Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia di bawah lima tahun sangat

pesat sehingga sangat penting meletakkan dasar-dasar kesehatan dan intelektual

anak untuk kehidupan yang akan datang. Pada masa balita ini memerlukan

perawatan, pemeliharaan kesehatan, pemenuhan makanan bergizi dan pemberian

rangsangan yang mendorong perkembangan anak (UNICEF, 2002 dalam Saragih,

2011).

Masa balita merupakan masa yang rentan terhadap penyakit. Penyakit infeksi

akut yang berat dan infeksi kronis dapat menghambat pertumbuhan dan

perkembangan anak (Yuniasih, 2008). Penyakit infeksi yang sering diderita oleh

anak balita umumnya adalah diare, radang tenggorokan dan infeksi saluran

pernapasan akut (ISPA). ISPA dan diare terjadi pada anak balita karena sistem

pertahanan tubuh yang rendah (Berek, et al, 2006 dalam Hidayat, et al, 2008).

Sebagian besar diare akut disebabkan oleh infeksi (Mansyah, 2005).

Diare dapat menyebabkan cairan tubuh terkuras keluar melalui tinja.

Penderita diare yang banyak kehilangan cairan tubuh akan menyebabkan kematian

terutama pada bayi dan anak usia di bawah lima tahun (Ummuauliya, 2008).

Penyakit diare pada bayi dan anak-anak dapat menghambat proses tumbuh

kembang anak dan dapat menurunkan kualitas hidup anak.

Upaya yang dilakukan pemerintah untuk terus menekan angka kematian bayi

dan balita serta menghindari terjadinya sakit adalah membuat kebijakan dengan

mengeluarkan Program Imunisasi Nasional yang dikenal sebagai Pengembangan


Program Imunisasi (PPI). Program ini dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977

dan terus digalakan hingga sekarang (Depkes, 2010).

Ibrahim (1991, dalam Reza 2006) mengatakan bila imunisasi dasar

dilaksanakan dengan lengkap dan teratur maka imunisasi dapat mengurangi angka

kesakitan dan kematian balita sekitar 80-95%. Imunisasi dasar yang tidak lengkap,

maksimum hanya dapat memberikan perlindungan 25-40%, sedangkan anak yang

sama sekali tidak diimunisasi tingkat kekebalannya akan lebih rendah lagi.

Program imunisasi dasar lengkap yang telah dilakukan pada kenyataannya

tidak seluruhnya berhasil dan masih banyak bayi atau balita yang status

kelengkapan imunisasinya belum lengkap. imunisasi bertujuan merangsang sistem

imunologi tubuh untuk membentuk antibodi spesifik sehingga dapat melindungi

tubuh dari serangan Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

(Astrianzah dan Margawati, 2011). Sehingga anak tidak mudah terkena infeksi

yang akan berpengaruh terhadap status gizinya.

Kurangnya asupan gizi akibat nafsu makan yang turun dan adanya penyakit

secara langsung mempengaruhi status gizi anak balita (Supariasa, et al, 2001).

Menurut Chandra (dalam Noviyanti, 2010), restriksi energi akan menurunkan

sitokinin dan meningkatkan respon poliferasi sel T sedangkan defisiensi protein

akan menurunkan sirkulasi IgG. Kurang energi protein (KEP) berat akan

menurunkan sistem imun humoral.

Menurut data World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, Diare

merupakan penyebab kematian pertama pada bayi (31,4%) 2 dan pada balita

(25,2%), sedangkan pada golongan semua umur diare merupakan penyebab

kematian yang ke empat (13,2 %) (WHO, 2010). Hasil Riskesdas 2013

menyebutkan bahwa, berdasarkan karakteristik penduduk, kelompok umur balita


adalah kelompok umur 3-6 tahun yang paling tinggi menderita diare di Indonesia.

Riskesdas juga menyatakan insiden diare pada balita di Indonesia adalah 6,7%

(Riskesdas, 2013).

Menurut data yang diperoleh dari RS Bhayangkara Tk. I R. said sukanto

Jakarta Timur pada 2017 jumlah diare pada anak sebanyak 537 anak sedangkan

anak umur 3-6 tahun sebanyak 176 anak diare atau sebanyak 32,7%, terhitung dari

januari – desember 2017. (Rekam Medis di RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto,

2017)

Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang Hubungan Antara Imunisasi dan Status Gizi Dengan Kejadian Diare pada

Balita Umur 3-6 tahun di RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto tahun 2018.

B. Rumusan Masalah dan Pernyataan Penelitian

1. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah berdasarkan uraian latar belakang adalah tingginya

kejadian diare pada balita umur 3-6 tahun di RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto

tahun 2018.

2. Pertanyaan penelitian

a. Apakah terdapat hubungan antara imunisasi kejadian diare pada balita umur 3-6

tahun di RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto tahun 2018?

b. Apakah terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian diare pada balita

umur 3-6 tahun RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto tahun 2018?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara imunisasi, dan status gizi dengan kejadian

diare pada balita umur 3-6 tahun di RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto tahun

2018.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya distribusi frekuensi diare balita umur 3-6 tahun di RS

Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto.

b. Diketahuinya distribusi frekuensi imunisasi di RS Bhayangkara Tk. I R. Said

Sukanto.

c. Diketahuinya distribusi frekuensi status gizi di RS Bhayangkara Tk. I R. Said

Sukanto..

d. Untuk mengetahui hubungan imunisasi dengan diare balita umur 3-6 tahun di RS

Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto.

e. Untuk mengetahui hubungan status gizi anak dengan diare balita umur 3-6 tahun

di RS Bhayangkara Tk. I R. Said Sukanto.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini akan memperkaya bukti empiris tentang hubungan antara

imunisasi dan status gizi dengan diare balita umur 3-6 tahun sebagai bahan

referensi bagi mahasiswa keperawatan maupun tenaga kesehatan pada umumnya

tentang imunisasi dan status gizi dengan diare balita umur 3-6 tahun.

2. Manfaat peraktis

a. D-IV Bidan Pendidik URINDO

Sebagai bahan referesi bagi mahasiswa keperawatan maupun tenaga kesehatan

pada umumnya imunisasi dan status gizi dengan diare balita umur 3-6 tahun.

b. Rumah Sakit Harapan Jayakarta


Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai masukan penanganan diare

balita umur 3-6 tahun..

c. Profesi

Dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan layanan bagi profesi perawat dalam

asuhan keperawatan pada balita.

d. Peneliti selanjutnya

Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dan mudah-mudahan bisa

dikembangkan dengan menambahkan variabel lain dalam penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai