Anda di halaman 1dari 13

10 KITA TEGAR BINTAL KELOMPOK 15 DAN

MENGHADAPI COBAAN 22
Mengarungi kehidupan pasti seseorang akan mengalami
pasang surut. Kadang seseorang mendapatkan nikmat dan
kadang pula mendapatkan musibah atau cobaan.
Semuanya datang silih berganti. Kewajiban kita
adalah bersabar ketika mendapati
musibah dan bersyukur ketika
mendapatkan nikmat Allah. Berikut adalah
beberapa kiat yang bisa memudahkan seseorang dalam
menghadapi setiap ujian dan cobaan.
✍PERTAMA: MENGIMANI
TAKDIR ILAHI
Setiap menghadapi cobaan hendaklah seseorang tahu bahwa setiap yang Allah
takdirkan sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi pastilah terjadi. Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

َ ‫ين َأ ْل‬
‫ َسنَ ٍة‬5‫ف‬ َ ‫ت َواَأل ْر‬
َ ‫ض بِ َخ ْم ِس‬ َ ُ‫ق قَ ْب َل َأ ْن يَ ْخل‬
ِ ‫ق ال َّس َم َوا‬ ِ ‫ِئ‬َ ‫ال‬‫خ‬َ ْ
‫ال‬ ‫ر‬
َ ‫ي‬‫د‬ِ ‫ا‬َ ‫ق‬ ‫م‬
َ ُ ‫هَّللا‬ َ َ‫َكت‬
‫ب‬
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan
langit dan bumi.” [HR. Muslim no. 2653, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Al ‘Ash.]
Beriman kepada takdir, inilah landasan kebaikan dan akan membuat seseorang semakin
ridho dengan setiap cobaan. Ibnul Qayyim mengatakan, “Landasan setiap kebaikan
adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap
yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.”
Al Fawaid, Ibnu Qayyim Al Jauziyah, hal. 94, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, tahun
1425 H.
✍KEDUA: YAKINLAH, ADA HIKMAH DI BALIK COBAAN

Hendaklah setiap mukmin mengimani bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti ada hikmah di balik itu
semua, baik hikmah tersebut kita ketahui atau tidak kita ketahui.[3] Allah Ta’ala berfirman,

َ ‫َأفَ َح ِس ْبتُ ْم َأنَّ َما َخلَ ْقنَا ُك ْم َعبَثًا َوَأنَّ ُك ْم ِإلَ ْينَا اَل تُرْ َجع‬
‫ُون‬
‫ش ْال َك ِر ِيم‬
ِ ْ‫ق اَل ِإلَهَ ِإاَّل هُ َو َربُّ ْال َعر‬ ُّ ‫ك ْال َح‬ُ ِ‫فَتَ َعالَى هَّللا ُ ْال َمل‬
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan
bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya;
tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun: 115-116)
Allah Ta’ala juga berfirman,
ِّ ‫ين َما َخلَ ْقنَا ُه َما ِإاَّل بِا ْل َح‬
‫ق‬ َ ‫ت َواَأْل ْر‬
َ ِ‫ َو َما بَ ْينَ ُه َما اَل ِعب‬0‫ض‬ َّ ‫َو َما َخلَ ْقنَا ال‬
ِ ‫س َما َوا‬
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main.
Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq.” (QS. Ad Dukhan: 38-39)
✍KETIGA: INGATLAH BAHWA MUSIBAH
YANG KITA HADAPI BELUM SEBERAPA
Ingatlah bahwa Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mendapatkan cobaan sampai
dicaci, dicemooh dan disiksa oleh orang-orang musyrik dengan berbagai cara. Kalau kita
mengingat musibah yang menimpa beliau, maka tentu kita akan merasa ringan menghadapi
musibah kita sendiri karena musibah kita dibanding beliau tidaklah seberapa. Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫المص ْيبَةُ بي‬


ِ َ ‫لِيَ ْع ِز الم ْسلِ ِم ْي َن فِي َم‬
‫صاِئبِ ِه ْم‬
“Musibah yang menimpaku sungguh akan menghibur kaum muslimin.”[4]
Dalam lafazh yang lain disebutkan,

ِ ‫ص ْيبَتُهُ فَ ْليَ ْذ ُك ْر ُم‬


ِ ‫ فَِإنَّهَا َستَهَ َّو ُن َعلَ ْي ِه ُم‬،‫ص ْيبَتِي‬
ُ‫ص ْيبَتُه‬ ْ ‫َم ْن َعظَ َم‬
ِ ‫ت ُم‬
“Siapa saja yang terasa berat ketika menghapi musibah, maka ingatlah musibah yang
menimpaku. Ia tentu akan merasa ringan menghadapi musibah tersebut.”[5]
✍KEEMPAT: KETAHUILAH BAHWA SEMAKIN KUAT IMAN, MEMANG
AKAN SEMAKIN DIUJI
Dari Mush’ab bin Sa’id -seorang tabi’in- dari ayahnya, ia berkata,

‫اس َأ َش ُّد بَالَ ًء‬


ِ َّ‫يَا َرسُو َل هَّللا ِ َأىُّ الن‬
“Wahai Rasulullah, manusia manakah yang paling berat ujiannya?” Beliau shallallahu ‘alaihi
wa sallam menjawab,
ْ 5‫ا‬
« ‫شتَ َّد‬ ‫ ْلبًا‬5 ‫ص‬
ُ 5ُ‫ َان ِدينُه‬5‫ِإ ْن َك‬555‫ َف‬5‫ىح َس ِب ِدينِ ِه‬ َ َ‫ل َّرج ُُل َعل‬55‫يُ ْبتَلَىا‬555‫َألمثَ ُل َف‬
ْ 55‫ا‬555‫َألمثَ ُل َف‬
ْ 55‫ ا‬5‫ َّم‬555‫ ْنَألبِيَا ُء ُث‬55‫ا‬
ُ5‫ ْت ُر َكه‬55‫ىي‬ ْ 555‫لبَ َال ُء ِب‬55‫ا‬
َ َّ‫ل َع ْب ِد َحت‬55‫ا‬ ْ ُ‫ ْب َرح‬55‫ َما َي‬555‫ َف‬5‫ىح َس ِب ِدينِ ِه‬ َ َ‫ ْبتُلِ َى َعل‬5‫ ِرقَّ ٌة ا‬5‫ى ِدينِ ِه‬555‫ َان ِف‬5‫ َوِإ ْن َك‬5‫ َالُؤ ُه‬555‫َب‬
‫ َخ ِطيَئ ٌة‬5‫ض َما َعلَ ْي ِه‬
ِ ‫ر‬ْ ‫َأل‬55‫ىعلَىا‬
َ ‫ ْم ِش‬55‫» َي‬
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai
dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula
ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas
agamanya.Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka
bumi dalam keadaan bersih dari dosa.”[6]
✍KELIMA: YAKINLAH, DI BALIK
KESULITAN ADA KEMUDAHAN
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
ِ ‫فَِإ َّن َم َع ْال ُعس‬
‫ْر يُسْرًا‬
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
Ayat ini pun diulang setelah itu,
ِ ‫ِإ َّن َم َع ْال ُعس‬
‫ْر يُسْرًا‬
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6).
Qotadah mengatakan, “Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam pernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya dengan ayat di atas, lalu
beliau mengatakan,
َ ِ‫لَ ْن يَ ْغل‬
‫ب ُع ْس ٌر يُس َْري ِْن‬
“Satu kesulitan tidak mungkin mengalahkan dua kemudahan.”[7]
✍KEENAM: HADAPILAH COBAAN DENGAN
BERSABAR
‘Ali bin Abi Tholib radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

ُ‫ص ْب َر لَه‬
َ َ‫ان لِ َم ْن ال‬
َ ‫ َواَل ِإ ْي َم‬،‫الج َس ِد‬
َ ‫س ِم َن‬ ‫ص ْب ُر ِم َن ا ْي َمان ب َم ْنزلَ ِة ال َّرْأ‬
َّ ‫ال‬.
ِ ِ ِ ِ ‫ِإل‬
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak
beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran.”[8]
Yang dimaksud dengan bersabar adalah menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah
serta menahan anggota badan dari perilaku emosional seperti menampar pipi dan
merobek baju.[9]
✍KETUJUH: BERSABARLAH DI
AWAL MUSIBAH
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‫ص ْد َم ِة اُألولَى‬
َّ ‫ص ْب ُر ِع ْن َد ال‬
َّ ‫ِإنَّ َما ال‬
“Yang namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal ditimpa musibah.”[10] Itulah sabar
yang sebenarnya. Sabar yang sebenarnya bukanlah ketika telah mengeluh lebih dulu di awal
musibah.
✍KEDELAPAN: YAKINLAH BAHWA PAHALA SABAR
BEGITU BESAR
Ingatlah janji Allah,

ٍ ‫ُون َأ ْج َرهُ ْم بِ َغ ْي ِر ِح َسا‬


‫ب‬ َ ‫ِإنَّ َما يُ َوفَّى الصَّابِر‬
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala
mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan, “Pahala bagi
orang yang bersabar tidak bisa ditakar dan ditimbang. Mereka benar-benar akan
mendapatkan ketinggian derajat.” As Sudi mengatakan, “Balasan orang yang
bersabar adalah surga.”[11]
✍KESEMBILAN:
UCAPKANLAH “INNA LILLAHI
WA INNA ILAIHI ROOJI’UN …”
Ummu Salamah -salah satu istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam- berkata bahwa beliau pernah
mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« ‫ يَقُو ُل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ْت َرسُو َل هَّللا‬ ُ ‫ تَقُو ُل َس ِمع‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫ُأ َّم َسلَ َمةَ َز ْو َج النَّبِ ِّى‬
‫ف ِلى َخ ْي ًرا‬ ْ ِ‫صيبَتِى َوَأ ْخل‬ ِ ‫ُون اللَّهُ َّم ْأ ُجرْ نِى فِى ُم‬ َ ‫اجع‬ ِ ‫صيبَةٌ فَيَقُو ُل ِإنَّا هَّلِل ِ َوِإنَّا ِإلَ ْي ِه َر‬
ِ ‫صيبُهُ ُم‬ ِ ُ‫َما ِم ْن َع ْب ٍد ت‬
‫ت َك َما َأ َم َرنِى‬ُ ‫ت فَلَ َّما تُ ُوفِّ َى َأبُو َسلَ َمةَ قُ ْل‬
ْ َ‫ قَال‬.» ‫ف لَهُ َخ ْيرًا ِم ْنهَا‬ َ َ‫صيبَتِ ِه َوَأ ْخل‬ ِ ‫ِم ْنهَا ِإالَّ َأ َج َرهُ هَّللا ُ فِى ُم‬
‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ف هَّللا ُ لِى َخ ْيرًا ِم ْنهُ َرسُو َل هَّللا‬ َ َ‫ فََأ ْخل‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ِ ‫ َرسُو ُل هَّللا‬-.
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi
rooji’un. Allahumma’jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa [Segala sesuatu adalah milik Allah
dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah ang menimpaku dan berilah ganti
dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya
dengan yang lebih baik.” Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do’a sebagaimana yang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik
dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.”[12]
Do’a yang disebutkan dalam hadits ini
semestinya diucapkan oleh seorang
muslim ketika ia ditimpa musibah dan
sudah seharusnya ia pahami. Insya Allah,
dengan ini ia akan mendapatkan ganti
yang lebih baik.
✍KESEPULUH: INTROSPEKSI
DIRI
Musibah dan cobaan boleh jadi disebabkan dosa-dosa yang pernah kita perbuat baik
itu kesyirikan, bid’ah, dosa besar dan maksiat lainnya. Allah Ta’ala berfirman,

‫ت َأ ْي ِدي ُك ْم‬
ْ َ‫صيبَ ٍة فَبِ َما َك َسب‬ َ ‫َو َما َأ‬
ِ ‫صابَ ُك ْم ِم ْن ُم‬
“Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan
tanganmu sendiri.” (QS. Asy Syura: 30). Maksudnya adalah karena sebab dosa-dosa
yang dulu pernah diperbuat.[13] Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Akan disegerakan siksaan
bagi orang-orang beriman di dunia disebabkan dosa-dosa yang mereka perbuat, dan
dengan itu mereka tidak disiksa (atau diperingan siksanya) di akhirat.”[14]
Semoga kiat-kiat ini semakin meneguhkan kita dalam menghadapi setiap cobaan dan
ujian dari Allah.

Anda mungkin juga menyukai