Anda di halaman 1dari 6

Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)

IPJ 1 (2) (2017)

INDONESIA PERFORMANCE JOURNAL


http://journal2.um.ac.id/index.php/jko

ANALISIS GERAK KETERAMPILAN SERVIS DALAM PERMAINAN


BULUTANGKIS
( Suatu Tinjauan Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika )

Andhega Wijaya

Fakultas Ilmu Keolahragaan


Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Kata Kunci: Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui gerak
Bulutangkis, anatomi, keterampilan teknik dasar servis dalam permainan bulutangkis ditinjau dari segi
fsiologi, dan biomekanika anatomis, fisiologis, dan biomekanika tubuh. Penelitian ini menggunakan penelitian
tubuh diskreptif dengan menggnakan pendekatan meta analisa, dengan mencari beberapa
literature yang ada dan membandingkan menambah, sehingga tersusun dari posisi awal,
pelaksanaan, gerakan, tulang yang berperan, dan otot yang berperan.

Abstract
The objective of this research is to know the motion of basic service technique skill in badminton
game in terms of anatomical, physiological, and body biomechanics. This study uses a discrete
study using a meta-analysis approach, by searching for some existing literature and comparing
additions, so that it is composed of the initial position, the execution, the movement, the bones that
play a role, and the muscles involved.

© 2017 Universitas Negeri Malang


Alamat korespondensi:
Email : andhegawijaya@unesa.ac.id ISSN 2597-3624

Proses pembelajaran pendidikan jasmani Permainan bulutangkis adalah cabang


akan menghasilkan perubahan dan olahraga yang banyak digemari oleh masyarakat
perkembangan anak melalui kegiatan gerak. di seluruh dunia, tidak terkecuali di Indonesia.
Jelas dalam aktivitas gerak individu ataupun Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya
yang memerlukan dinamika kelompok akan masyarakat yang ikut serta dalam setiap
memberikan perubahan dan perhatian terhadap kegiatan olahraga bulutangkis yang
kehidupan sosial siswa. Pendidikan jasmani diselenggarakan, baik dalam bentuk
pada hakekatnya hanya menggunakan aktivitas pertandingan tingkat RT hingga tingkat dunia,
gerak sebagai media untuk mencapai seperti Thomas dan Uber Cup atau Olimpiade.
perkembangan secara menyeluruh. Adang Olahraga bulutangkis dapat dimainkan mulai
Suherman (2001:1) mengemukakan; “Tujuan dari anak-anak hingga orang dewasa dan dapat
dari pendidikan jasmani, bukan hanya menitik dilakukan di dalam maupun di luar ruangan.
beratkan pada segi geraknya saja tapi aspek Banyak orang melakukan olahraga bulutangkis
pengetahuan dan aspek sikap serta kebugaran dengan berbagai macam tujuan, diantaranya
jasmani menjadi tujuan utama dari untuk rekreasi dan hiburan, menjaga kebugaran
pembelajaran pendidikan jasmani”. dan kesehatan sampai untuk tujuan olahraga

106
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)

prestasi. Sebagai cabang olahraga prestasi, organ tubuh yang meliputi: daya kerja jantung,
bulutangkis termasuk olahraga kompetitif yang peredaran darah, daya kerja paru-paru, daya
memerlukan gerakan eksplosif, banyak gerakan kerja pernapasan, daya kerja panca indra, (3)
berlari, meloncat untuk smash, refleks, struktur dan postur tubuh yang meliputi ukuran
kecepatan merubah arah dan juga tinggi dan panjang tubuh, ukuran besar, lebar
membutuhkan koordinasi mata-tangan yang dan berat tubuh, (4) gizi yang meliputi jumlah
baik. makanan yang cukup, nilai makanan yang
Hubungan dengan masalah teknik dasar, memenuhi kebutuhan, variasi makanan
penulis menemukan bahwa seluruh teknik dasar (M.Sajoto,1995:1)Di lihat dari faktor anatomis
yang ada dalam bulutangkis tidak sepenuhnya dan fisiologis tubuh, passing bawah
dilatih dan dikuasai oleh setiap pemain. memerlukan koordinasi antara kerja sendi,
Permasalah di atas disadari meskipun gerak yang terjadi, otot yang berperan serta
permainan yang satu ini sangat digemari namun bentuk kontraksinya, dan tinjauan kerja syaraf
jarang yang melatih dirinya dengan berbagai yang terjadi dalam proses keefektifan kinerja.
teknik dasar yang terdapat dalam permainan Sedangkan untuk faktor biomekanika, passing
bulu tangkis. Servis merupakan bagian teknik bawah memerlukan sifat gerakan, sifat gaya-
yang terpenting di dalam permainan bulu gaya (sudut gerakan), serta prinsip mekanika
tangkis, karena servis merupakan bentuk yang diterapkan, misal : kestabilan dan
pukulan pertama yang dijadikan senjata keseimbangan, gaya otot, kelanjutan aplikasi
pertama dalam pola penyerangan. gaya, dan prinsip-prinsip gerakan. Sehingga
Pemain bulutangkis pada kenyataanya untuk dapat melakukan passing bawah dengan
tingkat kondisi fisik, anatomis, fisiologis, serta benar perlu diperhatikan kestabilan dan
keterampilan biomekanika geraknya berbeda, keseimbangan otot kaki, kelentukan dan
sedangkan untuk diperoleh bibit pemain bola besarnya sudut gerakan lengan terhadap tubuh,
bulutangkis yang baik perlu diketahui seberapa dan ketepatan melakukan ayunan lengan
besar faktor tersebut diatas ikut berpengaruh terhadap perkenaan dengan bola. Keterampilan
terhadap hasil permainan bulutangkis terutama passing bawah yang dilakukan pada pemain
dalam melakukan passing bawah. Syaratsyarat pada umumnya kurang memperhatikan
bibit pemain bulutangkis yang baik antara lain keefektifan dan koordinasi gerak. Seperti
dipenuhi syarat fisik, yaitu kesehatan yang baik melakukan gerakan yang tidak perlu dilakukan
tidak dimiliki cacat tubuh, postur tubuh tinggi, atau gerakan yang berlebih dalam melalukan
dimiliki unsur kondisi fisik yang baik (kekuatan, passing bawah. Hal tersebut hendaknya menjadi
kecepatan, kelincahan, daya tahan, koordinasi, perhatian bagi tiap pemain maupun pelatih
kelentukan, power) dan secara fisiologis dimiliki bulutangkis, yaitu pengetahuan tentang
kemampuan kerja otot yang baik. Apabila anatomi, fisiologi, dan biomekanika terhadap
seseorang ingin mencapai sesuatu prestasi keterampilan gerak passing bawah. Berdasarkan
optimal perlu dimiliki empat macam dari uraian diatas, maka peneliti akan
kelengkapan yang meliputi: (1) pengembangan mengadakan penelitian dengan judul “Analisis
fisik, (2) pengembangan teknik, (3) Gerak Keterampilan teknik service Dalam
pengembangan mental, (4) kematangan juara Permainan bulutangkis ( Suatu Tinjauan
(M, Sajoto,1995:7). Kemudian faktor-faktor Anatomi, Fisiologi, dan Biomekanika ) ” ..
penentu pencapaian olahraga antara lain, aspek
biologis terdiri dari: (1) potensi atau METODE
kemampuan dasar tubuh yang meliputi
kekuatan, kecepatan, kelincahan, tenaga, daya Pendekatan yang digunakan dalam
tahan otot, daya kerja jantung dan paru-paru, penelitian ini adalah penelitian deskriptif
kelentukan, keseimbangan, ketepatan dan dengan menggunakan pendekatan meta analisa.
kesehatan untuk olahraga, (2) fungsi organ-

107
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)

HASIL Medialis, Tarsalia, Metatarsalia dan Phalanges.


Togok: Vertebra cervicales, Procsimal transversal,
Hasil penelitian terhadap setiap gerakan Procsimal Spinosus, Vertebra Thoracalis, Vert
sampel yang terdapat pada lembar pengamatan Lumbalis. Otot yang berperan; Lengan;
mengenai analisis gerak keterampilam servis Deltodeus, Biceps, Brachioradialis. Kaki; Tarpal,
pada bulutangkis di UKM Bulutangkis Unesa Gastrocnemeus

Servis Pendek Forehand Servis Pendek Backhand


Servis pendek dapat dilaksanakan dengan
cara forehand maupun backhand, sebelumnya
kami peneliti akan mennggambarkan dari servis
pendek forehand, sebagai berikut: (1) Posisi
awal. (2) Berdirilah dekat garis tengah. (3) Letak Gambar 2 pengenaan kok dan posisi kaki penempatan kok
(Peji Nopeles, 2010)
kedua kaki dapat sejajar atau depan-belakang
sesuai kebiasaan. (4) Bola dipegang salah satu Posisi awal; (1) Raket dipegang dengan
tangan dengan ketinggian dibawah pinggang. teknik pegangan backhand grip, (2) Posisi
(5) Kepala raket ditempatkan dibelakang kepala berdiri lurus , berat badan bertumpu pada kedua
kaki, (3) Posisi berdiri diusahakan dekat dengan
bola. (6) Tentukan arah sasaran servis, lihat garis depan dan tidak boleh menginjak garis, (4)
bola, lakukan pukulan dengan halus untuk Bola dipegang setinggi pinggang di depan dada,
mendapatkan arah bola yang sesuai sasaran tipis (5) Tangan yang memegang raket di belakang
diatas net. bola menyilang depan badan, (6) Pergelangan
tangan yang memegang raket ditekuk.
Gerakan; (1) Sikap berdiri adalah kaki
kanan didepan kaki kiri dengan ujung kaki
kanan mengarah kesasaran yang
diinginkan.Kedua kaki terbuka selebar
pinggul,lutut dibengkokkan sehingga dengan
sikap seperti ini,titik berat badan berada
Gambar Servis Pendek Forehand (BWF:2011) dan
diantara kedua kaki.Jangan lupa,sikap badan
dokumentasi peneliti 2017 tetap rileks dan penuh konsentrasi. (2) Ayunan
raket relatif pendek sehingga kok hanya
didorong dengan bantuan peralihan berat badan
Gerakan; (1) Ketika raket dipegang sama dari belakang kekaki depan.Dengan irama gerak
telapak tangan (phalanges) gerakan ayunan ke kontinue dan harmonis. Hindari menggunakan
depan yaitu ketika humerus radius, dan ulna tenaga pergelangan tangan yang berlebihan
bergerak ke depan sejalan gerakan phallanges karena akan mempengaruhi arah dan akurasi
menjauhi badan (adduksi), (2) ketika pengenaan pukulan. (3) Sebelum melakukan servis
perhatikan posisi dan sikap berdiri lawan
raket dengan kok yang dipegang dengan jari sehingga dapat mengarahkan kok ke sasaran
(finger) maka gerakan selanjutnya adalah yang tepat dan sesuai dengan perkiraan. (4)
gerakan kaki, (3) posisi togok mengarahaka Biasakan berlatih dengan jumlah kok yang
frontal dengan posisi kaki hanya diam dan banyak dengan berulang-ulang tanpa mengenal
menompang keseimbangan mengikuti dari rasa bosan sampai dapat menguasai gerakan
dan ketrampilan servis ini dengan utuh baik dan
gerakan lengan dan telapak tangan sempurna.
Tulang yang berperan; Bahu: Clavikula, Tulang yang berperan; Ulna, Radius,
acromion, skapula, dan caput humeri, Lengan: Karpal, phallanges. Otot yang berperan; Lengan
Humerus, Costa (cartilago) epycondylus M-L, bawah, Forcearm flexor, Ekstensor muscles,
Olecranon, Radius, Ulna dan Carpalia, Telapak Brachioradialis. Persendian; artuculatio humeri
(bahu), radio carpalis (pergelangan tangan),
Tangan: Metacarpalia dan phalanges, Kaki:
artuculatio genu (lutut), taloclularis (pergelangan
Tuberculum Majus, Patela, Fibula dan Tibia, kaki), articulatio coxae (paha dan pangkal paha),
Telapak Kaki: Melleolus Lateralis, Malleolus articulatio cubiti (Siku)

108
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)

Biomekanika; Adapun pandang Lakukan pukulan dengan pergerakan kilasan


sudutnya dari biomekanika dapat dideskripsikan pergelangan tangan
dari berbagi sumber, sebagai berikut: Sistem Gerakan; (1) Sikap awal berdiri dengan
energi yang di gunakan dalam pelaksaan service posisi kaki kuda-kuda dan badan condong ke
pendek adalah anaerobic (ATP dalam otot), depan. (2) Salah satu tangan memegang raket
Sumbu gerakan adalah ekstensi bagian kanan, yang diletakkan di depan tubuh di bawah pusat
Waktu pelaksanaan service panjang adalah 1 – 2 dan tangan yang lain memegang bola. (3) Bola
detik dilambungkan kemudian dipukul dengan raket
ke arah depan secara keras. Usahakan bola
Servis Panjang Forehand berjalan melambung ke arah lapangan bagian
Posisi awal; (1) Peganglah kok setinggi belakang.
pinggang. (2) Posisi raket dipegang dari arah Tulang yang berperan; Lengan bawah:
belakang, telapak tangan menghadap ke depan. Forcearm flexor, Ekstensor muscles, Brachioradialis.
(3) ketika raket mengayun dan mengenai bola Persendian; artuculatio humeri (bahu), radio
bersamaan dengan melepas kok. carpalis (pergelangan tangan), artuculatio genu
Gerakan; (1) Kok harus dipukul dengan (lutut), taloclularis (pergelangan kaki), articulatio
menggunakan tenaga penuh agar kok melayang coxae (paha dan pangkal paha), articulatio cubiti
tinggi dan jatuh tegak lurus dibagian belakang (Siku). Otot yang berperan; lengan: Deltodeus,
garis lapangan lawan. (2) Saat memukul kok Biceps, Brachioradialis. Kaki:Tarpal.
kedua kaki terbuka selebar pinggul dan kedua
telapak kaki senantiasa kontak dengan lantai.
(3) Perhatikan gerakan ayuanan raket
kebelakang,kedepan dan setelah melakukan
pukulan harus dilakukan dengan
sempurna.Serta diikuti gerak peralihan titik
berat badan dari kaki kebelakang kaki depan
yang harus berlangsung kontinue dan harmonis. Gambar 4 servis panjang backhand
(4) Biasakan selalu berkonsentrasi sebelum (Hakim Nurhakim 2005)
memukul kok.
Tulang yang berperan; Bahu: Clavikula, KESIMPULAN
acromion, skapula, dan caput humeri, Lengan:
Humerus, Costa (cartilago) epycondylus M-L,
Olecranon, Radius, Ulna dan Carpalia. Telapak Setelah diperoleh hasil penelitian dan
Tangan: Metacarpalia dan phalanges. Kaki: dibahas, maka dapat diambil simpulan, bahwa
Tuberculum Majus, Patela, Fibula dan Tibia . gerak keterampilan servis secara keseluruhan
Telapak Kaki: Melleolus Lateralis, Malleolus pemain di UKM FIK Unesa dalam dalam
Medialis, Tarsalia, Metatarsalia dan Phalanges. rincian analisa gerak keterampilan servis pada
Togok: Vertebra cervicales, Procsimal transversal,
Procsimal Spinosus, Vertebra Thoracalis, Vert bulutangkis dilihat secara anatomi, fsiologis,
Lumbalis. Otot yang berperan; lengan: Deltodeus, dan biomekanika mempengaruhi dari benar
Biceps, Brachioradialis. Kaki: Tarpal, gastrocnemeus baik dan salahnya dari tindakan terebut.

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Y dan Syarifuddin, A. 1996. Ilmu


Kepelatihan Dasar. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat
Gambar 3 gerakan dan lintasan servis forehand Jendral Pendidikan Tinggi. Proyek
panjang (Peji Nopeles, 2010) Pendidikan Tenaga Akademik.
Argasasmita, Husein, dkk. 2007. Teori
Servis Panjang Backhand Kepelatihan Dasar. Lembaga Akreditasi
Posisi awal; (1) Berdiri dalam petak Nasional Keolahragaan.
servis. (2) Pegang raket mengikut teknik pegang Arikunto, S. 2009. Manajemen Penelitian.
kilas. (3) Bulu tangkis dipegang separas Yogyakarta: Rineka Cipta.
pinggang dan hampir ke bahagian muka raket.
(4) Berat badan berada di kaki hadapan. (5)

109
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)

Bogdan, Robert and Taylor, Steven J. 1993. James G, Hay. 1985. The Biomechanic of Sport
Introduction, Qualitative Research Techniques, Prentice Hall Englewood
Method. New York: John Wiley and Cliffs, New Jersey.
Sons.
Maksum, Ali. 2009. Metodologi Penelitian
Bompa, Tudor O. 1999. Periodization training Dalam Olahraga. Surabaya: Fakultas
for sport. Auckland New Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Zealand: Champaign Human Illinois. Surabaya.

Borg, Walter, and M.D, Gall. 1983. McGinnis, Peter M. 2005. Biomechanics of
Sport and Exercise. Canada: Human
Educational Research An Introduction.
Kinetics.
New York: Longman.
Moleong, J. L. 2002. Metodologi Penelitian
Budiwanto. S. Human Kinetics. 2004.
Pengetahuan Dasar Melatih Olahraga. Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Malang: Jurusan Ilmu Keolahragaan FIP Rosdakarya.
UM Universitas Negeri Malang. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif.
BWF. 2011. Coaches Manual. (Online), Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
(http://www.bwf.org diakses 30 Agustus Pate, Rotella and MC Clenaghan. 1984.
2017). Scientific Foundationof Coaching. New
Degeng, S. 2002. Metodologi Penelitian York : Sounders College Publishing.
Pengembangan. Malang: Depdiknas Terjemahan.
Pusat Penelitian Pendidikan Universitas
Negeri Malang. PB. PBSI, 1983. Buku Pedoman Bulutangkis.
Jakarta. PB PBSI.
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta : Departemen
Poole, James. 2005. Belajar Bulutangkis.
Pendidikan Nasional.
Bandung: Pionir Jaya.
Drake, R. L., Vogl, W., and Mitchell, A.W.M.
2007. Gray’s Anatomy for Students. Pudjianto. 1978. Bermain Bulutangkis.
Elsevier. Bandung: Gramedia.
Drowatzky, John N. 1981. Motor Learning
Principles and Practices. Minnesota: Purnama, Sapta K. 2012. Kepelatihan
Burgess Publishing Company. Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma
pustaka.
Furqon, H. M. 1995. Teori Umum Latihan. Schmidt, R.A. 1991. Motor learning principles
Surakarta: Sebelas Maret University for physical therapy. In: Foundation for
Press. Physical Therapy. Contemporary
Management of Motor Control
Fox, Edward L., Bowers, Richard W., and Foss,
Problems: Proceedings of the II-STEP
Merle L. 1993. The Physiological Basis
Conference. Alexandria, VA: Foundation
For Exercises and Sport. Iowa: Madison
for Physical Therapy.
Winconsin Dubuque.
Soekarman. 1985. Dasar Olahraga untuk
Gallahue, David L., and Ozmun, John C. 1998.
Understanding Motor Development: Pembina, Pelatih dan Atlet. Bandung:
Infants, Children, Adolescents, Adults Tarsito.
4th edition. University of Massachusetts Subardjah, Herman. 2000. Bulutangkis. Jakarta:
Boston: McGraw-Hill. Ditjen Pendidikan Olahraga.
Hakim nurhakim. 2005. Sudjana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar
http://pb1mci.blogspot.co.id/2016/03/k Mengajar. Bandung: Remaja Resdakarya.
emahiran-servis.html
Sugiyanto. 1991. Perkembangan dan Belajar
Hermawan Aksan. (2013). Mahir Bulutangkis. Gerak. Jakarta: Depdikbud Universitas
Bandung : Nuansa Cedekia Terbuka.
Hidayat, Imam. 1997. Biomekanika. Bandung:
FPOK UPI Bandung.

110
Andhega Wijaya, Indonesia Performance Journal 1 (2) (2017)

Sugiyanto, dkk. 1997. Perkembangan dan


Belajar Motorik. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Sugiyanto. 1998. Perkembangan dan Belajar
Motorik. Jakarta: Depdikbud. Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah Bagian Proyek Peningkatan
Mutu Guru Penjaskes. SD Setra D-II.
Suharno, H.P. 1993. Ilmu Choaching Umum.
Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta.
------------------2007. Metodologi Penelitian dalam
Pendidikan Jasmani. Malang: Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri
Malang.
Zuber, Skerritt, O. 1996. Action Research in
Higher Education: Examples and
Reflections. London: Kogan Page.

111

Anda mungkin juga menyukai