Anda di halaman 1dari 13

Tidak sengaja,

HADIST KE 39 Lupa dan dipaksa


tidak berDOSA.
INDIKATOR CAPAIAN

Bersikap Adil dalam


memutuskan perkara
HADIST KE 39
FAEDAH HADIST
1. Luasnya rahmat Allah pada hamba-Nya.
2. Allah memaafkan hamba ketika keliru, lupa, atau
dipaksa.
3. Pemaafan dan kemudahan adalah kekhususan umat ini.
4. Syariat datang untuk mengangkat kesulitan. Maka
konsekuensinya, dosa diangkat dari orang yang tidak
berniat yaitu saat keliru, lupa, atau dipaksa.
KAEDAH HADIST
Segala yang haram yang
dikerjakan hamba karena tidak
tahu (jahil), lupa, atau dipaksa,
maka tidak dikenakan dosa.
PENJELASAN HADIST
1. Ketika Tidak Sengaja
Yang dimaksud di sini adalah tidak punya maksud untuk
melakukan sesuatu. Bukan yang dimaksud dengan khatha’ di
sini adalah lawan dari benar atau berarti salah.
PENJELASAN HADIST
Pertama, jika terkait dengan hak sesama manusia. Ada dua hal yang perlu diperhatikan:
Jika memang perbuatan tersebut diizinkan, ia sengaja melakukan, namun tidak sengaja merusak, ketika itu tidak ada
dhaman (ganti rugi). Contoh seperti yang dilakukan oleh seorang tabib atau dokter, atau orang yang menjadi wakil
(diserahi tanggung jawab) lalu tidak sengaja merusak. Karena kaedahnya, sesuatu yang dibolehkan oleh syari’at
mengakibatkan tidak ada dhaman (ganti rugi).
Jika memang perbuatan tersebut tidak diizinkan, maka dikenakan dhaman (ganti rugi). Contoh orang yang tidak sengaja
membunuh orang lain walaupun tidak dikenakan qishash (nyawa dibalas nyawa), namun tetap dikenakan dhaman (ganti
rugi) yaitu dikenakan diyyat.

Kedua, jika terkait dengan hak Allah, maka tidak ada hukuman had. Namun apakah ada dhaman (ganti rugi)? Hal
ini perlu dirinci.
Jika tidak ada itlaf (pengrusakan) seperti seseorang yang tidak sengaja menutup kepalanya saat ihram atau memakai
baju saat ihram (padahal tidak boleh mengenakan pakaian yang membentuk lekuk tubuh seperti baju, pen.), maka tidak
ada kafarah
Jika ada itlaf (pengrusakan) seperti memotong kuku saat ihram atau memotong rambut saat ihram atau berburu hewan
saat ihram, maka ada beda pendapat jika dilakukan tidak sengaja untuk kasus kedua ini. Pendapat yang lebih kuat
adalah tetap dikenakan kafarah.
PENJELASAN HADIST
2. LUPA
Sepakat para ulama bahwa orang yang lupa tidak dikenakan
dosa sama sekali.
PENJELASAN HADIST
2. LUPA (Lanjutan)
Jika itu berkaitan dengan meninggalkan perintah karena lupa,
maka tidaklah gugur, bahkan harus dilakukan ketika ingat.
Jika itu berkaitan dengan melakukan larangan dalam keadaan
lupa selama bukan pengrusakan, maka tidak dikenakan apa-apa.
Jika itu berkaitan dengan melakukan larangan dalam keadaan
lupa dan ada pengrusakan, maka tetap ada dhaman (ganti rugi).
PENJELASAN HADIST
2. LUPA (Lanjutan)
Kaedah membedakan lupa dalam perintah dan larangan
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata, “Perbedaan penting yang
perlu diperhatikan bahwa siapa yang melakukan yang haram
dalam keadaan lupa, maka ia seperti tidak melakukannya.
Sedangkan yang meninggalkan perintah karena lupa, itu bukan
alasan gugurnya perintah. Namun bagi yang mengerjakan larangan
dalam keadaan lupa, maka itu uzur baginya sehingga tidak
terkenai dosa.” (I’lam Al-Muwaqi’in, 2:51).
PENJELASAN HADIST
2. LUPA (Lanjutan)
Contoh – contoh bentuk LUPA :
- Lupa membaca Basmalah saat mulai Wudhu
- Lupa tidak sholat Fardhu
Para ulama sepakat bahwa siapa saja yang lupa shalat fardhu, wajib ia
mengqadha’nya.
PENJELASAN HADIST
3. KETIKA DIPAKSA
Bagaimana jika ada yang dipaksa dengan ancaman dibunuh
untuk mengucapkan kalimat kufur, lantas ia mengucapkannya?
Atau bagaimana jika ia dipaksa untuk murtad?
TERIMA KASIH
@ReadOne

Anda mungkin juga menyukai