Anda di halaman 1dari 59

SKRIPSI

KUALITAS BONGKAHAN ARANG DARI TEMPAT


PENJUALAN (PASAR) DI SAMARINDA

Oleh:

DHANDY ABDURRASYID WIDARTO


NIM 1604015113

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023
SKRIPSI

KUALITAS BONGKAHAN ARANG DARI TEMPAT


PENJUALAN (PASAR) DI SAMARINDA

Oleh:

DHANDY ABDURRASYID WIDARTO


NIM 1604015113

FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2023

i
PERNYATAAN

Nama : Dhandy Abdurrasyid Widarto

NIM : 1604015113

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Kehutanan

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri

dengan arahan Pembimbing dan belum pernah diajukan sebagai skripsi atau karya

ilmiah pada perguruan tinggi atau lembaga manapun. Semua data dan pernyataan

ilmiah dalam tulisan ini adalah buah pikir dan karya saya sendiri, bukan dari

sumber lain, sehingga kebenarannya menjadi tanggung jawab saya pribadi,

kecuali data dan/atau pernyataan ilmiah yang sumber rujukan/pustakanya saya

cantumkan. Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan saya ini secara

akademis ternyata tidak benar atau skripsi ini hasil plagiasi, maka saya bersedia

menerima sanksi berupa pencabutan gelar ilmiah yang saya peroleh dari karya

ilmiah ini sesuai peraturan Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman dan/atau

Universitas Mulawarman.

Dibuat di Samarinda
Pada tanggal 13 Juli
2023
Yang menyatakan

ii
Dhandy Abdurrasyid

Widarto

iii
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman, saya


yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Dhandy Abdurrasyid Widarto

NIM : 1604015113

Program Studi : Kehutanan

Fakultas : Kehutanan

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk


memberikan izin kepada pihak Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman Hak
Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royalty-Free Right) atas skripsi saya
yang berjudul “Kualitas Bongkahan Arang Dari Tempat Penjualan (Pasar) Di
Samarinda” beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas
Royalti Nonekslusif ini Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman berhak
menyimpan, mengalihmedia atau memformatkan, mengelola dalam bentuk
pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan skripsi saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Samarinda
Pada tanggal 13 Juli 2023
Yang menyatakan

Dhandy Abdurrasyid Widarto

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Judul proposal : Kualitas Bongkahan arang dari tempat penjualan

(pasar) di samarinda

Dhandy Abdurrasyid Widarto.

1604015113.

Nama : Kehutanan

Nim : Kehutanan.

Program studi :

Fakultas

Menyetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

Prof.Dr.Ir.H. Bandi Supraptono, M.Agr Ir. Kusno Yuli Widianti, M.P


NIDK.8893680018 NIP.196807281994032003

Mengetahui :
Dekan Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman

Prof. Dr.Rudianto Amirta.S.Hut.,M.P.


NIP. 197210251997021001

Tanggal Disetujui :

v
ABSTAK

Dhandy Abdurrasyid Widarto. Kualitas Bongkahan Arang Dari Tempat Penjualan (Pasar) Di
Samarinda. (Di bimbing Oleh Kusno Yuli Widianti).

Energi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat ini pertumbuhan
jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan energi semakin meningkat pula.
Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas arang berdasarkan beberapa parameter yang
diukur, seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon terikat, kadar kalor..
Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sejauh mana sampel arang memenuhi standar mutu
yang telah ditetapkan. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengevaluasi
kualitas arang berdasarkan parameter-parameter yang diukur. Secara keseluruhan, diharapkan
bahwa sampel arang memenuhi atau mendekati standar mutu yang telah ditetapkan. Penelitian ini
akan dilakukan selama 4 bulan, terdiri dari 1 bulan untuk studi literatur dan persiapan bahan baku,
1 bulan utuk pembuatan dan pengujian dan 2 bulan untuk pengolahan data dan penyusunan skripsi
dan seminar hasil. Penelitian ini akan dilakukan di Laboratorium pengujian UPTD BPSM Prov.
Kaltim. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar segri, Pasar pagi,Pasar sungai dama, Pasar Ijabah,
Pasar Rahmat yang berada di Kota Samarinda. Tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar air
dalam arang kayu di beberapa pasar. Dalam pasar pagi, nilai rata-rata kadar air arang kayu
mencapai 7.85. Sementara itu, di pasar Segiri dan Sungai Dama, nilai rata-rata tersebut sedikit
lebih rendah, yaitu 7.82 dan 7.8 secara berturut-turut. Di pasar Ijabah, nilai rata-rata kadar air
menurun menjadi 7.62, dan di pasar Rahmat tercatat nilai rata-rata terendah sebesar 7.48. nilai
rata-rata kadar abu dalam arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai
rata-rata kadar abu sebesar 4.78, sementara Pasar Segiri memiliki nilai sedikit lebih rendah, yaitu
3.43. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata kadar abu sebesar 3, sementara Pasar Ijabah
memiliki nilai 2.48, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah sebesar 2.42. nilai rata-rata
zat mudah menguap dalam arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai
rata-rata zat mudah menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata
sebesar 19.96. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar Ijabah
memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah sebesar 16.93.
nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi
memiliki nilai rata-rata zat mudah menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai
rata-rata sebesar 19.96. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar
Ijabah memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah sebesar
16.93. nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi
memiliki nilai rata-rata kadar kalor sebesar 6384.48, sementara Pasar Segiri memiliki nilai rata-

vi
rata sebesar 6734.4. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 6668.37, Pasar Ijabah
memiliki nilai sebesar 6930.81, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terbesar sebesar
6995.51. Kesimpulan secara singkat dan padat dari pembahasan ini adalah sebagai berikut Pasar
Rahmat memiliki nilai terendah dalam hal kadar air dan kadar abu, namun memiliki nilai tertinggi
dalam hal kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa arang kayu dari pasar Rahmat memiliki
kualitas yang baik dalam hal pembakaran yang kuat dan efisien, Pasar pagi memiliki nilai tertinggi
dalam hal kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap, namun memiliki nilai terendah
dalam hal kadar kalor. Arang kayu dari pasar pagi mungkin lebih cocok digunakan dalam aplikasi
yang membutuhkan pembakaran yang tidak terlalu panas.

Kata Kunci : Pasar, Arang, Kadar Air, Kadar Abu,

vii
ABSTRACK

Dhandy Abdurrasyid Widarto. Quality of Charcoal Blocks from Sales Places (Markets) in
Samarinda. (Supervised by Kusno Yuli Widianti).

Energy plays a crucial role in human life. Currently, the growing population leads to an
increasing demand for energy. This research aims to test the quality of charcoal based on several
measured parameters, such as moisture content, ash content, volatile matter content, fixed carbon
content, and calorific value. The objective is to determine the extent to which charcoal samples
meet the established quality standards. The expected outcome of this research is to evaluate the
quality of charcoal based on the measured parameters. Overall, it is anticipated that the charcoal
samples will meet or approach the set quality standards. The research will be conducted over a
period of 4 months, consisting of 1 month for literature study and raw material preparation, 1
month for manufacturing and testing, and 2 months for data processing, thesis writing, and
presenting the research findings in a seminar. The research will take place at the Testing
Laboratory of UPTD BPSM Prov. Kaltim. This study is carried out in Segri Market, Pagi Market,
Sungai Dama Market, Ijabah Market, and Rahmat Market located in Samarinda City. The above
table shows the average moisture content values of wood charcoal in several markets. In the Pagi
Market, the average moisture content of wood charcoal reaches 7.85. Meanwhile, in Segiri Market
and Sungai Dama Market, the average moisture content is slightly lower, namely 7.82 and 7.8,
respectively. In Ijabah Market, the average moisture content decreases to 7.62, and in Rahmat
Market, the lowest average moisture content is recorded at 7.48. The table also presents the
average ash content values of wood charcoal in different markets. Pagi Market has the highest
average ash content of 4.78, while Segiri Market has a slightly lower value of 3.43. Sungai Dama
Market has an average ash content of 3, while Ijabah Market has a value of 2.48, and Rahmat
Market has the lowest average ash content of 2.42. Furthermore, the table displays the average
volatile matter content of wood charcoal in different markets. Pagi Market has an average volatile
matter content of 21.82, while Segiri Market has an average value of 19.96. Sungai Dama Market
has an average value of 18.9, while Ijabah Market has a value of 17.62, and Rahmat Market has
the lowest average volatile matter content of 16.93. Lastly, the table presents the average calorific
value of wood charcoal in different markets. Pagi Market has an average calorific value of
6384.48, while Segiri Market has an average value of 6734.4. Sungai Dama Market has an average
value of 6668.37, Ijabah Market has a value of 6930.81, and Rahmat Market has the highest
average calorific value of 6995.51. In conclusion, Rahmat Market has the lowest values in terms of
moisture content and ash content but has the highest value in terms of calorific value. This
indicates that wood charcoal from Rahmat Market has good quality in terms of strong and efficient

viii
combustion. Pagi Market has the highest values in terms of moisture content, ash content, and
volatile matter content but has the lowest value in terms of calorific value. Wood charcoal from
Pagi Market may be more suitable for applications that require less intense burning.

Keywords: Market, Charcoal, Moisture Content, Ash Content

ix
DAFTAR ISI

SKRIPSI....................................................................................................................i

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................v

ABSTAK.................................................................................................................vi

ABSTRACK.........................................................................................................viii

DAFTAR ISI............................................................................................................x

DAFTAR TABEL................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR............................................................................................xiv

I. PENDAHULUAN................................................................................................1

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1

1.2 Tujuan Penelitian......................................................................................2

1.3 Hasil Yang Diharapkan............................................................................2

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3

2.1 Arang.........................................................................................................3

2.1.1 Pengertian Arang...................................................................................3

2.1.2 Proses Pengarangan...............................................................................3

2.1.4 Proses Pembuatan Arang.......................................................................5

2.3 Proses pembuatan arang.................................................................................6

x
2.4 Kualitas Arang Yang Baik.............................................................................8

III. METODE PENELITIAN.................................................................................10

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian...............................................................10

3.2 Lokasi penelitian.....................................................................................10

3.3 Bahan Dan Peralatan Penelitian...................................................................11

3.4 Prosedur Penelitian.................................................................................13

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................14

4.1 Tabel uji Arang Pasar Pagi...........................................................................14

4.2 Tabel uji Arang Pasar Segiri........................................................................16

4.3 Tabel Hasil Uji Pasar Sungai Dama.............................................................18

4.4 Tabel hasil Uji Arang Pasar Ijabah..............................................................20

4.5 Tabel hasil uji arang kelima pasar Rahmat..................................................22

4.6 Pengolahan Hasil Kualitas Sampel Arang Dari Asal Penjualan Berbeda....24

4.6.1 Kadar Air..............................................................................................24

4.6.2 Kadar Abu............................................................................................25

4.6.3 Zat Mudah Menguap.............................................................................26

4.6.4 Nilai Kadar Karbon Terikat..................................................................27

4.6.5 Kadar Kalor...........................................................................................29

V. KESIMPULAN DAN SARAN.........................................................................31

5.1 Kesimpulan..................................................................................................31

xi
5.2 Saran.............................................................................................................32

LAMPIRAN...........................................................................................................36

xii
DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman

4.1 Tabel uji Arang Pasar Pagi........................................................................14

4.2 Tabel uji Arang Pasar Segiri......................................................................16

4.3 Tabel Hasil Uji Pasar Sungai Dama..........................................................18

4.4 Tabel hasil Uji Arang Pasar Ijabah........................................................... 20

4.5 Tabel hasil uji arang kelima pasar Rahmat............................................... 22

xiii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

Gambar 1. Pengambilan Sampel Pasar Pagi..................................................................................

Gambar 2. Pengambilan Sampel Pasar Segiri...............................................................................

Gambar 3. Pengambilan sampel Pasar Ijabah................................................................................

Gambar 4. Pengambilan Sampel Pasar Rahmat............................................................................

Gambar 5. Pengambilan sampel Pasar Sungai Dama....................................................................

xiv
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Energi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia. Saat ini

pertumbuhan jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan permintaan

energi semakin meningkat pula. Hal ini mempengaruhi ketersediaan sumber-

sumber energi. Sektor energi memiliki peran penting dalam rangka mendukung

kelangsungan proses pembangunan nasional. Energi sebagian besar digunakan

pada sektor rumah tangga, industri dan transportasi, sedangkan cadangan bahan

bakar fosil seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara yang selama ini

merupakan sumber utama energi jumlahnya semakin menipis. Oleh karena itu

timbulnya kekhawatiran akan terjadinya kelangkaan bahan bakar di masa yang

akan datang. Dengan demikian perlu diupayakan sumber energi alternatif lain

yang berasal dari bahan baku yang bersifat kontinyu dan dapat diperbaharui

seperti energi biomassa (Hendra, 2007) dalam Eliga (2020).

Pada umumnya, arang yang banyak dijumpai di pasar antara lain, yaitu

arang kayu Laban yang memiliki kualitas yang baik, api atau bara yang bagus,

menghasilkan asap yang wangi dan awet atau tahan lama dalam pembakaran.

Selanjutnya menurut Rantan (1992) dalam Sandi. Dkk., (2014), panas dan

ketahanan nyala api kayu Laban menyamai nyala bara arang briket, serta bara api

kayu laban tidak mengeluarkan asap. Salah satu jenis kayu dengan nilai kalor

tinggi adalah kayu laban (Vitex pinnata ) dengan nilai kalori 7,220 kal/gram

(Rostiwati. Dkk, 2006), sehingga memiliki potensi yang baik untuk dijadikan
2

campuran arang tempurung Kelapa dengan nilai kalor 7283,5 kal/gram,

selanjutnya diolah menjadi arang briket yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan

bakar alternatif

1.2 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menguji kualitas arang berdasarkan

beberapa parameter yang diukur, seperti kadar air, kadar abu, kadar zat mudah

menguap, kadar karbon terikat, kadar kalor, kerapatan, dan keteguhan tekan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan sejauh mana sampel arang

memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Melalui pengujian ini, penelitian

bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sifat-sifat arang

dan memastikan bahwa kualitasnya sesuai dengan kebutuhan dan standar yang

ada.

1.3 Hasil Yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat mengevaluasi

kualitas arang berdasarkan parameter-parameter yang diukur. Secara keseluruhan,

diharapkan bahwa sampel arang memenuhi atau mendekati standar mutu yang

telah ditetapkan. Kadar air diharapkan berada di bawah batas maksimum yang

ditetapkan, sedangkan kadar abu diharapkan tidak melebihi batas standar yang

telah ditetapkan. Kadar zat mudah menguap diharapkan berada dalam rentang

standar yang telah ditentukan, sementara kadar karbon terikat diharapkan

mencapai atau melebihi batas minimum yang ditetapkan.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Arang
2.1.1 Pengertian Arang

Menurut Lempang (2014), arang adalah residu dari proses penguraian panas

terhadap bahan mengandung karbon yang sebagian besar komponennya adalah

karbon. Proses penguraian panas ini dapat dilakukan dengan jalan memanasi bahan

langsung atau tidak langsung di dalam timbunan, kiln atau tanur. Proses karbonisasi

menjadi arang dapat menghilangkan senyawa volatil dan kelembaban sehingga

menghasilkan karbon sisa dengan proporsi yang lebih tinggi. Pada umumnya

pemanfaatan arang dari kayu lebih unggul dibandingkan dengan pembakaran

biomassa mentah karena selain tanpa asap dan emisi yang berlebihan juga karena

nilai kalor (pembakaran) yang lebih tinggi.

2.1.2 Proses Pengarangan

Pembuatan arang dilakukan dengan metode karbonisasi menggunakan drum

bekas. Metode ini dipilih karena sederhana, biaya murah dan tidak memerlukan

pengontrolan yang terus-menerus saat pembakaran. Proses pengarangan adalah proses

pembakaran tidak sempurna dari bahan-bahan organik dengan jumlah oksigen yang

sangat terbatas. Pembatasan jumlah oksigen dapat dilakukan dengan cara melakukan

pengarangan di dalam wadah tertutup. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

rendemen arang yang lebih banyak. (Darvina, dkk., 2011).


4

Kuriyama (1961) dalam Saripudin (1996) mengemukakan pengertian

pengarangan (karbonisasi) adalah pembakaran kayu tanpa atau dengan udara terbatas.

Reaksi karbonisasi adalah eksoterm, yaitu jumlah panas yang dikeluarkan lebih besar

dari pada yang diperlukan. Proses karbonisasi terbagi menjadi;

1. Pada pemulaan pemanasan, air dalam kayu menguap kemudian menjadi

penguraian selulosa sampai suhu 260°C. destilat yang terjadi sebagian besar

mengandung asam-asam dan sedikit methanol. asam cuka dan asam-asam lainnya

dihasilkan pada suhu berkisar antara 200-260 °C.

2. Pada suhu 260-310°C sebagian besar selulosa terurai intensif. Pada tingkatan ini

banyak dihasilkan Pirolygnous liquor gas dan sedikit ter yang dapat dimanfaatkan

sebagai bahan pengawet, menghilangkan bau tidak sedap dan obat.

Pirolygnous liquor berwarna kecoklatan dan mengandung persenyawa yang

memiliki titik didih rendah seperti asam cuka methanol dan ter terlarut, sedangkan

gas kayu yang dihasikan terdiri dari CO2 dan CO yang berjumlah 50 1/kg kayu

kering tanur.

3. Pada suhu 310-500 oC sebagian besar lignin terurai ter, sedangkan Pirolygnous

liquor dan gas menurun. Pada suhu tersebut volume gas menurun dari 50 1/kg

menjadi 30 1/kg. Ter yang dihasilkan sebagian besar berasal dari penguraian

lignin dengan peningkatan suhu dan lamanya waktu. CO2 yang terjadi

semakin berkurang, sedangkan CO, CH4 dan H2 semakin bertambah.


5

4. Suhu 500-1000oC diperoleh gas-gas kayu yang sukar dikondensasikan, terutama

gas hidrogen. Pada tahap ini termaksud proses pemuaian arang.

2.1.3 Biomassa Sebagai Sumber Energi

Potensi biomassa di indonesia sangatlah banyak baik itu dari limbah pertanian

maupun dari limbah perkebunan dapat dilihat pada tabel.

Tabel 2. Potensi Energi Biomassa di Indonesia.


Sumber Energi Produksi (106ton/th) Energi (109kkal/th) Pangsa (%)
Kayu 25,00 100,0 72,0
Sekam Padi 7,55 27,0 19,4
Jenggal Jagung 1,52 6,8 4,9
Tempurung Kelapa 1,25 5,1 3,4
Potensi Total 35,32 138,9 100

Sumber : Ndraha, (2009) dalam Fikri, (2019).

2.1.4 Proses Pembuatan Arang

Wijayanti (2009), mengemukakan beberapa cara pembuatan briket arang yaitu

1. Pengempaan serbuk gergaji menjadi briket arang kemudian disusul dengan

karbonisasi dengan tekanan sedang.

2. Pengempaan dan karbonisasi secara serentak.

3. Pengempaan campuran arang dan serbuk kayu menjadi briket arang lalu disusul

karbonisasi.

4. Pengempaan campuran serbuk arang dan bahan perekat menjadi briket arang

disusul dengan pengeringan dan kadang-kadang dikarbonisasi kembali.


6

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan di dalam pembuatan briket arang antara

lain (Himawanto, 2003) adalah :

a. Bahan Baku

Briket arang dapat dibuat dari bermacam-macam bahan baku, seperti ampas tebu,

sekam padi, serbuk gergaji dan lain-lain. Bahan utama yang harus terdapat di dalam

bahan baku adalah selulosa. Semakin tinggi kandungan selulosa semakin baik

kualitas briket arang, briket arang yang mengandung zat terbang yang terlalu tinggi

cenderung mengeluarkan asap dan bau tidak sedap.

b. Bahan Perekat

Untuk merekatkan partikel-partikel zat dalam bahan baku pada proses pembuatan

briket arang maka diperlukan zat perekat sehingga dihasilkan briket arang yang

kompak. Teknologi pembriketan secara sederhana didefinisikan sebagai proses

densifikasi untuk memperbaiki karakteristik bahan baku.

2.3 Proses pembuatan arang

Proses pembuatan kayu menjadi arang biasanya dilakukan melalui proses pem

bakaran dengan kandungan oksigen yang terbatas. Berikut adalah langkah-langkah u

mum dalam pembuatan kayu menjadi arang:

1. Pemilihan Kayu: Pilih kayu yang kering dan berkualitas baik untuk dijadikan

bahan baku. Kayu yang digunakan dapat berasal dari berbagai jenis kayu, sepe

rti jati, meranti, atau akasia.


7

2. Persiapan: Potong kayu menjadi ukuran yang sama dan menumpuknya dalam

bentuk piramida atau kerucut. Bagian bawah dari tumpukan kayu harus diting

galkan sedikit ruang untuk sirkulasi udara.

3. Pembakaran: Bakar kayu dengan kandungan oksigen yang terbatas dengan me

nggunakan api. Proses pembakaran ini dapat dilakukan dengan menggunakan

alat pembakaran seperti tungku atau oven, atau dapat juga dilakukan dengan c

ara tradisional seperti pembakaran dalam lubang tanah.

4. Proses Pembakaran: Proses pembakaran akan menghasilkan panas dan asap.

Asap yang dihasilkan oleh pembakaran kayu dapat diatur dengan menutupi tu

mpukan kayu dengan material yang tidak mudah terbakar seperti tanah atau da

un.

5. Pemantauan: Pemantauan secara teratur dilakukan untuk memastikan suhu da

n asap tetap terkendali. Proses pembakaran dapat berlangsung selama beberap

a jam hingga beberapa hari, tergantung pada jumlah kayu dan metode pembak

aran yang digunakan.

6. Pemanasan: Setelah proses pembakaran selesai, arang yang dihasilkan masih

panas. Arang kemudian dibiarkan mendingin secara perlahan dalam udara terb

uka.

7. Pengemasan: Setelah arang telah dingin, arang dapat dipisahkan dari kayu dan

dikemas untuk dijual atau digunakan untuk keperluan sendiri.

Demikianlah langkah-langkah umum dalam pembuatan kayu menjadi arang. Penting

untuk diingat bahwa pembakaran kayu harus dilakukan dengan hati-hati dan dengan
8

memperhatikan aspek keamanan dan lingkungan untuk menghindari terjadinya kebak

aran atau dampak negatif pada lingkungan.

2.4 Kualitas Arang Yang Baik

Kualitas arang yang baik tergantung pada beberapa faktor, seperti jenis kayu yang dig

unakan, teknik pembakaran, dan waktu pembakaran. Berikut adalah beberapa karakte

ristik yang menunjukkan kualitas arang yang baik:

1. Berat jenis yang tinggi: Arang yang baik memiliki berat jenis yang tinggi, yait

u sekitar 0,4-0,6 gram per kubik sentimeter. Semakin padat arang, semakin bai

k kualitasnya.

2. Kadar karbon yang tinggi: Arang yang baik memiliki kadar karbon yang tingg

i, yaitu sekitar 70-80%. Semakin tinggi kadar karbon, semakin baik kualitas ar

ang.

3. Warna yang seragam: Arang yang baik memiliki warna yang seragam dan gel

ap. Warna yang tidak seragam atau terdapat bercak-bercak putih menunjukkan

adanya kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam proses pembakaran.

4. Tidak mudah hancur: Arang yang baik memiliki kekuatan yang tinggi dan tida

k mudah hancur saat dipegang atau diangkat. Arang yang mudah hancur menu

njukkan adanya kekurangan atau ketidaksempurnaan dalam proses pembakara

n.
9

5. Rendahnya kadar air: Arang yang baik memiliki kadar air yang rendah, yaitu s

ekitar 5-10%. Arang dengan kadar air yang tinggi tidak baik karena sulit dibak

ar dan memiliki nilai kalori yang rendah.

6. Tidak mengandung bahan kimia berbahaya: Arang yang baik tidak mengandu

ng bahan kimia berbahaya seperti arsenik, merkuri, atau logam berat lainnya.

Penggunaan kayu yang berasal dari hutan yang dikelola dengan baik dan terhi

ndar dari polusi juga dapat mempengaruhi kualitas arang yang dihasilkan.

Kualitas arang yang baik dapat memberikan efek yang baik dalam penggunaannya se

bagai bahan bakar, filter, atau bahan pembuat kertas. Oleh karena itu, dalam memilih

arang, perlu diperhatikan karakteristiknya untuk memastikan bahwa arang yang akan

digunakan adalah arang yang berkualitas.


10

III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan selama 4 bulan, terdiri dari 1 bulan untuk

studi literatur dan persiapan bahan baku, 1 bulan utuk pembuatan dan pengujian dan 2

bulan untuk pengolahan data dan penyusunan skripsi dan seminar hasil. Penelitian ini

akan dilakukan di Laboratorium pengujian UPTD BPSM Prov. Kaltim.

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pasar segri, Pasar pagi,Pasar

sungai dama, Pasar Ijabah, Pasar Rahmat yang berada di Kota

Samarinda ditampilkan pada Gambar 3.2.


11

3.3 Bahan Dan Peralatan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sampel arang: Digunakan untuk diuji kualitasnya berdasarkan parameter-para

meter yang telah disebutkan sebelumnya.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Timbangan analitik: Digunakan untuk mengukur massa sampel arang dengan

presisi yang tinggi.

2. Oven: Digunakan untuk mengeringkan sampel arang dan menghilangkan kada

r air yang terkandung di dalamnya.

3. Furnace: Digunakan untuk melakukan pengabuan pada sampel arang sehingga

dapat diukur kadar abunya.

4. Alat pengukur kadar zat mudah menguap: Digunakan untuk menguapkan zat-

zat volatil dalam sampel arang dan mengukur kadar zat mudah menguap.

5. Alat pengukur kadar karbon terikat: Digunakan untuk mengukur kadar karbon

yang terikat dalam sampel arang.

6. Alat pengukur kalorimeter: Digunakan untuk mengukur kadar kalor atau nilai

kalor sampel arang.

7. Alat pengukur kerapatan: Digunakan untuk mengukur kerapatan massa sampe

l arang.

8. Alat pengukur keteguhan tekan: Digunakan untuk mengukur kekuatan tekan a

tau keteguhan sampel arang.


12

Selain itu, juga dapat digunakan alat-alat pendukung seperti gelas ukur, labu u

kur, pipet, termometer, dan peralatan laboratorium lainnya yang sesuai dengan

metode pengujian yang digunakan.

A.
13

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Bagan proses pembuatan arang :

Bagan alur pembuatan arang secara garis besar adalah sebagai berikut :

Persiapan bahan
baku

Pengujian

kadar air, zat mudah menguap, kadar


abu, kadar karbon, kalor,
kerapan,keteguhan tekan

Pengolahan analisis
data

Pengolahan hasil
dan pembahasan

Gambar 4. Bagan arang.


14

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Dibawah ini adalah tabel dari hasil uji arang yang dijual dipasar pagi, pasar segiri,

pasar sungai dama, pasar ijabah, dan pasar Rahmat :

4.1 Tabel uji Arang Pasar Pagi

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar pagi didapakan hasil:

Hasil Uji Bongkahan Arang Pasar Pagi

No. Parameter Satuan Hasil Uji Standar Mutu


Nilai SNI 1683:2021
1 2 3 Rata-Rata
1. Kadar Air % 7.86 7.96 7.74 7.85 ≤8

2. Kadar Abu % 4.69 4.73 4.92 4.78 ≤4

3. Kadar Zat Mudah % 21.92 22.56 20.98 21.82 10-17


Menguap

4. Kadar Karbon % 73.39 72.71 74.1 73.4 -≥ 79


Terikat

5. Kadar Kalor Kal/g 6426.68 6321.76 6403 6384.48 >6500

Pada Tabel diatas hasil uji untuk beberapa parameter pada bongkahan arang

pasar pagi. Kadar air pada bongkahan arang tersebut menunjukkan hasil yang baik,

dengan rata-rata kadar air sebesar 7.85% yang berada di bawah batas standar mutu

SNI 1683:2021 yang ditetapkan yaitu ≤ 8%. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air

pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Selain itu, kadar

abu pada bongkahan arang juga berada di bawah batas standar mutu yang ditetapkan,

dengan rata-rata kadar abu sebesar 4.78% yang memenuhi persyaratan ≤ 4%. Kondisi
15

ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang juga sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan.

Beberapa parameter yang belum memenuhi standar mutu yang ditetapkan.

Kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang terukur dengan rata-rata sebesar

21.82%, melebihi rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI 1683:2021 yaitu

10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar zat mudah

menguap yang lebih tinggi dari standar yang ditetapkan. Selain itu, kadar karbon

terikat pada bongkahan arang juga berada di bawah batas standar mutu yang

ditetapkan. Dengan rata-rata kadar karbon terikat sebesar 73.4%, bongkahan arang

tidak mencapai persyaratan ≥ 79% yang telah ditetapkan. Selanjutnya, kadar kalor

pada bongkahan arang juga masih di bawah batas standar mutu yang ditetapkan.

Dengan rata-rata kadar kalor sebesar 6384.48 Kal/g, bongkahan arang memiliki kadar

kalor yang lebih rendah dari persyaratan > 6500 Kal/g.

Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar pagi memenuhi standar mutu SNI

1683:2021 untuk kadar air dan kadar abu. Namun, kadar zat mudah menguap, kadar

karbon terikat, dan kadar kalor pada bongkahan arang masih belum memenuhi

standar yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya perbaikan pada

bongkahan arang tersebut agar memenuhi semua persyaratan standar mutu yang telah

ditetapkan.
16

4.2 Tabel uji Arang Pasar Segiri

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar segiri didapakan hasil:

Hasil Uji Bongkahan Arang Pasar Segiri

Hasil Uji Standar Mutu SNI


No. Parameter Satuan 1683:2021
Nilai
1 2 3 Rata-Rata

1. Kadar Air % 7.82 7.78 7.88 7.82 ≤8

2. Kadar Abu % 3.28 3.57 3.44 3.43 ≤4

3. Kadar Zat Mudah % 20.9 19.7 19.3 19.96 10-17


Menguap

4. Kadar Karbon Terikat % 75.82 76.73 77.26 76.61 -≥ 79

5. Kadar Kalor Kal/g 6725.68 6684.02 6793.5 6734.4 >6500

Tabel di atas menampilkan hasil uji untuk beberapa parameter pada

bongkahan arang pasar Segiri. Kadar air pada bongkahan arang tersebut menunjukkan

hasil yang baik, dengan rata-rata kadar air sebesar 7.82% yang berada di bawah batas

standar mutu SNI 1683:2021 yang ditetapkan yaitu ≤ 8%. Ini menunjukkan bahwa

kadar air pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Selanjutnya, kadar abu pada bongkahan arang juga berada di bawah batas standar

mutu yang ditetapkan, dengan rata-rata kadar abu sebesar 3.43% yang memenuhi

persyaratan ≤ 4%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang

juga sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter kadar zat

mudah menguap. Kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang terukur dengan
17

rata-rata sebesar 19.96%, yang berada di dalam rentang yang ditetapkan oleh standar

mutu SNI 1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang

memiliki kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Parameter-parameter lain yang masih belum memenuhi standar mutu yang

ditetapkan. Kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih berada di bawah batas

standar mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar karbon terikat sebesar 76.61%,

bongkahan arang belum mencapai persyaratan ≥ 79% yang telah ditetapkan. Selain

itu, kadar kalor pada bongkahan arang juga masih di bawah batas standar mutu yang

ditetapkan. Dengan rata-rata kadar kalor sebesar 6734.4 Kal/g, bongkahan arang

memiliki kadar kalor yang sedikit lebih rendah dari persyaratan > 6500 Kal/g.

Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar Segiri memenuhi standar mutu SNI

1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap. Namun, kadar

karbon terikat dan kadar kalor pada bongkahan arang masih belum memenuhi standar

yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, diperlukan upaya perbaikan pada bongkahan

arang tersebut agar memenuhi semua persyaratan standar mutu yang telah ditetapkan.
18

4.3 Tabel Hasil Uji Pasar Sungai Dama

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar sungai dama didapakan hasil:

Hasil Uji Bongkahan Arang Pasar Sungai Dama

Hasil Uji Standar Mutu


No. Parameter Satuan Nilai SNI 1683:2021

1 2 3 Rata-Rata
1. Kadar Air % 7.81 7.76 7.84 7.80 ≤8
2. Kadar Abu % 3 3.3 2.7 3 ≤4
3. Kadar Zat Mudah % 19.02 18.33 19.45 18.9 10-17
Menguap
4. Kadar Karbon Terikat % 77.98 78.37 77.85 7.81 -≥ 79
5. Kadar Kalor Kal/g 6764.68 6593.12 6647.31 6668.37 >6500

Tabel di atas menunjukkan hasil uji untuk beberapa parameter pada

bongkahan arang pasar Sungai Dama. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air

pada bongkahan arang tersebut berada di bawah batas standar mutu yang ditetapkan.

Rata-rata kadar air sebesar 7.80%, yang memenuhi persyaratan ≤ 8% sesuai dengan

standar SNI 1683:2021. Hal ini menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang

sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 3%, yang juga berada di bawah batas standar

≤ 4%. Ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang sesuai dengan

standar yang telah ditetapkan.


19

Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter kadar zat

mudah menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar

18.9%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI 1683:2021

yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar zat

mudah menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Parameter-parameter lain yang masih belum memenuhi standar mutu yang

ditetapkan. Kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih berada di bawah batas

standar mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar karbon terikat sebesar 7.81%,

bongkahan arang belum mencapai persyaratan ≥ 79% yang telah ditetapkan. Selain

itu, kadar kalor pada bongkahan arang juga masih sedikit di bawah batas standar

mutu yang ditetapkan. Dengan rata-rata kadar kalor sebesar 6668.37 Kal/g,

bongkahan arang memiliki kadar kalor yang hampir mencapai persyaratan > 6500

Kal/g.

Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar Sungai Dama memenuhi standar

mutu SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah menguap.

Namun, kadar karbon terikat pada bongkahan arang masih belum memenuhi standar

yang telah ditetapkan, sedangkan kadar kalor hampir mencapai standar yang

ditetapkan. Diperlukan upaya perbaikan pada bongkahan arang tersebut agar

memenuhi semua persyaratan standar mutu yang telah ditetapkan.


20

4.4 Tabel hasil Uji Arang Pasar Ijabah

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar Ijabah didapakan hasil:

Hasil Uji Bongkahan Arang Pasar Ijabah

Hasil Uji Standar Mutu


No. Parameter Satuan Nilai SNI 1683:2021

1 2 3 Rata-Rata
1. Kadar Air % 7.62 7.67 7.57 7.62 ≤8
2. Kadar Abu % 2.59 2.38 2.48 2.48 ≤4
3. Kadar Zat Mudah % 17.82 18.31 16.73 17.62 10-17
Menguap
4. Kadar Karbon Terikat % 79.59 79.31 80.79 79.9 -≥ 79
5. Kadar Kalor Kal/g 6919 6996.27 6877.1 6930.81 >6500
6

Pada Tabel di atas merupakan hasil uji untuk bongkahan arang pasar Ijabah.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang tersebut berada

di bawah batas standar mutu yang ditetapkan. Rata-rata kadar air sebesar 7.62%, yang

memenuhi persyaratan ≤ 8% sesuai dengan standar SNI 1683:2021. Hal ini

menunjukkan bahwa kadar air pada bongkahan arang sesuai dengan standar yang

telah ditetapkan.

Hasil Uji kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 2.48%, yang juga berada di bawah batas

standar ≤ 4%. Ini menunjukkan bahwa kadar abu pada bongkahan arang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.


21

Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter kadar zat mudah

menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar

17.62%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI

1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki

kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pada hasil Uji Kadar kalor bongkahan arang juga memenuhi persyaratan

untuk parameter kadar karbon terikat. Rata-rata kadar karbon terikat pada bongkahan

arang sebesar 79.9%, yang melebihi batas standar mutu yang ditetapkan yaitu ≥ 79%.

Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar karbon terikat yang

memenuhi standar yang telah ditetapkan.

Kadar kalor pada bongkahan arang juga melebihi batas standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar kalor pada bongkahan arang sebesar 6930.81 Kal/g, yang

melebihi persyaratan standar > 6500 Kal/g yang telah ditetapkan.

Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar Ijabah memenuhi standar mutu

SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon

terikat, dan kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang pasar Ijabah

memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
22

4.5 Tabel hasil uji arang kelima pasar Rahmat

Berdasarkan hasil pengujian sampel arang dari pasar Rahmat didapakan hasil:

Hasil Uji Bongkahan Arang Pasar Rahmat

Hasil Uji Standar Mutu


No. Parameter Satuan Nilai SNI 1683:2021

1 2 3 Rata-Rata
1. Kadar Air % 7.48 7.44 7.52 7.48 ≤8
2. Kadar Abu % 2.07 2.48 2.73 2.42 ≤4
3. Kadar Zat Mudah % 17.49 16.57 16.74 16.93 10-17
Menguap
4. Kadar Karbon Terikat % 80.44 80.95 80.53 80.65 -≥ 79
5. Kadar Kalor Kal/g 7008 6976.23 7002.31 6995.51 >6500

Tabel di atas adalah hasil uji untuk bongkahan arang pasar Rahmat.

Berdasarkan hasil pengujian, dapat diketahui bahwa bongkahan arang ini memenuhi

standar mutu yang ditetapkan.

Kadar air pada bongkahan arang tersebut berada di bawah batas standar mutu

yang ditetapkan. Rata-rata kadar air sebesar 7.48%, yang memenuhi persyaratan ≤

8% sesuai dengan standar SNI 1683:2021. Dengan demikian, bongkahan arang ini

memiliki kadar air yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Kadar abu pada bongkahan arang juga memenuhi standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar abu sebesar 2.42%, yang berada di bawah batas standar ≤

4%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar abu yang sesuai

dengan standar yang telah ditetapkan.


23

Bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter kadar zat

mudah menguap. Rata-rata kadar zat mudah menguap pada bongkahan arang sebesar

16.93%, yang berada dalam rentang yang ditetapkan oleh standar mutu SNI

1683:2021 yaitu 10-17%. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki

kadar zat mudah menguap yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Pada hasil uji bongkahan arang juga memenuhi persyaratan untuk parameter

kadar karbon terikat. Rata-rata kadar karbon terikat pada bongkahan arang sebesar

80.65%, yang melebihi batas standar mutu yang ditetapkan yaitu ≥ 79%. Hal ini

menunjukkan bahwa bongkahan arang memiliki kadar karbon terikat yang memenuhi

standar yang telah ditetapkan.

Kadar kalor pada bongkahan arang juga melebihi batas standar mutu yang

ditetapkan. Rata-rata kadar kalor pada bongkahan arang sebesar 6995.51 Kal/g, yang

melebihi persyaratan standar > 6500 Kal/g yang telah ditetapkan.

Secara keseluruhan, bongkahan arang pasar Rahmat memenuhi standar mutu

SNI 1683:2021 untuk kadar air, kadar abu, kadar zat mudah menguap, kadar karbon

terikat, dan kadar kalor. Hal ini menunjukkan bahwa bongkahan arang pasar Rahmat

memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan.
24

4.6 Pengolahan Hasil Kualitas Sampel Arang Dari Asal Penjualan Berbeda

4.6.1 Kadar Air

Nilai Rata-Rata Kadar Air


7.85 7.82 7.8
7.85 7.62
7.55 7.48
7.25
Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar
NIlai

Pagi Segiri Sungai Ijabah Rahmat Nilai Kadar Air


Dama
Nilai 7.85 7.82 7.8 7.62 7.48
Kad
ar
Air
SNI Kadar Air ≤ 8

Tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar air dalam arang kayu di

beberapa pasar. Dalam pasar pagi, nilai rata-rata kadar air arang kayu mencapai 7.85.

Sementara itu, di pasar Segiri dan Sungai Dama, nilai rata-rata tersebut sedikit lebih

rendah, yaitu 7.82 dan 7.8 secara berturut-turut. Di pasar Ijabah, nilai rata-rata kadar

air menurun menjadi 7.62, dan di pasar Rahmat tercatat nilai rata-rata terendah

sebesar 7.48.

Dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan kecil dalam nilai rata-rata kadar air

arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar pagi memiliki nilai tertinggi,

sedangkan pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat

mengindikasikan perbedaan dalam proses produksi, penyimpanan, atau kualitas kayu

yang digunakan.
25

Pentingnya mengetahui nilai rata-rata kadar air dalam arang kayu adalah

karena kadar air yang tepat mempengaruhi kualitas dan efektivitas arang kayu dalam

berbagai aplikasi. Misalnya, jika kadar air terlalu tinggi, arang kayu akan sulit untuk

terbakar dengan baik atau menghasilkan panas yang memadai. Di sisi lain, jika kadar

air terlalu rendah, arang kayu dapat terbakar terlalu cepat atau menghasilkan asap

yang berlebihan.

4.6.2 Kadar Abu

Nilai Rata-Rata Kadar Abu


4.78
4.5 3.43 3 2.48 2.42
2.5
0.5
Pasar Pasar Pasar Pasar Pasar
Pagi Segiri Sungai Ijabah Rahmat
Nilai

Nilai Kadar Abu


Dama
Ni- 4.78 3.43 3 2.48 2.42
lai
Kad
ar
Abu
SNI KAdar Abu ≤ 4

Tabel di atas memberikan informasi tentang nilai rata-rata kadar abu dalam

arang kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata kadar

abu sebesar 4.78, sementara Pasar Segiri memiliki nilai sedikit lebih rendah, yaitu

3.43. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata kadar abu sebesar 3, sementara

Pasar Ijabah memiliki nilai 2.48, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terendah

sebesar 2.42.
26

Dari data tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat variasi dalam nilai rata-rata

kadar abu arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai

tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat

mengindikasikan perbedaan dalam komposisi atau kualitas kayu yang digunakan

dalam pembuatan arang kayu di setiap pasar.

4.6.3 Zat Mudah Menguap

Nilai Rata-rata Zat Mudah Menguap


21.82 19.96
22.5 18.9 17.62 16.93
17.5
12.5
7.5
2.5
Pasar Pagi Pasar Segiri Pasar Sungai Pasar Ijabah Pasar Rah-
Dama mat
Nilai

Nilai 21.82 19.96 18.9 17.62 16.93


Rata-rata
Zat Mu-
dah
Menguap

SNI Zat Mudah Menguap 10-17

Tabel di atas menyajikan nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang

kayu di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata zat mudah

menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar

19.96. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar

Ijabah memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata

terendah sebesar 16.93.


27

Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata zat mudah

menguap dalam arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai

tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat

mengindikasikan perbedaan dalam kandungan atau komposisi kimia kayu yang

digunakan dalam pembuatan arang kayu di masing-masing pasar.

Pemahaman tentang nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu

penting karena zat mudah menguap mempengaruhi sifat-sifat pembakaran dan

penggunaan arang kayu. Zat mudah menguap dalam arang kayu dapat menyebabkan

pembakaran yang tidak efisien atau menghasilkan asap berlebihan. Oleh karena itu,

arang kayu dengan nilai rata-rata zat mudah menguap yang lebih rendah biasanya

lebih diinginkan karena memberikan hasil bakar yang lebih efisien.

4.6.4 Nilai Kadar Karbon Terikat

Nilai Rata-Rata Kadar Karbon Terikat


79.9 80.65
81 78.1
76.61
77
73.4
73
69
Pasar Pagi Pasar Segiri Pasar Sungai Pasar Ijabah Pasar Rahmat
Nilai

Dama
Nilai 73.4 76.61 78.1 79.9 80.65
Rata-
Rata
Kadar
Karbon
Terikat

SNI Kadar Karbon Terika -≥ 79


28

Tabel di atas menyajikan nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu

di beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata zat mudah

menguap sebesar 21.82, sedangkan Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar

19.96. Pasar Sungai Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 18.9, sementara Pasar

Ijabah memiliki nilai sebesar 17.62, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata

terendah sebesar 16.93.

Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata zat mudah

menguap dalam arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Pagi memiliki nilai

tertinggi, sedangkan Pasar Rahmat memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat

mengindikasikan perbedaan dalam kandungan atau komposisi kimia kayu yang

digunakan dalam pembuatan arang kayu di masing-masing pasar.

Pemahaman tentang nilai rata-rata zat mudah menguap dalam arang kayu

penting karena zat mudah menguap mempengaruhi sifat-sifat pembakaran dan

penggunaan arang kayu. Zat mudah menguap dalam arang kayu dapat menyebabkan

pembakaran yang tidak efisien atau menghasilkan asap berlebihan. Oleh karena itu,

arang kayu dengan nilai rata-rata zat mudah menguap yang lebih rendah biasanya

lebih diinginkan karena memberikan hasil bakar yang lebih efisien.


29

4.6.5 Kadar Kalor

Nilai Rata-Rata Kadar Kalor


6930.81 6995.51
6900 6734.4 6668.37
6500 6384.48
6100
Pasar Pagi Pasar Segiri Pasar Sun- Pasar Ijabah Pasar Rah-
Nilai

gai Dama mat

Nilai 6384.48 6734.4 6668.37 6930.81 6995.51


Rata-
Rata
Kadar
Kalor
SNI Kadar Kalor >6500

Tabel di atas menunjukkan nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu di

beberapa pasar yang berbeda. Pasar Pagi memiliki nilai rata-rata kadar kalor sebesar

6384.48, sementara Pasar Segiri memiliki nilai rata-rata sebesar 6734.4. Pasar Sungai

Dama memiliki nilai rata-rata sebesar 6668.37, Pasar Ijabah memiliki nilai sebesar

6930.81, dan Pasar Rahmat memiliki nilai rata-rata terbesar sebesar 6995.51.

Data ini menunjukkan adanya variasi dalam nilai rata-rata kadar kalor dalam

arang kayu di pasar-pasar yang terdaftar. Pasar Rahmat memiliki nilai tertinggi,

sedangkan Pasar Pagi memiliki nilai terendah. Perbedaan ini dapat menunjukkan

perbedaan dalam komposisi dan kualitas kayu yang digunakan dalam pembuatan

arang kayu di masing-masing pasar.

Pemahaman tentang nilai rata-rata kadar kalor dalam arang kayu penting

karena kadar kalor merupakan indikator penting untuk menentukan potensi panas

yang dihasilkan oleh arang kayu saat dibakar. Semakin tinggi nilai rata-rata kadar

kalor, semakin besar potensi panas yang dihasilkan oleh arang kayu tersebut. Oleh
30

karena itu, arang kayu dengan nilai rata-rata kadar kalor yang tinggi biasanya

diinginkan untuk aplikasi yang membutuhkan pembakaran yang kuat dan efisien.
31

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan secara singkat dan padat dari pembahasan ini adalah sebagai berikut:

 Pasar Rahmat memiliki nilai terendah dalam hal kadar air dan kadar abu,

namun memiliki nilai tertinggi dalam hal kadar kalor. Hal ini menunjukkan

bahwa arang kayu dari pasar Rahmat memiliki kualitas yang baik dalam hal

pembakaran yang kuat dan efisien.

 Pasar pagi memiliki nilai tertinggi dalam hal kadar air, kadar abu, dan kadar

zat mudah menguap, namun memiliki nilai terendah dalam hal kadar kalor.

Arang kayu dari pasar pagi mungkin lebih cocok digunakan dalam aplikasi

yang membutuhkan pembakaran yang tidak terlalu panas.

 Perbedaan dalam nilai-nilai ini menunjukkan adanya perbedaan dalam proses

produksi, penyimpanan, komposisi, atau kualitas kayu yang digunakan di

setiap pasar.

 Pemahaman tentang nilai-nilai ini penting karena mempengaruhi kualitas,

efektivitas, dan potensi panas yang dihasilkan oleh arang kayu dalam berbagai

aplikasi.
32

5.2 Saran

Berdasarkan informasi yang diberikan, beberapa saran yang dapat diberikan

adalah sebagai berikut:

1. Kadar air arang dapat dijaga seminimal mungkin untuk menghasilkan nilai

kalor dan daya pembakaran yang lebih tinggi. Oleh karena itu, disarankan

untuk memilih arang dengan kadar air yang lebih rendah

2. Kadar abu arang juga merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas

arang. Semakin tinggi kadar abu, semakin rendah kualitas arang. Oleh karena

itu, disarankan untuk memilih briket arang dengan kadar abu yang lebih

rendah.

3. Kadar zat mudah menguap dalam arang juga berpengaruh pada asap yang

dihasilkan saat membakar arang. Jika ingin mengurangi jumlah asap,

disarankan untuk memilih arang dengan kadar zat mudah menguap yang lebih

rendah.

4. Perlakuan komposisi campuran bahan baku arang juga berpengaruh signifikan

terhadap sifat-sifat arang, termasuk kadar air, kadar abu, dan kadar zat mudah

menguap. Oleh karena itu, disarankan untuk memilih arang dari bahan baku

yang berkualitas dan diolah dengan baik untuk menghasilkan arang yang lebih

baik.
33

Dalam memilih arang, tidak hanya memperhatikan harga saja, tetapi juga perlu

mempertimbangkan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kualitas arang.

Semoga informasi ini dapat membantu dalam memilih arang yang sesuai dengan

kebutuhan.
34

DAFTAR PUSTAKA

Arifah rena, 2017. Keberadaan Karbon Trikat Dalam Briket Arang Dipengaruhi
Oleh kadar Abu Dan Kadar Zat Yang Menguap. Fakultas Teknik Medan.
Medan.

Darvina, Yenni, dan Nur Asma, 2011. Upaya PeningkatanKualitas Briket Dari
Arang Cangkang Dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) Melalui
Variasi Tekanan Pengepresan. Fakultas Matematika Dan Ipa Jurusan
Fisika Universitas Negeri Padang. Padang.

Eliga, Elsa. 2020. Variasi Tekanan Mesin PressTerhadap Kualitas Briket Arangdari
Cangkang Sawit (Elsais guineenensis). (Skripsi). Fakultas Kehutanan
Universitas Mulawarman. (Dipublikasikan)

Fikri, A. 2019. Komposisi Serbuk Arang Karamunting (Melastoma malabathricum)


Dengan Serbuk Arang Sirih Hutan (Piper aduancum) Terhadap kualitas
Briket Arang. (Skripsi). Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman.
Samarinda. (Dipublikasikan)

Gusman, Mulya,Adre, Octava, dan Dedi Yulhendra, 2018. Produksi Briket Arang
Dengan Pemanfaatan Limbah Tongkol Jagung Didesa Kampung tengah
Kecamatan Lubuk Basung. Universitas Negri Padang. Padang.

Haryono. 1983. Pembuatan Arang Dan Beriket Arang secara Sederhana Dari Serbuk
Gergaji Dan Limbah Industri Perkauan. Pusat Penelitian Dan
Pengembangan Hasil Hutan. Bogor.

Himawanto, D.A, 2003. Pengolahan Limbah Pertanian Menjadi Biobriket Sebagai


Salah Satu Bahan Bakar Alternatif, Laporan Penelitian, UNS.

Juniawan, Ari, Sarjito. 2015. Analisa Kekuatan Sambungan Kayu Laban (Vitex
Pinnata) Pada Konstruksi Gading Kapal Tradisional. Fakultas Teknik.
Universitas Diponegoro. Indonesia

Kurniati, F.M. 2001. Pengaruh Komposisi Serbuk Arang dari Kayu Jabon
(Anthocephalus cadamba Miq.) dan Tempurung Kelapa (Endocarp) terhadap
Kualitas Briket Arang. Skripsi Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman.
Samarinda (Tidak Diterbitkan).

Lempang, M. (2014). Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Info Teknis Eboni,
11(2), 65–80. Retrieved from
35

http://balithutmakassar.org/wpcontent/uploads/2014/11/01_PEMBUATAN-
K EGUNAAN-ARANGAKTIF_Info-Teknis-Eboni.pdf
Pramudihta, Novi. 2016. Uji Stabilitas Fisik Lulur Krim dari Ampas Kelapa (Cocos
Nucifera L) dengan Menggunakan Emulator Anionik dan Nonionik. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Allauddin
Makassar.

Purwanto Hadi Ris & Nius Abdi Ginting, 2011. Potensi Produksi Arang Dari
Hutan Rakyat Desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul, Daerah
Istimewa Yogyakarta. Fakultas Kehutanan UGM. Yogyakarta.

Rais, Salim. (2016). Karasteristik dan mutu arang kayu jati (Tectona grandisI)
dengan system pengarangan campuran pada metode tungku drum: (Jurnal)
balai riset dan standarisasi industry, banjar baru

Rostiwati. T; Heryati. Y dan Bustomi. S. 2006. Review Hasil Penelitian Kayu Energi
dan Turunannya. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan Tanaman Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan. Bogor.

Sandi F, Burhanuddin, Darwati H. 2014. Asosiasi Cendawan Mikoriza Arbuskula


(Cma) pada Tanaman Laban (Vitex pubescens Vahl). Junal Hutan Lestari. Vol 2
No 3

Santoso, BR, 1996. Pengujian Sifat Fisika Dan Sifat Pemesinan Kayu Kuning
(Naucleaorientalis L). Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas
Cendrawasih. Manokwari.

Saripudin. 1996. Studi Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Bak Terhadap Sifat-Sifat
Briket Arang. Sarjana Kehutanan Universitas Mulawarman. Samarinda
(Tidak DIterbitkan).

Wijayanti, S. 2009. Karakteristik Briket Arang dari Serbuk Gergaji dengan


Penambahan Arang Cangkang Kelapa Sawit. Skripsi Sarjana Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan.

Hidayat, N., et al. (2019). Effect of heating rate and temperature on charcoal yield an
d properties of wood charcoal from Acacia mangium Willd. Journal of Forestr
y Research, 30(3), 793-800.
Yusuf, A. A., (2018). Effect of moisture content on calorific value of sawdust briquet
tes. Journal of Renewable Energy, 13(3), 40-47.
36

LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Pengambilan sampel

Gambar 1. Pengambilan Sampel Pasar Pagi.

Gambar 2. Pengambilan Sampel Pasar Segiri.


37

Gambar 3. Pengambilan sampel Pasar Ijabah.

Gambar 4. Pengambilan Sampel Pasar Rahmat


38

Gambar 5. Pengambilan sampel Pasar Sungai Dama.


39

LAMPIRAN 2. Hasil Uji Sampel.


40
41
42
43
3

Anda mungkin juga menyukai