Anda di halaman 1dari 19

PENDIDIKAN NASIONAL

Dosen Pembimbing
Dr. Yundry Akhyar, MA

Mata Kuliah
Perundang-Undangan Pendidikan

Disusun Oleh: Kelompok 4

SUKMA RAHIM
11810323416

ZAINUL THOIBA ROHANI


11810320788

AP5C

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU

2020
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuhu.
Puji syukur dipersembahkan kehadirat Allah SWT yang telah mengutus rasul
nya nabi Muhammad SAW membawa agama islam yang dapat mengantarkan
manusia kepada kehidupan bahagia di dunia dan akhirat. Dalam kesempatan ini
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Pendidikan
Nasional”. Shalawat beriring salam tak lupa kita hadiahkan kepada junjungan alam
yakni nabi besar Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari alam kebodohan
hingga menuju kealam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang tengah
kita rasakan saat ini.
Dalam penyusunan makalah ini tidak luput dari kesalahan, untuk itu kami
mohon maaf atas kesalahan dalam penyusunan makalah ini, dan demi menghasilkan
makalah yang lebih baik, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca
terutama kepada dosen pengampuh.
Demikianlah makalah ini kami susun dengan sebaik-baik nya, semoga bisa
bermanfaat dalam menambah wawasan pembaca.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabaraktuhu.

Karimun, 15 November 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar belakang masalah. ............................................................................ 1

B. Rumusan masalah...................................................................................... 1

C. Tujuan masalah. ........................................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 3

A. Pengertian sistem pendidikan nasional....................................................... 3

B. Dasar pendidikan nasional. ........................................................................ 4

C. Fungsi, tujuan, visi dan misi pendidikan nasional. ..................................... 6

D. Kelembagaan, program, dan pengelolaan pendidikan. ............................. 10

BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14

Kesimpulan. ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah.
Pendidikan adalah suatu sistem dimana proses pengajaran terjadi di
dalamnya. Pendidikan juga sangat diperlukan untuk mencerdaskan anak
bangsa agar dapat memajukan bangsanya. Oleh sebab itu, dalam
menyelenggarakan pendidikan memerlukan suatu kesatuan yang
mengaturnya. Tujuannya adalah untuk memperoleh proses pendidikan yang
berjalan dengan terstruktur.
Namun, faktanya sistem pendidikan yang ada sekarang ini, khususnya
di Indonesia ternyata masih belum mampu sepenuhnya menjawab
kebutuhan dan tantangan global untuk masa yang akan datang. Program
pemerataan akan peningkatan kualitas pendidikan yang selama ini menjadi
fokus pembinaan masih menjadi masalah yang menonjol dalam dunia
pendidikan di Indonesia. Salah satunya masalah internal yang mendasar dan
bersifat komplek, selain itu pula bangsa Indonesia masih menghadapi
sejumlah problematika yang sifatnya berantai sejak jenjang pendidikan
mendasar sampai pendidikan tinggi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa upaya untuk membangun sumber
daya manusia yang berdaya saing tinggi, berwawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta bermoral dan berbudaya bukanlah suatu pekerjaan yang
gampang, semua itu memerlukan partisipasi yang strategis dari berbagai
komponen, seperti: Pendidikan awal di keluarga, kontrol efektif dari
masyarakat dan pentingnya penerapan sistem pendidikan yang berkualitas
oleh Negara.

B. Rumusan masalah.
1. Apa pengertian dari sistem pendidikan nasional?
2. Apa saja unsur-unsur pokok dan asas pelaksanaan pendidikan nasional?
3. Apa saja fungsi, tujuan, visi dan misi pendidikan nasional?

1
4. Bagaimana kelembagaan, program dan pengelolaan pendidikan?
C. Tujuan masalah.
1. Untuk mengetahui pengertian dari sistem pendidikan nasional.
2. Untuk mengetahui unsur-unsur pokok dan asas pelaksanaan pendidikan
nasional.
3. Untuk mengetahui fungsi, tujuan, visi dan misi pendidikan nasional.
4. Untuk mengetahui kelembagaan, program serta pengelolaan
pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian sistem pendidikan nasional
Menurut Sunarya, Pendidikan nasional adalah sistem pendidikan yang
berdiri di atas landasan dan dijiwai oleh falsafah hidup suatu bangsa dan
tujuannya bersifat mengabdi kepada kepentingan dan cita-cita nasional
bangsa tersebut.
Sementara itu, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
merumuskan bahwa pendidikan nasional ialah suatu usaha yang
membimbing para warga negara Indonesia menjadi Pancasila, yang
berpribadi, berdasarkan akan Ketuhanan berkesadaran masyarakat dan
mampu membudayakan alam sekitar.
Dalam Undang-undang RI No. 2 Tahun 1989 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional pada Bab I Pasal 2 berbunyi: Pendidikan Nasional
adalah pendidikan yang berakar dari pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Dasar ini dapat dilihat dari
Pembukaan UUD 1945 alinea 4 batang tubuh UUD 1945 Bab XIII Pasal 31.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila
dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang
berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
terhadap tuntutan perubahan zaman. Sistem pendidikan nasional adalah

3
keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk
mencapai tujuan pendidikan nasional. 1

B. Dasar pendidikan nasional.


Pancasila menjadi dasar sistem nasional dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, sebagai termaktub dalam Pembukaan UUD 1945 dan
Pancasila sehingga pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan
Pancasila. Melalui sistem pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat
Indonesia mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara
bersama-sama membangun masyarakatnya. Pendidikan di Indonesia
mempunyai landasan ideal adalah Pancasil, landasan konstitusional ialah
UUD 1945, dan landasan operasional ialah ketetapan MPR tentang GBHN.
1. Landasan Ideal
Dalam Undang-Undang Pendidikan No. 4 Thun 1950 tentang Dasar-
dasar Pendidikan dab Pengajaran Sekolah pada Bab III Pasal 4
tercantum bahwa landasan ideal pendidikan dan pengajaran ialah
membentuk manusia susila yang cakap dan warga negar yang
demokratis serta bertanggung jawab terhadap kesejahteraan masyarakat
dan Tanah Air.
2. Landasan Konstitusional
Pendidikan Nasional didasarkan atas landasan konstitusional/Undang-
Undang Dasar 1945 pada Bab XIII Pasal 31 yang berbunyi:
a. Ayat 1: Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
b. Ayat 2: Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu
sistem pengajaran nasional yang ditetapkan dengan Undang-
Undang.
c. Pasal 32 berbunyi: Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia.

1
Budi Wahyono., “Defenisi dan Dasar Sistem Pendidikan Nasional”,
http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/definisi-dan-dasar-sistem-pendidikan.html, (diakses
pada 14 November 2020, 20.20 WIB)

4
Dalam pembukaan UUD 1945 dapat dilihat bahwa pemerintah:
a. Memajukan kesejahteraan umum.
b. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
c. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan kaedilan sosial.
3. Landasan Operasional
Dalam GBHN 1988 dirumuskan tujuan pendidikan, yaitu untuk
membentuk manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa, berbudi pekerti luhur, bekepribadian, berdisiplin, bekerja
keras dan tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas, dan terampil
serta sehat jasmani dan rohaani.
Berikut ini dikemukakan Ketetapan MPR tentang GBHN sejak tahun
1966-1988 sebagai landasan operasional pendidikan nasional dan tujuan
pendidikan nasional.
a. TAP MPRS No. XXVII/1966 Bab II Pasal 3
b. TAP MPR No. IV / MPR/1973
c. TAP MPR No. IV / MPR/ 1978
d. TAP MPR No. II / MPR/1983
e. TAP MPR No. II / MPR/1988
f. Bab II Pasal 4 UU RI No. 2 Tahun 19892

Unsur-unsur Pokok dan Asas-asas Pelaksanaan Pendidikan Nasional.

1. Unsur-unsur Pokok, Unsur-unsur pokok Pendidikan Pancasila


terdiri dari Pendidikan Moral Pancasila berdasarkan Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila, pendidikan agama,
pendidikan watakdan kepribadian, pendidikan bahasa, pendidikan
jasmani, pendidikan kesenian, pendidikan ilmu pengetahuan,
pendidikan keterampilan, pendidikan kewarganegaraan, dan
pendidikan kesadaran bersejarah.

2
Fuad Ihsan, “Dasar Dasar Kependidikan”, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hal. 119-124

5
2. Asas-asas Pelaksanaan, Pendidikan Nasional dilaksanakan dengan
memperhatikan asas-asas pelaksanaan seperti berikut:
a. Asas semesta menyeluruh dan terpadu
b. Asas pendidikan seumur hidup
c. Asas pendidikan berlangsung dalam lingkungan rumah tangga,
sekolah dan masyarakat
d. Asas tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah
e. Asas keselarasan dan keterpaduan dengan ketahanan nasional
dan wawasan nusantara
f. Asas Bhineka Tunggal Ika
g. Asas keselarasan, keserasian, keseimbangan dan kebulatan yang
utuh dalam seluruh kegiatan pendidikan
h. Asas manfaat, adail dan merata yang memandang manusia
Indonesia seutuhnya tanpa deskriminasi antara rakyat kota, desa,
daerah-daerah, suku-suku bangsa, jennis kelamin, agama, dan
lain-lain.
i. Asas Ing Ngarso Sung Tuludo, Ing Madya Mangun Karso dan
Tut Wuri Handayani
j. Asas mobilitas, efisiensi dan efektivitas, yang memungkinkan
kesempatan yang seluas-luasnya bagi manusia Indonesia untuk
memperoleh pendidikan.
k. Asas kepastian hukum

Pada asas pendidikan di atas, pendidikan nasional diharapkan


memungkinkan setiap rakyat Indonesia mempertahankan hidupnya,
mengembangkan dirinya, dan secara bersama-sama membangun
masyarakatnya.

C. Fungsi, tujuan, visi dan misi pendidikan nasional.


1. Fungsi pendidikan nasional.

6
Undang-undang no. 20 tahun 2003 telah mengatur tentang fungsi
dan tujuan sistem pendidikan nasional. Dalam undang-undang tersebut
mengatur tentang segala hal yang berkaitan dengan pelaksanaan
pendidikan di indonesia yang meliputi pengertian pendidikan, fungsi
dan tujuan pendidikan, jenis-jenis pendidikan, jenjang pendidikan,
standar pendidikan dan lain sebagainya. 3 UU No. 20 tahun 2003 pasal 3
menyatakan bahwa, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Fungsi pendidikan ialah untuk menghilangkan segala sumber
penderitaan rakyat dari kebodohan serta ketertinggalan serta fungsi
pendidikan Indonesia adalah untuk mengembangkan kemampuan dan
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dari uraian fungsi pendidikan
tersebut menunjukkan bahwa pendidikan nasional Indonesia lebih
mengedepankan akan pembangunan sikap, karakter, dan tranformasi
nilai-nilai filosofis negara Indonesia. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan rasa nasionalisme serta mampu bersing di kancah
internasional.
2. Tujuan pendidikan nasional.
Undang-undang no. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah pendidikan diupayakan dengan berawal dari
manusia apa adanya (aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang apa adanya (potensialitas) dan diarahkan menuju

3
I Wayan Cong Sujana, "Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia", Jurnal Pendidikan
Dasar. Vol 4, No 1. 2019. hal 30

7
terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan
(idealitas).4
Tujuan pendidikan nasional sesuai dengan Tap MPRS No.
XXVI/MPRS/1996 tentang agama, pendidikan dan kebudayaan, maka
terdapat tujuan pendidikan adalah untuk membentuk manusia pancasila
sejati berdasarkan pembukaan UUD 1945. Selanjutnya dalam UU No. 2
tahun 1989 menegaskan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani,
berkepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan.
Diungkapkan oleh A. Tresna Sastrawijaya tujuan pendidikan
adalah segala sesuatu yang mencakup kesiapan jabatan, keterampilan
memecahkan masalah, penggunaan waktu senggang secara
membangun, dan sebagainya karena harapan setiap siswa berbeda-beda.
Sementara itu, tujuan pendidikan berkaitan dengan bidang studi dapat
dinyatakn lebih spesifik. Misal, pada pelajaran bahasa berguna untuk
mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan mahir secara lisan
maupun tulisan.
3. Visi pendidikan nasional.
Sesuai Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Departemen Pendidikan Nasional berkewajiban
untuk mencapai visi pendidikan Nasional sebagai berikut:
Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat
dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia
berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan
proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.

4
ibid, hal 31

8
Sejalan dengan visi pendidikan nasional tersebut, Depdiknas
berhasrat untuk pada tahun 2025 menghasilkan: Insan Indonesia Cerdas
dan kompetitif (Insan Kamil/Insan Paripurna).
Maksud dari insan Indonesia cerdas adalah insan yang cerdas
secara komperhensif, yang meliputi cerdas spiritual, cerdas emosional,
cerdas sosial, cerdas intelektual, dan cerdas konestetis. 5
Visi Depdiknas lebih menekankan pada pendidikan transformatif
yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak perubahan dari
masyarakat berkembang menuju masyarakat maju. Pembentukan
masyarakat yang maju selalu diikuti oleh proses transformasi struktural,
yang menandai suatu perubahan dari masyarakat yang potensinya
kurang berkembang menuju manusia yang maju dan berkembang yang
mengaktualisasikan potensinya secara optimal.
4. Misi pendidikan nasional.
Sesuai dengan UU No. 20 tahun 2003, misi pendidikan nasional
ialah:
a. Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan
memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat
indonesia.
b. Membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak
bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam
rangka mewujudkan mayarakat belajar.
c. Meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses
pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian
yang bermoral.
d. Meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga
pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan,
keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar
nasional dan global.

5
Ara Hidayat dan Imam Machali, “Pengelolaan Pendidikan”, Bandung. 2009. hal 8-9

9
e. Memberdayakan peran serta masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi
dalam konteks Negara Kesatuan RI.

Selaras dengan misi pendidikan nasional tersebut, Depdiknas untuk


tahun 2005-2009 menetapkan misi sebagai berikut: Mewujudkan
Pendidikan Yang Mampu Membangun Insan Indonesia Cerdas
Komperhensif Dan Kompetitif.

D. Kelembagaan, program, dan pengelolaan pendidikan.


1. Kelembagaan pendidikan.
Macam-macam lembaga pendidikan:
a. Pendidikan formal.
Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas
menyebutkan bahwa lembaga pendidikan formal adalah jalur
pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan
tinggi. Dalam Sisdiknas juga menyatakan bahwa setiap warga
negara diwajibkan mengikuti pendidikan formal minimal
sampai selesai tingkat SMP.6 Adapun ciri-ciri pendidikan
formal sebagai berikut:
(1) Pendidikan berlangsung dalam ruang kelas yang sengaja
dibuat oleh lembaga pendidikan formal.
(2) Guru adalah orang yang ditetapkan secara resmi oleh
lembaga.
(3) Memiliki administrasi dan manajemen yang jelas.
(4) Adanya batasan usia sesuai dengan jenjang pendidikan.
(5) Memiliki kurikulum formal.

Lembaga-lembaga pendidikan formal antara lain:

6
Ibrahim Bafadhol, “LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDOESIA", Jurnal edukasi
islami pendidikan islami, Vol 6. No 11. 2017. hal 60.

10
(1) Pendidikan dasar, berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 BAB
VI pasal 17 menyatakan bahwa pendidikan dasar
merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang
pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk sekolah
dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) serta sekolah
menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah
(MTs).
(2) Pendidikan menengah, berdasarkan UU No. 20 tahun 2003
BAB VI pasal 18 menyatakan bahwa pendidikan menengah
merupakan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan
menengah terdiri atas pendidikan menengah umum (SMA,
MA) dan pendidikan menengah kejuruan (SMK, MAK).
(3) Pendidikan tinggi, berdasarkan UU No. 20 tahun 2003
BAB VI pasal 19 menyatakan bahwa pendidikan tinggi
merupakan jenjang pendidikan setelah pendidikan
menengah yang mencakup program pendidikan diploma,
sarjana, magister, spesialis, doktor yang diselenggarakan
oleh perguruan tinggi. Perguruan tinggi dapat berbentuk
akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, atau
universitas.
b. Pendidikan nonformal
UU No. 20 tahun 2003 menyebutkan bahwa lembaga
pendidikan nonformal adalah jalur pendidikan di luar
pendidikan formal yang dilaksanakan secara terstruktur dan
berjenjang.
Lembaga pendidikan nonformal merupakan lembaga
pendidikan yang disediakan bagi warga negara yang tidak
sempat mengikuti atau menyelesaikan pendidikan pada jenjang
tertentu dalam pendidikan formal. Kini, pendidikan nonformal
semakin berkembang karena semakin dibutuhkannya
keterampilan pada setiap manusia untuk mendapatkan

11
pekerjaan yang diinginkan. 7 Satuan pendidikan nonformal
terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok
belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat dan majelis taklim. 8
c. Lembaga pendidikan informal.
UU No. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa lembaga pendidikan
informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.
Pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama
dan utama. Dikatakan sebagai pertama karena keluarga adalah
tempat di mana anak dilahirkan dan pertama kali mendapatkan
pendidikan, sedangkan utama karena hampir semua pendidikan
awal yang diterima anak adalah dalam keluarga.9 Tugas
keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan
anak agar anak dapat berkembang secara baik. Tugas utamanya
ialah meletakkan dasar terutama bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan.

2. Program pendidikan nasional.


a. Jenis program pendidikan nasional.
(1) Pendidikan umum, pendidikan yang mengutamakan perluasan
pengetahuan dan keterampilan peserta didik.
(2) Pendidikan kejuruan, pendidikan yang mempersipkan peserta
didik untuk dapat bekerja pada bidang pekerjaan tertentu.
(3) Pendidikan luar biasa, pendidikan khusus yang diselenggarakan
untuk peserta didik yang menyandang kelainan fisik dan/atau
mental.
(4) Pendidikan kedinasan, pendidikan khusus yang diselenggarakan
untuk meningkatkan kemampuan dalam pelaksanaan tugas

7
ibid., hal 61.
8
Ara Hidayat dan Imam Machali, Op.Cit., hal 20
9
Marlina Gazali, “Optimalisasi peran lembaga pendidikan untuk mencerdaskan bangsa”,
Jurnal Al-Ta'dib, Vol 6. No 1. 2013. hal 129.

12
kedinasan bagi pegawai atau calon pegawai suatu departemen
pemerintah.
(5) Pendidikan keagamaan, pendidikan khusus yang
mempersiapkan peserta didik untuk dapat melaksanakan
peranan yang menuntut penguasaan pengetahuan khusus tentang
ajaran agama. 10
b. Kurikulum program pendidikan.
(1) Kurikulum nasional.
Ciri-ciri: diberlakukan sama pada setiap satuan pendidikan di
seluruh indonesia, ditetapkan oleh pemerintah, tujuannya untuk
menggalang kesatuan nasional dan pengendalian mutu
pendidikan secara nasional.
(2) Kurikulum muatan lokal.
Muatan lokal yaitu program pendidikan yang isi dan media
penyampaiannya dikaitkan dengan lingkungan alam, lingkungan
sosial, dan lingkungan budaya serta kebutuhan daerah.
3. Pengelolaan pendidikan nasional.
Lembaga pendidikan yang menerapkan manajemen efektif dan
efisien harus berorientasi pada keberhasilan mencapai target yang telah
direncanakan.
Sistem pendidikan nasional dikelola secara sentralistik. Tujuan
pendidikan, materi ajar, metode pembelajaran, buku ajar, siswa guru dan
karyawan dan lain sebagainya diatur oleh pemerintah pusat dan berlaku
untuk semua sekolah di indonesia. Di samping itu sistem pendidikan
diselenggarakan secara diskriminatif seperti masih terdapat sekolah atau
perguruan tinggi yang dikelola oleh mayarakat. Perguruan negeri
dibiayai oleh pemerintah, sedangkan swasta dibiayai oleh masyarakat.11

10
Azizah Choirunnisa dkk, “Sistem Pendidikan Nasional”. UMY, Yogyakarta. hal 3
11
Munirah, “SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA: Antara Keinginan Dan Realita”.
Jurnal Auladana, Vol 2. No 2, 2015. hal 235

13
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan.
1. Berdasarkan UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
2. Melalui sistem pendidikan nasional diharapkan setiap rakyat Indonesia
mempertahankan hidupnya, mengembangkan dirinya dan secara bersama-
sama membangun masyarakatnya. Pendidikan di Indonesia mempunyai
landasan ideal adalah Pancasil, landasan konstitusional ialah UUD 1945,
dan landasan operasional ialah ketetapan MPR tentang GBHN.
3. Fungsi pendidikan ialah untuk menghilangkan segala sumber penderitaan
rakyat dari kebodohan serta ketertinggalan serta fungsi pendidikan
Indonesia adalah untuk mengembangkan kemampuan dan watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Undang-undang no. 20 tahun 2003 menyatakan bahwa tujuan
pendidikan nasional adalah pendidikan diupayakan dengan berawal dari
manusia apa adanya (aktualisasi) dengan mempertimbangkan berbagai
kemungkinan yang apa adanya (potensialitas) dan diarahkan menuju
terwujudnya manusia yang seharusnya atau manusia yang dicita-citakan
(idealitas). Visi Depdiknas lebih menekankan pada pendidikan
transformatif yang menjadikan pendidikan sebagai motor penggerak
perubahan dari masyarakat berkembang menuju masyarakat maju.
Depdiknas untuk tahun 2005-2009 menetapkan misi sebagai berikut:
Mewujudkan Pendidikan Yang Mampu Membangun Insan Indonesia
Cerdas Komperhensif Dan Kompetitif.

14
4. Lembaga-lembaga pendidikan formal: Pendidikan dasar, Pendidikan
menengah, Pendidikan tinggi. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas
lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan
belajar masyarakat dan majelis taklim. UU No. 20 tahun 2003 menyatakan
bahwa lembaga pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan
lingkungan. Jenis program pendidikan nasional: Pendidikan umum,
Pendidikan kejuruan, Pendidikan luar biasa, Pendidikan kedinasan,
Pendidikan keagamaan.

15
DAFTAR PUSTAKA
Bafadhol, Ibrahim. 2017. LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI INDOESIA. Jurnal
edukasi islami pendidikan islami. Vol 6. No 11.

Choirunnisa, Azizah. Sistem Pendidikan Nasional. UMY, Yogyakarta.

Gazali, Marina. 2013. Optimalisasi peran lembaga pendidikan untuk


mencerdaskan bangsa, Jurnal Al-Ta'dib. Vol 6. No 1.

Hidayat, Ara dan Imam Machali. 2009. Pengelolaan Pendidikan. Bandung.

Ihsan, Fuad. 2008. Dasar Dasar Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Munirah. 2015. SISTEM PENDIDIKAN DI INDONESIA: Antara Keinginan Dan


Realita. jurnal Auladana, Vol 2. No 2.

Sujana, I Wayan Cong. 2019. Fungsi Dan Tujuan Pendidikan Indonesia. Jurnal
Pendidikan Dasar. Vol 4, No 1.

Wahyono, Budi. Defenisi dan Dasar Sistem Pendidikan Nasional.


http://www.pendidikanekonomi.com/2012/12/definisi-dan-dasar-sistem-
pendidikan.html.

16

Anda mungkin juga menyukai