Anda di halaman 1dari 12

Telaah iPenerapan Aliran Filsqfat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme


dalam Orientasi dan Mobilitas Anak Tunanetra

Neni Meiyani
Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRAK

Filsafat pragmatisme yang dipelopori oleh William James dan John Dewey pada
hakikatnya manfaat bagi hidup praktis, dengan perkataan lain menitik beratkan bahwa
kebenaran ialah apa yang membuktikan dirinya sebagai yang benar dengan
memperhatikan kegunaannya secara praktis. Orientasi dan Mobilitas penting dikuasai
oleh tunanetra, karena dengan pengetahuan dan keterampilan tersebut tunanetra dapat
hidup secara mandiri sehingga pada gilirannya tidak perlu lagi menggantungkan diri
pada orang lain dalam kehidupan di masyarakat dan lingkungannya. Aliran filsafat
pragmatisme dapat diterapkan pada kehidupan manusia, tanpa memandang apakah dia
manusia awas atau tunanetra. Berbagai aktifitas yang dilakukan pada Orientasi dan
Mobilitas dapat menerapkan pegangan pragmatisme, yakni logika pengamatan. Prinsip
pragmatisme, yaitu manfaat bagi hidup praktis, dapat diterapkan baik dalam proses
kognitif maupun pengetahuan tentang ciri medan, tanda-tanda, sistem penomoran,
pengukuran, arah-arah mata angin dan aplikasi dari kelima unsur di atas, yakni
pengakraban diri.

Rata kunci: Pragmatisme, instrumentalisme, tunanetra, O&M.

PENDAHULUAN

Dalam mengikuti pertumbuhan dan Orientasi adalah suatu proses


perkembangan zaman, sebagai bagian dari penggunaan indera-indera yang masih
rakyat Indonesia, yang notabene sebagai berfiingsi untuk menetapkan posisi diri dan
sumber daya manusia Indonesia yang hubungannya dengan objek-objek yang ada
menjadi aset bangsa, para penyandang cacat dalam lingkungannya, sedangkan Mobilitas
netra atau lebih sering disebut sebagai merupakan kemampuan, kesiapan, dan
tunanetra dituntut untuk lebih mudahnya bergerak dan berpindah
meningkatkan kemampuannya. Salah satu tempatdengan aman, efektif dan efisien
hal yang paling pokok adalah bagaimana (Rahardja, 2008).
tunanetra terampil dalam orientasi dan Bagi tunanetra Orientasi dan
mobilisasi guna mengikuti derap dinamika Mobilitas merupakan hal yang penting dan
kehidupan. Oleh sebab itu, tunanetra perlu tidak dapat ditawar-tawar lagi. Tanpa
mendapat keterampilan yang baik dan pengetahuan dan keterampilan tersebut di
terprogram. atas, nampak akan sulit bagi tunanetra
untuk dapat hidup secara mandiri. Dengan

JMJl_Anakku » Volume 12:Nomor 2 Tahun 2013 | 209


Telaah ♦ Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

pengetahuan dan keterampilan orientasi dan bagi pelakunya, jika memperkaya hidup
mobilitas, tunanetra pada gilirannya dapat serta kemungkinan-kemungkinan hidup.
hidup secara mandiri dan tidak perlu lagi Aliran filsafat yang dicetuskan oleh William
menggantungkan diri kepada orang lain, James ini disebut sebagai aliran filsafat
dalam hal ini kepada orang awas, di dalam pragmatisme (Sudarsono, 1993). Dengan
menghadapi kehidupan di masyarakat dan demikian, prinsip filsafat pragmatisme
di lingkungannya. dapat diterapkan pada kehidupan manusia,
Di lain pihak, salah satu filsafat hidup tanpa membedakan apakah itu manusia
yang berpatokan pada "manfaat bagi hidup awas atau tunanetra.
praktis", dicetuskan oleh William James, Pembahasan dalam makalah ini
seorang tokoh filsafat Amerika yang lahir bertujuan untuk melihat lebih dekat
pada tahun 1842 (Wikipedia, 2013). Pada penerapan salah satu aliran filsafat, yakni
prinsipnya aliran atau paham ini menitik filsafat pragmatisme yang dipelopori oleh
beratkan bahwa kebenaran ialah apa yang William James (1842-1910), dalam
membuktikan dirinya sebagai yang benar Orientasi dan Mobilitas yang sangat
dengan memperhatikan kegunaannya secara diperlukan bagi perkembangan anak
praktis. Nilai pertimbangan kita tergantung tunanetra di dalam menghadapi dinamika
kepada akibatnya, kepada kerjanya, artinya: kehidupan, yang pada gilirannya
kepada keberhasilan perbuatan yang memberikan sumbangsih bagi
disiapkan oleh pertimbangan itu. pembangunan bangsa.
Pertimbangan itu benar jika bermanfaat

PEMBAHASAN

1. Definisi Pragmatisme tokoh filsafat yang terkenal, yakni William


James, di samping John Dewey. Sementara
Pragmatisme adalah suatu aliran yang
itu di Inggris aliran filsafat pragmatisme
mengajarkan bahwa yang benar ialah apa
erat kaitannya dengan nama F.C.S. Schiller.
yang membuktikan dirinya sebagai benar
Selain itu terdapat pula tokoh-tokoh
dengan perantaraan akibat-akibatnya yang
pragmatisme lainnya, yaitu Charles S.
bermanfaat secara praktis. Pegangan
Fierce (1839-1914) dan George Herbert
pragmatisme ialah logika pengamatan.
Mead (1863-193 l)(Juhaya, 1987).
Aliran ini bersedia menerima segala
Walaupun aliran filsafat pragmatisme
sesuatu, asal saja membawa akibat praktis.
dalam perkembangannya mengalami
Pengalaman pribadi, kebenaran mistis
perbedaan kesimpulan kendati berangkat
semuanya bisa diterima asalkan membawa
dari gagasan awal yang sama, namun ada
akibat praktis yang berman-faat. Dengan
tiga patokan yang disetujui aliran ini, yakni:
demikian, patokan pragmatisme adalah
menolak segala intelektualisme dan
manfaat hidup praktis.
absolutisme, serta meremehkan logika
Di Amerika Serikat aliran filsafat
formal. Dalam makalah ini akan
pragmatisme dikembangkan oleh seorang
dikemukakan hanya dua tokoh saja, yaitu
William James dan JohnDewey.

210 | JMSl_Anakku » Volume 2 :Nomor Tahun 2013


Telaah ^Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

2. Filsafat Pragmatisme dari William perbuatan. Selain dari itu pemikiran dapat
James (1842-1910) juga menyesuaikan diri dengan tuntutan
William James lahir di New York, kehendak dan tuntutan perbuatan. Hal ini
Amerika Serikat, dan menjadi dosen di mengakibatkan bahwa sebenarnya kita
Harvard University dalam mata kuliah dapat menghasilkan sendiri sebagian dari
anatomi, fisiologi, psikologi dan filsafat. apa yang diperlukan oleh pengalaman kita,
William James telah menghasilkan banyak sesuai dengan kemauan kita sendiri. Jadi,
karya tulis, di antaranya: the Principles of sebagian dari dunia ini adalah hasil kita
Psychology (1890), The Will to Believe sendiri. Dunia ini bukanlah sesuatu yang
(1897), The Varieties of Religious telah selesai, melainkan sesuatu yang terus-
Experience: A Study in Human Nature menerus menjadi, seperti halnya dengan
(1902) dan Pragmatism: A New Name for pemikiran kita adalah suatu arus yang
Some Old Ways of Thinking mengalir, suatu sistem perhubungan-
(7P07).(Wikipedia,2O13). perhubungan.
Di dalam bukunya The Meaning of
Truth: A Sequel to "Pragmatism"(1909) 3. Filsafat Pragmatisme dari John
atau "Arti Kebenaran" William James Dewey (1859-1952)
mengemukakan bahwa tiada kebenaran Sekalipun Dewey bekerja lepas dari
yang mutlak, yang berlaku umum, yang William James, namun menghasilkan
bersifat tetap, yang berdiri sendiri, lepas pemikiran dan menampakkan persamaan
dari segala akal yang mengenal. Sebab dengan gagasan James. Dewey lahir di
pengalaman kita berjalan terus, dan segala Baltimore dan kemudian menjadi guru
yang kita anggap benar dalam besar dalam bidang filsafat dan kemudian
perkembangan pengalaman itu senantiasa juga di bidang pendidikan di Universitas-
berubah, karena di dalam prakteknya apa universitas di Minnesota, Michigan,
yang kita anggap benar dapat dikoreksi oleh Chicago (1894-1904) dan akhirnya di
pengalaman berikutnya. Oleh karena itu Universitas Columbia (1904-1929).
tiada kebenaran yang mutlak, yang ada John Dewey adalah seorang pragmatis.
adalah kebenaran-kebenaran, (artinya: Menurutnya filsafat bertujuan untuk
dalam bentuk plural atau jamak) yaitu apa memper-baiki kehidupan manusia dan
yang benar dalam pengalaman-pengalaman lingkungannya atau mengatur kehidupan
khusus, yang setiap kali dapat diubah oleh manusia serta aktifitasnya untuk memenuhi
pengalaman berikutnya(Sudarsono, 1993). kebutuhan manusiawi(Sudarsono, 1993).
Nilai pertimbangan dalam pragmatisme Kendati Dewey seorang pragmatis,
tergantung kepada akibatnya, kepada namun ia lebih suka menyebut sistemnya
kerjanya, artinya: tergantung kepada dengan istilah instrumentalisme.
keberhasilan dari perbuatan yang disiapkan Pengalaman (experience) merupakan kata
oleh pertimbangan itu. Pertimbangan itu kunci dalam filsafat instrumentalisme.
benar jikalau bermanfaat bagi pelakunya, Filsafat harus berpijak pada pengalaman
jikalau memperkaya hidup serta dan menyelidiki serta mengolah
kemungkinan-kemungkinan hidup. pengalaman itu secara aktif-kritis. Dengan
Seperti yang telah dikembangkan, akal demikian filsafat akan dapat menyusun
atau pemikiran mendapat tujuannya dalam sistem norma-norma dan nilai-nilai.

}AJfl_Anakku »Volume 12:Nomor 2 Tahun 2013 | 211


Telaah ♦ Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

Menurut Dewey, penyelidikan adalah Sikap Dewey dapat dipamahi dengan


transformasi yang terawasi atau terpimpin sebaik-baiknya dengan meneliti tiga aspek
dari suatu keadaan yang tak menentu dari yang kita namakan
menjadi suatu keadaan yang "instrumentalisme". Pertama, kata
tertentu(Sudarsono, 1993). Penyelidikan "temporalisme" yang berarti bahwa ada
berkaitan dengan penyusunan kembali gerak dan kemajuan riil dalam waktu.
pengalaman yang dilakukan dengan Kedua, kata "futurisme", mendorong kita
sengaja. Oleh karena itu penyelidikan untuk melihat hari esok dan tidak kepada
dengan penilaiannya adalah suatu alat hari kemarin. Ketiga, "meliorisme", berarti
(instrument). Jadi, yang dimaksud dengan bahwa dunia dapat dibuat lebih baik dengan
instrumentalisme adalah suatu usaha untuk tenaga kita; pandangan ini juga dianut oleh
menyusun suatu teori yang logis dan tepat WilliamJames. Orientasi dan
dari konsep-konsep, pertimbangan- mobilitaspada anak tunanetra
pertimbangan, penyimpulan-penyimpulan Orientasi dan mobilitas adalah suatu
dalam bentuknya yang bermacam-macam rangkaian pengetahuan dan keterampilan
itu, dengan cara pertama-tama menyelidiki yang untuk mendalaminya memerlukan
bagaimana pikiran-pikiran berfungsi dalam kemampuan berpikir untuk mengenali
penemuan-penemuan yang berdasarkan segenap informasi yang diterima melalui
pengalaman, yang mengenal konsekuensi- inderanya. Dalam O&M (Orientasi dan
konsekuensi di masa depan. Mobilitas) terdapat dua unsur pengertian
Dalam rangka pandangan ini maka yang yang keduanya saling menunjang dalam
benar ialah apa yang akhirnya disetujui oleh penggunaannya.
semua orang yang menyelidikinya.
Kebenaran ditegaskan dalam istilah-istilah 1. Pengertian Orientasi
penyelidikan. Kebenaran sama sekali bukan Orientasi adalah proses penggunaan
hal yang sekali ditentukan kemudian tidak indera-indera yang masih berfungsi di
dapat diganggu gugat, sebab dalam dalam menetapkan posisi diri dalam
prakteknya kebenaran itu memiliki nilai hubungannya dengan semua obyek yang
fungsional yang tetap. Segala pernyataan penting di lingkungannya (Rahardja, 2009).
yang kita anggap benar pada dasarnya dapat Orientasi juga berarti penghimpunan serta
berubah. pengorganisasian informasi mengenai
Mengenal adalah berbuat. Kadar lingkungannya dan hubungan dirinya
kebenarannya akan tampak dari dengan semua itu.
pengujiannya oleh pengalaman-pengalaman Jadi, orientasi adalah suatu proses
di dalam praktek. Satu-satunya cara yang pengumpulan data dan informasi dengan
dapat dipercaya untuk mengatur menggunakan sisa indera yang masih
pengalaman dan untuk mengetahui artinya berfungsi atau bekerja dalam menentukan
yang sebenarnya adalah metode induktif. posisi diri, baik dalam hal tempat maupun
Metode ini bukan hanya berlaku bagi ilmu waktu, serta hubungan antara obyek di
pengetahuan fisika, melainkan juga bagi dalam lingkungannya dengan sasaran yang
persoalan-persoalan sosial dan moral. diinginkannya.
Menurut Dewey, kita ini hidup dalam
dunia yang belum selesai penciptaannya.

212 | iAfJl_Anakku » Volume 2 :Nomor Tahun 2013


Telaah *Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

2. Pengertian Mobilitas mobilitas banyak menggunakan


kemampuan fisik.
Mobilitas adalah kemampuan, Untuk mempelajari keterampilan O&M
kesanggupan, kesiapan dan kemudahan tunanetra memerlukan dua kesiapan
untuk bergerak atau berpindah dari suatu (Asmadi, 1985), yaitu:
posisi ke posisi yang lain dengan a. Kesiapan Mental
menggunakan hasil kesimpulan orientasi Apabila mental anak cerdas, dia
serta menggunakan cara dan teknik yang akan cepat menerima informasi
efektif (Rahardja, 2009). melalui inderanya yang sangat
Apabila Orientasi berfungsi untuk diperlukan dalam orientasi.
mengumpulkan data dan informasi dari b. Kesiapan Fisik
suatu obyek dalam hubungannya dengan Fisik tunanetra sangat mempengaruhi
diri tunanetra sendiri, maka Mobilitas mobilitasnya. Tunanetra yang
merupakan tindak lanjut dari Orientasi mengalami cacat lain atau memiliki
tersebut (Purba, 1983). Jadi, pengertian fisik yang lemah akan mengalami
Orientasi dan Mobilitas adalah kesulitan dalam bergerak di
kesanggupan untuk bergerak atau berpindah lingkungannya.
dari suatu tempat ke tempat lain yang Apabila kedua kesiapan itu telah
diinginkan dengan cepat, tepat, aman atau terpenuhi, maka anak mudah
sistematis dan efektif. menjalankan program orientasi dan
Sebagai contoh anak tunanetra masuk mobilitasnya. Adapun tujuan daripada
ke suatu ruangan. la berhenti di muka pintu, program O&M adalah untuk membuat
kemudian anak mendengarkan suara-suara tunanetra mampu memasuki setiap
yang ada di ruangan tersebut, baru lingkungan, baik yang sudah dikenal
kemudian mengarahkan dirinya ke arah maupun yang belum dikenal, dengan
suara itu. Perpindahan anak tersebut dari baik, aman, efektif dan efisien tanpa
ruangan ke tempat lain berdasarkan bantuan orang lain dengan
orientasi yang telahdilakukan sebelumnya. mempraktekkan kedua pengertian
Dari kedua unsur pengertian tersebut orientasi dan mobilitas (Hill dan
dapat disimpulkan bahwa untuk membuat Ponder, 1976).
tuna-netra dapat bergerak dengan baik,
cekatan dan tepat sampai pada tujuan yang 3. Pengertian Tunanetra
diinginkan diperlukan kedua unsur tersebut Definisi tunanetra dapat dikategorikan
di atas. Apabila salah satu unsur mengalami kedalam definisi legal dan definisi
kelambatan, meskipun tunanetra memiliki edukasional atau fungsional.Dalam definisi
kemampuan untuk melakukan mobilitas legal ini, ada dua aspek yang diukur:
belum tentu akan dapat mencapai tujuan - Ketajaman penglihatan (visual acuity)
yang diinginkannya, apabila ia tidak dan
mendasari mobilitasnya dengan orientasi. - Medanpandang (visualfield).
Orientasi dilaksanakan sebelum waktu dan Sedangkan secara edukasional atau
sesudah melakukan mobilitas. Dapat juga fungsional, seseorang dikatakan tunanetra
disebutkan di sini bahwa orientasi banyak apabila untuk kegiatan pembelajarannya dia
menggunakan proses berpikir, sedangkan memerlukan alat bantu khusus, metode

SAM_Anakku »Volume 12: Nomor 2Tahun 2013 | 213


Telaah ♦ Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

khusus atau teknik-teknik tertentu sehingga keadaan "rusak mata", yang jelas
dia dapat belajar tanpa penglihatan atau berakibat "tidak dapat melihat".
dengan penglihatan yang terbatas. Berdasarkan ini semua, maka:
Hingga sekarang sebagian masyarakat Tunanetra = rusak penglihatannya,
menganggap bahwa istilah "tunanetra" suatu istilah yang mencakup
identik dengan "buta" dan dimaksudkan berbagai tingkat ketajaman
kepada mereka yang menyandang kebutaan penglihatan.
atau yang rusak penglihatannya. Buta = adalah keadaan tidak dapat
Ditinjau dari segi pendidikan, seseorang melihat ataupun suatu tingkat
dikatakan buta apabila ia mengalami tertentu dari ketunanetraan.
kerusakan atau kehilangan penglihatan
sedemikian rupa sehingga menyebabkannya 4. Klasifikasi Tunanetra
sukar, berbahaya atau tidak mungkin belajar Beberapa ahli telah mengemukakan
dengan metode-metode yang biasa pendapatnya tentang klasifikasi tunanetra.
digunakan di sekolah (Sasraningrat, 1985). Bebe-rapa klasifikasi tunanetra yang
Istilah "tunanetra" dan istilah buta lebih berkaitan dengan pendidikan secara garis
jelas dapat ditemukan dalam buku Petunjuk besar dibagi dalam dua bagian, yakni
Praktis Penyelenggaraan Sekolah Luar berdasarkan gradasi ketunanetraan atau
Biasa Bagian A/Tunanetra(Sasraningrat, et tingkatan-tingkatan ketajaman penglihatan
al., 1985). Di dalam buku tersebut terdapat dan berdasarkan waktu terjadinya
kecenderungan untuk membedakan kedua ketunanetraan.
istilah di atas: a. Berdasarkan Gradasi Ketajaman
Jika kata "tuna" berarti luka atau Penglihatan
rusak, maka dapatlah kita simpulkan Frans Harsana Sasraningrat (1985)
bahwa istilah "tunanetra" pada mengemukakan suatu tabel
pokoknya berarti "rusak prosentase efisiensi dan kekurangan
penglihatannya ". ketajaman melihat sehubungan
Di dalam hal itu tidak jelas apakah dengan berbagai pecahan Snellen
kerusakan tersebut berakibat tidak yang dikutip dari The Section on
dapat melihat sama sekali, ataupun Ophtalmology of American Medical
rusak tetapi masih mempunyai Association.
kemampuan melihat, meskipun sudah
berkurang dari penglihatan normal.
Berdasarkan ini maka istilah
"Tunanetra" dapat kita gunakan untuk
menyatakan penglihatan yang rusak
tanpa memperdulikan tingkat ketajaman
penglihatan yang ada. Jadi,
"tunanetra" berarti "rusak mata",
atau "penglihatan"-nya.
Seterusnya istilah "buta" dapat
dipergunakan untuk menunjukkan

214 | JAM_Anakku »Volume 2: Nomor Tahun 2013


Telaah ^Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

Tabell

Prosentase Efisiensi Dan Kekurangan Ketajaman

Pecahan Snellen Prosentase Ketajaman Penglihatan


Meter Feet Efisiensi Kekurangan
6/6 20/20 100,0 0,0
6/9 20/30 91,5 8,5
6/12 20/40 83,6 16,4
6/15 20/50 76,5 23,5
6/21 20/70 64,0 36,0
6/30 20/100 48,9 51,1
6/60 20/200 20,0 80,0

Kelompok 0. Kebutaan total.


Kelompok 1. Mampu melihat cahaya (dan/atau hanya proyeksi).
Kelompok 2. Mampu melihat gerakan dan bentuk hingga 5/200 (atau hingga "mampu
menghitung jari pada jarak tiga kaki").
Kelompok 3. 5/200 namun bukan 10/200 (atau menghitung jari pada jarak tiga kaki
bukan 10 kaki).
Kelompok 4. 10/200 namun bukan 20/200.
Kelompok 5. 20/200.
Kelompok 6. Lebih baik dari 20/200, tetapi memiliki pandangan terhadap sekeliling
yang terbatas hingga 20° atau kurang dari garis tengah terlebar.
Kelompok 7. Lebih baik dari 20/200 hingga20/70.
Kelompok 8. Ketajaman penglihatan tidak dilaporkan.
Kelompok 9. Kebutaan total.

b. Berdasarkan Atas Waktu


Dalam kaitan ini Lowenfeld (1979)
Terjadinya Ketunanetraan
mengklasifikasikan tunanetra
Klasifikasi ini didasarkan atas berdasarkan pada waktu terjadinya
semenjak kapan orang tersebut ketunanetraan, yaitu:
menjadi buta. Pengetahuan tentang 1) Tunanetra sebelum dan sejak
lahir; yaitu mereka yang sama
waktu terjadinya kebutaan penting sekali tidak memiliki
guna pengembangan belajar para pengalaman melihat.
tunanetra itu sendiri. 2) Tunanetra setelah lahir atau
pada usia kecil; yaitu mereka

}AM_Anakku » Volume 12: Nomor 2 Tahun 2013 | 215


Telaah ♦ Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

telah memiliki kesan-kesan karena di dalam prakteknya apa yang kita


serta pengalaman visual tetapi anggap benar dapat dikoreksi oleh
belum kuat dan mudah pengalaman berikutnya. Pandangan
terlupakan. William James yang pragmatis ini dapat
3) Tunanetra pada usia sekolah diaplikasikan dalam berbagai dimensi
atau pada masa remaja; kehidupan, termasuk dalam hal orientasi
mereka telah memiliki kesan- dan mobilitas bagi anak tunanetra. Seperti
kesan visual dan meninggalkan telah disinggung di atas bahwa orientasi
pengaruh yang mendalam lebih banyak menggunakan proses
terhadap proses perkembangan berpikir, sehingga dalam hal ini proses
pribadi. kognitif yang berjalan. Proses kognitif
4) Tunanetra pada usia dewasa; tunanetra dalam orientasi menggunakan
pada umumnya mereka yang prinsip-prinsip (Rahardja, 2008):
dengan segala kesadaran 1. Where am I ? (Di mana sayaberada?)
mampu melakukan latihan- Sebelum melakukan mobilitas, anak
latihan penyesuaian diri. harus mengetahui posisi dirinya
5) Tunanetra pada usia lanjut; dalam lingkungannya.
sebagian besar sudah sulit 2. Where is my objective ? (Ke mana
mengikuti latihan-latihan tujuan saya ?)
penyesuaian diri. Setelah mengetahui posisi dirinya,
6) Tunanetra akibat bawaan anak harus tahu tujuan yang
(partial sight bawaan) diinginkannya.
3. How do I get there ? (Bagaimana
Penerapan Aliran Filsafat
saya sampai ke sana ?)
Pragmatismedalam Orientasi Untuk menjawab ketiga pertanyaan
dan Mobilitaspada Anak tersebut, diperlukan informasi yang
Tunanetra
berupa: bau, suhu, bunyi dan rangsangan
taktuil. Informasi yang diperoleh
Pegangan filsafat pragmatisme ialah digunakan sebagai clue-clue yang sangat
logika pengamatan. Nilai pertimbangan berguna dalam orientasi.
dalam pragmatisme tergantung kepada Kemampuan mengolah informasi
akibatnya, kepada kerjanya. Pertimbangan merupakan proses kognitif. Informasi
itu benar apabila memberikan manfaat tersebut diolah dan disimpan sebagai
bagi pelakunya, jika memperkaya hidup konsep, yang pada gilirannya dapat
dan kemungkinan-kemungkinan hidup. digunakan kembali pada situasi yang
Tiada kebenaran yang mutlak, yang berbeda. Dapatlah disebutkan di sini
berlaku umum, yang bersifat tetap, yang bahwa mobilitas yang baik adalah gerakan
berdiri sendiri, lepas dari segala akal yang yang didasarkan pada proses kognitif.
mengenal. Karena pengalaman kita Tahapan pengolahan informasi sebagai
berjalan terus, dan segala yang kita proses kognitif dapat digambarkan
anggap benar dalam perkembangan sebagai berikut:
pengalaman itu senantiasa berubah,

216 | JAJJl_Anakku »Volume 2 :Nomor Tahun 2013


Telaah ^Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

Perception (Persepsi)

Execution (Pelaksanaan)

Plan (Rencana)

Selection (Seleksi)

Analysis (Analisa)

Persepsi : Menampung semua data


Analisa : Proses menganalisa data yang diperoleh
Seleksi : Proses memilih data yang telah dianalisa dan yang paling sesuai dengan
kebutuhan.
Rencana : Proses membuat rencana sesuai dengan hasil seleksi dari data yang telah
dianalisa.
Pelaksanaan : Proses melakukan kegiatan sesuai dengan rencana.

Timbulnya proses kognitif tersebut I.Land Mark adalah semua obyek yang
berdasarkan pada konsep yang sudah dikenal, mudah ditemukan. Baik
diperolehnya melalui inderanya yang berupa suara, bau, suhu, atau tanda-tanda
masih berfungsi. Seperti dikemukakan yang mudah diraba, sifatnya konstan,
Rahardja (2009), untuk menanamkan permanen lokasi-nya (tidak biasa
konsep bagi tunanetra terhadap suatu dipindahkan) dan mudah diketahui dalam
medan memerlukan pengetahuan tentang: lingkungannya.
1. Land Mark (ciri medan)
2. Clues (tanda-tanda) 2.Clue adalah suatu rangsang, baik
3. Indoor Numbering System (sistem pendengaran, bau-bauan yang dapat
penomoran di dalam ruangan) dan diraba, temperatur maupun kinestetik atau
OutdoorNumbering System (sistem visual yang dapat memberikan informasi
penomoran luar ruangan) sehingga tunanetra dapat menentukan
4. Measurement (pengukuran) posisinya atau arahnya yang sedang
5. Compass Direction (arah-arah dilakukan.
mata angin)
6. Self familiarization (pengakraban
diri)

J\fn_Anakku »Volume 12:Nomor 2Tahun 2013 | 217


Telaah ♦ Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

3.Numbering System adalah suatu pola sesuatu dengan yang lainnya atau
atau susunan penomoran, baik di dalam dirinya dengan obyek.
ruang maupun di luar ruang (indoor Dapat memberikan sistematis
maupun outdoor) dalam Orientasi dan dalam
bergerak.
4.Measurement adalah suatu
keterampilan yang di dalamnya
menetapkan ukuran tepat atau kira-kira 6. Self Familiarization adalah
dengan menggunakan unit yang dipunyai. mengenalkan diri atau mengakrabkan
Dalam hal ini banyak menekankan pada diri dengan lingkungan. Hal ini
pengukuran kurang lebih. Pada prinsipnya merupakan aplikasi atau penerapan
semua obyek bisa diukur. Pengukuran dari lima pengetahuan dan
bisa menggunakan pedoman waktu atau keterampilan di atas (land mark, clue,
langkah. compass, measurement dan
numberingsystem).
5. Compass Direction adalah suatu
keterampilan menentukan arah dengan Dari uraian di atas, jelas sekali
menggunakan pedoman atau mata angin. bahwa pengetahuan tentang orientasi dan
Fungsinya: mobilitas sangat diperlukan oleh anak
• Dapat dipergunakan di berbagai tunanetra. Proses belajar secara kognitif
lingkungan terhadap ke enam unsur dalam Orientasi
• Tunanetra mampu dan Mobilitas dapat dicapai dengan
menghubungkan jarak yang maksimal apabila pemikiran pada filsafat
terdekat pragmatisme dapat diterapkan seoptimal
• Menghubungkan lingkungan ke mungkin. Berbagai aktifitas orientasi
lingkungan sehingga mempunyai maupun mobilitas dapat menerapkan
arti yang bermakna dan konsep logika pengamatan. Prinsip pragmatisme,
yang positif. yaitu manfaat bagi hidup praktis, dapat
Keuntungan menggunakan Compass diterapkan baik dalam proses kognitif
Direction: maupun pengetahuan tentang Land Mark
• Anak dapat mengontrol gerakan (ciri medan), Clue (tanda-tanda),
dan hubungan diri dengan Numbering System (sistem penomoran),
lingkungan serta dapat mempunyai Measurement (pengukuran), Compass
sistem pribadi. Direction (arah-arah mata angin) dan
• Dapat memberikan jarak yang aplikasi dari kelima unsur di atas, yakni
lebih tepat dan efisien antara SelfFamiliarization (pengakraban diri).

218 | iAJJ\_Anakku » Volume 2 :Nomor Tahun 2013


Telaah ^Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

KESIMPULAN

Pragmatisme adalah suatu aliran dalam dua bagian, yakni berdasarkan


yang mengajarkan bahwa yang benar ialah gradasi ketunanetraan atau tingkatan-
apa yang membuktikan dirinya sebagai tingkatan ketajaman penglihatan dan
benar dengan perantaraan akibat-akibatnya berdasarkan waktu terjadinya
yang bermanfaat secara praktis. Pegangan ketunanetraan. Untuk menanamkan konsep
pragmatisme ialah logika pengamatan. bagi tunanetra terhadap suatu medan
Patokan pragmatisme adalah manfaat hidup memerlukan pengetahuan tentang:
praktis. Aliran filsafat pragmatisme 1. LandMark (ciri medan)
berkembang di Amerika Serikat dengan 2. Clues (tanda-tanda)
pelopornya yaitu William James dan John 3. Numbering System (sistem
Dewey. penomoran)
Orientasi adalah suatu proses 4. Measurement (pengukuran)
pengumpulan data dan informasi dengan 5. Compass Direction (arah mata
mengguna-kan sisa indera yang masih angin)
berfungsi atau bekerja dalam menentukan 6. Selffamiliarization (mengenali diri)
posisi diri, baik dalam hal tempat maupun Berbagai aktifitas yang dilakukan
waktu, serta hubungan antara obyek di pada Orientasi dan Mobilitas dapat
dalam lingkungannya dengan sasaran yang menerapkan pegangan pragmatisme, yakni
diinginkannya. logika pengamatan. Prinsip pragmatisme,
Mobilitas adalah kemampuan, yaitu manfaat bagi hidup praktis, dapat
kesanggupan, kesiapan dan kemudahan diterapkan baik dalam proses kognitif
untuk bergerak atau berpindah dari suatu maupun pengetahuan tentang Land Mark,
posisi ke posisi yang lain dengan Clue, Numbering System, Measurement,
menggunakan hasil kesimpulan orientasi Compass Direction dan aplikasi dari kelima
serta menggunakan cara dan teknik yang unsur di atas, yakni SelfFamiliarization.
efektif. Jadi, pengertian Orientasi dan
Mobilitas adalah kesanggupan untuk
bergerak atau berpindah dari suatu tempat
ke tempat lain yang diinginkan dengan
cepat, tepat, aman atau sistematis dan
efektif.
Tunanetra artinya rusak
penglihatannya, suatu istilah yang
mencakup berbagai tingkat ketajaman
penglihatan.
Buta adalah keadaan tidak dapat
melihat ataupun suatu tingkat tertentu dari
ketuna-netraan. Tunanetra yang berkaitan
dengan pendidikan secaragaris besar dibagi

\MI\_Anakku »Volume 12:Nomor 2 Tahun 2013 | 219


Telaah ♦ Penerapan Aliran Filsafat Pragmatisme ♦ Neni Meiyani

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi, H, et al. (1985).Prinsip-prinsip PelayananOrientasi dan Mobilitas Bagi


Tunanetra.&andung: Pusat Latihan Nasional Orientasi danMobilitas IKIP Bandung.
Hill, E. dan Ponder, P. (197'6).Orientation and Mobility Techniques, A Guide for the
Practitioner. New York: American Foundation for the Blind.
Juhaya, S. Praja. (1987). Aliran-Aliran Filsafat dari Rasionalisme hingga
Sekularisme.Bandung: CVAlva Gracia.
Lowenfeld, Berthold. (\919).Anak Tunanetra di Sekolah, Terjemahan Frans Harsana
Sasraningrat. Bandung: BP3K Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Peserta Diklatnas Orientasi dan Mobilitas, Angkatan XVII. (\993),Kumpulan Materi
KuliahOrientasi dan Mobilitas. Bandung: Pusat Latihan Nasional Orientasi dan
Mobilitas, IKIPBandung.
Purba, Surya Bakti. (1983).Kumpulan Materi Perkuliahan Kursus Orientasi dan
MobilitasBandung: Pusat Latihan Orientasi dan Mobilitas Nasional PLB FIP IKIP
Bandung Angkatan X.
Rahardja, Djadja. (2008). Konsep Dasar Orientasi dan Mobilitas. [Online]. Tersedia: http://
dj-rahardja.blogspot.com/2008/04/konsep-dasar-orientasi-dan-mobilitas.html[12
November 2013]
Sasraningrat, Frans Harsana, et al. (\9%5),Petunjuk Praktis Penyelenggaraan Sekolah
LuarBiasa Bagian A/Tunanetra. Jakarta: Departemen P dan K.
Sudarsono. (1993)J/ww Filsafat - Suatu Pengantar. Jakarta:PT Rineka Cipta.
Tarsidi, Didi. (2011). Definisi Tunanetra. [Online]. Tersedia: http://d-tarsidi.blogspot. com
/2011/10/definisi-tunanetra.html [12 November 2013].
Wikipedia. (2013). William James. [Online]. Tersedia:
http://en.wikipedia.org/wiki/William_Jamestl2 November 2013]

220 | JAfJl_Anakku » Volume 2: Nomor Tahun 2013

Anda mungkin juga menyukai