Anda di halaman 1dari 32

Kontrasepsi Mantap,

IMS dan Kontrasepsi,


Remaja dan Kontrasepsi

Dr. Handy Wiradharma, SpOG

FK UNMUL / RSUD A. Wahab Sjahranie


Samarinda
Infeksi Menular Seksual
dan Kontrasepsi

Keterkaitan berbagai Aspek


Lain yang Dapat
Mempengaruhi Penggunaan
Kontrasepsi
Pendahuluan
 Tanpa kontrasepsi IMS dapat merupakan
masalah tersendiri dalam keluarga dan
pelayanan kesehatan
 IMS menambah kerumitan permasalahan
medik dan penggunaan kontrasepsi bila
tidak dikenali atau diantisipasi sebelumnya
 Transmisi penyakit tidak hanya IMS secara
umum tetapi juga melalui
sekret/bahan/media pembawa
mikroorganisme menular lainnya (HBV
atau HIV)
Tabel 5-1: Komplikasi IMS
Pada Perempuan Pada Bayi Baru Pada Pria
Lahir
 Radang Panggul  Prematuritas  Epididimitis
 Infertilitas  BBLR  Prostatitis
 Kehamilan  Sifilis Bawaan  Striktur Uretra
Ektopik  Oftalmia  Infertilitas
 Keguguran Neonatorium  AIDS
 Gangguan  Pneumonia  Hepatitis
Kehamilan Klamidia
 Kanker Serviks  Septikemia

 AIDS  AIDS

 Hepatitis  Hepatitis
Pencegahan IMS pada
Pengguna Kontrasepsi
 Mengenali bentuk dan menghindarkan
perilaku seksual menyimpang/risiko
tinggi
 Perlindungan ganda (gunakan kondom)
walaupun telah menggunakan
kontrasepsi
 Memilih berbagai upaya alternatif untuk
kehidupan seksual yang aman
 Mengobati pasangannya maupun dirinya
apabila ada dugaan/bukti mengidap IMS
Menapis Klien Risiko
Tinggi IMS
 Telusuri risiko atau perilaku menyimpang
 Adanya program/upaya masyarakat untuk
deteksi kejadian dan risiko IMS
 Petugas Kesehatan yang handal dan
waspada terhadap gejala-tanda IMS pada
calon klien kontrasepsi
 Pertanyaan sopan tapi terfokus pada
deteksi IMS yang berkaitan dengan gejala,
perilaku seksual, kesetiaan, profesi risiko
tinggi, ganti pasangan, ataupun mungkin
sudah mengidap IMS
Infeksi Saluran
Reproduksi
 ISR berkaitan dengan
mikroorganisme yang menyebabkan
IMS
 ISR bersifat kronik dan meliputi
organ yang lebih dalam
 Diagnosisi dini dan pengobatan yang
tepat dan adekuat dapat mencegah
morbiditas (terutama infertilitas)
Efek Lanjut dan

Komplikasi ISR
 Risiko Hamil Ektopik meningkat 7-10 kali
pada penderita ISR yang tak diobati tuntas
 Meningkatnya insidensi Kanker Serviks
 15% perempuan dgn ISR mengeluh nyeri
kronik di regio abdomen bawah
 Kemandulan (20-40% pada pria dan 55-
85%) pada perempuan dengan PRP/ISR
 Meningkatnya penularan HBV/HIV-AIDS
Kontrasepsi, IMS dan ISR
 Pengguna kontrasepsi harus diseleksi secara ketat untuk
menghindarkan IMS atau ISR
 Diagnosis IMS/ISR dilakukan secara pendekatan sindroma, gejala
spesifik dan temuan saat pemeriksaan
 Bila meragukan, calon klien sebaiknya dirujuk ke fasilitas yang
memadai untuk diagnosis defenitif sebelum menggunakan kontrasepsi


Remaja dan Kontrasepsi

Informasi Kesehatan Reproduksi bagi Remaja dan Pilihan


Kontrasepsi bagi Keluarga Usia Remaja
Pendahuluan

 Remaja adalah khalayak dalam masyarakat yang


berusia diantara 10-19 tahun

 Matang secara biologis tetapi belum matang


secara psikis, sosial, emosional dan mental

 Proporsi remaja dalam komposisi penduduk


Indonesia adalah 10% atau 21,1 juta jiwa
Remaja dan Masalah Reproduksi

 Informasi reproduksi remaja lebih banyak pada


eksploitasi seksual dari pada reproduksi sehat
 Kurangnya akses informasi dan konsultasi reproduksi
 Petugas belum siap menghadapi peningkatan dan
kompleksnya masalah reproduksi remaja
 Stigma reproduksi remaja dan budaya konservatif dapat
mendorong remaja ke kelompok marginal
 Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja lebih banyak
dilihat sebagai aib daripada mencarikan solusi
 Ada kecenderungan peningkatan remaja aktif seksual
Konsekuensi Remaja Aktif Seksual

 12,2% remaja usia 15-19 tahun pernah/sedang hamil


 44% penderita HIV positif, berusia 15-22 tahun
 Persentasi IMS tertinggi di golongan usia 15-23 tahun
 9,1% remaja 15-19 tahun adalah kelompok unmet need
untuk KB
 Dari 2,4 juta kehamilan yang tidak diinginkan, 700 ribu
diantaranya adalah kelompok remaja
Kontrasepsi Remaja

 Lebih ditujukan pada keluarga yang menikah pada


usia muda
 Metode barier dan hormonal lebih dianjurkan
daripada metode lainnya
 Dianjurkan untuk menjarangkan kehamilan dan
persalinan
 Tidak tersedia akses bagi remaja yang tidak menikah
sehingga kontrasepsi diperoleh melalui kerabat,
sahabat atau tanpa penapisan yang adekuat
Peran Petugas

 Perhatikan KUHP dan Undang-Undang No. 10


tahun 1992 tentang kaitan kontrasepsi dan
remaja tak menikah
 Memahami adanya kelompok remaja aktif
seksual dan mencarikan alternatif untuk tidak
terjebak dalam masalah kehamilan tak diinginkan
 Menanamkan pemanfaatan masa remaja secara
positif dan bertanggung-jawab serta menjadi
konselor bagi mereka yang membutuhkan
nasehat, perilaku panutan dan konsep abstinensia

Anda mungkin juga menyukai