Anda di halaman 1dari 2

Resume Kajian Surah Ali Imran Ayat 61:

”Menguliti dan Memahami Makna Sumpah Mubahalah dalam Perspektif Al-Qur’an”


Mila Saadataen (2112995)
Ahad, 30 Oktober 2022
‫سكُ ْۗ ْم ث ُ َّم نَ ْبت َ ِه ْل فَنَ ْج َع ْل‬ َ ُ‫س ۤا َءكُ ْم َوا َ ْنف‬
َ ُ‫سنَا َوا َ ْنف‬ َ ِ‫فَ َم ْن َح ۤاجَّكَ فِ ْي ِه م ْۢ ِْن بَ ْع ِد َما َج ۤا َءكَ مِنَ ا ْل ِع ْل ِم فَقُ ْل ت َ َعالَ ْوا نَدْعُ ا َ ْبن َۤا َءنَا َوا َ ْبن َۤا َءكُ ْم َون‬
َ ِ‫س ۤا َءنَا َون‬
َ‫علَى ا ْل ٰك ِذبِيْن‬ ِ ‫لَّ ْعنَتَ ه‬
َ ‫ّٰللا‬
Artinya: “Siapa yang membantahmu dalam hal ini setelah engkau memperoleh ilmu,
katakanlah (Muhammad), “Marilah kita panggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-
istri kami dan istri-istrimu, kami sendiri dan kamu juga, kemudian marilah kita bermubahalah
agar laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.” (QS. Ali Imran Ayat 61)
Dalam Tafsir Jalalain, mubahalah dimaknai sebagai tadharru’ fiddu’aa’, yakni memohon
dengan sungguh-sungguh dalam berdoa.
Tujuan Mengumpulkan Keluarga, anak dan Istri ketika Bermubahalah
Tujuan mengumpulkan keluarga, anak, istri ketika mubahalah, bukan menimpakan dampak
buruk mubahalah kepada mereka. Karena dampak buruk dari laknat ketika mubahalah, hanya
mengenai pelaku. Tujuan mengumpulkan mereka adalah untuk semakin meyakinkan dan
menunjukkan keseriusan di antara mereka untuk melakukan mubahalah; Ketika turun ayat
‘Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam memanggil Ali, Fatimah, Hasan, dan Husain. Kemudian beliau bersabda, ‘Ya Allah,
mereka keluargaku.’ (HR. Ahmad 1630, Muslim 6373, dan Turmudzi 2999)
Imam Zamakhsyari menerangkan hikmah dari hadirnya keluarga berupa anak dan istri/suami
dalam perkara mubahalah adalah sebagai bukti nyata akan keyakinannya terhadap
pendiriannya. Juga sebagai bukti akan keteguhannya dalam pendapatnya dan kebenaran
pendapatnya. Sehingga ia berani membawa orang-orang yang ia cintai dan belahan jiwanya.
Menurut Abu Hayyan Muhammad bin Yusuf dalam kitabnya Tafsir al-Bahr al-Muhith,
mubahalah berarti pihak yang berbelah, saling doa mendoakan untuk membersihkan diri antara
mereka supaya diturunkan laknat ke atas salah seorang daripada mereka yang berbohong.
Dalam sejarah Islam, Rasulullah Saw. pernah menggunakan kaidah ini setelah diwahyukan
oleh Allah Swt sebagaimana yang terlihat dalam QS. Ali Imran ayat 61 di atas.
Nilai-Nilai Pendidikan

• Mendidik hambanya agar menjadi orang yang taat akan perintah Allah dan Rasul-Nya
serta tidak menentang apa yang menjadi ketentuan-Nya.
• Senantiasa mengajarkan hambanya agar berkata jujur dan tidak berbohong serta tidak
membuat sumpah palsu untuk menjaga harga dirinya.
• Mendidik hambanya untuk selalu mencintai keluarga karena Allah dan mendidik
keluarga agar berada di jalan Allah.
• Mengajarkan akhlak mulia dan menanamkan rasa persaudaraan dan menjauhi
permusuhan.
Syarat-Syarat Mubahalah
1. Ikhlas karena Allah; (QS. Al-Baqarah : 139)
2. Memiliki Ilmu; (QS. Al-Hajj : 8)
3. Hendaknya Orang yang Meminta Mubahalah Termasuk Orang Saleh dan Bertakwa;
(QS. Al-Baqarah: 186)
4. Mubahalah Setelah Menyampaikan Hujah Kepada Penentang
5. Mubahalah Berkaitan dengan Urusan Penting dalam Agama
Konsekuensi Sumpah Mubahalah
Terlalu sering bersumpah dan berjanji adalah sesuatu yang tidak baik, meski kita adalah
seorang yang jujur dan selalu menepati janji. Sebagaimana dijelaskan al-Muhasibi dalam
kitabnya Risâlah al-Mustarsyidin:

َ َ‫َو ََل ت ُ ْكث ُِر ْاْل َ ْي َمانَ َوإِ ْن كُ ْنت‬


‫صا ِدقًا‬
Dan janganlah sering bersumpah meskipun engkau benar.” (Imam al-Harits al-Muhasibi,
Risalah al-Mustarsyidin, Dar el-Salam, halaman 136)
Cara agar tidak memainkan sumpah mubahalah :
1. Mengetahui hak mukmin kepada mukmin lainnya; (HR. Bukhari)
2. Meyakini Negeri Akhirat dan Balasannya; (QS. Al-Baqarah: 94)
3. Mengingat Ancaman Allah; (QS. Maryam: 75)
Denda Pelanggaran Sumpah
Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak disengaja (untuk
bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu sengaja,
maka kafaratnya (denda pelanggaran sumpah) ialah memberi makan sepuluh orang miskin,
yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu, atau memberi mereka
pakaian atau memerdekakan seorang hamba sahaya. Barangsiapa tidak mampu
melakukannya, maka (kafaratnya) berpuasalah tiga hari. Itulah kafarat sumpah-sumpahmu
apabila kamu bersumpah. Dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan hukum-
hukum-Nya kepadamu agar kamu bersyukur (kepada-Nya). (QS. Al-Ma'idah: 89)

Anda mungkin juga menyukai