Anda di halaman 1dari 8

30

PERBANDINGAN LATIHAN JOGING DAN LOMPAT TALI TERHADAP


DENYUT NADI ISTIRAHAT PADA ATLET KLUB BOLA VOLI TARUNA
BEKASI

Willy Pradana1
Iwan Hermawan2, Eko Juli Fitrianto2
1
Program Studi Ilmu Keolahragaan
2
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Jakarta, Kampus B, Jakarta

Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latihan mana yang lebih
efektif antara latihan joging dan latihan lompat tali terhadap denyut nadi
istirahat pada Atlet Klub Bola Voli Taruna Kota Bekasi. Pertemuan
dilakukan sebanyak 3 kali selama 1 minggu. Total pertemuan latihan
berjumlah 18 kali pertemuan. Metode penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen. Sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Atlet Putra Klub Bola Voli Taruna Kota Bekasi yang
berjumlah 20 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
statistik dengan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05, teknik analisa data yang
digunakan adalah analisa uji-t mulai dari menghitung t-hitung untuk
dibandingkan dengan nilai t-tabel pada taraf signifikan 5%. Data tes akhir
latihan joging dan latihan lompat tali diperoleh standar perbedaan antara dua
mean (SE𝑀𝑋 𝑀𝑌 ) = 0,47 nilai tersebut menjadi t-hitung diperoleh = 2,55.
Kemudian hasil perhitungan tersebut diujikan dengan tabel pada derajat
kebebasan (dk) = (N1 + N2) – 2 = (10 + 10) – 2 dan taraf kepercayaan α =
0,05 diperoleh nilai kritis t-tabel 2,101 ( t-hitung = 2,55 ˃ t-tabel = 2,101).
Dengan demikian terdapat perbedaan yang diperoleh melalui penelitian ini
adalah latihan joging lebih efektif dari pada latihan lompat tali terhadap
denyut nadi istirahat pada Atlet Klub Bola Voli Taruna Kota Bekasi.
Kata Kunci : Latihan, Jogging, Lompat tali, Denyut Nadi Istirahat.

PENDAHULUAN
Olahraga merupakan suatu kebutuhan dalam latihan tersebut tentunya tidak
jasmani yang diperlukan oleh semua lepas dari aturan-aturan yang
kalangan baik usia muda maupun usia disesuaikan dengan keadaan atau kondisi
lanjut. Olahraga juga sebuah elemen fisik manusia itu sendiri. Banyak jenis
pada hidup semua orang, tak dapat olahraga yang sederhana yang dapat
dipungkiri dari kita kecil sampai dewasa dilakukan oleh para remaja seperti
seseorang selalu membutuhkan aktifitas dengan kegiatan latihan yaitu latihan
fisik untuk menunjang kesehatan pada Joging dan latihan Lompat tali.
tubuh. Untuk mempertahankan Joging merupakan salah satu
kesegaran jasmani maka perlu diberikan olahraga yang sederhana, murah dan
suatu latihan sebab latihan merupakan mudah untuk dilakukan, aman dari
suatu proses untuk meningkatkan atau resiko terkena cedera yang serius, juga
mempertahankan kesegaran jasmani dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan
31

tubuh. Dengan latihan Joging dengan dapat diktakan orang tersebut tidak
waktu 30–60 menit secara teratur dapat terlatih dan dianjurkan untuk tidak
meningkatkan stamina, membantu melakukan latihan terlebih dahulu.
menurunkan berat badan, memperkuat
otot dan meningkatkan kepadatan tulang, KAJIAN PUSTAKA
mengatasi resiko penyakit, dan Latihan. Latihan biasanya didefinisikan
mengatasi gangguan tidur. Menurut sebagai suatu proses sistematis yang
Sadoso Sumosardjono “Ketika dilakukan dalam jangka waktu panjang,
melakukan latihan aerobik (joging) berulang-ulang, progresif, dan
terjadi beberapa perubahan dalam hal mempunyai tujuan untuk meningkatkan
fisiologi individu. Sebelum lari, 0,3 liter penampilan fisik. Dalam latihan harus
oksigen per menit yang digunakan memperhatikan beberapa prinsip-prinsip
tubuh, tetapi setelah melakukan latihan latihan yang harus dilakukan agar tujuan
tubuh membutuhkan 3 liter oksigen. latihan dapat sesuai dengan harapan,
Lompat tali juga merupakan prinsip-prinsip latihan antara lain; Tipe,
gerakan yang sangat sederhana dan aman Intensitas, dan Tempo (Pemanasan, Inti
untuk dilakukan. Dengan menggunakan latihan, Pendinginan).
skipping yang diayunkan dan melakukan Joging. Lari santai (joging) merupakan
gerakan melompat–lompat di tempat . satu jenis keterampilan yang melibatkan
Manfaat dari lompat tali yakni dapat proses pemindahan posisi badan, dari
membakar sejumlah kalori, melatih otot, satu tempat ke tempat lainnya, dengan
menurunkan berat badan, mengurangi gerakan yang lebih cepat dari
resiko osteoporosis, meningkatkan melangkah. Latihan joging sangat
stamina, kelenturan, koordinasi dan bermanfaat salah satunya untuk
keseimbangan tubuh, serta dapat meningkatkan daya tahan. Pemeriksaan
mengkombinasikan irama gerakan dan medis menunjukkan bahwa dengan
ketepatan waktu. Latihan lompat tali joging secara teratur, jumlah denyutan
temasuk dalam contoh latihan untuk waktu istirahat dapat menurun. Karena
meningkatkan daya tahan, lebih tepatnya latihan joging yang tergolong latihan
secara khusus untuk melatih daya tahan kardiovaskular dapat berpengaruh
otot tungkai. Untuk meningkatkan daya kepada perubahan dalam sistem sirkulasi
tahan otot diperlukan latihan fisik, dimana terjadi peningkatan kerja jantung
teratur, terukur, dan terprogram dengan menjadi lebih baik dalam mengedarkan
memperhatikan kualitas dan kuantitas darah. Terjadinya perubahan morfologi
latihan. jantung pada bagian bilik kiri menjadi
Dengan berlatih joging atau lompat lebih kuat menyebabkan kerja jantung
tali, tubuh akan mengalami perubahan dalam sekali memompa darah
menjadi lebih baik khususnya perubahan menghasilkan jumlah yang lebih besar.
pada denyut nadi istirahat. Hasil Lompat Tali. Lompat tali merupakan
pengukuran denyut nadi dapat digunakan aktifitas akrobik yang dapat
sebagai evaluasi efisiensi kerja jantung meningkatkan kerja jantung dan paru –
pada aktifitas fisik atau kegiatan paru menjadi lebih baik. Olahraga
jasmani. Bisa dikatakan orang yang lompat tali membuat tubuh bergerak
terlatih daya tahan jantung dan paru- secara dinamis mengikuti ayunan irama
parunya memiliki denyut nadi yang lebih gerakan tangan yang memegang grip
rendah. Sedangkan orang yang memiliki tali. Menurut Sadoso Sumosardjono
denyut nadi istirahat yang tinggi dalam “Lompat tali baik sekali bagi kebugaran
atau ingin melakukan suatu aktifitas, kita karena menaikkan atau memelihara
32

daya tahan (endurance), menguatkan dengan enggunakan alat bantu


jantung, menguatkan paru–paru, stetoskop.
memperbaiki peredaran darah, d. Pulse Meter : pengukuran denyut nadi
mengencangkan otot – otot (paha, pantat, dapat dilakukan pula melalui
dan pergelangan tangan), dan permukaan telapak tangan. Kedua
memperbaiki koordinasi”. Pada saat telapak tangan harus dalam keadaan
melakukan lompat tali, otot yang paling bersih dan dalam keadaan normal
dominan bekerja adalah otot bagian (tidak sehabis latihan atau digosok-
tungkai, yaitu otot gastrocnemius dan gosok).
quadriceps (otot betis dan otot paha Dengan melakukan aktifitas joging
bagian depan). Selain itu, lompat tali dan lompat tali yang memiliki gerakan
adalah salah satu dari bentuk latihan yang berbeda, untuk joging gerakannya
plyometric yang digunakan untuk rileks. Sedangkan untuk lonpat tali,
meningkatkan kondisi fisik terutama gerakannya hanya di tempat dan
yang mengarah pada kemampuan daya menyebabkan ketegangan otot. Sehingga
ledak. denyut nadi saat melakukan joging lebih
Denyut Nadi Istirahat. Denyut nadi cepat dibandingkan dengan lompat tali,
istirahat adalah pengukuran frekuensi yang mengakibatkan penurunan denyut
nadi yang dilakukan tidak dalam latihan, nadi istirahat lebih banyak dari pada saat
atau sebelum melakukan latihan. Hasil melakukan lompat tali.
pengukuran denyut nadi dapat digunakan Pada usia remaja ini aktifitas fisik
sebagai evaluasi efisiensi kerja jantung dengan berolahraga seperti joging dan
pada aktifitas fisik atau kegiatan lompat tali sangat diperlukan dalam
jasmani. Bisa dikatakan orang yang menunjang perubahan fisik dan
terlatih daya tahan jantung dan paru- kemampuan fungsi organ kearah yang
parunya memiliki denyut nadi yang lebih lebih baik. Dengan olahraga teratur
rendah. Menurut Sadoso Sumosardjono dalam waktu seminggu tiga kali dengan
“Frekuensi denyut nadi istirahat tiap lama latihan selama 30 – 60 menit
tingkat usia berbeda, dengan anak-anak dengan intensitas yang sesuai yaitu 70-
denyut nadi istirahatnya lebih tinggi dari 85% dari denyut nadi maksimal agar
orang dewasa”. Adapun menurut Arie S. olahraga yang dilakukan dapat mencapai
Sutopo cara mengetahui dan menghitung tujuan yang diharapkan.
denyut nadi yang terdapat dalam Dengan Latihan daya tahan
Penuntun Praktikum Ilmu Faal, yaitu : aerobik akan menyebabkan adaptasi
a. Radial Pulse Rate : palpasi sentuh kardiovaskuler dan sistem respirasi yang
dengan menggunakan ujung jari sangat diperlukan atlet bola voli untuk
telunjuk dan jari tengah arteri radialis menunjang kemampuan peningkatan
kearah distal dibagian ujung (di fisik. Diperlukan daya tahan jantung
daerah pergelangan tangan sebelah yang baik untuk dapat bermain secara
kiri). maksimal dalam durasi permainan yang
b. Carotid Pulse Rate : palpasi daerah cukup panjang
leher dibawah telinga dan rahang.
Jangan menekan terlalu kuat, karena METODE
penekanan kuat arteri karotis dapat Metode penelitian yang digunakan
menyebabkan efek hambatan peneliti adalah metode eksperimen.
(inhibisi) pada jantung. Sugiyono mengartikan “Eksperimen
c. Stethoscope Heart Rate : kontraksi sebagai metode penelitian yang
otot jantung dapat pula didengar digunakan untuk mencari pengeruh
33

perlakuan tertentu terhadap yang lain a) Pengukuran dilakukan dalam keadaan


dalam kondisi yang terkendalikan”. istirahat, pada saat sebelum memulai
Dalam penelitian ini peneliti latihan.
menggunakan“ Two-Group Design” b) Testee meraba bagian arteri radialis
dengan variabel bebas pada penelitian ini sampai denyut nadinya teraba.
adalah latihan joging dan lompat Tali, c) Kemudian testee melaporkan jumlah
sedangkan variabel terikatnya adalah denyut nadinya sendiri selama 30
denyut nadi istirahat. Sampel dilakukan detik.
dengan teknik “Purposive Sampling”. d) Kemudian setiap testee melaporkan
Sampel dalam penelitian ini adalah jumlah denyut nadinya pada saat akan
berdasarkan kriteria usia 15–18 tahun, melakukan latihan jogging dan
maka sampel yang digunakan berjumlah lompat tali , kemudian hasilnya
20 orang atlet putra Klub Bola Voli dikalikan dua dan di catat pada kertas
Taruna Kota Bekasi. Tempat penelitian pencatat.
di Klub Bola Voli Taruna, Jl. Cemara Adapun langkah – langkah
E18 no. 17 RT 17/014, Pondok Ungu mengikuti penelitian, yaitu :
Permai, Bekasi Utara. a. Pada Joging
Dalam penelitian ini data yang 1) Testee diperiksa kesehatannya
diambil yaitu denyut nadi istirahat sebelum mengikuti penelitian ini.
dengan cara para testee melakukan 2) Testee diambil nadinya setiap
aktivitas latihan joging dan lompat Tali. awal latihan.
Sebelumnya peneliti mengambil data 3) Melakukan pemanasan dan
dengan melakukan pretest dan posttest peregangan selama 5-10 menit
pada sampel penelitian. sebelum melakukan latihan Joging.
Pretest untuk joging, tes yang 4) Melakukan Joging dengan
dilakukan adalah maximal aerobic speed kecepatan 3-5 km/jam dengan
yaitu dengan melakukan lari sejauh 1000 durasi waktu 30 - 60 menit.
meter. Setelah itu akan diambil 5) Jika selama melakukan latihan
kecepatan rata-rata yang selanjutnya Joging denyut nadi tetap atau
akan dipakai sebagai batas kecepatan tidak ada peningkatan, maka
dalam melakukan latihan joging. Posttest kecepatannya akan ditambah.
dilakukan dengan cara yang sama setelah 6) Pendinginan selama 5 menit.
selesai melakukan program latihan b. Pada Lompat Tali
joging. 1) Testee diperiksa kesehatannya
Sedangkan pretest untuk latihan sebelum mengikuti penelitian ini.
lompat tali, tes yang akan dilakukan 2) Testee diambil nadinya setiap
adalah dengan melakukan lopat tali yang awal latihan.
kecepatannya diatur oleh metronome dan 3) Melakukan pemanasan dan
dilakukan selama mungkin oleh sampel. peregangan selama 5–10 menit
Posttest untuk latihan lompat tali sebelum melakukan latihan lompat
dilakukan dengan cara yang sama setelah tali.
selesai melakukan program latihan 4) Melakukan Lompat tali selama 3
lompat tali. menit x 10 - 20 set dengan istirahat
Program latihan joging dan lompat tiap set 2 menit.
tali yang akan dilakukan adalah sebagai 5) Pendinginan selama 5 menit.
berikut :
34

HASIL dan PEMBAHASAN dan standar kesalahan mean (SE𝑚𝑦1 ) =


Deskripsi Data 1,32.
Pengumpulan data digunakan
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Tes
sebagai data penelitian yang diperoleh
Awal Kelompok Latihan Lompat Tali
dari tes awal dan tes akhir denyut nadi
Kelas Nilai Frekuensi
istirahat berdasarkan pengamatan dari No
Interval Tengah Absolut Relatif
hasil latihan joging dan latihan lompat 1 71 – 73 72 1 10 %
tali yang benar. 2 74 – 76 75 2 20 %
3 77 – 79 78 2 20 %
1. Data Hasil Tes Latihan Joging 4 80 – 82 81 4 40 %
Data tes awal denyut nadi istirahat 5 83 – 85 84 1 10%
10 100 %
pada kelompok latihan joging diperoleh Sumber: Hasil Pengolahan Data
skor level terendah 72 dan skor level
tertinggi 84 dengan rata-rata (x1) = 80,0 Data tes akhir denyut nadi istirahat
simpangan baku (S𝑥1 ) = 3,65 dan standar pada kelompok latihan lompat tali
kesalahan mean (SE𝑚𝑥1 ) = 1,21. diperoleh skor level terendah 68 dan
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Tes skor level tertinggi 80 dengan rata-rata
Awal Kelompok Latihan Joging (y2) = 74,0 simpangan baku (S𝑦2 ) = 4,32
Kelas Nilai Frekuensi
dan standar kesalahan mean (SE𝑚𝑦2 ) =
No 1,44.
Interval Tengah Absolut Relatif
1 71 – 73 72 1 10 % Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tes
2 74 – 76 75 - -
3 77 – 79 78 3 30 % Akhir Kelompok Latihan Lompat Tali
4 80 – 82 81 4 40 % Kelas Nilai Frekuensi
5 83 – 85 84 2 20 % No
Interval Tengah Absolut Relatif
10 100 % 1 67 – 69 68 2 20 %
Sumber: Hasil Pengolahan Data 2 70 – 72 71 1 10 %
3 73 – 75 74 2 20 %
Data tes akhir denyut nadi istirahat 4 76 – 78 77 4 40 %
pada kelompok latihan joging diperoleh 5 79 – 81 80 1 10 %
10 100 %
skor level terendah 72 dan skor level Sumber: Hasil Pengolahan Data
tertinggi 78 dengan rata-rata (x2) = 74,6
simpangan baku (S𝑥2 ) = 3,83 dan Pengujian Hipotesis
standar kesalahan mean (SE𝑚𝑥2 ) = 1,27. 1. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Tes Kelompok Latihan Joging.
Akhir Kelompok Latihan Joging Hasil analisis dari tes awal dan tes
Kelas Nilai Frekuensi
akhir hasil denyut nadi istirahat dengan
No
Interval Tengah Absolut Relatif menggunakan latihan joging diperoleh
1 67 – 69 68 1 10 % nilai rata-rata deviasi (MD) = 5,40
2 70 – 72 71 2 20 %
3 73 – 75 74 2 20 % simpangan baku (SD) = 1,34 dan standar
4 76 – 78 77 5 50 % kesalahan mean (SEMD) = 0,44 . Hasil
5 79 – 81 80 - -
10 100 % tersebut menghasilkan t-tabel pada
Sumber: Hasil Pengolahan Data derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 10 – 1 =
9 dengan taraf kepercayaan ( α ) = 0,05
2. Data Hasil Tes Latihan Lompat diperoleh nilai kritis t-tabel = 2,262.
Tali Dengan demikian nilai t-hitung lebih
Data tes awal denyut nadi istirahat besar dari t-tabel (t-hitung = 12,27 ˃ t-
pada kelompok latihan lompat tali tabel = 2,262).
diperoleh skor level terendah 72 dan Berdasarkan analisis data tersebut
skor level tertinggi 84 dengan rata-rata dapat disimpulkan hipotesis nol (H0)
(y1) = 78,4 simpangan baku (S𝑦1 ) = 3,97 ditolak, hipotesis kerja (H1) diterima,
35

berarti latihan joging mempunyai signifikan terhadap denyut nadi


pengaruh terhadap denyut nadi istirahat. istirahat, yaitu dengan melakukan
2. Hasil Tes Awal Dan Tes Akhir perlakuan (treatment) selama 6 minggu
Kelompok Latihan Lompat Tali. dengan frekuensi latihan selama 3 kali
Hasil analisis dari tes awal dan tes dalam seminggu.
akhir hasil denyut nadi istirahat dengan Berdasarkan hasil penelitian ini,
menggunakan latihan lompat tali diketahui bahwa latihan joging termasuk
diperoleh nilai rata-rata deviasi (MD) = dalam continuous training dan
4,20 simpangan baku (SD) = 0,60 dan tergolong latihan untuk meningkatkan
standar kesalahan mean (SEMD) = 0,20 . kardiovaskular dimana sampel
Hasil tersebut menghasilkan t-tabel melakukan kerja joging selama 30 – 60
pada derajat kebebasan (dk) = n – 1 = menit tanpa berhenti. Sedangkan latihan
10 – 1 = 9 dengan taraf kepercayaan (α) lompat tali termasuk dalam interval
= 0,05 diperoleh nilai kritis t-tabel = training antara kerja diselingi oleh waktu
2,262. Dengan demikian nilai t-hitung istirahat dengan kerja lompat tali selama
lebih besar dari t-tabel (t-hitung = 21 ˃ t- 3 menit dan istirahat selama 2 menit dan
tabel = 2,262). tergolong latihan yang secara khusus
Berdasarkan analisis data tersebut dapat meningkatkan daya tahan otot
dapat disimpulkan hipotesis nol (H0) (muscle endurance). Terlihat bahwa
ditolak, hipotesis kerja (H1) diterima, kedua aktivitas ini berbeda karakter dan
berarti latihan lompat tali mempunyai masing-masing memiliki keunggulan
pengaruh terhadap denyut nadi istirahat. dan kelemahan jika kedua latihan ini
dibandingkan.
3. Hasil Tes Akhir Kelompok Latihan
Latihan joging yang merupakan
Joging dan Latihan Lompat Tali.
continuous training memiliki
Data tes akhir latihan joging dan
keunggulan dimana sampel melakukan
latihan lompat tali diperoleh standar
kerja joging tanpa berhenti sampai
perbedaan antara dua mean (SE𝑀𝑋 𝑀𝑌 ) =
dengan waktu yang ditentukan yang
0,47. Nilai tersebut diujikan dengan tabel
menyebabkan denyut nadi latihan terjaga
pada derajat kebebasan (dk) = (N1 + N2)
kondisinya atau stabil selama melakukan
– 2 = (10 + 10) – 2 dan taraf
kerja joging. Sedangkan latihan lompat
kepercayaan ( α ) = 0,05 diperoleh nilai
tali yang bersifat interval training
kritis t-tabel 2,101 ( t-hitung = 2,55 ˃ t-
mempunyai kelemahan dimana pada saat
tabel = 2,101).
masuk waktu istirahat antar set denyut
Berdasarkan hasil analisa data
nadi latihan dikhawatirkan mengalami
tersebut maka H0 ditolak dan H1 diterima
penurunan. Namun latihan lompat tali
sehingga dapat disimpulkan bahwa
dapat dikategorikan sebagai interval
latihan joging lebih efektif dari pada
continuous training karena dilakukan
latihan lompat tali terhadap denyut nadi
dalam durasi yang yang panjang atau
istitahat pada atlet klub Bola Voli
lama. Sehingga latihan joging akan lebih
Taruna Kota Bekasi.
efektif dari pada latihan lompat tali
Pembahasan terhadap kondisi denyut nadi istirahat.
Sesuai dengan latar belakang, Meskipun terdapat perbedaan
rumusan masalah, tujuan dan hasil dalam jenis latihan, joging dan lompat
penelitian, serta berdasarkan hipotesis tali merupakan latihan dengan intensitas
yang diambil bahwa latihan joging dan rendah dimana sumber energi yang
lompat tali mengalami perbedaan yang disediakan melalui sistem energi
aerobik. Olahraga aerobik bertujuan
36

untuk meningkatkan denyut jantung : joging dan lompat tali agar


untuk jangka waktu tertentu, setelah denyut nadi istirahat yang sudah
melakukan program latihan joging dan dilatih tetap menjadi lebih baik
lompat tali, diharapkan terjadinya lagi.
perubahan morfologi pada jantung. 2. Kepada Atlet Klub Bola Voli
Bagian jantung yang memompakan Taruna Kota Bekasi dilihat dari
darah yaitu bagian ventrikel akan lebih hasil penelitian, dianjurkan untuk
kuat, sehingga terjadi efisiensi kerja lebih memilih melakukan aktivitas
jantung yang lebih baik setelah joging sebagai pilihan untuk
melakukan latihan joging dan lopat tali. menjaga agar tetap menjadi lebih
Hal ini dikarenakan orang yang terlatih baik untuk denyut nadi
daya jantung dan parunya akan memiliki istirahatnya.
denyut nadi istirahat yang rendah sebab 3. Kepada pelatih Klub Bola Voli
adanya peningkatan volume darah yang Taruna Kota Bekasi agar tetap
dipompa jantung dalam sekali mengingatkan para Atlet untuk
denyutnya, dan distribusi darah dari mengecek target denyut
jantung menjadi lebih cepat dan lancar. latihannya.

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Kesimpulan. Berdasarkan masalah yang Anas Sudjiono. Pengantar Statistik
dikemukakan serta didukung oleh Pendidikan. Yogyakarta: Andi,
deskripsi teori dan kerangka berpikir 2000.
serta analisis data, maka hasil tersebut Arie S. Sutopo. Buku Penuntun
dapat disimpulkan bahwa : Praktikum Ilmu Faal Dasar Kerja.
1. Terdapat perbedaan terhadap Jakarta: FIK UNJ, 2002.
denyut nadi istirahat pada atlet Astra Parahita. Pengaruh Latihan Fisik
Klub Bola Voli Taruna Kota Terprogram Terhadap Daya
Bekasi setelah diberikan latihan Tahan Otot pada Siswi Sekolah
joging. Bola Voli Tugu Muda Searang
2. Terdapat perbedaan terhadap Usia 9-12 Tahun. Semarang:
denyut nadi istirahat pada atlet Laporan Penelitian Universitas
Klub Bola Voli Taruna Kota Diponegoro, 2009.
Bekasi setelah diberikan latihan Bompa, Tudor O. Periodization Theory
lompat tali. and Methodology of Training.
3. Latihan Joging lebih efekif dari New York: Human Kinetics, 1999.
pada latihan lompat tali terhadap Depdiknas. Pedoman dan Modul
denyut nadi istirahat pada atlet Pelatihan Kesehatan Olahraga
Klub Bola Voli Taruna Kota bagi Pelatihan Olahragawan
Bekasi Pelajar. Jakarta: Depdiknas, 2000.
Hannam S. Women’s Basketball Jump
Saran. Dari hasil penelitian ini, peneliti Training Circuit. Indiana 47405:
ingin menyampaikan saran-saran sebagai Departement Indiana University,
berikut : Assembly Hall Boomington, 1985.
1. Kepada Atlet Klub Bol Voli Sadoso Sumosardjono. Olahraga dan
Taruna Kota Bekasi sebaiknya Kesehatan. Jakarta: Pustaka
tetap menjaga kebugaran Kartini, 1989.
jasmaninya dengan melakukan
kegiatan olahraga rutinnya, seperti
37

---------. Pengetahuan Praktis Kesehatan


dalam Olahraga 3. Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1993.
S. Nasution. Metodelogi Research.
Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
CV Alfabeta, 2011.
Yudha M Saputra. Dasar-dasar
Keterampilan Atletik. Jakarta:
Direktorat Jendral Olahraga, 2001.

Anda mungkin juga menyukai