صالَةُ َوال َّسالَ ُم َع َلى َّ َوال،هلل َربِّ ْال َعا َل ِمي َْن
ِ ِ اَ ْل َحمْ ُد،هللا الرَّ حْ َم ِن الرَّ ِحي ِْم ِ ِبسْ ِم
ََأمَّا َبعْ ُد.َأ ْش َرفِ ْاَأل ْن ِب َيا ِء َو ْالمُرْ َسلِي َْن َس ِّي ِد َنا م َُح َّم ٍد َو َع َلى اَلِ ِه َواَصْ َح ِب ِه َأجْ َم ِعي َْن
Puji serta syukur marilah kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
beribu-ribu nikmat. Tidak lupa shalawat dan salam tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, beserta sahabat. Semoga kita semua mendapatkan syafaatnya, dan
mendapat petunjuk hingga hari kiamat nanti. Yang saya hormat Bapak/Ibu guru dan yang
sayangi teman-teman sekalian.
Menurut kamus bahasa Indonesia, menerima tamu diartikan sebagai “kedatangan orang
yang bertamu, melawat atau berkunjung”. Secara istilah menerima tamu dimaknai
menyambut tamu dengan berbagai cara penyambutan yang lazim (wajar) dilakukan
menurut agama dengan maksud yang menyenangkan atau memuliakan tamu, atas dasar
keyakinan untuk mendapatkan rahmat dan ridho dari Allah.
Tamu dalam Islam memiliki kedudukan yang sangat terhormat. Maka itu, umat
diperintahkan untuk memuliakan tamu, sehingga menjadi tuntunan dan akhlak mulia.
Banyak ayat Alquran maupun hadis yang terkait dengan amalan ini.
)٣٠( ) َقالُوا َك َذلِكِ َقا َل َربُّكِ ِإ َّن ُه ه َُو ْال َحكِي ُم ْال َعلِي ُم٢٩(
“Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (Yaitu
yang tidak dikenal."--Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian
dibawanya daging anak sapi gemuk.--Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu
berkata, "Silahkan anda makan."--(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim
merasa takut terhadap mereka. mereka berkata, "Janganlah kamu takut," dan mereka
memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim
Maha mengetahui.”
Dengan kedatangan tamu dan kita memuliakan mereka sebagai tamu yang kita
perlakukan dengan sopan dan ramah, maka Allah akan menyinari cahaya kebaikan untuk
seluruh anggota keluarga yang ada di rumah tersebut meskipun tingkat keimanan dan
“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaknya ia memuliakan
tamunya”
Jadi bertamu yang direkomendasikan dalam Islam adalah. Pertama, masuk apabila
diizinkan atau diundang. Kedua, memakan makanan yang disediakan. Ketiga, tidak
memperpanjang pembicaraan. Keempat, berkata dengan cara yang baik atau memilih
diam. Kriteria tamu seperti ini juga kiranya yang pantas untuk dimuliakan.
Sejatinya kian banyak orang yang datang bertamu menandakan bahwa seseorang
memiliki pergaulan yang luas, disenangi, dan ada yang dibutuhkan orang lain darinya.
Oleh karena itu, salah satu cara merawatnya adalah dengan memuliakan tamu dengan
berbagai cara, seperti menyambutnya dengan senyum dan perkataan baik serta
menyediakan makanan.