
sampel diamati.
3. Sampel diberikan skor berdasarkan kesan yang didapat pada tiap
indikatornya. Makin tinggi nilai skor, makin baik mutu sampel tersebut.
4. Data hasil pengujian ke-15 panelis ditabulasi.
Syifa Urrohmah
240210140065

5. Data hasil pengujian dihitung dengan menggunakan uji F untuk menetapkan


nilai mutu sensorik terhadap masing-masing produk pada jenjang mutu atau
tingkat skala hedonik.

4.2. Uji Ranking


1. Lima jenis sampel mie instan yang telah direbus disajikan.
2. Warna, flavor, cicip, rasa, dan kekenyalan masing-masing sampel diamati.
3. Sampel diberikan nilai rank berdasarkan kesan yang didapat pada tiap
indikatornya. Makin tinggi nilai rank, makin baik mutu sampel tersebut.
4. Data hasil pengujian ke-15 panelis ditabulasi.
5. Data hasil pengujian dihitung dengan menggunakan uji F untuk menetapkan
nilai mutu sensorik terhadap masing-masing produk pada jenjang mutu atau
tingkat skala hedonik.
Syifa Urrohmah
240210140065

V. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


Pengujian skalar merupakan salah satu dari metode pengujian organoleptik.
Pada uji skalar penelis diminta menyatakan besaran kesan yang diperoleh.
Besaran ini dapat dinyatakan dalam bentuk besaran skalar atau dalam bentuk skala
numerik. Besaran skalar dapat digambarkan dalam bentuk garis lurus berarah
dengan pembagian skala dengan jarak yang sama. Ataupun, pita skalar yaitu
dengan degradasi yang mengarah (seperti contoh degradasi warna dari sangat
putih sampai hitam) (Susiwi, 2009). Ada beberapa macam pengujian skalar. Jenis
uji skalar yang dilakukan pada praktikum kali ini adalah uji skoring dan uji
ranking.

5.1. Uji Skoring


Uji skor juga disebut pemberian skor atau scoring. Pemberian skor adalah
memberikan angka nilai atau menepatkan nilai mutu sensorik terhadap bahan
yang diuji pada jenjang mutu atau tingkat skala hedonik Tingkat skala mutu dapat
dinyatakan dalam ungkapan-ungkapan skala mutu yang sudah menjadi baku.
Untuk memudahkan menagkap pengertian, digunakan contoh dalam memberikan
nilai ujian anak sekolah atau mahasiswa.
Uji skor dapat dilakukan pada penilaian sifat sensorik yang spesifik seperti
tekstur pejet pada nasi, warna merah pada tomat, rasa langu pada hasil olah
kedelai atau sifat sensorik umum seperti sifat hedonik atau sifat-sifat sensorik
kolektif seperti pada pengawasan mutu komoditi (misalnya ikan dan udang).
Dalam tipe uji skoring panelis diminta untuk menilai penampilan sampel
berdasarkan intensitas atribut atau sifat yang dinilai. Oleh karena itu dalam
pengujian ini digunakan panelis yang terpilih dan terlatih. Tipe pengujian ini
sering digunakan untuk menilai mutu bahan dan intensitas sifat tertentu, misalnya
kemanisan, kekerasan, dan warna. Selain itu, digunakan untuk mencari korelasi
pengukuran subyektif dengan obyektif dalam rangka penentuan presisi
pengukuran obyektif (presisi alat) (Sofiah dan Achyar, 2010).
Jumlah panelis yang ada dalam satu kloter pengujian skoring adalah 15
orang. Sampel yang digunakan dalam pengujian skoring pada praktikum kali ini
adalah sari buah apel. Ada 5 merk sari buah sirsak yang akan disajikan ke masing-
Syifa Urrohmah
240210140065

masing panelis yaitu Buavita (162), United Juice (472), Superindo (444), Jungle
Juice (580), dan Diamond (650). Tiap sampel sari buah diberikan kode secara
acak dan diamati kemanisan, flavor, warna, kekentalan, rasa, dan after taste.
Prosedur pengujian skoring dilakukan dimulai setelah panelis mencicipi
sampel secara bergantian, masing-masing panelis mengurutkan tiap jenis sampel
dalam bentuk angka dengan skala 1 sampai 5, tidak boleh berulang. Semakin
tinggi skor yang diberikan, semakin baik mutu produk tersebut.
Setelah pengujian skoring selesai dilakukan, data ke-15 panelis ditabulasi,
kemudian ditransformasi dengan rumus + 0,5. Data awal penilaian panelis
dirubah menjadi data transformasi adalah untuk mengubah skala pengukuran data
asli menjadi bentuk lain sehingga data dapat memenuhi asumsi-asumsi yang
mendasari analisis ragam. Transformasi data terdapat beberapa jenis, salah
satunya seperti yang dilakukan pada praktikum adalah transformasi akar.
Transformasi akar berfungsi untuk membuat ragam penilaian menjadi homogen.
Data transformasi merupakan akar dari data awal ditambah dengan 0,5
( data awal + 0,5).
Selanjutnya data dianalisis dengan menggunakan ANOVA (analysis
varians) atau uji F. Jika nilai f hitung sampel yang diperoleh lebih besar
dibandingkan dengan f 0.5 (f tabel) maka pengujian dilanjutkan dengan DMRT
(Duncan Multiple Range Test) untuk menentukan perbedaan nyata antar
perlakuan. Berikut pembahasan uji skoring yang dilakukan ditinjau dari beberapa
parameter yaitu kemanisan, kekentalan, aroma, warna, dan juga after taste.

5.1.1. Parameter Kemanisan


Kemanisan pada penilaian lima sampel didasari pada rasa manis buah apel
asli. Semakin tinggi skor yang diberikan, semakin sampel tersebut mendekati
buah apel asli dari sifat kemanisannya. Berikut dibawah ini adalah tabulasi hasil
penilaian oleh panelis.
Syifa Urrohmah
240210140065

Tabel 1. Hasil Akumulasi Penilaian Awal Parameter Kemanisan


Kode Sampel
Kode Panelis Jumlah
472 162 444 580 650
59 2 1 5 3 4 15
60 1 4 2 3 5 15
61 2 4 5 2 3 16
62 5 2 4 1 3 15
63 5 1 3 2 4 15
64 5 2 3 3 2 15
65 5 4 1 3 2 15
66 3 5 1 4 2 15
67 4 3 5 2 1 15
68 1 3 5 4 2 15
70 5 1 3 2 4 15
71 4 4 3 3 3 17
72 1 4 5 2 3 15
73 5 3 4 1 2 15
74 5 3 1 4 2 15
Jumlah 53 44 50 39 42
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

Tabel 2. Hasil Transformasi Penilaian Parameter Kemanisan


Kode Sampel
Kode Panelis Jumlah
472 162 444 580 650
59 1,58 1,22 2,35 1,87 2,12 9,14
60 1,22 2,12 1,58 1,87 2,35 9,14
61 1,58 2,12 2,35 1,58 1,87 9,50
62 2,35 1,58 2,12 1,22 1,87 9,14
63 2,35 1,22 1,87 1,58 2,12 9,14
64 2,35 1,58 1,87 1,87 1,58 9,25
65 2,35 2,12 1,22 1,87 1,58 9,14
66 1,87 2,35 1,22 2,12 1,58 9,14
67 2,12 1,87 2,35 1,58 1,22 9,14
68 1,22 1,87 2,35 2,12 1,58 9,14
70 2,35 1,22 1,87 1,58 2,12 9,14
71 2,12 2,12 1,87 1,87 1,87 9,86
72 1,22 2,12 2,35 1,58 1,87 9,14
73 2,35 1,87 2,12 1,22 1,58 9,14
74 2,35 1,87 1,22 2,12 1,58 9,14
Total 29,37 27,27 28,71 26,07 26,90 138,32
Rata-Rata 1,96 1,82 1,91 1,74 1,79
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Hasil transformasi penilaian parameter kemanisan pada tabel 2 digunakan


untuk menganalisis data secara statistik, yang dilakukan sebagai berikut :
Analisis data statistik Tabel Sidik Ragam taraf kepercayaan 5% dapat
dilihat sebagai berikut:
(∑ ) ( , )
 Faktor Koreksi (FK) = ∑ ∑
= = 255,11

( , ) ⋯ ( , )
 JK Panelis = − 255,11 = 0,11062

( , ) ⋯ ( , )
 JK Sampel = − 255,11 =0,48325

 JK Total = ((1.58) + ⋯ + (1,58) ) − 255,11 =10,39

 JK Galat = JK Total − JK Panelis − JK Sampel


JK Galat = 10,39 −0,11062 − 0,48325
JK Galat = 9,80
( / / )
 KT (Panelis/Sampel/Galat)=
( / / )

( / )
 Fh (Panelis/Sampel) =

Tabel 3. Tabel Sidik Ragam Prameter Kemanisan


Sumber Ragam DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0,11062 0,0079 0,04517 1,8826
Sampel 4 0,48325 0,12081 0,69058 2,546
Galat 56 9,80 0,17494
Total 74 10,39
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

Penilaian skoring diolah secara statistik dalam bentuk pengolahan data


transformasi dan menggunakan tabel sidik ragam. Analisis secara statistik
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya keragaman penilaian pada setiap
sampel, sedangkan ada atau tidaknya keragaman pada kemampuan panelis tidak
dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu, pada tabel 3 data yang dianalisis adalah nilai
Fh sampel. Jika nilai Fh sampel < F0.5, artinya data menunjukkan hasil yang
nonsignifikan, artinya tidak ada keragaman penilaian sampel oleh para panelis.
Panelis dianggap memiliki kemampuan yang sama pada pengujian. Jika Fh > F0,5
artinya data menunjukkan hasil signifikan, dimana terdapat keragaman diantara
Syifa Urrohmah
240210140065

sampel yang dinilai pada pengujian, sehingga perlu dilakukan uji Duncan untuk
mengetahui letak perbedaan antar sampel.
Hasil akumulasi awal parameter kemanisan pada sampel sari buah apel
menunjukkan sampel dengan skor tertinggi pada parameter kemanisan adalah
sampel united juice dengan skor 53, dan yang terkecil adalah sampel jungle juice
dengan skor 39. Berdasarkan tabel 3 diketahui nilai Fh sampel < F0.5 pada taraf
kepercayaan 5%, artinya panelis menyatakan bahwa tidak terdapat keragaman
yang signifikan pada sampel atau sampel dinyatakan sama. Hal ini menunjukan
bahwa panelis memiliki kemampuan yang sama dalam menilai parameter
kemanisan untuk sampel Sari buah apel, atau panelis memiliki tingkat kepekaan
yang rendah. Sehingga tidak perlu dilakukan uji lanjutan yaitu uji duncan.

5.1.2 Parameter Flavor


Flavor pada penilaian lima sampel didasari pada flavor buah apel asli.
Semakin tinggi skor yang diberikan, semakin sampel tersebut mendekati flavor
atau rasa dari buah apel. Berikut dibawah ini adalah tabulasi hasil penilaian oleh
panelis.
Tabel 4. Hasil Akumulasi Awal Parameter Rasa
Kode
Kode Panelis Jumlah
472 162 444 580 650
59 2 1 5 3 4 15
60 1 4 2 3 5 15
61 2 5 4 3 1 15
62 5 2 3 1 4 15
63 1 2 5 3 4 15
64 5 3 4 2 1 15
65 4 3 1 5 2 15
66 2 4 1 3 5 15
67 4 3 5 2 1 15
68 1 3 5 4 2 15
70 5 1 3 2 4 15
71 5 3 2 4 2 16
72 4 5 2 3 1 15
73 5 2 4 3 1 15
74 3 1 4 2 5 15
Jumlah 49 42 50 43 42 226
Rata - rata 3,27 2,80 3,33 2,87 2,80
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Tabel 5. Hasil Transformasi Penilaian Parameter Flavor


Kode
Kode Panelis Jumlah
472 162 444 580 650
59 1,58 1,22 2,35 1,87 2,12 9,14
60 1,22 2,12 1,58 1,87 2,35 9,14
61 1,58 2,35 2,12 1,87 1,22 9,14
62 2,35 1,58 1,87 1,22 2,12 9,14
63 1,22 1,58 2,35 1,87 2,12 9,14
64 2,35 1,87 2,12 1,58 1,22 9,14
65 2,12 1,87 1,22 2,35 1,58 9,14
66 1,58 2,12 1,22 1,87 2,35 9,14
67 2,12 1,87 2,35 1,58 1,22 9,14
68 1,22 1,87 2,35 2,12 1,58 9,14
70 2,35 1,22 1,87 1,58 2,12 9,14
71 2,35 1,87 1,58 2,12 1,58 9,50
72 2,12 2,35 1,58 1,87 1,22 9,14
73 2,35 1,58 2,12 1,87 1,22 9,14
74 1,87 1,22 2,12 1,58 2,35 9,14
Jumlah 28,38 26,70 28,80 27,23 26,39 137,51
Rata - rata 1,89 1,78 1,92 1,82 1,76
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

Hasil transformasi penilaian parameter kemanisan pada tabel 5 digunakan


untuk menganalisis data secara statistik, yang dilakukan sebagai berikut :
Analisis data statistik Tabel Sidik Ragam taraf kepercayaan 5% dapat
dilihat sebagai berikut:
(∑ ) ( , )
 Faktor Koreksi (FK) = ∑ ∑
= = 252,10

( , ) ⋯ ( , )
 JK Panelis = − 252,10 = 0,02

( , ) ⋯ ( , )
 JK Sampel = − 252,10 = 0,29

 JK Total = ((1.58) + ⋯ + (2,35) ) − 252,10 =11,40

 JK Galat = JK Total − JK Panelis − JK Sampel


JK Galat = 11,40 −0,02 − 0,29
JK Galat = 11,08
( / / )
 KT (Panelis/Sampel/Galat)=
( / / )

( / )
 Fh (Panelis/Sampel) =
Syifa Urrohmah
240210140065

Tabel 6. Tabel Sidik Ragam Prameter Flavor


Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Panelis 14 0,02 0,00 0,01 1,88
Sampel 4 0,29 0,07 0,37 2,55
Galat 56 11,08 0,20 - -
Total 74 11,40 - - -
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

Hasil akumulasi awal parameter rasa atau flavor pada sampel sari buah
apel menunjukkan sampel dengan skor tertinggi pada parameter flavor adalah
sampel sari buah superindo dengan skor 50, dan yang terkecil adalah sampel
Buavita dan Diamond dengan skor 42. Berdasarkan tabel 6 diketahui nilai Fh
sampel < F0.5 pada taraf kepercayaan 5%, artinya panelis menyatakan bahwa tidak
terdapat keragaman dari segi flavor yang signifikan pada semua sampel atau
sampel dinyatakan sama. Hal ini menunjukan bahwa panelis memiliki
kemampuan yang sama dalam menilai parameter flavor untuk sampel Sari buah
apel, atau panelis memiliki tingkat kepekaan yang rendah. Sehingga tidak perlu
dilakukan uji lanjutan yaitu uji duncan untuk mencari tingkatan perbedaan nyata
dari sampel.

5.1.3. Parameter Warna


Warna pada penilaian lima sampel didasari pada warna jus buah jambu yang
diolah secara alami. Semakin tinggi skor yang diberikan, semakin sampel tersebut
mendekati buah jambu asli dari segi warnanya. Berikut dibawah ini adalah
tabulasi hasil penilaian oleh panelis.
Tabel 7. Hasil Akumulasi Awal Parameter Warna
Kode Sampel
Kode Panelis Jumlah
472 162 444 580 650
59 2 4 1 5 3 15
60 2 5 1 3 4 15
61 5 4 1 2 3 14
62 5 4 1 2 3 15
63 4 2 5 3 1 15
64 4 5 1 3 2 15
65 3 5 1 2 4 15
66 5 3 1 2 4 15
67 1 3 5 4 2 15
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Tabel 8. Lanjutan Hasil Akumulasi Awal Parameter Warna


Kode Sampel
Kode Panelis Jumlah
472 162 444 580 650
68 4 5 1 2 3 17
70 5 4 2 1 3 15
71 5 5 1 2 4 15
72 4 5 1 2 3 15
73 2 1 5 4 3 15
74 4 5 1 2 3 15
Jumlah 51 48 26 48 53
Rata-rata 3,4 3,2 1,73 3,2 3,53
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

Tabel 9. Hasil Transformasi Penilaian Parameter Warna


Kode Sampel
Kode Panelis Jumlah
472 162 444 580 650
59 1.58 2.12 1.22 2.35 1.87 9.14
60 1.58 2.35 1.22 1.87 2.12 9.14
61 2.35 2.12 1.22 1.58 1.87 8.96
62 2.35 2.12 1.22 1.58 1.87 9.14
63 2.12 1.58 2.35 1.87 1.22 9.14
64 2.12 2.35 1.22 1.87 1.58 9.14
65 1.87 2.35 1.22 1.58 2.12 9.14
66 2.35 1.87 1.22 1.58 2.12 9.14
67 1.22 1.87 2.35 2.12 1.58 9.14
68 2.12 2.35 1.22 1.58 1.87 9.79
70 2.35 2.12 1.58 1.22 1.87 9.14
71 2.35 2.35 1.22 1.58 2.12 9.14
72 2.12 2.35 1.22 1.58 1.87 9.14
73 1.58 1.22 2.35 2.12 1.87 9.14
74 2.12 2.35 1.22 1.58 1.87 9.14
Total 30.17 31.45 22.09 26.07 27.84 137.62
Rata-Rata 2.01 2.10 1.47 1.74 1.86
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

(∑ ) ( . )
 = = = 252.53
. … .
 = − FK = 0.039
. … .
 = − FK = 3.61

 = (1,58 + … + 1.87 ) − FK = 264.50 − 252.53 = 11.97


 = JK Total − JK Panelis − JK Sampel
= 11.97 − 0.039 − 3.61 = 8.32
Syifa Urrohmah
240210140065

Tabel 10. Tabel Sidik Ragam Parameter Warna


Sumber Ragam DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0.039 0.0028 0.0191 1.8826
Sampel 4 3.61 0.9026 6.0790 2.546
Galat 56 8.32 0.1484
Total 74 11.97
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

Berdasarkan tabel 10 diketahui nilai Fh sampel > F0,5 taraf kepercayaan 5%,
artinya ada keragaman yang signifikan pada penilaian semua kode sampel ditinjau
dari segi parameter warna. Hal ini juga menunjukan bahwa panelis memiliki
perbedaan kemampuan untuk penilaian sampel Sari buah apel berdasarkan
parameter warna dan mendapatkan rangsangan yang berbeda-beda dari masing-
masing sampel. Oleh karena itu, perlu dilakukan uji lanjutan berupa uji duncan.
 Uji Duncan
.
Sx = = = 0.0994

LSR = Sx × SSR

Rata – Rata Hasil Transformasi Pengujian Warna


2 3 4 5
SSR 2.84 2.99 3.08 3.15
LSR 0.28 0.29 0.30 0.31
Kode Sampel 444 580 650 472 162
Rata-rata 1,47 1,74 1,86 2,01 2,10
a 1.79
1.71
1.57
1.46
b

Tabel 11. Tabel Uji Hedonik Terhadap Warna Sari Buah Apel
Sampel
Rata-rata Awal Penilaian Taraf Nyata
Merek Kode
Superindo 444 1,73 b
Jungle Juice 580 3,2 a
Buavita 162 3,2 a
United Juice 472 3,4 a
Diamond 650 3,53 a
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Berdasarkan data pada tabel 11, hasil dari perhitungan statistik tabel sidik
ragam dan pengujian duncan menunjukan, bahwa sari buah apel dengan merk
jungle juice, buavita, United Juice, dan Diamond memiliki skor warna yang sama
dan keempat sampel tersebut sama-sama memiliki skor tertinggi diantara sampel
lainnya. Sampel dengan huruf yang sama pada kolom taraf nyata menunjukkan
bahwa sampel tersebut tidak bebeda nyata atau sama ditinjau dari segi warnanya.
Sari buah jambu merk Superindo memiliki warna yang paling berbeda diantara
keempat sampel lainnya.
Sari buah merk Diamond memiliki skor warna tertinggi bila dilihat dari
rata-rata awal panelis senilai 3.53, sedangkan sari buah merk Superindo memiliki
skor warna terendah dari rata-rata panelis senilai 1.73. Sehingga, berdasarkan
parameter warna, sari buah apel Diamond memiliki kualitas paling unggul.

5.1.4. Parameter Kekentalan


Kekentalan pada penilaian lima sampel didasari pada kekentalan jus jambu
alami. Semakin tinggi skor yang diberikan, semakin sampel tersebut mendekati
jus buah jambu asli dari tingkat kekentalannya. Berikut dibawah ini adalah
tabulasi hasil penilaian oleh panelis.
Tabel 12. Hasil Akumulasi Penilaian Awal Parameter Kekentalan
KodeSampel
Kode Panelis Jumlah
472 162 444 580 650
59 5 3 2 1 4 15
60 2 5 1 3 4 15
61 5 4 1 2 3 15
62 5 4 1 2 3 15
63 4 3 1 2 5 15
64 3 4 2 3 3 15
65 2 3 5 1 4 15
66 3 5 1 4 2 15
67 2 4 5 3 1 15
68 4 5 1 2 3 15
70 5 2 4 1 3 15
71 5 3 4 4 4 20
72 5 4 1 2 3 15
73 3 1 5 2 4 15
74 3 4 1 2 5 15
Jumlah 56 54 35 34 51
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Tabel 13. Hasil Transformasi Penilaian Parameter Kekentalan


Kode Sampel
Kode Panelis Jumlah
472 162 444 580 650
59 2.35 1.87 1.58 1.22 2.12 9.14
60 1.58 2.35 1.22 1.87 2.12 9.14
61 2.35 2.12 1.22 1.58 1.87 9.14
62 2.35 2.12 1.22 1.58 1.87 9.14
63 2.12 1.87 1.22 1.58 2.35 9.14
64 1.87 2.12 1.58 1.87 1.87 9.31
65 1.58 1.87 2.35 1.22 2.12 9.14
66 1.87 2.35 1.22 2.12 1.58 9.14
67 1.58 2.12 2.35 1.87 1.22 9.14
68 2.12 2.35 1.22 1.58 1.87 9.14
70 2.35 1.58 2.12 1.22 1.87 9.14
71 2.35 1.87 2.12 2.12 2.12 10.58
72 2.35 2.12 1.22 1.58 1.87 9.14
73 1.87 1.22 2.35 1.58 2.12 9.14
74 1.87 2.12 1.22 1.58 2.35 9.14
Total 30.54 30.05 24.24 24.60 29.33 138.76
Rata-Rata 2.04 2.00 1.62 1.64 1.96
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2016)

(∑ ) ( . )
 = = = 256.71

. … .
 = − FK = 0.38

. … .
 = − FK = 2.52

 = (2.35 + … + 2.35 ) − FK = 267.5 − 256.71 = 10.79

 = JK Total − JK Panelis − JK Sampel


= 10.79 − 0.38 − 2.52 = 7.89

Tabel 14. Tabel Sidik Ragam Parameter Kekentalan


Sumber Ragam DB JK KT Fh F05
Panelis 14 0.384255 0.027447 0.195084 1.883
Sampel 4 2.52332 0.63083 4.48376 2.546
Galat 56 7.89 0.140692 - -
Total 74 10.79 - - -
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada tabel 14 diketahui nilai


Fh sampel > F0,5 taraf kepercayaan 5%, artinya ada keragaman yang signifikan
pada penilaian semua kode sampel ditinjau dari segi parameter kekentalan. Hal ini
juga menunjukan bahwa panelis memiliki perbedaan kemampuan untuk penilaian
sampel Sari buah apel berdasarkan parameter kekentalan dan mendapatkan
rangsangan yang berbeda-beda dari masing-masing sampel. Oleh karena itu, perlu
dilakukan uji lanjutan berupa uji duncan untuk mengetahui taraf perbedaan nyata
dari setiap sampel.
 Perhitungan Lanjutan (Uji Duncan)
Sx = 0.097
Tabel 2 3 4 5
SSR 2.84 2.99 3.08 3.15
LSR 0.28 0.29 0.30 0.31
Kode Sampel 444 580 650 162 472
1.62 1.64 1.96 2 2.04
A 1.73
1.70
1.67
b 1.36

580 (Jungle Juice) 2.27b


444 (Sperindo) 2.33b
650 (Diamond) 3.40a
162 (Buavita) 3.60a
472 (United Juice) 3.73a

Berdasarkan hasil uji Duncan (taraf 5%) diatas, rata-rata sampel yang
diberi huruf sama tidak berbeda nyata. Maka sampel sari buah apel dengan merk
Superindo dan Jingle Juice memiliki tingkat kekenatalan yang sama. Dan Sampel
sari buah merk Buavita, Diamond dan United Juice memiliki tingkat kekentalan
yang sama. Sampel merk Superindo dan Jingle Juice memiliki tingkat kekentalan
yang berbeda dengan sampel merk Buavita, Diamond dan United Juice.
Sampel sari buah apel dengan merk United Juice mempunyai kualitas
kekentalan paling baik dengan nilai rata-rata awal 3,73 sednagkan sampel sari
buah merk Jungle Juice dari segi kekentalan memiliki kualitas yang paling rendah
dibandingkan dengan sampel lainnya.
Syifa Urrohmah
240210140065

5.1.5. Parameter Aroma


Aroma pada penilaian lima sampel didasari pada aroma atau bau yang
tercium dari buah apel asli. Semakin tinggi skor yang diberikan, semakin sampel
tersebut mendekati aroma dari buah apel asli. Berikut dibawah ini adalah tabulasi
hasil penilaian oleh panelis.
Tabel 15. Hasil Akumulasi Penilaian Awal Parameter Aroma
DATA AWAL
Kode Panelis
472 162 444 580 650 Jumlah
59 5 1 4 3 2 15
60 1 5 2 3 4 15
61 4 2 1 2 1 15
62 5 2 3 1 4 15
63 4 2 3 1 5 15
64 5 1 3 2 2 15
65 5 2 4 3 1 15
66 2 4 1 3 5 15
67 4 3 5 2 1 15
68 4 3 2 5 1 15
70 5 1 3 2 4 15
71 4 3 2 3 1 15
72 5 4 2 3 1 15
73 5 2 5 1 4 15
74 3 1 5 2 4 15
Jumlah 61 36 45 36 40 225
Rata-rata 4,06667 2,4 3 2,4 2,66667 15
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

Tabel 16. Hasil Transformasi Penilaian Parameter Aroma


Data Awal
Kode Panelis
472 162 444 580 650 Jumlah
59 2,35 1,22 2,12 1,87 1,58 9,14
60 1,22 2,35 1,58 1,87 2,12 9,14
61 2,12 1,58 1,22 1,58 1,22 7,73
62 2,35 1,58 1,87 1,22 2,12 9,14
63 2,12 1,58 1,87 1,22 2,35 9,14
64 2,35 1,22 1,87 1,58 1,58 8,60
65 2,35 1,58 2,12 1,87 1,22 9,14
66 1,58 2,12 1,22 1,87 2,35 9,14
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Tabel 17. Lanjutan Hasil Transformasi Penilaian Parameter Aroma


Data Awal
Kode Panelis
472 162 444 580 650 Jumlah
67 2,12 1,87 2,35 1,58 1,22 9,14
68 2,12 1,87 1,58 2,35 1,22 9,14
70 2,35 1,22 1,87 1,58 2,12 9,14
71 2,12 1,87 1,58 1,87 1,22 8,67
72 2,35 2,12 1,58 1,87 1,22 9,14
73 2,35 1,58 2,35 1,22 2,12 9,62
74 1,87 1,22 2,35 1,58 2,12 9,14
Jumlah 31,70 25,01 27,54 25,15 25,81 135,20
Rata-rata 2,11 1,67 1,84 1,68 1,72 9,01
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

(∑ ) ( , )
 = = = 243,71

. … .
 = − FK = 108,87

, … ,
 = − FK = 101,63

 = (2.35 + … + 2.12 ) − FK = 255,5

 = JK Total − JK Panelis − JK Sampel


= 255,5 − 108,87 − 110,63 = 36

Tabel 18. Tabel Sidik Ragam Parameter Aroma


Sumber Ragam DB JK KT Fh F 0.5
Panelis 14 108,87 7,78 12,10 2,43
Sampel 4 110,63 27,66 43,02 2,55
Galat 56 36 0,64
Total 74 255,5
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan pada tabel 14 diketahui nilai


Fh sampel > F0,5 taraf kepercayaan 5%, artinya ada keragaman yang signifikan
pada penilaian semua kode sampel ditinjau dari segi parameter aroma. Hal ini
juga menunjukan bahwa panelis memiliki perbedaan kemampuan untuk penilaian
sampel Sari buah apel berdasarkan parameter aroma dan mendapatkan rangsangan
Syifa Urrohmah
240210140065

yang berbeda-beda dari masing-masing sampel. Oleh karena itu, perlu dilakukan
uji lanjutan berupa uji duncan untuk mengetahui taraf perbedaan nyata dari setiap
sampel.

 Uji Duncan
,
Sx = = = ,

LSR = Sx × SSR

2 3 4 5
SSR 2.84 2.99 3.08 3.15
LSR 0,586744 0,617734 0,636328 0,65079
Kode Sampel 162 580 650 444 473
Rata-rata 2,4 2,4 2,6667 3 4,06667
a 3,41588
b 2,363672

Buavita 162 2,4 b


Jungle Juice 580 2,4 b
Diamond 650 2,667 b
Superindo 444 3 b
United Juice 473 4,067 a

Berdasarkan hasil dari perhitungan statistik tabel sidik ragam dan


pengujian duncan menunjukan sampel dengan huruf yang sama memiliki
kesamaan dari segi aroma atau. Hal tersebut menunjukkan sari buah apel dengan
merk buavita, jungle juice, Diamond, dan superindo memiliki aroma yang sama
untuk keempat jenisnya. Sedangkan sari buah apel United Juice memiliki aroma
yang berbeda dari sampel lainnya, namun memiliki skor yang paling tinggi yaitu
4,067 yang menandakan bahwa sari buah apel United Juice memiliki kualitas
yang paling baik dari segi aroma. Sampel dengan skor terendah pada parameter
aroma adalah sampel Buavita dan Jungle Juice, dengan skor 2,4.
Syifa Urrohmah
240210140065

5.1.6. Parameter Aftertaste


Aftertaste pada penilaian lima sampel didasari pada rasa yang tertinggal
pada tenggorokan setelah menelan sampel. Aftertaste yang sering dijumpai pada
minuman dalam kemasan adalah pahit, sepat dan terasa gatal ditenggorokan
akibat penambahan bahan tambahan pangan. Semakin tinggi skor yang diberikan,
semakin sampel tersebut semakin kentara aftertaste yang ditimbulkan.

Tabel 19. Hasil Akumulasi Penilaian Awal Parameter Aftertaste


After taste
Kode Panelis
472 162 444 580 650
59 3 2 5 4 1
60 1 3 2 5 4
61 1 1 2 3 1
62 5 4 2 3 1
63 3 2 4 5 1
64 4 2 3 2 2
65 3 1 5 2 4
66 4 2 5 3 1
67 4 3 5 2 1
68 1 3 5 4 2
70 5 1 3 2 4
71 5 4 3 4 5
72 1 3 5 2 3
73 1 5 3 4 2
74 5 3 1 4 2
Total 46 39 53 49 34
Rata-rata 3,06667 2,6 3,53333 3,26667 2,26667
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

Tabel 20. Lanjutan Hasil Transformasi Penilaian Parameter Aftertaste


After taste
Kode Panelis
472 162 444 580 650
59 3,5 2,5 5,5 4,5 1,5

60 1,5 3,5 2,5 5,5 4,5

61 1,5 1,5 2,5 3,5 1,5

62 5,5 4,5 2,5 3,5 1,5

63 3,5 2,5 4,5 5,5 1,5

64 4,5 2,5 3,5 2,5 2,5

65 3,5 1,5 5,5 2,5 4,5


Syifa Urrohmah
240210140065

66 4,5 2,5 5,5 3,5 1,5

67 4,5 3,5 5,5 2,5 1,5

68 1,5 3,5 5,5 4,5 2,5

70 5,5 1,5 3,5 2,5 4,5

71 5,5 4,5 3,5 4,5 5,5

72 1,5 3,5 5,5 2,5 3,5

73 1,5 5,5 3,5 4,5 2,5

74 5,5 3,5 1,5 4,5 2,5

(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

Tabel 21. Tabel Sidik Ragam Prameter Aftertaste


Sumber
DB JK KT Fh F05
Ragam
Panelis 14 1,3973 0,09981 0,63942 1,883
Sampel 4 1,26186 0,31546 2,02103 2,546
Galat 56 8,74112 0,15609
Total 74 11,4003
(Sumber : Dokumentadi Pribadi, 2016)

Berdasarr tabel sidik ragam parameter afterstaste diketahui nilai Fh


sampel < F0,5 pada taraf kepercayaan 5%, artinya menurut panelis sampel tidak
memiliki keragaman yang signifikan pada penilaian aftertaste di semua kode
sampel, atau semua sampel dianggap sama. Hal ini juga menunjukan bahwa
panelis memiliki kemampuan yang kurang peka dalam pengujian skoring pada
parameter aftertaste untuk sampel Sari buah Apel.

5.2. Uji Ranking


Uji skalar yang selanjutnya dilakukan adalah uji ranking. Pengujian ranking
yang dilakukan mengacu pada tabel baku penilaian uji ranking (lampiran 2),
dimana pada jumlah sampel sebanyak 5 produk dengan 15 panelis didapatkan
range penilaian antara 32-58. Range tersebut merupakan jumlah akumulasi dari 15
panelis untuk satu sampel, dimana jumlah yang berada dalam range dianggap
memiliki kualitas paling baik.
Syifa Urrohmah
240210140065

Berbeda dengan uji skoring, pada uji ranking panelis diminta membuat
urutan contoh-contoh yang diuji menurut perbedaan tingkat mutu sensorik. Dalam
urutan jenjang ini, jarak (interval) antara jenjang ke atas dan ke bawah tidak harus
sama. Misalnya jenjang no.1 dan 2 tidak harus sama dengan perbedaan jenjang 2
dan 3. Uji ranking jauh berbeda dengan uji skoring, dalam uji ranking
komoditi/sampel diurutkan atau diberi nomor urut. Urutan pertama selalu
menyatakan yang paling tinggi. Angka-angka ini tidak menyatakan besaran
skalar, hanya nomor urut saja sesuai dengan tingkatannya.
Sampel yang digunakan dalam pengujian ranking pada praktikum kali ini
adalah mie instan. Ada 5 merk mie instan yang akan disajikan ke masing-masing
panelis yaitu mie ABC (277), mie Gaga (185), Mie Sukses (698), Mie Sedap
(514), dan Mie Indomie (371). Tiap sampel mie instan diberikan kode secara acak
dan diamati warna, flavor, cicip, rasa, dan kekenyalan.

5.2.1 Parameter Warna


Tabel 22. Data Hasil Pengujian Rangking Terhadap Warna
Warna
Panelis Gaga ABC Indomie Sedap Sukses
185 277 371 514 698
059 1 4 5 2 3
060 1 2 3 4 5
061 3 1 4 2 5
062 1 2 3 4 5
063 2 1 3 5 4
064 2 1 5 4 3
065 3 2 1 5 4
066 1 4 5 2 3
067 2 1 5 4 3
068 1 2 5 4 3
070 1 2 5 4 3
071 2 1 4 5 3
072 1 4 2 5 3
073 2 1 3 5 4
074 5 2 4 1 3
Jumlah 28 30 57 56 54
Rata-rata 1,87 2,00 3,80 3,73 3,60
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Data penilaian yang sudah dikumpulkan selanjutnya diakumulasi total


jumlah penilaian panelis persampelnya. Berdasarkan jumlah ranking masing-
masing kelompok diurutkan dari jumlah rank paling sedikit sampai ke jumlah
rank paling banyak. Dari segi warna mie instan Inodmie mendapatkan jumlah
rank paling tinggi yaitu sebesar 57, diikuti oleh sampel mie sedap dengan total
ranking 5sosis sapi merk Vida sebesar 36, Farm House sebesar 6, sukses 54, mie
ABC 30, dan mie Gaga 28.
Tabel 23. Ranking Karakteristik Warna
Rank 1 Rank 2
Gaga ABC Sukses Sedap Indomie
Kode 185 277 698 514 371
Jumlah 28 30 54 56 57
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap parameter warna pada sampel mie


instan, terdapat dua ranking yang terbentuk. Mie Instan Gaga dan ABC terdapat
pada rank pertama, kemudian Sukses, Sedap dan Indomie pada rank kedua. Rank
pertama merupakan rank yang paling baik karena menunjukkan jumlah rank yang
berada di bwah 32. Sedangkan rank kedua termasuk ke dalam rank menengah
karena berada pada interval 32-58. Dari kelima sampel mie instan tersebut ditinjau
dari segi warna sampel mie gaga merupakan sampel yang paling baik.

5.2.2 Parameter Flavor


Tabel 24. Data Hasil Pengujian Rangking Terhadap Aroma
Warna
Kode
Gaga ABC Indomie Sedap Sukses
Panelis
185 277 371 514 698
059 2 3 4 1 5
060 1 2 4 3 5
061 3 2 1 4 5
062 1 4 2 3 5
063 1 3 2 4 5
064 4 1 5 2 3
065 3 2 1 5 4
066 5 4 1 2 3
067 1 2 5 4 3
068 3 5 4 1 2
070 4 1 5 3 2
071 3 2 4 1 5
Syifa Urrohmah
240210140065

072 3 1 2 4 5
073 1 5 2 3 4
074 3 5 4 1 2
Jumlah 38 42 46 41 58
Rata-rata 2,53 2,80 3,07 2,73 3,87
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)

Tabel 25. Ranking Karakteristik Aroma


Rank 1
Gaga Sedap ABC Indomie Sukses
Kode 185 514 277 371 698
Jumlah 38 41 42 46 58
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Berdasarkan hasil pengamatan parameter hanya terdapat satu ranking yang


terbentuk . semua sampel mie instan memiliki range antara 32-58, maka sampel
mie instan tersebut termasuk ke dalam rank 1. Diantara kelima sampel tersebut,
mie gaga merupakan mie instan yang paling baik ditinjau dari segi aroma.

5.2.3.Parameter Cicip
Tabel 25. Data Hasil Pengujian Rangking Terhadap Cicip
Warna
Kode
Gaga ABC Indomie Sedap Sukses
Panelis
185 277 371 514 698
059 2 4 4 1 5
060 1 4 3 3 5
061 3 4 3 1 2
062 1 3 2 4 5
063 4 3 3 2 5
064 1 3 2 2 4
065 1 4 2 5 3
066 5 4 1 2 3
067 1 3 5 2 4
068 1 4 4 2 5
070 1 2 2 3 4
071 1 3 5 2 4
072 3 1 2 5 4
073 1 4 4 5 2
074 3 4 2 1 5
Jumlah 29 50 44 40 60
Rata-rata 1,93 3,33 2,93 2,67 4,00
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Tabel 26. Ranking Karakteristik Cicip


Rank 1 Rank 2 Rank 3
Gaga Sedap ABC Indomie Sukses
Kode 185 514 277 371 698
Jumlah 29 40 44 50 60
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap cicip sampel mie instan, terdapat


tiga ranking yang terbentuk. Mie instan Gaga termasuk ke dalam Rank 1 dengan
jumlah 29 dan termasuk ke dalam sampel yang paling baik ditinjau dari segi cicip.
Selanjutnya di rank 2 terdapat sampel mie Sedap, mie ABC dan Indomie dengan
jumlah masing-masing secara berurutan adalah 40, 44, dan 50. Rank 2 merupakan
rank menengah karena berada pada rentang 32-58. Dan pada rank 3 ada sampel
mie Sukses dengan jumlah 60, dan merupakan sampel dengan kualitas paling
rendah dibandingkan yang lainnya.

5.2.4 Parameter Rasa


Tabel 27. Data Hasil Pengujian Rangking Terhadap Rasa
Warna
Kode
Gaga ABC Indomie Sedap Sukses
Panelis
185 277 371 514 698
059 1 3 4 2 5
060 1 2 3 4 5
061 5 4 3 2 1
062 1 3 2 4 5
063 1 2 3 4 5
064 3 5 2 4 1
065 1 4 2 5 3
066 5 4 1 2 3
067 1 3 5 2 4
068 3 5 4 1 2
070 3 4 2 5 1
071 1 3 5 2 4
072 4 1 2 5 3
073 1 2 4 3 5
074 3 4 2 1 5
Jumlah 34 49 44 46 52
Rata-rata 2,27 3,27 2,93 3,07 3,47
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Tabel 28. Ranking Karakteristik Rasa


Rank 1
Gaga Indomie Sedap ABC Sukses
Kode 185 371 514 277 698
Jumlah 34 44 46 49 52
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap parameter rasa pada sampel mie
instan,terdapat satu rank yang terbentuk dimana jumlah rank dari kelima sampel
masih berada pada rentang 32-58. Urutan sampel dari yang paling baik dengan
jumlah ranking yang diperolehnya adalah Gaga dengan 34, Indomie 44, Sedap 46,
ABC 49, dan Sukses 52.

5.2.5 Parameter Kekenyalan


Tabel 29. Data Hasil Pengujian Rangking Terhadap Kekenyalan
Warna
Panelis Gaga ABC Indomie Sedap Sukses
185 277 371 514 698
059 1 3 5 2 4
060 2 3 4 1 5
061 4 5 3 1 2
062 1 2 3 4 5
063 1 4 5 2 3
064 1 2 5 3 4
065 2 4 1 5 3
066 1 4 5 2 3
067 1 2 5 4 3
068 5 1 2 4 3
070 2 1 5 4 3
071 1 3 2 5 4
072 1 4 2 3 5
073 3 2 4 5 1
074 3 1 5 2 4
Jumlah 29 41 56 47 52
Rata-rata 1,93 2,73 3,73 3,13 3,47
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)

Tabel 30. Ranking Karakteristik Kekenyalan


Rank 1 Rank 2
Gaga ABC Sedap Sukses Indomie
Kode 185 277 514 698 371
Jumlah 29 41 47 52 56
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2016)
Syifa Urrohmah
240210140065

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap kekenyalan mie instan, terdapat


dua ranking yang terbentuk. Mie Gaga termasuk ke dalam rank 1 dengan nilai 29,
sedangkan mie ABC, sedap, Sukses, dan Indomie termasuk ke dalam rank 2
dengan perolehan jumlah nilai secara berturut-turut adalah 41,47, 52, dan 56.
Berdasarkan data hasil uji ranking diatas, menunjukkan bahwa rangsangan yang
masuk ke indera panelis sudah beragam. Jika dilihat pada sampel saat analisis,
terdapat perbedaan antar sampel yang sangat terlihat seperti pada warna, flavor,
rasa dan kekenyalan. Hasil analisis menunjukkan semua sampel rata-rata berada
pada 2 tingkatan ranking yang berbeda. Sebaiknya sebelum dilakukan penilaian,
instruksi penilaian harus dipahami dengan fasih agar penilaian lebih akurat.
Secara keseluruhan, panelis menilai sampel mie instan Gaga.
Syifa Urrohmah
240210140065

VI. KESIMPULAN DAN SARAN


6.1. Kesimpulan
1. Berdasarkan parameter kemanisan, sampel dengan tingkat kemanisan paling
tinggi adalah sampel United Juice dengan rata-rata skor 3,53.
2. Berdasarkan parameter rasa, sampel yang memiliki rata-rata range paling
tigngi adalah sari buah Superindo dengan rata-rata skor 3,33
3. Berdasarkan parameter warna, sampel yang memiliki rata-rata range paling
tinggi adalah sari buah apel United Juice yaitu dengan rata-rata 3,53.
4. Berdasarkan parameter kekentalan, sampel yang memiliki rata-rata range
paling tinggi adalah sari buah apel United Juice yaitu dengan rata-rata 3,73.
5. Berdasarkan parameter aroma, sampel yang memiliki rata-rata range paling
tinggi adalah sari buah apel United Juice yaitu dengan rata-rata 4,067.
6. Berdasarkan parameter aftertaste, sampel yang memiliki rata-rata range
paling tinggi adalah sari buah apel Superindo yaitu dengan rata-rata 4,067.
7. Ditinjau dari segi warna, aroma, cicip, rasa dan kekenyalan sampel mie
Gaga merupakan sampel dengan rank tertinggi dan termasuk ke dalam mie
instan yang memiliki kualitas baik.

6.2 Saran
1. Diperlukan pelatihan dan pengarahan untuk menambah pemahaman panelis
dan meningkatkan keakuratan penilaian.
Syifa Urrohmah
240210140065

DAFTAR PUSTAKA

Kartika, B., B. Hastuti dan W. Supartono. 1988. Pedoman Uji Inderawi Bahan
Pangan. PAU Pangan dan Gizi UGM : Yogyakarta.

Soewarno T.S. 1985. Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil
Pertanian. Bharata Karya Aksara : Jakarta.

Sofiah, B.D. dan Tjutju S.A. 2008. Penilaian Indera. Universitas Padjadjaran :
Jatinangor.

Tien, R.M. dan Sugiyono. 1989. Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan DirJen Pendidikan Tinggi PAU Pangan dan
Gizi IPB : Bogor.

Anda mungkin juga menyukai