OLEH:
NPM 722650115
PENDAHULUAN
dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapat
dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi
serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini berlangsung
suatu keadaan yang fisiologis namun harus diwaspadai apabila terjadi suatu
2009). Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan diseluruh Indonesia hamil.
setengah juta ibu setiap tahunnya dengan penyebab utama kematian ibu
hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) mencapai 24/1000 kelahiran hidup.
hidup dan Angka Kematian Bayi (AKB) sebesar 16/1000 kelahiran hidup
Indonesia pada tahun 2030 sebesar 70/100.000 kelahiran hidup, dan Angka
Kematian Bayi (AKB) 12 per 1000 kelahiran hidup. Salah satu faktor yang
dapat menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi
sebesar 90,9%, angka ini meningkat dibandingkan tahun 2020 sebesar 86%.
Tahun 2021 Angka Kematian Ibu (AKI) di Propinsi Jawa Timur mengalami
kematian ibu 35 0rang dan kematian bayi 45 , dan total persalinan oleh
primer yang bertujuan untuk menciptakan calon ibu sehat melalui upaya
1.2 Tujuan
Tahun 2023
3. Mampu melaksanakan Assesment pada asuhan kebidanan Ny “A”
2023
Tahun 2023
39-40 minggu dengan Inpartu Kala I Fase Aktif pada tanggal 17 Januari
asuhan kebidanan pada kala I fase aktif, kala II, Kala III dan kala IV
1.4 Manfaat
kala IV.
1.4.2 Manfaat Praktis
sesuai standar.
pemeriksaan laboratorium.
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapat
dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi
serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini berlangsung
dalam waktu kurang dari 24 jam (Sondakh, 2013). Persalinan dan kelahiran
normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup
yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik pada ibu maupun
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar
dari uterus ibu, persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia
(Saminem, 2008).
2. Etiologi
persalinan akan menyebabkan rasa nyeri yang hebat yang belum diketahui
setipis kertas;
b. Teori Keregangan
besar;
servikalis lepas;
c. Pengeluaran cairan
1) Perlunakan serviks;
2) Pendataran serviks;
3) Permbukaan serviks.
a. Passenger (penumpang)
Bagian yang termasuk dalam faktor ini adalah janin dan plasenta.
1) Janin
2) Plasenta
a) Struktur Plasenta:
c) Pembagian plasenta
cm).
d) Fungsi Plasenta
e) Air Ketuban
baik.
infeksi.
2
(13) Pada satu kantung amnion pecah, air ketuban yang keluar
2013).
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri atas
jalan lahir lunak yaitu serviks, vagina dan otot rahim. Jalan lahir
keras yaitu panggul yang merupakan salah satu jalan lahir keras
yang memiliki fungsi lebih dominan daripada jalan lahir lunak dan
3
pangul
(PAP).
yaitu kontraksi uterus atau his dari tenaga mengejan ibu. Untuk
1) Pengertian his
2) Pembagian his
his ini tidak teratur dan menyebabkan nyeri di perut bagian bawah
b. His persalinan
His ini pada awalnya timbul perlahan tetapi teratur. Makin lama
1. His pembukaan.
pembukaan10 cm.
2
2. His pengeluaran
dan ligamen.
plasenta.
4. His pengiring
sebagai berikut:
a. Frekuensi his
per 10 menit.
b. Durasi
c. Amplitude
d. Interval his
e. Aktifitas his
f. Datangnya his
d. Faktor Psikologis
rasa cemas pada bayinya yang akan lahir, kesakitan saat kontraksi dan nyeri,
ketakutan saat melihat darah. Rasa takut dan cemas yang dialami ibu akan
yang kurang lancar. Perasaan takut dan cemas merupakan faktor utama yang
Sondakh (2013), bimbingan dan persiapan mental ibu pada saat persalinan
untuk menolong dan mengajak ibu berdoa kepada Tuhan sesuai dengan
agamanya.
dimengerti.
4. Ibu harus sering ditemani karena jika ditemani ibu akan merasa
e. Faktor Penolong
1. Kemampuan
bersalin dan resiko yang akan hadapi maka penolong dituntut untuk cepat
2. Keterampilan
Tahap Persalinan
a) Fase Laten
b) Fase Aktif
a) His semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50- 100
detik.
sehingga terjadi:
7
berturut-turut lahir ubun-ubun besar, dahi, hidung, dan muka serta kepala
seluruhnya.
e) Kepala lahir seluruhnya dan diikuti oleh putar paksi luar yaitu,
dengan cara:
(2) Setelah kedua bahu lahir, ketiak dikait untuk melahirkan sisa badan
bayi.
Kala III persalinan dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya
dibawah ini:
8
(2) Uterus terdorong keatas karena plasenta dilepas ke segmen bawah rahim;
a) Menarik pelan-pelan
1) Schultze
cara yang sering terjadi (80%). Bagian yang lepas terlebih dahulu
2) Duncan
dari pinggir (20%). Darah akan mengalir keluar antara selaput ketuban.
1) Kustner
ditegangkan, maka bila tali pusat masuk berarti belum lepas. Jika diam
2) Klein
10
Sewaktu ada his, rahim didorong sedikit. Bila tali pusat kembali, berarti
belum lepas, diam atau turun berarti lepas (cara ini tidak dilakukan
lagi).
3) Strassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus, bila tali pusat bergetar,
berarti tali pusat belum lepas, jika tidak bergetar berarti sudah lepas.
simfisis, tali pusat bertambah panjang, rahim bundar dan keras serta
4) Kala IV (Pengawasan/Observasi/Pemulihan)
Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.
keadaan umum ibu (tanda-tanda vital dan kontraksi uterus). Darah yang
perdarahan yang dikatakan normal adalah 250 cc, biasanya 100-300 cc.
Jika perdarahan lebih dari 500 cc. Maka sudah dianggap abnormal,
a) Kontraksi rahim
b) Perdarahan
c) Kandung kemih
Harus kosong, jika penuh, ibu dianjurkan berkemih dan kalau tidak
d) Luka-luka
lain.
a. Partograf
12
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kala satu persalinan dan
adalah:
semua itu dicatatkan secara rinci pada status atau rekam medik ibu
dan kelahiran.
13
penyulit persalinan.
1) Untuk semua ibu dalam fase aktif kala satu persalinan dan
Partograf sangat
dan bayinya mendapatkan asuhan yang aman, adekuat dan tepat waktu
7) Seperti yang sudah dibahas diawal bab ini, kala I persalinan terdiri
dari dua fase, yaitu fase laten dan fase aktif yang di acu pembukaan
serviks.
laten semua asuhan, pengamatan dan pemeriksaan harus dicatat. Hal ini
(KIA) atau dituliskan setiap kali membuat catatan selama fase laten
persalinan. Semua asuhan dan intervensi juga harus dicatat. Kondisi ibu
dan bayi juga harus dinilai dan dicatat dengan seksama yaitu:
Nadi ½ jam
setiap 4 jam
persalinan, yaitu:
2) Kondisi janin
3) Kemajuan persalinan
5) Kontraksi uterus
7) Kondisi ibu
1) Kondisi janin
Bagian atas grafik pada partograf adalah untuk mencatat denyut jantung
diantara garis tebal pada angka 180 dan 100. Sebaiknya, penolong harus
jantung janin (DJJ) mengarah hingga dibawah 120 atau diatas 160.
16
Nilai air kondisi ketuban setiap kali melakukan periksa dalam dan nilai
K : Selaput ketuban sudah pecah, tetapi air ketuban tidak mengalir lagi.
dapat dipalpasi.
5) Kemajuan persalinan
kemajuan persalinan. Angka 0-10 yang tertera pada kolom paling kiri
a) Pembukaan serviks
Nilai dan catat pembukaan serviks selama 4 jam (lebih sering dilakukan
jika ada tanda-tanda penyulit). Saat ibu berada dalam fase aktif
Setiap kali melakukan periksa dalam (setiap 4 jam) atau lebih sering
terbawah janin. Tapi ada kalanya penurunan bagian terbawah janin baru
kepala” dan garis tidak terputus dari 0-5, tertera disisi yang sama
dengan angka pembukaan serviks. Berikan tanda “O” yang ditulis pada
kegawatdarurat obstetrik.
d) Kontraksi Uterus
jumlah kontraksi yang terjadi dalam 10 menit dengan cara mengisi kotak
19
(3) Isi penuh kotak yang sesuai untuk menyatakan kontraksi yang
Dibawah lajur kotak observasi kontraksi uterus tertera lajur kotak untuk
mencatat oxitosin, obat-obatan lainnya dan cairan IV. Bagian ini juga
g) Oksitosin
Catat obat-obatan tambahan dan atau cairan IV dalam kotak yang sesuai
i) Kondisi Ibu
Bagian terbawah lajur dan kolom pada halaman partograf terdapat kotak
atau ruang untuk mencatat kondisi keadaan dan kenyamanan ibu selama
j) Nilai dan catat nadi ibu selama 30 menit selama fase aktif persalinan
(lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda titik (.) pada kolom
k) Nilai dan catat tekanan darah ibu selama 4 jam selama fase aktif
persalinan (lebih sering jika diduga adanya penyulit). Beri tanda panah
l) Nilai dan catat temperatur tubuh ibu (lebih sering jika terjadi peningkatan
m) Ukur dan catat produksi urin ibu sedikitnya setiap 2 jam (setiap kali ibu
n) Penapisan
Menurut Depkes RI (2014), pada saat memberikan asuhan bagi ibu bersalin,
atau penyulit. Selama anamnesa dan pemeriksaan fisik, tetap waspada pada
Rujuk Ibu:
Apabila didapati salah satu atau lebih penyulit seperti berikut:
1 Riwayat bedah sesar.
2 Perdarahan pervaginam.
3 Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37
minggu).
4 Ketuban pecah disertai mekonium yang kental.
5 Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam).
6 Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (usia kehamilan
kurang dari 37 minggu).
7 Ikhterus.
8 Anemia berat.
9 Tanda/gejala infeksi.
10 Pre-eklampsi/hipertensi dalam kehamilan.
11 Tinggi fundus 40 cm atau lebih.
12 Gawat janin.
13 Primipara dalam fase aktif kala I persalinan dan kepala janin
masih 5/5.
14 Presentasi bukan belakang kepala.
15 Presentasi ganda (majemuk).
16 Kehamilan ganda atau gemeli.
17 Tali pusat menumbung.
18 Syok.
22
b. Lembar Observasi
berarti ibu berada dalam fase laten dan semua asuhan, pengamatan dan
kepala, tekanan darah, suhu dan produksi urine setiap 4 jam. Rujuk segera
ke fasilitas kesehatan yang sesuai jika fase laten berlangsung lebih 8 jam.
16 Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah bokong ibu.
17 Buka tutup partus set dan pastikan kembali kelengkapan alat dan
bahan.
18 Pakai sarung tangan dekontaminasi tingkat tinggi (DTT) pada
kedua tangan.
30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan klem kira-
kira 3 cm dari pusat bayi. Mendorong isi tali pusat kearah distal
27
a. Ikat tali pusat dengan benang dekontaminasi tingkat tinggi
tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi dan ulangi prosedur
diatas.
28
manual.
yang disediakan.
tertinggal.
IX MENILAI PERDARAHAN
40 Periksa kedua sisi plasenta baik bagian ibu maupun bayi dan
perdarahan pervaginam
EVALUASI
larutan klorin 0,5%, bersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan bilas
kontraksi
47 Pantau keadaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik
(40-60 kali/menit)
Jika bayi nafas terlalu cepat atau sesak nafas, segera rujuk ke
RS Rujukan.
satu selimut.
48. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan
diinginkannya.
dekontaminasi.
sesuai
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
keringkan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
DOKUMENTASI
menit pada jam pertama dan setiap 30 menit pada jam kedua.
BAB 3
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
1. Biodata Pasien
Ibu Suami
Totosan
No.HP. : 085331283365
2. Alasan Datang :
lendir dan darah dari kemaluan dari jam 04.00 WIB. HPHT 09-04-
3. Keluhan Utama :
Ibu merasakan mules disertai keluar lendir darah sejak tadi jam 04.00
WIB
5. Riwayat Kesehatan
keluarga
6. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Haid :
Hamil ke 2 ANC 8 x
melahirkan
mal -laki
2. Hamil ini
7. Riwayat Perkawinan
8. Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah anak pertama berusia 6 bulan ibu memakai pil
a. Pola Nutrisi :
Saat ini : ibu terakhir makan jam 07.00, porsi makan setengah
b. Pola Eliminasi : sejak sakit perut jam 04.00 WIB ibu BAK 4x,
d. Pola Istirahat dan Tidur : ibu dapat tidur siang selama 1 jam,
malam hari tidur selama 6 jam lalu terbangun pada pukul 04.00
dibuat jalan-jalan .
B. Data Obyektif
37
1. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Umum:
BB : 60 kg Suhu : 36,3ºC
TB : 154 cm RR : 20x/menit
Lila : 25 cm
b. Status Present
berlubang/caries gigi
serumen
pembesaran kelenjar
c. Status Obstetrik
1) Inspeksi
tanda PMS
2) Palpasi
masuk PAP
TFU : 30 cm
DJJ : 138x/menit
Serviks :
Keadaan : Terbuka
Pembukaan : 6 cm
Efficement : 75%
Presentasi : kepala
5) Pemeriksaan penunjang
C. Diagnosa Kebidanan
40
Ny”A” usia 33 tahun GII P10001 Ab0 usia kehamilan 40-41 minggu T/H/I
D. Penatalaksanaan
sakit dan membuat ibu lebih rileks dengan menarik napas panjang
ada tenaga untuk mengejan, ibu makan sedikit roti dan susu ibu
hamil
ingin BAK/BAB
f Memberikan motivasi agar ibu tidak cemas dan lebih rileks dalam
persalinannya
pemeriksaan terlampir
l (T,N,S,P) dalam Tx
10’
01-‘23
susu
susu
DATA PERKEMBANGAN
a Data Subyektif
b Data Objektif
K/U : Baik
Kesadaran : composmentis
RR : 20x/menit S : 36,8 C
Ø10 cm, eff tidak teraba, ketuban negatif, bagian terdahulu kepala,
c Assesment
Ny”A” usia 33 tahun GII PI000I Ab0 usia kehamilan 40-41 minggu
persalinan normal.
dalam.
44
perineum.
baik, meminta ibu untuk meneran saat ada his apabila ibu sudah
untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
15) Saat kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5–6
diperut ibu
19) Saat kepala janin tampak pada vulva dengan diameter 5–6
ada
belakang.
23) Setelah bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu
lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk).
25) Bayi lahir spt B langsung menangis dan bergerak aktif jam
AS 1 menit 8.
Kesadaran: Komposmentis.
P:
3. Jam 17.47 WIB , tali pusat bayi dijepit dengan klem kira-kira 2-3 cm
dari pusar bayi, menggunakan jari telunjuk dan jari tengah untuk
mendorong isi tali pusat kearah ibu, dam klem tali pusat pada sekitar 2
pegang tali pusat yang telah dijepit, lindungi perut bayi, dan lakukan
48
pengguntingan tali pusat diantara dua klem. Ikat tali pusat dengan
benang steril pada satu sisi, kemudian lingkarkan lagi benang tersebut
dan ikat tali pusat dengan simpul kunci pada sisi lainnya. Lepaskan
usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu dengan posisi lebih
rendah dari puting susu ibu. Selimuti bayi dan ibu dengan kain yang
7. Letakkan satu tangandiatas kain pada perut bawah ibu( diatas symfisis),
yang lain mendorong uterus kearah belakang atas( dorso kranial) secara
hati-hati.
disiapkan.
10. Plasenta lahir spt pukul 12. 50 WIB. Melakukan masage uterus 15
detik.
49
12. Kemudian cek kelengkapan kedua sisi plasenta, hasilnya plasenta lahir
lengkap.
pervaginam.
KALA IV PERSALINAN
Catatan perkembangan kala IV, tanggal 17 Januari 2023 jam 13.00 WIB
TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 92x/menit
S : 36,5oC-37,5oC
RR : 20x/menit
Pemeriksaan fisik:
Abdomen: TFU3 jari bawah pst, Kontraksi uterus baik, Kandung kemih
kosong
Genetalia: Estimasi Pengeluaran darah kurang lebih 150 cc, tidak ada
15. Memeriksa TTV ,TFU, kontraksi uterus, kandung kencing dan terjadi
16. Membiarkan bayi tetap melakukan kontak kulit ke kulit didada ibu
kiri anterolateral.
kontraksi.
51
dengan baik.
21. Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5%
dekontaminasi.
sesuai.
WIB
b Data Obyektif:
BB : 3100 gr
PB : 50 cm HR : 128x/menit
RR : 50x/menit S : 36,6 C
c Assesment
d. Penatalaksanaan
2) Menjelaskan pada ibu dan keluarga bahwa bayi akan disuntik vit
bawah lateral
HB0.
WIB
e Data Objektif
HR : 128x/menit
RR : 50x/menit S : 36,6 C
Reflek rooting baik, reflek menghisap baik, reflek moro baik, reflek
Babinski baik
f Assesment
e. Penatalaksanaan
54
g Data Subyektif
h Data Objektif
K/U : Baik
Kesadaran : composmentis
RR : 20x/menit S : 36,6 C
i Assesment
55
f. Penatalaksanaan
hari satu kali, 3-7 hari satu kali, 8-28 hari satu kali atau
jika ada keluhan pada ibu, atau jika ada tanda bahaya
BAB IV
PEMBAHASAN
Tanggal 17 Januari 2023 jam 09.00 WIB ibu datang kepuskesmas dengan
mengeluh perut mulas-mulas dan keluar lendir darah, ibu merasakan mulas-mulas
sejak jam 04.00 WIB dilakukan pemeriksaan diantara pemeriksaan fisik, tanda-
tanda vital serta pemeriksaan dalam Ø6 cm, eff 75%, ketuban utuh, bagian
terendah UUK jam 12, hodge II, molase 0, DJJ 138x/menit, His 4x10’41”.
kiri agar aliran oksigen ke janin lancar hal ini didukung oleh teori, posisi miring
kiri dapat memaksimalkan aliran darah dan gizi ke plasenta sehingga bayi
mendapatkan asupan yang maksimal karena posisi ini membebaskan vena cava
inferior dari tekanan karena vena cava inferior pada abdomen bagian kanan
(Sarwono, 2012).
57
Serta menganjurkan ibu untuk tarik nafas panjang dari hidung dan
dikeluarkan melalui mulut ketika kontraksi untuk mengurangi rasa sakit hal ini
sesuai dengan teori, dengan menarik napas panjang tubuh akan mengeluarkan
hormone endorfin yaitu sejenis zat yang memberikan rasa nyaman dan juga
merupakan pereda rasa sakit alami, serta dengan nafas panjang membantu paru-
paru bekerja dengan baik dapat menjadikan perasaan lebih nyaman dan tenang
(Anik M, 2011).
Pada Jam 12.20 WIB Ibu mengatakan perutnya semakin mules, keluar
air banyak dari kemaluan seperti kencing dan ada keinginan untuk
tidak teraba, ketuban negatif, bagian terdahulu kepala, tidak ada bagian kecil
yang menyertai bagian terdahulu, bagian terendah UUK kiri depan jam 12,
molase 0, hodge II. DJJ 142x/menit, His 5x10’40”. Ibu memasuki Kala II
persalinan atau kala pengeluaran janin. Hal ini sesuai dengan teori yang
sebagai his semakin kuat dengan interval 2-3 menit dengan durasi 50- 100
frankenhauser.
aktif jam 12.45 WIB. Bisa disimpulkan bahwa persalinan ibu berlangsung
teori bahwa lamanya kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan multigravida
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dapat hidup diluar uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses tersebut dapat
dikatakan normal atau spontan jika bayi yang dilahirkan berada pada posisi
serta tidak melukai ibu dan bayi. Pada umumnya proses ini berlangsung
59
terjadinya suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu maupun janin.
(Prawirohardjo, 2009).
minimal 2 kali dalam 10 menit 40 detik hinga serviks membuka lengkap (10
cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase fase laten dan fase aktif, fase
aktif yaitu frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
5.2 Saran
2. Tenaga Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA