Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH TENTANG ADAB DAN KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU

Disusun untuk memenuhi tugas pendidikan agama islam


Dosen : Ngaji Babar,St

Disusun Oleh :
MUHMMAD CANDRA PRATAMA
(M16010006)

Program Studi S1 Keperawatan


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Madani Yogyakarta
Bantul
2018/2019
BAB I
Pengertian Adab
adab (‫ )ادب‬dalam bahasa arab yang artinya budi pekerti, tata krama, atau sopan santun. arti adab
secara keseluruhan yaitu segala bentuk sikap, prilaku atau tata cara hidup yang mencerminkan nilai sopan
santun, kehalusan, kebaikan, budi pekerti atau akhlak. orang yang beradab adalah orang yang selalu
menjalani hidupnya dengan aturan atau tata cara. Tidak ada bagian dari aktivitas kehidupannya terlepas
dari tata cara (adab) yang diikutinya. Karena aktivitas hidup manusia bermacam-macam dan masing-
masing membutuhkan tata cara, maka muncul pula berbagai macam adab. Macam - macam Adab antara
lain :

1. Adab Berpakaian
Kita sebagai umat islam harus menggunakan pakaian menurut syari'at islam. Di dalam berpakaian, kita
harus menutup aurot. berpakaian bukan untuk mengikuti trend/ model2 yg terbaru melainkan mengikuti
sesuai dengan apa yang diajarkan islam dalam berpakaian. Kita boleh berpakaian mengikuti trend untuk
mengikuti perkembangan zaman asalkan itu adalah pakaian yang sesuai dengan syariat islam. Adab
berpakaian menurut syariat islam diantaranya :
- untuk anak perempuan pakaian tidak ketat hingga membentuk bentuk/ lekuk tubuh.
“Rasulullah saw memberiku baju Qubthiyyah yang tebal (biasanya Qutbthiyyah itu tipis) yang
merupakan baju yang dihadiahkan Al-Kalbi kepada beliau. Baju itu pun aku pakaikan pada istriku. Nabi
saw bertanya kepadaku : “Mengapa kamu tidak mengenakan baju Qubthiiyah?” Aku menjawab:
“Aku pakaikan baju itu pada istriku” Nabi saw lalu menjawab : “Perintahkan ia agar mengenakan baju
dalam Qubthiyyah itu, karena aku khawatir baju itu masih menggambarkan bentuhk tulangnya.” (HR.
Al-Baihaqi, Ahmad, Abu dawud dan Ad-Dhiya).
- bagi anak perempuan, supaya menggunakan pakaian yang longgar.
- menggunakan pakaian yang rapi, bersih, dan sekiranya nyaman untuk dipakai.
- bagi perempuan tidak boleh menggunakan pakaian yang menyerupai pakaian laki-laki. dan
sebaliknya, laki-laki tidak boleh menggunakan pakaian yang menyerupai pakaian perempuan.
- bagi anak laki-laki supaya tidak memanjangkan pakaian, baju, mantel dan lainnya melebihi mata kaki,
walaupun tidak berniat sombong.
Rosululloh sholallohu alaihi wa sallam bersabda:
“‫اإلزَ ِار مِ نَ ال َك ْعبَي ِْن مِ نَ أ َ ْسفَ َل َما‬ ِ َّ‫”الن‬
ِ ‫ار فَ ِف ْي‬
“(Kain) yang melebihi mata kaki tempatnya dineraka”. (HR. Bukhori: 5787)
ُ ‫ارهُ َج َّر َم ْن إِلَى ال ِقيَا َم ِة يَ ْو َم للاُ يَ ْن‬
“‫ظ ُر َل‬ َ َ‫”ب‬
َ َ‫ط ًرا إِز‬
“Alloh tidak akan melihat orang yang memanjangkan bagian (melebihi mata kaki) karena
sombong”. (HR. Bukhori: 5788 dan Muslim: 48, 2087)
- bagi wanita muslimah supaya memanjangkan pakaian hingga menutup kedua kakinya dan
mengulurkan jilbab (kerudungnya) hingga menutupi kepala, tengkuk, leher, dan dadanya.
Alloh Swt. berfirman:
“Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin:
“Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya
mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Alloh adalah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al Ahzab [33]: 59)
“Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka”. (QS. An Nuur [24]: 31)
- Tidak meniru pakaian orang-orang musyrik, kafir dan golongan yang terlarang untuk diikutinya.
2. Adab Bepergian
Bepergian dapat diartikan bepergian atau melakukan suatu perjalanan dalam jarak dekat maupun
jarak jauh. Adab dalam bepergian perlu kita perhatikan karena ini benar-benar penting. yang perlu
diperhatikan dalam bepergian yaitu :
- larangan seorang wanita bepergian yang jaraknya satu hari perjalanan tanpa didampingi seorang laki-
laki mahromnya. hal tersebut juga sudah pernah disampaikan Nabi SAW.
2898 – ‫علِي َحدَّثَنَا‬ ُ ‫اْل َ ْع َم‬،
َ ُ‫قَا َل ُم َح َّمد ْبن‬: ‫قَا َل َوكِيع َحدَّثَنَا‬: ‫ش َحدَّثَنَا‬ َ ‫صالِح أَبِي‬
ْ ‫ع ْن‬ َ ‫سعِيد أَبِي‬
َ ، ‫ع ْن‬ َ ، ‫قَا َل‬: ‫سو ُل قَا َل‬ َّ ‫صلَّى‬
ُ ‫َللاِ َر‬ َ ُ‫علَ ْي ِه للا‬
َ
َّ‫سل َم‬
َ ‫و‬:
َ «‫ل‬َ ‫ِر‬
ُ ‫ف‬ ‫ا‬‫س‬َ ُ ‫ت‬ ُ ‫ة‬َ ‫أ‬‫ر‬ْ ‫م‬
َ ْ
‫ال‬ ‫َر‬
َ ‫ف‬‫س‬َ
‫أَيَّام ث َ ََلث َ ِة‬، ‫صا ِعدًا‬
َ َ‫ف‬، ‫أَخِ ي َها أ َ ْو أ َ ِبي َها َم َع ِإ َّل‬، ‫ا ْب ِن َها أ َ ِو‬، ‫زَ ْو ِج َها أ َ ْو‬، ‫» َمحْ َرم ذِي أ َ ْو‬
__________ [‫صحيح ]اْللباني حكم‬
… Abi Said meriwayatkan Rasulullah SAW bersabda:”Tidak boleh seorang wanita bepergian selama
tiga hari , atau lebih, kecuali bersama ayahnya, atau saudara laki-lakinya, atau anaknya, atau suaminya
atau mahromnya”.[Hadist Ibnu Majah No. 2898 Kitabu Manasik].
- Disunnahkan meminta izin kepada keluarga dan handai taulannya.
- Saling memaafkan satu sama lain, sehingga tidak ada beban bagi yang hendak pergi maupun yang
ditinggalkan
- Mempersiapkan bekal untuk perjalannya, dan mempersiapkan bekal kepada keluarga yang akan
ditinggalkan.
- Memperbanya doa, karena doa yang bepergian sangat mustajab.
- Senantiasa menjaga dan melaksanakan segala kewajiban agama, khususnya shalat.
- Senantiasa bersabar dan berakhlak dengan akhlak yang baik.

3. Adab Bertamu
Budaya saling mengunjungi atau bertamu, yang dikenal dengan isitilah silaturrahmi oleh kebanyakan
masyarakat. Walaupun sesungguhnya istilah silaturrahmi itu lebih tepat (dalam syari’at) digunakan
khusus untuk berkunjung/ bertamu kepada sanak famili dalam rangka mempererat hubungan
kekerabatan. berkunjung/bertamu merupakan salah satu sarana untuk saling mengenal dan mempererat
tali persaudaraan terhadap sesama muslim.
Allah berfirman: “Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kalian dari seorang laki-laki
dan perempuan, dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa, dan bersuku-suku, supaya kalian saling
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling
bertaqwa.” (Al Hujurat: 13)
Rasulullah bersabda:
‫اب َم ْمشَاكَ َوتَبَ َّوأْتَ َم ْن ِزالً فِي ْال َج َّن ِة‬ َ َ‫الر ُج ُل أَخَاهُ أ َ ْو ز‬
َ ِ‫ طِ بْتَ َوط‬: ُ‫ قَا َل هللاُ لَه‬، ُ‫اره‬ َ ‫ِإذَا‬
َّ َ‫عاد‬
Bila seseorang mengunjungi saudaranya, maka Allah berkata kepadanya: “Engkau dan perjalananmu itu “
adalah baik, dan engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di al jannah (surga).” (Shahih Al Adabul
Mufrad no. 345, dari shahabat
.(Abu Huraira
Rasulullah bersabda:
‫اب َم ْمشَاكَ َوتَبَ َّوأْتَ َم ْن ِزالً فِي ْال َجنَّ ِة‬ َ َ‫الر ُج ُل أَخَاهُ أ َ ْو ز‬
َ ِ‫ طِ بْتَ َوط‬: ُ‫ قَا َل هللاُ لَه‬، ُ‫اره‬ َ ‫إِذَا‬
َّ َ‫عاد‬
Bila seseorang mengunjungi saudaranya, maka Allah berkata kepadanya: “Engkau dan perjalananmu itu “
adalah baik, dan engkau telah menyiapkan suatu tempat tinggal di al jannah (surga).” (Shahih Al Adabul
Mufrad no. 345, dari shahabat
.(Abu Hurairah
contoh Adab dalam bertamu :
- saat akan bertamu ke rumah orang lain, hal pertama sebelum kita berjumpa dengan tuan rumah adalah
kita harus mengetuk pintu terlebih dahulu.
- batas mengetuk pintu hanya 3 kali, jika sudah 3 kali saat kita mengetuk pintu namun tidak ada balasan,
maka kita harus meniggalkan rumah tersebut.
Islam membatasi kita hanya boleh mengetuk pintu rumah atau menekan bel 3 kali saat bertamu, jika
tuan rumah tidak membukakan pintu maka ada 2 kemungkinan; 1) Tuan rumah tidak ada di rumah, atau
2) Tuan rumah tidak siap/suka menerima tamu. Jika telah mengetuk pintu rumah atau menekan bel 3 kali
tuan rumah masih diam, maka harus meninggalkan rumah tersebut. hal ini dijelaskan dalam hadits
Rasulullah SAW:

“Dari Abu Sa’id Al Khudri berkata: “ketika saya berada dalam salah satu majlis orang-orang Anshar,
tiba-tiba Abu Musa datang dengan wajah cemas, kemudian beliau berkata: ”Aku telah minta izin
(bertamu) kepada Umar RA sampai tiga kali dan tidak ada jawaban darinya maka aku pun segera
kembali pulang”, Abu Sa’id berkata: ‘apa yang menyebabkan anda kembali pulang?’ ,akupun(Abu
Musa) berkata: ‘Aku telah minta izin sebanyak tiga kali dan tidak ada jawaban untukku maka aku pun
kembali’, karena saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: ‘jika diantara kalian meminta izin (bertamu)
sebanyak tiga kali dan tidak ada jawaban baginya, hendaklah kembali pulang’. Abu Said berkata: ‘demi
Allah, hendaklah anda memberikan dalil, apakah ada diantara kalian yang mendengar langsung dari Nabi
SAW tentang itu? ’Ubay bin Ka’ab berkata: ‘Demi Allah, tidak ada yang mendengar hadits tersebut
melainkan hanya sebagian kecil saja, dan saya termasuk bagian itu, kemudian aku pun mengabarkan
kepada Umar RA bahwasannya Rasulullah SAW bersabda tentang itu’”. (HR. Bukhari)
- Mengucapkan salam.
‫غي َْر بُي ُْوتًا ت َ ْد ُخلُ ْوا َل آ َ َمنُ ْوا الَّ ِذيْنَ أَي َها يَا‬ ُ ِ‫س ِلِّ ُم ْوا ت َ ْست َأْن‬
َ ‫س ْوا َحتَّى بُيُو ِت ُك ْم‬ َ ‫َل ُك ْم َخيْر ذَ ِل ُك ْم أ َ ْه ِل َها‬
َ ُ ‫علَى َوت‬
‫ أية النور سورة * تَذَ َّك ُرونَ لَ َعلَّ ُك ْم‬٢٧
"Hai orang-orang yang beriman kalian jangan masuk rumah yang bukan rumahmu sehingga kamu
terlebih dahulu untuk minta idzin dan salam terlebih dahulu kepada pemilik rumah, Demikian itu lebih
baik untuk kalian agar kalian bisa ingat" ( QS. An Nur ayat 27 ).
Bila sudah mengucapkan salam 3x dan tidak ada jawaban sebaiknya pergi
- Beri’tikad Yang Baik
Di dalam bertamu hendaknya yang paling penting untuk diperhatikan adalah memilki i’tikad dan niat
yang baik. Bermula dari i’tikad dan niat yang baik ini akan mendorong kunjungan yang dilakukan itu
senantiasa terwarnai dengan rasa kesejukan dan kelembutan kepada pihak yang dikunjungi. Bahkan bila
ia bertamu kepada saudaranya karena semata-mata rasa cinta karena Allah dan bukan untuk tujuan yang
lainnya, niscaya Allah akan mencintainya sebagaimana ia mencintai saudaranya. Sebagaimana sabda
rasulullah saw :
‫ َمد َْر َحتِ ِه‬، ‫ َف َقا َل‬: َ‫ قَا َل ؟ ت ُ ِر ْيدُ أَيْن‬: ‫القَ ْريَ ِة َه ِذ ِه فِي لِي أ َ ًخا‬. َ ‫ قَا َل لَ ؟ ت َُرب َها نِ ْع َمة مِ ْن‬: ُ‫للاِ فِي أُحِ به‬. ‫ قَا َل‬: ‫سو ُل فَإِنِِّي‬
ْ ‫ فَقَا َل‬: ‫علَيْكَ لَهُ ه َْل‬ ُ ‫َر‬
‫للا‬
ِ َ‫ِ ْك‬ ‫ي‬ َ ‫ل‬‫إ‬ ، َّ
‫ن‬ َ ‫أ‬ ‫للا‬ ‫ب‬‫ح‬ َ
َ َ‫َ َ َّك‬ ‫أ‬ ‫ا‬‫م‬ َ
‫ك‬ ُ ‫ه‬َ ‫ت‬‫ب‬ ‫ب‬
ْ َ ْ‫ح‬َ ‫أ‬
“Ada seseorang yang berkunjung kepada saudaranya di dalam suatu kampung, maka Allah mengirim
malaikat untuk mengawasi arah perjalanannya. Ia (malaikat) bertanya kepadanya: “Mau kemana anda
pergi? Ia menjawab: “Kepada saudaraku yang ada di kampung ini. Malaikat berkata: “Apakah dia
memiliki nikmat (rizki) yang akan diberikan kepada engkau. Dia menjawab: “Tidak, semata-mata saya
mencintainya karena Allah. Malaikat berkata: “Sesungguhnya saya diutus oleh Allah kepadamu.
Sesungguhnya Allah mencintaimu sebagaimana kamu mencintai saudaramu.” (Shahih Al Adabul Mufrad
no. 350, Ash Shahihah no. 1044).

- Tidak Memberatkan Bagi Tuan Rumah


Hendaknya bagi seorang tamu berusaha untuk tidak membuat repot atau menyusahkan tuan rumah,
sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah :
‫ش ْي َء لَهُ يَ ْق ِري ِه بِه‬
َ َ‫ يُ ِق ْي ُم ِع ْندَهُ َوال‬:َ‫ْف يُؤْ ثِ ُمهُ؟ قَال‬ ُ ‫ يَا َر‬:‫ قَالُوا‬.ُ‫الَ يَحِ ُّل ِل ُم ْسل ٍِم أ َ ْن يُ ِقي َْم ِع ْندَ أَخِ ْي ِه َحتَّى يُؤْ ثِ َمه‬
َ ‫سو َل هللاِ َو َكي‬
Memilih Waktu Berkunjung -
Hendaknya bagi orang yang ingin bertamu juga memperhatikan dengan cermat waktu yang tepat untuk
.bertamu. bisa menimbulkan perasaan yang kurang baik dari tuan rumah bahkan tetangganya
Dikatakan oleh shahabat Anas :
ً‫ع ِشيَّة‬ ُ ‫ط ُر ُق أ َ ْهلَهُ لَ ْيالً َو َكانَ يَأْتِ ْي ِه ْم‬
َ ‫غد َْوة ً أ َ ْو‬ ْ َ‫سو ُل هللاِ الَ ي‬
ُ ‫َكانَ َر‬
Rasulullah tidak pernah mengetuk pintu pada keluarganya pada waktu malam. Beliau biasanya datang “
kepada mereka pada waktu pagi atau sore.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
Demikianlah akhlak Nabi , beliau memilih waktu yang tepat untuk mengunjungi keluarganya, lalu
bagaimana lagi jika beliau hendak bertamu/mengunjungi orang lain (shahabatnya)? Tentunya kita
semua diperintahkan untuk meneladanI
.Tidak boleh mengintip atau melongok kedalam rumah, walaupun pintu atau jendela terbuka -

ُ‫صلَّى هللا‬ َ ‫ي‬ ِِّ ِ‫اطلَ َع َر ُج ٌل م ِْن جُحْ ٍر فِ ْي ُح َج ِر النَّب‬ َّ ‫س ْع ٍد قَا َل‬
َ ‫س ْه ِل ب ِْن‬ َ ‫ع ْن‬ َ ‫ِظتُهُ َك َما أَنَّكَ هَا ُهنَا‬ْ ‫ي َحف‬ ُّ ‫الز ْه ِر‬ُّ ‫س ْفيَانُ قَا َل‬
ُ ‫ع ْب ِد هللاِ َحدَّثَنَا‬
َ ُ‫ي ْبن‬ َ ‫َحدَّثَنَا‬
ُّ ‫ع ِل‬
َ َ‫ظ ُر ل‬
ِْ ‫ط َع ْنتُ ِب ِه ف‬
‫ي‬ َْ ‫سلَّ َم مِ د ًْرى َي ُحكُّ ِب ِه َرأ‬
ُ ‫سهُ فَقَا َل لَ ْو أ َ ْعلَ ُم أَنَّكَ ت َ ْن‬ ‫و‬ ‫ه‬
ِ
َ َ َ ُ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬‫ع‬ ‫هللا‬ ‫ى‬ َّ ‫ل‬‫ص‬ ‫ي‬ ‫ب‬َّ ‫ن‬‫ال‬ ‫ع‬‫م‬ ‫و‬
َ ِِّ ِ َ َ َ َ َ َ َ ‫م‬َّ ‫ل‬‫س‬ ‫و‬ ‫ه‬
ِ ‫ي‬
ْ َ ‫ل‬‫ع‬

َ َ‫ع ْينِكَ إِنَّ َما ُج ِع َل اْ ِإل ْستِئْذَانُ مِ ْن أَجْ ِل ْالب‬


(‫ص ِر * ) رواه صحيح البخاري في كتاب اإلستئذان‬ َ
Sahl berkata: Ada seorang laki-laki yang mengintip lubang kamarnya Nabi, dan saat itu Nabi membawa
alat garuk kepala, Nabi bersabda: Jikalau aku tau kalau kamu ngintip, Niscaya aku pasti akan menusuk
matamu, sesungguhnya Idzin diperintahkan karena pandangan mata agar tidak ngintip. ( HR. Shohih Al
Bukhori ).
KEUTAMAAN MENUNTUT ILMU
MENCARI ilmu merupakan kewajiban setiap manusia. Tanpa ilmu kita tidak bisa menjalani
hidup ini dengan baik. Orang yang tidak memiliki ilmu biasanya akan di manfaatkan oleh orang lain.
Bahkan, orang yang tak berilmu itu akan dibodohi oleh orang lain. Oleh karena itu, kita sebagai manusia
yang diberi akal dan pikiran carilah ilmu demi kelangsungan hidup yang lebih baik.
Ilmu memiliki banyak keutamaan, diantaranya:

1. Ilmu adalah amalan yang tidak terputus pahalanya sebagaimana dalam hadits: ”jika manusia meninggal
maka terputuslah amalnya, kecuali tiga perkara: shodaqoh jariahnya, ilmu yang bermanfaat dan anak yang
sholeh yang mendoakan kedua orang tuanya,” (HR Bukhori dan Muslim)

2. Menjadi saksi terhadap kebenaran sebagaimana dalam firman Allah SWT: (Allah menyatakan
bahwasanya tidak ada ilah yang berhak disembah kecuali dia. Yang menegakkan keadilan. para malaikat
dan orang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu,). (QS. Ali Imran 18)

3. Allah memerintahkan kepada nabinya Muhammad SAW untuk meminta ditambahkan ilmu
sebagaimana dalam firman Allah, (… dan katakanlah: Ya Rabb ku, tambahkanlah kepadaku ilmu)
(QS.Thahaa 114)

4. Allah mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman Allah, (… Allah mengangkat
orang beriman dan memiliki ilmu diantara kalian beberapa derajat dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan). (QS. Mujadilah 11)

5. Orang berilmu adalah orang yang takut Allah SWT, sebagaimana dalam firmannya: (…. sesungguhnya
yang takut kepada Allah diantara hambanya hanyalah orang-orangyang berilmu). (QS. Fathir 25).

6. Ilmu adalah anugerah Allah yang sangat besar, sebagaimana firman-Nya: (Allah menganugerahkan al-
hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al-Quran dan As-Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan
hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)). ( QS. Al-
Baqarah 269)

7. Ilmu merupakan tanda kebaikan Allah kepada seseorang ”Barang siapa yang Allah menghendaki
kebaikan padanya, maka Allah akan membuat dia paham dalam agama,” (HR Bukhari dan Muslim).
8. Menuntut ilmu merupakan jalan menuju surga, ”Barang siapa yang menempuh suatu jalan dalam
rangka menuntut ilmu maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surge,” (HR Muslim)

9. Diperbolehkannya ”hasad” kepada ahli ilmu,”Tidak hasad kecuali dalam dua hal, yaitu terhadap orang
yang Allah beri harta dan ia menggunakannya dalam kebenaran dan orang yang Allah beri hikmah lalu ia
mengamalkannya dan mengajarkannya,” (HR Bukhari )

10. Malaikat akan membentangkan sayap terhadap penuntut ilmu,”Sesungguhnya para malaikat benar-
benar membentangkan sayapnya karena ridho atas apa yang dicarinya,” (HR. Ahmad dan Ibnu majah).

Anda mungkin juga menyukai