Anda di halaman 1dari 18

MANAJEMENT FT PADA

KONTRAKTUR

KLP 3

ALYA QISTY SAFIRAH


NUR MALA RESKY
IRMA
SURYANTO BAKTI PERDANA
DEFENISI

Kontraktur adalah kontraksi yang menetap dari kulit dan


atau jaringan dibawahnya yang menyebabkan deformitas dan
keterbatasan gerak. Kelainan ini disebabkan karena tarikan parut
abnormal pasca penyembuhan luka, kelainan bawaan maupun proses
degeneratif. Kontraktur yang banyak dijumpai adalah akibat luka
bakar. Kontraktur merupakan suatu keadaan patologis tingkat akhir
dari suatu kontraksi. Umumnya kontraktur terjadi apabila
pembentukan sikatrik berlebihan dari proses penyembuhan luka.
PATOFISIOLOGI

Jaringan Parut yang terdapat pada kulit pasca luka bakar menyababkan
bagian tubuh yang berkaitan dalam keadaan statis Apabila jaringan ikat
dan otot dipertahankan dalam posisi memendek dalam jangka waktu
yang lama, serabut-serabut otot dan jaringan ikat akan menyesuaikan
memendek dan menyebabkan kontraktur sendi. Otot yang dipertahankan
memendek dalam 5-7 hari akan mengakibatkan pemendekan perut otot
yang menyebabkan kontraksi jaringan kolagen dan pengurangan jaringan
sarkomer otot. Bila posisi ini berlanjut sampai 3 minggu atau lebih,
jaringan ikat sekitar sendi dan otot akan menebal dan menyebabkan
kontraktur
ETIOLOGI

Penyebab utama kontraktur adalah tidak ada atau kurangnya mobilisasi sendi
akibat suatu keadaan antara lain luka bakar, luka trauma yang luas imbalance
kekuatan otot, penyakit neuromuskular, penyakit degenerasi, inflamasi,
penyakit kongenital, ankilosis dan nyeri. Banyaknya kasus penderita yang
mengalami kontraktur dikarenakan kurangnya disiplin penderita sendiri
untuk sedini mungkin melakukan mobilisasi dan kurangnya pengetahuan
tenaga medis untuk memberikan terapi pencegahan, seperti perawatan luka,
pencegahan infeksi, proper positioning dan mencegah immobilisasi yang
lama.Efek kontraktur menyebabkan terjadinya gangguan fungsional,
gangguan mobilisasi dan gangguan aktifitas kehidupan sehari-hari.
KLASIFIKASI

1.   Kontraktur Dermatogen atau Dermogen


Kontraktur yang disebabkan karena proses terjadinya di kulit, hal tersebut dapat
terjadi karena kehilangan jaringan kulit yang luas misalnya pada luka bakar
yang dalam dan luas, loss of skin/tissue dalam kecelakaan dan infeksi
2.   Kontraktur Tendogen atau Myogen
Kontraktur yang tejadi karena pemendekan otot dan tendon-tendon. Dapat terjadi
oleh keadaan iskemia yang lama, terjadi jaringan ikat dan atropi, misalnya pada
penyakit neuromuskular, luka bakar yang luas, trauma, penyakit degenerasi dan
inflamasi.
3.  Kontraktur Arthrogen
Kontraktur yang terjadi karena proses di dalam sendi-sendi, proses ini bahkan
dapat sampai terjadi ankylosis. Kontraktur tersebut sebagai akibat immobilisasi
yang lama dan terus menerus, sehingga terjadi gangguan pemendekan kapsul
dan ligamen sendi, misalnya pada bursitis, tendinitis, penyakit kongenital dan
nyeri.
MANIFESTASI KLINIS

Gejala kontraktur bisa berupa :


 Terdapat jaringan ikat adan atropi

 Terjadi pembentukan sikatrik yang berlebih

 Mengalami gangguan mobilisasi

 Kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari


PERAN FISIOTERAPI PADA KONTRAKTUR
PASCA LUKA BAKAR

Tindakan fisioterapi harus dilaksanakan segera mungkin


meliputi ;
Proper positioning (posisi penderita)
Exercise (gerakan-gerakan sendi sesuai dengan fungsi)
Exercise Therapy
Splinting / bracing
LANJUTAN…

Penanganan Kontraktur
Hal utama yang dipertimbangkan untuk terapi kontraktur adalah
pengembalian fungsi dengan cara menganjurkan penggunaan anggota
badan untuk ambulasi dan aktifitas lain. Menyingkirkan kebiasaan
yang tidak baik dalam hal ambulasi, posisi dan penggunaan program
pemeliharaan kekuatan dan ketahanan, diperlukan agar pemeliharaan
tercapai dan untuk mencegah kontraktur sendi yang rekuren.
Penanganan kontraktur dapat dliakukan secara konservatif dan
operatif
1. PROPER POSITIONING

Positioning penderita yang tepat dapat mencegah terjadinya kontraktur


dan keadaan ini harus dipertahankan sepanjang waktu selama penderita
dirawat di tempat tidur. Posisi yang nyaman merupakan posisi
kontraktur. Program positioning antikontraktur adalah penting dan dapat
mengurangi udem, pemeliharaan fungsi dan mencegah kontraktur.
Proper positioning pada penderita luka bakar adalah sebagai berikut :
Leher : ekstensi / hiperekstensi
 Bahu : abduksi, rotasi eksterna
Antebrakii : supinasi
Trunkus : alignment yang lurus
 Lutut : Ekstensi , jarak antara lutut kanan dan kiri 20 derajat
Sendi panggul tidak ada fleksi dan rolasi eksterna
Pergelangan kaki : dorsofleksi
2. EXERCISE

Tujuan tujuan exercise untuk mengurangi udem, memelihara lingkup


gerak sendi dan mencegah kontraktur. Exercise yang teratur dan terus-
menerus pada seluruh persendian baik yang terkena luka bakar maupun
yang tidak terkena, merupakan tindakan untuk mencegah kontraktur.
(2,8,10) Adapun macam-macam exercise adalah :
 Free active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
 Isometric exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
dengan kontraksi otot tanpa gerakan sendi.
 Active assisted exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita sendiri
tetapi mendapat bantuan tenaga medis atau alat mekanik atau anggota
gerak penderita yang sehat.
 Resisted active exercise : latihan yang dilakukan oleh penderita dengan
melawan tahanan yang diberikan oleh tenaga medis atau alat mekanik.
 Passive exercise : latihan yang dilakukan oleh tenaga medis terhadap
penderita.
3. EXERCISE THERAPY

 Stretching (peregangan)

Latihan peregangan dilakukan untuk mencegah kontraktur atau


penarikan anggota gerak. Latihan peregangan ini biasa sangat efektif
jika dilakukan secara perlahan-lahan sampai skar memutih atau
memucat. Jika luka bakar mengenai lebih dari satu persendian, skar
akan terihat lebih memanjang apabila latihan ini berjalan baik.
LANJUTAN…

 Strengthening (penguatan)

Latihan penguatan dilakukan untuk mencegah kelemahan pada alat gerak


akibat immobilisasi yang lama. Latihan ini diakukan dengan
memberikan latihan gerakan aktif secara rutin kepada pasien untuk
melatih otot-otot ekstremitas, misalnya jalan biasa, jalan cepat, sit up
ringan dan mengangkat beban. Jika pasien kurang melakukan latihan
ini maka akan menyebabkan otot-otot pada sendi bahu dan proksimal
paha akan melemah. Latihan ini sebaiknya dilakukan segera mungkin
pada masa penyembuhan luka bakar untuk mengurangi rasa sakit dan
tidak nyaman pada pasien.
LANJUTAN…

 Endurance (ketahanan)

Latihan ketahanan dilakukan untuk mencegah terjadinya atrofi dan


penurunan daya tahan pada otot akibat dari perawatan yang lama di
RS. Latihan ketahanan dilakukan dengan latihan bersepeda, sit up dan
latihan naik turun tangga. Selain mencegah terjadinya atrofi, latihan ini
juga dapat melancarkan sistem sirkulasi.
4. SPLINTING

1. Static Splint

Adalah memberikan penyanggahan daerah yang kita kehendaki pada


posisi yang kita kehendaki pula . Sehingga fungsi statik pula dapat
digunakan untuk :
 Protective

Pada penderita post OP ataupun nerve repair , static splint


dipergunakan untuk imobilisasi . Imobilisasi berfungsi untuk
memberikan proteksi pada otot dan saraf agar tidak terjadi penguluran
yang berlebih sehingga merusak tujuan operasi
LANJUTAN…
 Supportive

Splint berfungsi sebagai penopang tangan agar tangan berada dalam


posisi yang kita inginkan . Misalnya pada penderita radial nerve palsy
atau drop hand diperlukan static splint agar tidak drop .
 Corrective

Static Splint dapat dipakai untuk mengkoreksi posisi atau bentuk yang
kita inginkan . Misalnya pada penderita kontraktur sendi yang
disebabkan oleh extraarticular , dapat pula diberikan static splint
bahkan kadang – kadang bersifat serial .
LANJUTAN…

2. Dinamic Splint
Merupakan aplikasi penggunaan external force yang dinamic pada bagian
tertentu anggota tubuh sehingga dapat diarahkan . Dengan aktive
splint ini penderita harus aktif dalam menggerakkan bagian dari splint
tersebut . Dengan pergerakan yang melawan external force tadi akan
dicegah timbulnya adhesion dan menambah kekuatan otot yang
dikehendaki . Tarikan pada dinamic splint juga dapat memberikan
continues streching pada otot , ligament kearah kita inginkan .
Dynamic splint ini dapat dibentuk oleh berbagai macam sesuai dengan
tujuan yang kita kehendaki .
Sebagai contoh , misalnya pada penderita mengalami kekakuan jari – jari
dalam posisi fleksi diberikan plinting dinamis dengan tarikan elastis
pada masing – masing jari . Dengan demikian tarikan tersebut akan
memberikan tarikan terus menerus sehingga jari – jari akan dibawah
kearah ekstensi .
PEMULIHAN KEMAMPUAN FUNGSIONAL

Seperti telah dijelaskan diatas hanya denga latihan kekuatan otot


maupun ROM , belum menjamin pulihnya kemampuan fungsional tangan
. Kemampuan fungsional tangan ini merupakan aktivitas apasaja yang
dilakukan penderita dengan tangan tersebut
Fungsi tangan merupakan aplikasi kapasitas fisik tangan dalam
mamfat yang dapat dipakai mulai dari pemeliharaan diri . bekerja ,
sampai aktivitas olahraga atau rekreasi . Dalam latihan – latihan yang
bersifat pemulihan kemampuan fungsional tersebut dipakai peralatan
sederhanan yang dapat mewakili latihan yang sderhanan sampai gerakan
yang kompleks . Latihan tersebut dapat berupa memindahkan objek besar
sampai yang kecil . sampai memasang mur – mur menulis , bahkan
menghitung uang dengan cara yang betul sebagai layaknya seorang kasir
dibank bila diperlukan .
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai