Anda di halaman 1dari 2

BINAUL IZZAH

Membangun harga diri dimulai dari ibadah. Sehingga menghasilkan buah ketaqwaan. Sebaik-baik
bekal adalah bekal Taqwa. Sesungguhnya yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa. Iman itu
telanjang dan pakainnya adalah “Taqwa”.

Bagaimana membangun kemuliaan itu ?

Dalam surah Ali Imran, kuntum khaira ummah… bahwa Allah menjadikan orang bertaqwa itu tidak
sembarangan. Jadi Allah tidak menjadikan kita untuk menjadi manusia biasa2 saja. Terbaik dalam
kapasitasnya, terbaik dalam imannya, bukan terbaik dalam bentuknya. dan

Mulia sebagai manusia.

Mulia dalam arti mengajak bahwa sebagai manusia memiliki kemuliaan diatas makhluk yg lain. Allah
berikan rizki yang terbaik untuk manusia. Allah muliakan kita dengan kehidupan yang terbaik. Allah
memuliakan manusia dengan diberikannya akal.

Dalam surah Lukman ayat 20, “Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan
untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu
nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah
tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan.”

Artinya apa? Allah berikan itu semua karena manusia mampu untuk mengelolanya dan Allah
memberikan amanah itu untuk manusia yang tertulis dalam surah al-ahzab ayat 72, “Sesungguhnya
Kami telah mengemukakan amanat[[1]] kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya
enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat
itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,”

Mulia sebagai seorang muslim.

Sebagai pribadi muslim, maka Allah berikan kemuliaan dan harga diri tersendiri bagi kita, yang
tertulis dalam potongan surah al-hujurat ayat 13. Pembentukan kemuliaan seorang muslim berawal
dari pembentukan akidahnya. Salimul akidah menjadi shahihul ibadah. Karena mengharapkan Allah,
maka mengharapkan seluruh apa yang datang dari Allah. Jadi tidak salah, jika kita berharap pahala
dari ibadah kita, tidak salah kita berharap surganya Allah. Semakin baik akidahnya, maka dengan
sendirinya ibadahnya benar, dan menghasilkan ketaqwaan.

Mulia sebagai ummat Islam.

Dalam surah al-a’raf ayat 164, “Dan (ingatlah) ketika suatu umat di antara mereka berkata: “Mengapa
kamu menasehati kaum yang Allah akan membinasakan mereka atau mengazab mereka dengan azab
yang amat keras?” Mereka menjawab: “Agar kami mempunyai alasan (pelepas tanggung jawab)
kepada Tuhanmu[[2]], dan supaya mereka bertakwa.”

Seluruh hidup kita untuk yang baik, kuliah kita untuk yang baik, nikahnya kita untuk yang baik,
makannya kita untuk yang baik. Semua kebaikan terangkum dalam barokah. Dari mana? Dari langit
dan dari bumi. Seperti yang tercantum dalam surah al-A’raaf ayat 96, “Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari
langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka
disebabkan perbuatannya.”

Dalam surah al-ahzab ayat 36, “Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan
Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang nyata.”

Jadi membangun ummat ini dengan membangun:

1. Iman umat ini. Selain itu, membangunnya dengan


2. Kejujuran. Dan dengan
3. Kepercayaan
4. Dengan cara membangun loyalitas terhadap ummat ini.
5. Dengan ketaatan.
6. Bangun iltizamnya (komitmen) terhadap ummat islam,
7. Bangun harakahnya
8. Bangun kekuatannya

Dalam surah al-munafiqun ayat 8, “Mereka berkata: “Sesungguhnya jika kita telah kembali ke
Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya.”
Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi
orang-orang munafik itu tiada mengetahui.”

Dan semua itu dimulai dari da’wah dan tarbiyah. Maka dari itu menjadi sebuah kewajiban bagi aktivis
da’wah untuk membina dan berda’wah.

[1] Yang dimaksud dengan amanat di sini ialah tugas-tugas keagamaan.

[2] Alasan mereka itu ialah bahwa mereka telah melaksanakan perintah Allah untuk memberi
peringatan.

Anda mungkin juga menyukai