Kajian Surah Al-Baqarah Ayat 45: ”Memahami Makna Istianah dengan Sabar dan Salat” َصب ِْر َوالص َّٰلو ِة ۗ َواِنَّهَا لَ َكبِ ْي َرةٌ اِاَّل َعلَى ْال ٰخ ِش ِع ْي ۙن َّ َوا ْستَ ِع ْينُوْ ا بِال Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan salat. Dan (salat) itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk. (QS. Al-Baqarah : 45) Dua Makna Kata Salat 1. Salat bermakna sebagai aktivitas ibadah, yang dimulai dengan takbir, dan diakhiri dengan salam. 2. Salat bermakna sebagai doa. Disebut doa karena salat merupakan ibadah yang terdiri atas rangkaian doa. Nilai-Nilai Pendidikan 1. Mendidik hambanya agar senantiasa bergantung dan memohon pertolongan kepada Allah serta bertawakal atas semua kehendak-Nya. 2. Senantiasa mengajarkan hambanya agar menjaga salat dan melaksanakannya pada awal waktu. 3. Mendidik hambanya untuk selalu bersabar atas semua apa yang menimpa dirinya termasuk dalam menjalankan ketaatan dan menjauhi kemaksiatan 4. Mengajarkan kekhusyuan dalam ibadah dan amal baik lainnya yang telah Allah perintahkan. Makna Istianah Istianah artinya meminta pertolongan atau bantuan terutama kepada Allah SWT dalam perkara dunia dan akhirat dan tidak meminta selain kepada Allah. Istianah adalah ibadah yang paling agung yang di dalamnya terkandung dua pokok, yaitu percaya kepada Allah dan menyandarkan diri kepada-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah hanya kepada Allah” [HR. Tirmidzi (no. 2516)] Lima Macam Istianah Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam Syarh Tsalatsah Al-Ushul 1. Istianah kepada Allah SWT 2. Istianah kepada makhluk dalam perkara yang dapat dilakukan 3. Istianah kepada orang mati atau kepada orang yang masih hidup dalam perkara gaib 4. Istianah kepada makhluk yang hidup, namun ia dapat tidak mampu membantu 5. Istianah dengan amal saleh dan keadaan yang dicintai Allah Salat Menyelamatkan Kita dari Sifat Berkeluh Kesah dan Kikir; (QS. Al-Ma’arij; 19- 25) Allah akan menjaga orang yang menjaga Allah dalam dua perkara, yaitu: 1. Allah akan menjaga dia dalam urusan dunianya (kesehatan, istri, anak-anak, harta) dan mengirimkan malaikat untuk menjaganya. 2. Allah akan menjaga dalam urusan akhiratnya Keistimewaan Meminta Pertolongan dengan Sabar dan Salat 1. Merupakan keteladanan yang dicontohkan Nabi Saw; (HR. Abu Dawud) Dalam tafsir Jalalain karangan Jalaluddin al-Mahaly dan Jalaluddin as-Suyuthy dijelaskan bahwa ketika Nabi Muhammad Saw. hatinya risau disebabkan suatu masalah, maka beliau segera melakukan salat. 2. Allah mencintai dan menyertai orang-orang yang sabar; (QS. Al-Anfal: 46) 3. Salat mencegah perbuatan keji dan mungkar; (QS. Al-'Ankabut: 45) 4. Orang yang menjaga salat terhindar dari kesesatan; (QS. Maryam : 59) 5. Allah memberikan kabar gembira bagi orang yang sabar; (QS. Al-Baqarah: 155) 6. Mendapat Pahala yang Lebih Baik dari Kesabarannya; (QS. An-Nahl: 96) 7. Mendapat tempat yang tinggi di surga atas buah kesabarannya; (QS. Al-Furqan: 75) Siksaan yang akan diberikan kepada orang-yang meninggalkan salat Enam siksaan di dunia: (1) dicabut keberkahan umurnya; (2) dihilangkan tanda-tanda kesalehan di wajahnya; (3) segala amal baiknya tidak akan mendapatkan pahala; (4) doanya tidak akan dikabulkan; (5) tidak mendapatkan bagian doa dari doanya orang-orang saleh; (6) akan dibenci oleh kebanyakan orang. Tiga siksaan ketika meninggal: (1) mati dalam kondisi terhina; (2) mati dalam kondisi lapar; (3) mati dalam kondisi haus, yang apabila diminumkan satu lautan pun tidak mungkin akan dapat menghilangkan dahaganya. Sedangkan tiga siksaan di alam kubur: (1) kuburannya menyempit sehingga tulang-tulang rusuk saling bersimpangan; (2) ruang kubur dipenuhi api sehingga sehari-hari hidup bergelimangan di atas bara; (3) di alam kuburnya akan ditemani ular besar utusan Allah untuk menyiksa yang diberi nama Asy-Syuja’ Al Aqra’. Tiga siksaan ketika dibangkitkan dari kubur menuju padang makhsyar: (1) hisab yang berat; (2) dibenci Allah; (3) dimasukkan ke dalam neraka. (Syekh Zainuddin ibn Abdul Aziz al-Malibari, Irsyâdu al-‘Ibâd, Semarang: Toha Putra. hlm. 12).