Allah berfirman bahwa sebaik-baik tamu adalah yang membawa kabar gembira. Hal ini
terkandung di dalam surat al-Hijr ayat 51 – 54 yang berbunyi:
Artinya:
(51) Dan kabarkanlah kepada mereka tentang tamu-tamu Ibrahim; (52) Ketika mereka
masuk ke tempatnya, lalu mereka mengucapkan: “Salaam”. Berkata Ibrahim:
“Sesungguhnya kami merasa takut kepadamu”; (53) Mereka berkata: “Janganlah kamu
merasa takut, sesungguhnya kami memberi kabar gembira kepadamu dengan
(kelahiran seorang) anak laki-laki (yang akan menjadi) orang yang alim”; (54) Berkata
Ibrahim: “Apakah kamu memberi kabar gembira kepadaku padahal usiaku telah lanjut,
maka dengan cara bagaimanakah (terlaksananya) berita gembira yang kamu kabarkan
ini? (QS. al-Hijr : 51-54)
Allah subhana hua ta’ala berfirman dalam surat al-A’raaf ayat 26 yang berbunyi:
Artinya:
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk
menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang
paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah,
mudah-mudahan mereka selalu ingat. (QS al-A’raaf : 26)
Kemudian perlu diperhatikan juga momen yang mungkin sedang dialami oleh tuan
rumah, misalnya saat sedang acara keluarga inti atau saat sedang tidak memungkinkan
untuk dikunjungi. Selain itu alangkah lebih baiknya jika berkunjung atau bertamu
dilakukan dengan memberi kabar maupun membuat janji terlebih dahulu dengan tuan
rumah sebelum bertamu.
4. Meminta Ijin
Meminta ijin dalam bertamu bisa dilakukan dengan beberapa cara, yakni dengan
mengetuk pintu maupun memberi salam kepada tuan rumah. Allah subhana hua ta’ala
berfirman dalam surat an-Nur ayat 27 yang berbunyi:
٢٧ َر ىميِأ مييِمهاَّ ٱلنهذيِمنَ مءاممهۡنواا مل متبدهۡخهۡلواا هۡبهۡيِوتتاَّ مغبيِمر هۡبهۡيِوهتهۡك بم محنترى متبسمتبأهنهۡسواا موهۡتمسلبَهۡمواا معمل ر ىى أمبهلهمهراَّ رمذلههۡك بم مخبيِرر لنهۡك بم ملمعلنهۡك بم متمذنكهۡرومن
Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu
sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih
baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. (QS an-Nur : 27)
Kemudian rasulullah saw juga menambahkan perihal meminta ijin untuk bertamu ini
dalam sebuah hadis yang artinya:
“Apabila seorang bertamu lalu minta izin (mengetuk pintu atau mengucapkan salam)
sampai tiga kali dan tidak ditemui (tidak dibukakan pintu), maka hendaklah dia pulang.”
(HR Bukhari)
5. Bersalaman
Ketika bertamu, bersalaman atau berjabat tanganlah dengan tuan rumah yang sesama
perempuan atau sesama laki-laki untuk menunjukkan hormat dan mempererat tali
silaturahmi. Hal ini sesuai dengan anjuran Nabi saw dalam sebuah hadis yang artinya:
“Apabila kamu saling jumpa, maka saling mengucapkan salam dan bersalam- salaman,
bila saling berpisah, maka berpisahlah dengan ucapan istigfar”. (HR At Tahawi).
Allah berfirman:
ا
مومل متبقمرهۡبواا ٱلبَزمنرىى إهننهۡهۥُ مكاَّمنَ رمف ه
٣٢ حمشمة مومساَمء مسهبيِمل
Artinya:
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan
yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (QS al-isra’ : 32)
“Masa bertamu adalah tiga hari dan sesudah itu sedekah Tidak halal bagi si Tamu
tinggal lebih lama sehingga menyakiti hati tuan rumah”. (HR Baihaqi).
Sebagai tuan rumah, kita wajib memberikan jamuan yang pantas untuk tamu yang
berkunjung. Namun hal ini tidak dipaksakan untuk memberi jamuan yang mewah, cukup
berikan jamuan yang ada misalnya hanya air putih saja atau dengan senyum dan sikap
yang baik.
“Hormatilah tamu sampai tiga hari , adapun selebihnya adalah merupakan shadaqoh
darinya .” ( HR. Muttafaqun’alaihi )
Mengantarkan tamu sampai halaman saat akan pulang adalah perbuatan sunah. Hal ini
telah disampaikan dalam sebuah hadis rasul bahwa: