Anda di halaman 1dari 33

penatalaksanaanRadialis

Nama kelompok:
THERESIA LUMBAN GAOL
YEYEN SIHOTANG
MELVIN HUTAGAOL
Nervus radialis adalah cabang terbesar dari pleksus brakhialis.
Mulai pada tepi bawah muskulus pektorialis minor sebagai lanjutan dari
trunkus posterior pleksus brakhialis. Berasal dari radiks spinalis servikalis
V sampai VIII. Sesudah meninggalkan aksila, saraf ini melilit pada
lekukan spiral (musculospiral groove) pada humerus dan menempel erat
pada tulang bersama cabang profunda dari arteri brakhialis. Setelah
mencapai septum intermuskularis lateralis sedikit dibawah insersio
muskulus deltoideus, pada tempat ini dengan landasan tulang humerus,
saraf ini dapat diraba. Pada fossa antekubiti, pada bagian depan bawah
lengan atas setinggi kondilus lateralis humerus, saraf ini membagi diri
dalam 2 cabang terminal yaitu:

a. cabang motoris profundus (nervus interosseus posterior)


b. cabang kutaneus superfisialis
Radialis menginervasi empat kelompok otot: tricep,
lateral epicondilus, posterior
interosseus superfisialis dan posterior interosseus profunda.

1. Otot Tricep
Tricep merupakan otot pertama yang di inervasi oleh
nervus radialis, serabut saraf darinproksimal menuju
axilobrachial junction. Pemeriksaan otot tricep (C6-8) dengan
ekstensi lengan.

2. Otot lateral epicondylus


Seluruh cabang brachioradialis (C5, C6) berasal dari
nervus radialis priksimal ke epicondilus lateral. Pemeriksaan
dengan fleksi lengan antara pronasi dan supinasi melawah
tahanan. Untuk ekstensor carpi radialis longus (C6, C7) dan
brevis (C7, C8) dengan ekstensi dan abduksi pergelangan tangan.
3. Posterior interosseus superfisialis
Kelompok ini terdiri dari ekstensor karpi ulnaris,
ekstensor digitorum
komunis, dan ekstensor digiti minimi, yang sering dipersarafi
oleh cabang umum. Uji ekstensor carpi ulnaris (C7, C8) dengan
menstabilkan lengan bawah bagian distal dan membuat ekstensi
dan adduksi (menekuk ke arah ulnar) tangan.

4. Posterior interosseus profunda


Merupakan innervasi paling distal meliputi muskulus
abduktor policis longus (C7, C8) dengan ekstensi ibu jari tangan
menjauhi jari telunjuk sejajar telapak tangan. Ekstensor policis
longus (C7, C8) dan ekstensor policis brevis (C7, C8).
Anatomi
Sistem Persarafan
 Letak : setelah fascikulus posterior memberikan cabang yang
dinamakan nervus aksilaris, dan melanjutkan perjalanannya
ke lengan sebagai nervus radialis.
 Membawa serabut radiks dorsalis dan ventralis C5, C6, C7
dan C8.
 Merupakan cabang terbesar dari plexus brachialis.
 Nervus ini mulai pada batas bawah m.pectoralis minor
berjalan sepanjang lengan menyertai arteri profunda
dibelakang dan di sekitar humerus dan di dalam sulcus
musculospiralis.
 Serabut saraf radialis menembus septum intermuscularis
lateralis dan mencapai sisi anterior bawah dari lengan bawah
di mana cabang terminalisnya muncul.
Anatomi
 Motorik dalam lengan bawah dikelompok supinator –ekstensor
lengan bawah.
 Sensorik : daerah kulit meliputi nervus cutaneus brachialis
posterior (sisi dorsal lengan), nervus cutaneus anthebrachialis
posterior (permukaan dorsal lengan bawah), nervus radialis
superficialis (sisi dorsal bagian radialis tangan).
 Daerah suplay yang terbatas ialah daerah kecil pada kulit di
bagian dorsum spatium interoseus pertama.
 Motorik lengan atas : mensarafi m.triseps, m.anconeus dan
bagian atas kelompok supinator-extensor dari otot-otot lengan
bawah.
Anatomi
Otot-otot yang di sarafi
nervus radialis ialah:

M. supinator M. ekstensor digiti quinti propius


M. digitorum M. ekstensor carpi ulnaris
M. ekstensor M. triseps M. Supinator
brachii M. abd pollicis longus
M. anchoneus M. ekstensor pollicis brevis
M. brachioradialis M. ekstensor pollicis longus
M. ekstensor carpi radialis M. ekstensor indricis propius
longus
M. ekstensor carpi radialis
brevis
Patofisiolgi
A. Etiologi
Sering terjadi karena trauma perifer yang mengenai bronchus
atau sebagian cabang nervus seperti :
 Fraktur humerus, Fraktur collum radius
 Dislokasi bahu
 Pembentukan callus di sekitar fraktur
 Penekanan karena pemakaian kruk
 Pukulan yang keras pada lengan
 Tuberkulosa tulang
 Tumor
 Neuritis infeksiosa
 Polyneuritis nervus radialis
Patofisiologi
B. Patologi

 Kelainan daerah origo ekstensor (ekstensor carpi radialis


brevis pada epycondilus lateralis).
 Proses degenerasi diperburuk oleh makro maupun mikro
trauma yang berulang
 Kelumpuhan tangan. Karena otot-otot carpi radialis dan
otot carpi ulnaris lumpuh, sehingga tidak dapat dorsofleksi
wrist.
 Otot – otot ekstensor (m.ekstensor digitorum, m. ekstensor
digiti minimi, m.ekstensor pollicis longus&brevis dan
m.ekstensor indiksis propius) lumpuh, maka semua jari
tangan tidak dapat diluruskan dan dikembangkan.
 Keadaan ini dikenal sebagai “drop hand” dan “drop
fingers”
Patofisiologi
Patofisiologi
C. Gambaran klinis

• Gejala motorik lesi nervus radialis


Paralisis otot ekstensor tidak mampu mengekstensikan PIP
thumb, wrist dan elbow, pronasi tangan dengan fleksi wrist dan jari-
jari dalam posisi “wrist drop”. Adduksi thumb yang mengganggu
fleksi jari telunjuk dan tidak mampu menggenggam benda dengan
baik karena wrist drop yang mengganggu fungsi otot-otot fleksor.
Reflek-reflek triceps, radialis dan periosteal radialis negatif (gerakan
suplemen dapat menutupi kelumpuhan radialis, kontraksi otot-otot
teres dapat menyebabkan ekstensi pergelangan tangan)
Patofisiologi
 Gangguan sensorik (innervasi yang overlapping)
pada permukaan radialis dorsal tangan dan jarang
nyeri.
 Gangguan vasomotor & sekresi (jarang, ada : gejala
sangat ringan)
 Atrofi otot
Waktu 2-3 bln, terlihat nyata pada bagian dorsum
lengan bawah. Kelumpuhan karena tekanan tidak
memperlihatkan atrofi.
 Lesi nervus radialis yang terjadi:
 Di bawah innervasi triceps, kemampuan untuk
mengekstensikan sendi siku tetap ada.
 Di bawah cabang brachioradialis, sebagian dari
kemampuan supinator tetap ada.
Pada lengan bawah, dapat mengenai cabang-cabang kekelompok
otot yang kecil: otot-otot ekstensor ibu jari tangan, otot-otot
ekstensor jari telinjuk, serta otot-otot ekstensor jari-jari lainnya
dan m. ekstensor carpi ulnaris.
Pada dorsum pergelangan tangan, hanya ditemukan hilangnya
sensorik pada tangan

• Lesi Partial
• Lesi-lesi partial nervus radialis di dalam lengan kadangkala
mengenai fasciculus yang menuju kelompok-kelompok otot kecil
seperti yang di sebutkan diatas.
Penatalaksanaan FT
A. PROGRAM FISIOTERAPI

Untuk tahap ini, fisioterapi merencanakan beberapa


program terapi yang akan diberikan kepada pasien antara lain
terapis memberikan beberapa terapi fisik pada daerah yang
mengalami gangguan gerak fungsional akibat lesi saraf
perifer nervus radialis. Dalam hal ini, yang mengalami
gangguan adalah kelompok otot ekstensor. Terapi fisik yang
diberiakan kepada pasien merupakan modalitas fisioterapi
antara lain dengan menggunakan manual terapy dan
electrical therapy.
B. TUJUAN FISIOTERAPI
Jangka panjang : pasien diharapkan mampu melakukan ADL
seoptimal mungkin sendiri tanpa bantuan dari orang lain.

Jangka pendek disesuaikan permasalahan pada kapasitas


fisiknya, antara lain :
 Mengurangi nyeri
 Meningkatkan ROM pada sendi elbow
 Mengurangi spasme pada otot fleksor
 Mencegah deformitas yang lebih lanjut
 Melancarkan sirkulasi darah
 Memelihara sifat fisiologis otot
 Mendidik kembali fungsi otot
C. MODALITAS TERAPI
1. Menggunakan terapi dingin (cold pack)
Tujuan:
 Mengurangi nyeri
 Mengurangi bengkak
 Menurunkan spastisitas
 Sedatif
 Vasokontriksi pembuluh darah
2. Menggunakan terapi panas (hot bath)
Tujuan:
 Rileksasi otot
 Sedatif
 Vasodilatasi pembuluh darah
3. Menggunakan teraphy listrik (electrical
stimulation)

4. Menggunakan Infra Merah


Penyinaran menggunakan sinar infra
merah yang mempunyai efek panas yang dapat
memperlancar peredaran darah sehingga
pemberian nutrisi dan kebutuhan jaringan
akan O2 terpenuhi dengan baik dan
pembuangan zat-zat metabolisme akan lancar
sehingga rasa nyeri berkurang atau
hilang.Terhadap jaringan otot, kenaikan
temperatur disamping membantu terjadinya
rileksasi juga akan meningkatkan kemampuan
otot untuk berkontraksi,(Sujatno,dkk 2002).
5. Menggunakan Tens
Nyeri berkurang juga disebabkan oleh
adanya stimulasi listrik yang diaplikasikan pada
serabut saraf akan menghasilkan impuls saraf
yang berjalan dengan dua arah sepanjang
aksonsaraf yang bersangkutan, peristiwa ini
dikenal sebagai aktivasi antidromik.Dengan adanya
impuls antidromikini mengakibatkan lepasnya materi
P dari neuronsensoris yang berujung terjadinya
vasodilatasi arterioledan ini merupakan dasar
untuk proses triple responses.Adanya tripel
responsesmaupun penekanan aktivasi simpatis
akan meningkatkan aliran darah sehingga
pengangkutan materi yang berpengaruh terhadap
nyeri seperti bradikinin, histaminatau materi Pjuga
akan meningkat. (Gersh, 1992).
• Exercise theraphy
• Latihan pasif
• Latihan penguatan otot
• Latihan ketahanan (endurance )
• Latihan peregangan (stretching)
Diagnosa
Karena lesi saraf radialis mempunyai problematika fisioterapi sebagai berikut :
1. adanya nyeri pada extensor carpi radialis,
2. adanya penurunan kekuatan yang dipersarafi oleh radialis,
3. adanya penurunan LGS pada wrist.

Pengukuran kemampuan otot dalam hal ini menggunakan


manual muscle testing. Dari tindakan yang diberikan dari hasil
pemeriksaan kekuatan otot diperiksa untuk pronator, supinator,
dorsi fleksi wrist, palmar fleksi, fleksor finger, ektensor finger. .
Saat penatalaksanaan terapi untuk meningkatkan kekuatan otot
diberikan berbeda beda sesuai dengan kekuatan otot yang
diperiksa. Belum adanya perubahan yang ada pada kekuatan otot
dipengaruhi banyak hal. Salah satunya adalah adanya wallerian
degeneration yang terjadi pada otot yang dinervasi saraf radialis
(Riyanto, 2010).
Penatalaksanaan fisioterapi yang kurang tepat saat
terjadi trauma sebelumnya bisa menyebabkan wallerian
degenration. Pertumbuhan axon-axon yang seharusnya
terjadi pada masa masa trauma saat terjadi masa trauma
tidak terjadi seperti pemberian electrical stimulation yang
akan memberikan efek menutup pertumbuhan sel sel
schawan yang pada saraf. (Riyanto, 2010).
Pemeriksaan
• Pemeriksaan fisik
1. Inspeksi
Pada inspeksi statis diperoleh informasi antara lain :
• keadaan umum pasien terlihat baik,
• ekspresi wajah pasien tidak nampak menahan sakit,
• tidak ada kelainan posture,
• tidak nampak ada oedem maupun atropi pada daerah sekitar
tangan kiri,
• tidak ada perubahan warna kulit pada daerah sekitar tangan kiri,
• pada telapak tangan kiri terlihat layu,
• elbow tampak fleksi, tampak menggunakan elastic bandage pada
tangan kiri
Sedangkan pada inspeksi dinamis diperoleh informasi pada
saat akan mengangkat telapak tangan kanan dan melakukan gerakan
fleksi ekstensi elbow pasien terlihat sangat kesulitan.
2. Palpasi
Informasi yang diperoleh dari palpasi ini antara lain :
1. ada spasme otot ekstensor carpi radialis pada tangan kiri,
2. suhu jaringan sekitar tangan kiri relatif sama dengan suhu
jaringan sekitar tangan kanan,
3. serta tidak ada oedem pada tangan kiri.
3. Pemeriksaan sensibilitas dilakukan pada daerah yang di persarafi
oleh nervus radialis, didapatkan hasil untuk tes panas-dingin: normal,
tajam-tumpul: normal.

4. Pemeriksaan nyeri menggunakan VDS didapatkan hasil nyeri


diam , nyeri tekan , nyeri gerak . Pemeriksaan LGS wrist
menggunakan Goniometer.
Terapi Latihan
Terapi latihan diberikan berupa kontraksi statik, latihan pasif
dan hold relax. Dimana pelaksanaannya disesuaikan dengan tujuan
yang akandicapai. Adapun tujuan hendak dicapai pada kondisi ini
ádalah mengurangi nyeri,dan meningkatkan lingkup gerak sendi.
Dengan latihan kontraksi statik dapat meningkatkan rileksasi otot dan
sirkulasi darah dimana zat-zat yang menyebabkan radang dapat
terangkut sirkulasi darah tersebut sehingga nyeri berkurang (Kisner
dan Colby, 1996).
Dengan terapi latihan yang berupa, danhold relaxyang
dimodifikasibertujuan untuk menambah dan memilihara LGS.
Pengukuran nilai derajat nyeri dengan menggunakan VDS (Verbal
Deskriptive Scale), pengukuran kemampuan sensorik dengan test
sensibilitas, pengukuran peningkatan LGS dengan goniometerdan
pengukuran kekuatan otot dengan MMT otot.
Terapi latihan yang diberikan kepada pasien adalah Free active
exercise, pasivve exercise dan streaching. Tujuan dari latihan
tersebut adalah untuk penguatan dan peregangan otot-otot fleksor
dan ekstensor trunk dan memperbaiki atau mengembalikangerakan
sendi yang normal.
Mencegah deformitas dengan latihan-latihan sendi,
pemasangan removable splint / brace dan koreksi otot-otot
agar terjadi keseimbangan
Koreksi deformitas otot dan tulang seperti passive
stretching pada kontraktur sampai melakukan pemanjangan
(lengthening) tendo, tenodesis, osteotomi atau artrodesi.
Immobilisasi
Edukasi
Edukasi yang diberikan kepada pasien
meliputi home program berupa : pasien dianjurkan
untuk melakukan latihan – latihan yang diajarkan
terapis sebelumnya di rumah. Pasien dianjurkan
untuk membiasakan untuk menggunakan tangan yg
tidak kena dengan sedikit bantuan dari tangan
kanan dalam beraktifitas sehari – hari, dan pasien
dianjurkan untuk memakai cook splint untuk
mencegah deformitas yang dapat ditimbulkan oleh
drop hand.
Evaluasi
• Evaluasi dilaksanakan sebelum dan sesudah pelaksanaan terapi.
• Di dalam memberikan terapi, seorang terapis harus selalu
menanyakan apa yang sedang dirasakan oleh pasien dan sesudah
pemberian terapi selesai, seorang terapis hendaknya menanyakan
tentang perubahan-perubahan yang dirasakan oleh pasien.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai