Anda di halaman 1dari 2

KEWAJIBAN DAKWAH MELEKAT TERHADAP SETIAP INDIVIDU

Itu adalah penggalan hadits terkenal sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh
Al-Imam Ahmad bin Hambal, Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam At-Tirmidzi rahimahumullah dari sahabat
Abdullah bin ‘Amr bin Al-‘Ash radhiyallahu ‘anhuma, yang berarti: “Sampaikanlah dariku meskipun hanya
satu ayat saja (yang kamu tahu)”.

Hadits diatas memuat dorongan yang sangat kuat bagi setiap orang Islam tanpa kecuali untuk turut
berperan aktif mengambil bagian dalam aktivitas dakwah ke jalan Allah, masing-masing dalam batas
kemampuannya. Tanpa membedakan antara ulama dan orang awam, antara kyai dan

santrinya, antara ustadz dan jamaahnya, dan seterusnya. Semuanya wajib berdakwah dalam rangka
menyampaikan ajaran Islam yang merupakan warisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam .

Tapi faktanya hanya tinggal sedikit saja yang tetap berkomitmen dan konsisten dalam
mengemban amanah dakwah. Setidaknya ada 3 pemahaman yang perlu
1. Karena ada penyempitan makna dakwah hanya sebatas ceramah dan khutbah saja.
2. Bahwa dakwah hanya kewajiban dan kewenangannya ulama, kyai dan ustadz saja.
3. Untuk berdakwah seseorang diisyaratkan harus banyak dalil baik ayat maupun hadist dan juga harus
menguasahi banyak hukum islam.

Apalagi jika kita ingat bahwa, banyak sekali aspek dan materi dakwah saat ini yang memang tidak butuh
banyak dalil atau bahkan tidak perlu dalil sama sekali, disebabkan karena begitu jelas dan gamblangnya

masalah yang dihadapi! Misalnya, jika seseorang ingin mendakwahi dan mengajak orang Islam yang tidak
shalat untuk shalat, yang tidak puasa Ramadhan agar mau berpuasa, yang tidak mengenal masjid agar
mau ke masjid, yang masih suka minum minuman keras, berjudi, mencuri, melacur dan semacamnya
agar mau meninggalkan semua kejahatan dan kemaksiatan itu.
Fadhail AdDakwah

1. Dakwah adalah Ahsanul a’mal (Amal yang terbaik)

2. Pahala yang besar

3. Pahala yang mengalir terus menerus

Anda mungkin juga menyukai