PENDAHULUAN
pengekspor minyak kelapa sawit terbesar. Oleh sebab itu, minyak kelapa sawit
terdiri dari campuran mono-alkil-ester dari rantai panjang asam lemak yang
dipakai sebagai alternative bagi bahan bakar dari mesin diesel dan terbuat dari
mengubah minyak dasar menjadi ester yang diinginkan dan membuang lemak
bebas. Setelah melewati proses ini tidak seperti minyak nabati langsung
biodiesel memiliki sifat pembakaran yang mirip dengan diesel dari minyak
bumi dan dapat menggantikan minyak bumi dalam banyak kasus. Namun
berkurang karena sifatnya yang tidak dapat diperbaharui dan juga adanya
dominasi kebutuhan energi dunia dari minyak bumi yang mencapai 63% dari
Oleh karena itu, biodiesel dapat menjadi solusi alternatif pengganti minyak
adalah sifatnya yang dapat teroksigenasi relatif sempurna (terbakar habis) dan
sisi, Indonesia mempunyai sumber daya hayati yang sangat berlimpah sebagai
bahan baku ini. Saat ini, Indonesia memiliki beberapa industri perminyakan
Louis Dreyfus didirikan pada tahun 1851 oleh Leopold Louis Dreyfus di
Paris, Perancis, yang pada saat itu masih berusia 18 tahun dan merupakan
anak dari seorang petani di Sierentz, Alsace. Ia membeli gandum dari
petani lokal Alsace dan diangkut menuju Basel di Swiss yang berjarak
sekitar 8 mil. Tujuh tahun kemudian ia meninggalkan Basel dan
memperluas lingkup aktivitasnya dengan cara membeli produk gandum di
Hungaria dan Rumania.
2
pasar gandum menjadi lebih baik akibat sistem transportasi yang
ditingkatkan. Markas Louis Dreyfus yang awalnya berada di Paris
kemudian dipindahkan ke Zurich dengan perkembangan bisnis yang
menjadi lebih cepat.Pada tahun 1875, markas Louis Dreyfus dipindahkan
kembali ke Marseille, Paris, akibat adanya perang antara Perancis dan
Rusia. Pada pertigaan abad, yaitu sekitar tahun 1900, Louis Dreyfus telah
memiliki kantor di Eropa, Amerika Utara dan Selatan, Aljazair, Afrika
Selatan, India, Indo-China, China, Australia dan Rusia. Pada tahun 1905,
Louis Dreyfus mendirikan sebuah bank yang berfungsi untuk memfasilitasi
keuangan perusahaan di pasar gandum.
Pada tahun 1969, Gerard Louis Dreyfus yang merupakan cucu dari Leopold
Louis Dreyfus menjadi pemimpin di perusahaan tersebut. Ia mengambil
aktivitas perdagangan dalam arah yang berbeda untuk memanfaatkan
peluang arbitase dalam berbagai pasar komoditas, termasuk obligasi
pemerintah, beras, biji-bijian, kapas dan gas alam. Pada tahun 2000, Louis
Dreyfus memperluas lini produk yaitu pupuk dan susu, serta meningkatkan
aset dengan pembelian 4 pabrik gula di Brazil dan Bazhou. Pada tahun
2007, penjualan bersih Louis Dreyfus dua kali lipat dibandingkan 2006
yaitu mencapai lebih dari US$ 35 miliar. Louis Dreyfus mendirikan pabrik
di Dubai yang didedikasikan untuk melayani Timur Tengah dan Afrika.
3
mendirikan pelabuhan di Provinsi Lampung yang bekerja sama dengan
ISAB (Inti Sentosa Alam Bahtera). Pada bulan Mei 2011, PT. LDC
bekerjasama dengan Andalan Furindo mendirikan pabrik pengolahan gula
berkapasitas 1.000 ton per hari yang terletak di Marunda, Jakarta.
Pabrik biodiesel yang berada di Provinsi Lampung berdiri pada tahun 2015
dan mulai beroperasi pada tahun 2016 dengan kapasitas produksi FAME
(Fatty Acid Methyl Ester) sebesar 1.000 ton per hari. Pabrik biodiesel
tersebut merupakan pabrik biodiesel pertama yang didirikan oleh PT. LDC
Indonesia di Asia. Jaringan usaha yang dimiliki PT. LDC Indonesia
ditunjukkan pada Tabel 1.1 dibawah ini.
4
T
5
s
a
Jenis Usaha
Keterangan
Lokasi
Waktu
6
Deep Sea Port and Storage Facility
Bekerja sama dengan PT. DKI (Dermaga Kencana Indonesia)
Balikpapan, Kalimantan Timur
Desember, 2009
CPO Refinery
Kapasitas produksi sebesar 1.500 ton per hari
Balikpapan, Kalimantan Timur
April, 2013
Sugar Refinery
Bekerja sama dengan PT. Andalan Furindo (25% saham PT. LDC
Indonesia)
Kapasitas produksi sebesar 1.000 ton per hari
Marunda, Jakarta
Mei, 2011
Coffee Processing and Werehouse Deep Sea Port
Akuisisi pada tahun 2014, fokus pada kopi arabika
Lampung, Sumatera dan Medan, Sumatera Utara
2012
CPO Refinery and Fractination
Bekerja sama dengan ISAB (Inti Sentosa Alam Bahtera)
Kapasitas produksi sebesar 1.800 ton per hari
Lampung, Sumatera
Februari, 2014
Biodiesel
Kapasitas produksi sebesar 1.000 ton per hari
Lampung, Sumatera
April, 2016
Sumber: HRG-A PT. LDC Indonesia
7
1.4 Tujuan Kerja Praktek
diperoleh dari produk samping yang akan dipisahkan dari produk utama.
dari
Pre-flash metanol.
8
Pre-washing dan sentrifugasi.
Sentrifugasi dan pencucian sejumlah air.
Pengeringan akhir.
Sedangkan pemurnian terdiri atas:
Pre-flash metanol.
Asidifikasi untuk mengubah soap menjadi asam lemak.
Netralisasi asam-gliserin.
Final-flash metanol.
1.6 Ruang Lingkup Kerja Praktek
Adapun ruang lingkup dari kerja praktek ini adalah sebagai berikut:
Pengenalan perusahaan secara keseluruhan mulai dari bagian diklat,
keamanan, keselamatan kerja, umum dan personalia, penyediaan bahan
mentah, biropemeliharaan, dan biro produksi melalui orientasi umum.
Memahami struktur proses, sistem proses serta pengoperasiannya melalui
orientasi operasional.
Menganalisis masalah dan penyelesaiannya melalui orientasi process
engineering dan pelaksanaan tugas khusus.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dari segi kata biodiesel terdiri dari dua kata yaitu bio yang berarti energi dan
ester yang diproduksi dari minyak tumbuhan atau hewan dan memenuhi
pengempaan biji sumber minyak (oil seed), yang kemudian disaring dan
sangat tinggi dibandingkan dengan solar (dapat mencapai 100 kali lipat,
10
misalkan pada Castor Oil. Oleh karena itu, penggunaan SVO secara
bakar yang sangat tinggi akan menyulitkan pompa bahan bakar dalam
mengalirkan bahan bakar ke ruang bakar. Aliran bahan bakar yang rendah
11
Mudah terurai oleh bakteri dalam artian sisa hasil pengolahan dapat dengan
mudah diuraikan kembali oleh bakteri penyebab pembusukan.
Tidak memperparah efek rumah kaca karena siklus karbon yang terlibat
pendek.
Kandungan energi yang hampir sama dengan kandungan energi petroleum
diesel.
Penggunaan biodiesel dapat memperpanjang usia mesin diesel karena
memberikan lubrikasi lebih dari pada bahan bakar petroleum.
Memiliki flash point yang tinggi yaitu sekitar 200oC, sedangkan bahan
bakar petroleum diesel hanya memiliki flash point sebesar 70oC.
Bilangan setana (cetane number) yang lebih tinggi dari pada petroleum
diesel.
terdapat juga abu dan residu karbon dalam jumlah yang tidak diterima.
12
2.2.2 Proses Mikroemulsifikasi
disperse ini adalah suatu tetesan (droplet) yang isotropik, jernih dan
nabati dengan ester dan dispersan (kosolven), atau dari suatu minyak
nabati, suatu alkohol dan suatu sulfaction, dengan atau tanpa minyak
2.2.3 Transesterifikasi
menghasilkan metil ester asam lemak (FAME) dan air. Katalis yang
13
asam diperlukan jika minyak nabati mengandung FFA diatas 5%. Jika
katalis basa maka FFA akan bereaksi dengan katalis membentuk sabun.
kandungan asam lemak bebas dan kadar air minyak, jenis katalis dan
14
konsentrasinya, perbandingan molar antara alkohol dengan minyak dan
asam lemak bebas dan kandungan air. Minyak yang mengandung asam
berikut :
2014
15
Gambar 2.3 Tiga Tahap Proses Transesterifikasi. Sumber: Robert E.
Babcock,dkk., 2014
unsur utama minyak nabati dan lemak hewani. Mono, di- dan tri-gliserida
Berikut ini Gambar 2.3 yang menjelaskan mengenai reaksi dari uraian diatas:
16
Gambar 2.3 Uraian 3 Tahap Transesterifikasi. Sumber: Robert E.
Babcock,dkk., 2014
metil ester dari air. Kelebihan metanol yang tersisa setelah reaksi
proses transesterifikasi bisa terjadi tanpa adanya katalis yang jauh lebih
menjadi metil ester tinggi akibat tidak ada pengaruh penambahan air, dan
dengan suhu dan tekanan di luar titik kritis metanol (Tc = 240 ° C, Pc =
superkritis didasarkan pada efek suhu dan tekanan pada sifat termofisik
17
metanol, seperti viskositas, difusivitas, densitas, dan polaritas. Ketika
diperlakukan di luar titik kritisnya, metanol tidak lagi memiliki fase cair
atau uap yang berbeda, melainkan fase cair tunggal. Dengan perubahan
melalui perubahan suhu dan tekanan yang relatif kecil. Sifat-sifat cairan
suhu reaksi yang tinggi 250 - 400°C (525 - 675 K) dan tekanan yang
Perry,1999.
18
alkohol dengan trigliserida adalah 3:1, namun untuk mendorong reaksi
maksimum) maka rasio yang dibutuhkan lebih dari itu, yaitu dengan cara
Ali N. Eman dan Tay Isis Cadence, meneliti karakteristik biodiesel yang
biodiesel, tiga variabel penting dipilih seperti suhu reaksi 40, 50, dan 60
hasil akhir biodiesel optimal berada dalam ASTM D 6751 dan Standar
dibawah ini :
19
Tabel 2.1 Hasil Yield Biodisel dengan Variasi Parameter
ekivalen molar metanol (berkenaan dengan TAG) dan katalis alkali 0,5
gliserol.
20
karena kelarutan gliserol rendah dalam ester alkil, pemisahan biasanya
Pada kondisi sekitar, trigliserida dan asam lemak bebas, yang keduanya
waktu reaksi yang panjang, lebih dari 10 jam, yang diperlukan untuk
2014).
21
Penambahan katalis membantu mempromosikan serangan nukleofilik
kandungan air < 0.1 - 0.5 % serta minyak yang digunakan harus
memiliki kandungan asam lemak bebas < 0.5% (Lotero et al., 2005).
homogen (alkali dan asam) dan katalis heterogen (padatan dan enzim)
produksi FAME industri karena konversi yang mudah pada suhu sedang
lebih dari 98% dibandingkan dengan sekitar 80% dari proses homogen.
22
Katalis alkali Sodium Methylate digunakan, akan menghilangan
membutuhkan waktu reaksi lebih lama. Di samping itu, hasil yang lebih
memerlukan lebih sedikit air limbah sehingga lebih efisien dalam proses
pemisahan.
> 95%, sisanya adalah asam lemak bebas dan lainnya.Asam lemak yang
tidak terikat pada gliserol disebut asam lemak bebas ( free fatty acid ).
reaksi (Aranda et al., 2008 ). Pemulihan residu FFA juga sulit dan tidak
23
Pada saat suhu tinggi, air dapat menghidrolisis trigliserida menjadi
diakibatkan penambahan air pada suhu rata - rata dimana FFA akan
hidroksida, dan ion Na+ dan K+ dapat bereaksi dengan asam lemak
dapat membantu membentuk asam lemak bebas, dan asam lemak bebas
dapat bereaksi dengan ion Na+ untuk membentuk sabun. Natrium yang
digunakan untuk katalis sekarang terikat dengan asam lemak dan tidak
mentah memiliki 3%, minyak limbah 5%, dan lemak hewani 20%.
24
Gambar 2.5 A. Reaksi Samping Trigleseria Dengan Air (Pada suhu kritis
Modul B4
BAB III
BAHAN BAKU
25
3.1 Bahan Baku Utama
ekstraksi dan mengandung sedikit air serta serat halus, yang berwarna
kuning sampai merah dan berbentuk semi solid pada suhu ruang. Adanya
serat halus dan air pada sawit kasar tersebut menyebabkan minyak sawit
26
kandungan asam lemak bebas, kelembaban, logam berat, DOBI, produk
tokoferol.
( lechithin/cephalin/phosphatidic acid )
Sterols/triterpene alcohols 0.1-0.2%
27
Tocopherols (natural antioxidants 0.06-0.1%
Carotenoids (red/orange pigments ) 500-800 ppm
Chlorophyl II/pheophytins ( green Nil
pigments)
Peroxides (meq O2/kg oil 1-5
Metals: Iron 4-10 ppm
dari minyak kelapa sawit sangat aktif sehingga bahkan dalam kondisi
asam lemak bebas kurang dari 2%. Dengan demikian, minyak kelapa
Kelembaban
Ketidakcocokan minyak dan air sehingga air dalam kondisi tertentu akan
28
C3H5 (OOCR) 3 + 3HOH C3H5 (OH) 3 + 3 HOOCR
Pada keadaan tertentu dimana suhu melewati titik didih trigleserida yaitu
270ᵒC akan terjadi hidrolisis trigleserida menjadi asam lemak bebas dan
air 0,1%. Oleh karena itu, sebagai ukuran kontrol kualitas minyak sawit
mentah harus disimpan dengan kadar air di bawah 0,1% untuk mencegah
(Goh, 1991).
Logam Berat
Logam berat seperti besi (Fe) dan tembaga (Cu) biasanya dihasilkan dari
berat dapat hadir dalam bentuk kompleks yang dikelilingi oleh protein,
mentah, logam berat dapat berasal dari kontaminasi oleh tanah dan
pupuk. Logam berat juga dapat diambil dari pabrik kelapa sawit, tangki
baja tahan karat untuk mesin pabrik tertentu yang mengalami keausan
29
(Cu) mempercepat laju kerusakan hidroperoksida sehingga meningkatkan
diabaikan.
DOBI
DOBI (Deterioration of Bleachability Index) adalah parameter sederhana
simpan dan ketahanannya (Siew 1994). Hal ini dipengaruhi oleh kualitas
semakin mudah diputihkan dengan baik akan memiliki nilai DOBI yang
30
Tabel 3.2 Variasi Nilai DOBI Terhadap Kualitas CPO
DOBI Grade
< 1.7 Poor
1.8 – 2.3 Fair
2.4 – 2.9 Good
3.0 – 3.2 Veri good
> 3.3 Excellent
Sumber : Siew, 1994
Produk teroksidasi
Pembentukan produk teroksidasi, yang sulit dihilangkan, akan
stabilitas dan pemeliharaan produk buruk. Selain itu, rasa tidak enak dan
ikatan rangkap asam lemak tak jenuh. Oleh karena itu, sangat penting
kotor dengan besi atau tembaga. Kondisi oksidasi juga dapat dihambat
keberadaan pro-oksidan.
Konstituen Kecil
31
Meskipun hadir dalam jumlah kecil sampai batas tertentu dalam minyak
kelapa sawit, akan mempengaruhi nilai pemutih, stabilitas dan nilai gizi
minyak kelapa sawit. Fosfolipid, yang merupakan ester kompleks yang
mengandung fosfor, basa nitrogen, gula, dan asam lemak rantai panjang,
adalah penyebab utama yang perlu dihilangkan selama degumming dengan
mengkoagulasi isi fosfatid dengan asam fosfat.
Product
Quality Guideline
RBDPO merupakan olahan minyak sawit, dimana minyak sawit yang telah
mengalami proses penyulingan atau pemurnian untuk menghilangkan asam
lemak bebas serta penjernihan untuk menghilangkan warna dan bau.
32
trigliserida yang terkandung didalam RBDPO dapat ditunjukan pada Tabel
3.5.
Tabel 3.4 Komposisi RBDPO
(*)
Parameter Satuan Nilai
Dengan Free Fatty Acid % Maks 0,1
Moisture content % Maks 0,05 (*)
kondisi Soap Ppm Maks 100
Impurities % Maks 0,05
MC ini, Ca + Mg Ppm Maks 1
Phosphorus mg/kg Maks 10
unit 180 Unsaponifiables % Maks 0,5
Average Molecular g/mol 848
dapat di
Weight
by- Wax content Ppm Maks 50
Perodixe value meq/kg Maks 3
passed IV % I2 Min ≥50
o
Temperatur C Min. 15oC di atas
(unit
melting point
180
33
Triarachidic (C20:0) 0,3 974
(C20:1)
Sumber: Quality Control PT. LDC Indonesia
Berikut ini karakteristik sifat fisik RBDPO yang terdapat pada tabel 3.6
dibawah ini:
Parameter Nilai
Indeks refraksi, nD 50 1.4544 – 1.4550
Tabel 3.7 Melting And Boilling Points of Some Fatty Acids And
Gliceridic Component
ent Acid ol ol ol
Melting Point (ᵒC)
Chain
Length
C6 -3.4 19.4 / -25
C8 16.7 / / 8.3
C10 31.6 53 44.5 31.5
C12 44.2 63 57.8 46.4
C14 54.4 70.5 66.8 57.0
C16 62.9 77 76.3 63.5
C18 69.6 81.5 79.4 73.1
C18:1 16.3 35.2 21.5 5.5
Compon Fatty Monoacyglice Diacyglycer Triacyglicer
34
Chain Boilling Point (ᵒC) at 1 mm Hg 0.05
Length mmHg
C6 61.7 / / 135
C8 87.5 / / 179
C10 110.3 175 / 213
C12 130.2 186 / 244
C14 149.2 199 / 275
C16 167.4 211 / 298
C18 183.6 190 / 313
C18:1 / 186 308
3.1.3 Metanol
api yang berwarna biru (kalau siang tidak kelihatan) dan cairan polar
yang dapat bercampur dengan air, alkohol – alkohol lain, ester, keton,
eter, dan sebagian besar pelarut organik. Metanol sedikit larut dalam
eksotermik (Engler,2001)
metanol, karena harganya lebih murah dan daya reaksinya lebih tinggi
35
bergerak ke kanan agar dihasilkan metil ester (biodiesel) maka perlu
digunakan alkohol dalam jumlah berlebih atau salah satu produk yang
Parameter Nilai
Massa molar 32,04 g/mol
Sodium methylate yang juga dikenal dengan alkoholat, metoksi dan natrium
metoksida merupakan salah satu jenis katalis basa yang banyak digunakan
dalam industri pembuatan biodiesel. Lebih dari 70% biodiesel yang
diproduksi menggunakan katalis berupa sodium methylate. Beberapa
penyedia teknologi pembuatan biodiesel seperti Lurgi PSI, Desmet
Ballestra dan Crown Iron Works juga menggunakan katalis ini dalam
produksi biodieselnya. Katalis dimanfaatkan untuk mempercepat suatu
reaksi, terlibat dalam reaksi tetapi tidak ikut terkonsumsi menjadi produk.
(Mardiah, dkk, 2006). Sodium methylate diperoleh dengan mereaksikan
metanol (CH3OH) dengan soda kaustik (NaOH). Dari reaksi ini akan
menghasilkan sodium methylate, metanol dan air. Pada proses pembuatan
biodiesel PT. LDC Indonesia menggunakan sodium methylate sebanyak
1,5% dari bahan baku utama (RBDPO). Karakteristik sodium methylate
dapat dilihat pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9 Karakteristik Sodium Methylate
pucat/ alkoholik
2 pH (20g/L, 20 C) o
13
3 Titik didih (1013 hPa) 92oC (DIN 51 751)
36
4 Titik nyala 32 oC (DIN 51 755)
5 Rumus molekul CH3Ona
6 Viskositas (20oC) 68 mPa.s
7 Tekanan uap (20oC) 45 hPa
8 Suhu pemanasan 445oC (DIN 51 794)
9 Densitas (20oC) 0.97 g/cm3 (DIN 51
757)
Sumber : MSDS Vitusa Products, 2004
kg
(Phospohoric Acid
Preparation)
Bleaching Earth 7449 kg Tangki TK632
Preparation)
Sumber: Control room unit biodiesel PT. LDC Indonesia
Sedangkan bahan baku penunjang dalam proses pembuatan biodiesel
37
Tabel 3.11 Bahan Kimia Penunjang Pabrik Biodiesel
Powder kg
(Citric Acid Dilution
Preparation)
Caustic 1 Section 166-1
Soda(50%) kg
(Glycerine Separation
Soap Splitting)
Hydrochloric 10 Section 163-1
kg
Acid (36%) (Glycerine Separation
Soap Splitting)
Sumber: Control room unit biodiesel PT. LDC Indonesia
kehilangan air). Dibawah ini adalah tabel 3.12 karakteristik sifat asam
fosfat. Jumlah asam fosfat yang digunakan dalam sehari produksi adalah
38
Tabel 3.12 Karakteristik Sifat Fisik Asam Fosfat
Komponen Nilai
(anhydrous)
(hemihydrate)
Bleaching Earth
Bleaching earth (BE) berfungsi untuk mengadsorbsi kotoran-kotoran
(impurities) yang telah terikat dari proses degumming seperti kandungan
karoten, logam, kelembapan, dan bahan tak larut yang bersifat koloid
seperti resin, gum, protein, dan fosfotida. Daya pemucat pada BE
disebabkan oleh ion Al pada permukaan adsorben yang dapat mengadsorbsi
partikel zat warna (Tanjaya dkk, 2011). Bleaching earth yang digunakan di
PT. LDC Indonesia adalah Tonsil S. Tonsil S merupakan nama dagang
untuk sejenis lempung yang mengandung mineral monmorilonite.
Lempung ini merupakan batuan silica yang berasal dari kerangka
organisme aquatik mikroskopik. Tonsil S terdiri dari kristal aluminium
silikat (SiO2, Al2O3), logam alkali (kalsium oksida, CaO; magnesium
oksida, MgO), rumus kimia Tonsil S adalah Al2O3.5SiO2.8H2O
(Nasution,dkk. 2003). Jumlah BE yang dipakai dalam sehari adalah sebesar
1.2%- 1.8% dari jumlah bahan baku yang masuk.
39
3.2.3 Citric Acid Powder
Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah ion sitrat. Asam
sitrat pada unit biodiesel ini berbentuk bubuk yang kemudian akan
(20oC) 153 o
C
o
Titik Lebur 175 C
40
3.2.4 Caustic Soda
Kebasaan 2,43 -
41
3.2.5 Hydrochloric Acid (HCl)
HCL atau asam klorida merupakan salah satu jenis senyawa asam
1999
42
Kapasitas produksi steam di unit utilitas PT. LDC Indonesia adalah 21
ton/jam. Kebutuhan bahan penunjang (utilitas) pabrik biodiesel PT. LDC
Indonesia untuk RBDPO sebanyak 1.000 kg dapat dilihat pada Tabel 3.11.
Komposisi air baku unit utilitas PT. LDC Indonesia dapat dilihat pada
Tabel 3.16.
Komponen Kuantit S
as a
n
pH 6,5 - 7,5 o
43
Suhu 25 -30 C
/l
CaCO3 360,4 – m
800 g
/l
SiO2 rata-rata 45,9 – m
63,6 g
/l
Fe rata-rata 0,12 – m
0,98 g
/l
TSS 5 – 46 m
/l
Turbidity 3,3 – 39 N
TDS 69,6 U
0,71 m
6,4 g
0,08 – /l
0,5 m
44
/l
/l
/l
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
kandungan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dan methanol dengan tujuan
Nitrogen juga merupakan zat yang sulit utuk bereaksi dengan unsur
45
o
Titik Didih -195,8 C
o
Titik Kritis -146,94 C
Sumber : Perry, 1984
BAB IV
46
4.1 Operasional Unit Refinery
karoten, klorofil dan zat pewarna lainnya, dan hidrokarbon serta jejak logam,
komponen minor berharga harus dijaga dalam minyak sulingan dan / atau
lanjut.
g pigments
Bleaching Carotane Pigments, oxidaton
decomposition products
Polishing Pengangkatan sisa minyak tidak
larut
Sumber: Lipico Manual Book
47
4.1.1 Pre - Treatment
PT. LDC Indonesia mengambil bahan mentah jadi yaitu (Crude Palm Oil)
CPO dari beberapa Perkebunan kelapa sawit (PKS) di Indonesia. Bahan
mentah berupa CPO (Crude Palm Oil) bersuhu 45 - 50 oC dari storage tank
dialirkan menggunakan sentrifugal pump PU301 ke heat exchanger
(HE311A/HE311B) bertipe plate and frame, dipanaskan hingga 95 -
110°C . Pada heat exchanger tersebut terjadi transfer panas antara feed
dengan final product refinery. Sedangkan apabila start up, umpan
dipanaskan dengan steam pada heat exchanger (HE312) menggunakan low
pressure steam untuk mempercepat reaksi pada kisaran temperatur tersebut,
sebelum dilakukan dosing H3PO4. Setelah dipanaskan CPO yang memiliki
kandungan kadar air tinggi ini masuk ke Vacuum Dryer (VE311)
bertekanan 100 – 105 torr untuk diuapkan/dipisahkan dari minyak karena
kadar air yang tinggi akan menghambat kerja bleaching earth dan dapat
menyebabkan CPO terhidrolisis membentuk produk samping seperti
aldehid, keton yang merupakan senyawa fatty Acid yang tidak diinginkan.
4.1.2 Degumming Section
Degumming merupakan proses pemisahan getah atau gum yang terdiri dari
fosfatida, protein, residu, karbohidrat, air dan resin tanpa mengurangi
kandungan asam lemak bebas didalma minyak (Ketaren, 1986). Pada
prinsipnya, proses degumming adalah proses pembentukan dan pengaktifan
flok-flok dari zat tersebut yang bereaksi dengan asam phospat, sehingga
flok-flok yang terbentuk cukup besar untuk dipisahkan dari minyak. Gum
yang terkandung dalam minyak akan mengurangi keefektifan adsorben
dalam menyerap warna. Reaksi pembentukan gum adalah sebagai berikut :
Proses degumming pada unit refinery PT. LDC Indonesia dilakukan dengan
menggunakan asam phospat (H3PO4). Pengaruh yang ditimbulkan oleh
asam adalah menggumpalkan dan mengendapkan zat-zat seperti protein,
fosfotida dan resin yang terdapat dalam minyak mentah. (Widya, dkk.
2010).Dosing H3PO4 dilakukan dengan menggunakan dozing pump PU321.
H3PO4 ditambahkan keminyak melalui dynamic high shear mixer MX311
pada jumlah 0.04 - 0.08 % dari umpan minyak. Selanjutnya dialirkan ke
paddle mixer / conditioning tank MX312 untuk menambah reaction time
48
sampai 3 menit sehigga diharapkan proses degumming sempurna sebelum
masuk ke section selanjutnya.
Pada proses ini peralatan Vertical Pressure Leaves Filter berfungsi untuk
menyaring bleaching earth yang telah mengikat/mengabsorbsi gum - gum
juga impurities yang terdapat pada oil. Peralatan ini terdiri dari lembaran
filter leaves yang dipasang secara vertikal pada housing. Bleaching earth +
impurities berada dipermukaan sedangkan oil akan lolos melalui screen ke
manifold yang dialirkan pipa outlet. Setelah semua minyak keluar melewati
filter leaves dan sisa bleaching earth dan gum- gum atau impurities penuh
menempel di filter leave dilalakukan pengosongan dengam cara membuka
mount valve yang terdapat didasar filter sehingga kotoran dapat jatuh yang
akan ditampung dengan menggunakan hooper Kondisi proses yang perlu
diperhatikan pada pengoperasian niagara filter adalah sebagai berikut:
Sebelum dilakukan proses filtrasi, filtrate oil harus jernih pada proses black
run.
Pada proses cake drying, steam outlet harus bersih dari oil untuk
mengurangi oil loses dan Steam yang digunakan untuk proses drying cake
harus dry steam.
Pada proses ventilasi (reduce pressure), pastikan 0 barg baru dilakukan
cakes charge yang bertujuan untuk menghindari kerusakan pada gasket
discharge valve.
Tekanan proses niagara filter maksimum 4,5 barg.
Terdapat beberapa tahapan dalam proses pressure filter leaves adalah :
49
PU621/2/3/4//7. Filter telah terisi penuh ketika level signal LSH621/2/3/4/5
menunjukkan penuh.
Coating yaitu penjernihan minyak agar minyak yang keluar dari pressure
filter leaves bebas dari bleaching earth.. Bleaching earth yang ada di dalam
minyak akan tersaring pada leaf filter sehingga minyak yang keluar bebas dari BE.
Minyak akan disirkulasi dengan VE611 dan FL621/2/3/4/7 sampai minyak
bersih (minyak dapat diamati dengan adanya sight glass pada jalur keluaran
alat.
Filtration merupakan proses penyaringan minyak dari partikel – partikel
Bleaching earth, melalui filter leaf dengan posisi valve yang sudah
ditentukan. Minyak yang keluar pada saat melewati filter leaf sehingga
akan lolos ke sisi-sisi filter dan masuk menuju saluran- saluran minyak
pada sisi filter yang kemudian mengalir ke bawah. Sedangkan partikel
BE dan kotoran lainnya tetap menempel pada pressure filter leaves.
Automatic Circulation merupakan proses minyak dikembalikan
ke bleacher tank apabila level minyak rendah atau tinggi di dalam bleacher
tank untuk disirkulasi. Setelah level normal kembali, proses filtrasi dapat
dilakukan.
Emptying merupakan proses pengosongan minyak dari pressure filter
leaves setelah selesai proses filtrasi. Selama pengosongan, minyak yang
tidak dapat tersaring di dalam filter di kembalikan ke bleacher sampai level
signal filter rendah yang menunjukan bahwa filter kosong.
Cake Drying merupakan proses pengeringan cake agar minyak yang terdapat
pada filter leaf dapat dikeluarkan dengan menggunakan steam.
Ventilation bertujuan untuk membuang tekanan yang tertinggal di
dalam pressure filter leaves. Hal ini dilakukan dengan cara membuka
ventilasi udara pada pressure filter leaves.
Cake Discharge adalah pembuangan spenth bleaching earth (SBE)
dari pressure filter leaves dalam keadaan tekanan 0 bar yang keluar
melalui bawah (bottom) pressure filter leaves dan kemudian dibuang
ke tempat penampungan ke cyclone CL641 dengan membuka discharge
valve. Proses ini dilakukan dengan bantuan vibrator yang digerakkan dengan
tekanan angin. . Pada separator steam cyclone CL641 kotoran – kotoran
lumpur dikontakan dengan soften water dari PU791 akan naik terpisah
masuk ke kolam hotwell dan fraksi berat yang dapat melewati cyclone akan
turun masuk ke TK641 yang akan dikembalikan ke bleacher tank untuk
didaur ulang
50
Jika impurities lolos ke proses selanjutnya akan mengakibatkan proses
oksidasi.
reaktor atau vessel yang berbahan dasar carbon steansles steal 316 L
proses destilasi dan didesain dibawah kondisi vakum guna menjaga agar
Produk samping pada proses ini adalah palm fatty acid distillate dengan
kandungan free fatty acid (FFA) ±40%, zat volatil yang menyebabkan
bau dan oxidation produk seperti keton, aldehid akan menguap karena
sebagai refluk. Sedangkan karoten akan pecah pada temperatur 250 oC.
51
yang sebelumnya telah melewati beberapa serangkaian heat exchanger
plate and frame dan shell and tube masing – masing berjumlah 2 buah
RBDPO.
Palm Fatty Acid Distillate yang titik didihnya lebih rendah akan
lanjutan pembuatan fatty alcohol, sabun, dan lain-lain. Palm Fatty Acid
zat tersebut.
tray ke-1 didasar kolom, produk RBDPO keluar dari dasar kolom dan
52
security polishing filter sehingga partikel yang tidak larut dalam minyak
biodiesel dan juga bahan baku unit fraksinasi untuk mengasilkan produk
turunan RBDPO berupa olein (fraksi cair, minyak goreng) dan stearin
53
4.2 Operasional Unit Fraksinasi
memisahkan minyak sawit menjadi dua fraksi, yaitu olein (fraksi cair) dan
stearin (fraksi padat). Fraksi stearin mempunyai titik beku yang lebih besar
dibanding dengan titik beku olein. Pada temperatur rendah (20 oC) stearin
berada pada fasa padat, sedangkan olein tetap dalam fasa cair. Dengan
Proses fraksinasi pada PT. LDC Indonesia terdiri atas dua tahapan yaitu
Heating
RBDPO dari storage tank dipompakan melewati sistem
perpindahan panas (heat exchanger HE11) dengan heat transfer-nya
menggunakan steam untuk mendapakan temparatur 70ᵒC. Sebagai
temperatur ideal untuk mencairkan kristal kristal yang masih terdapat
dalam minyak pada proses sebelumnya.
Filling
RBDPO yang keluar dari heat exchanger dialirkan ke dalam tangki
kristalizer. Proses filling RBDPO berhenti, jika level RBDPO dalam tangki
kristalizer mencapai 98% dari kapasitas tangki. Kriztalizer di plant
fraksinasi terdapat 12 buah masing – masing berkapasitas 50 MT.
Cooling/Fast-Cooling
RBDPO dalam tangki kristalizer didinginkan dengan menggunakan
air dari cooling tower yang dialirkan melalui coil water yang terdapat
dalam tangki kristalizer. Temperatur air cooling tower yang digunakan
adalah 28-32ᵒC. Proses cooling dimulai pada setting temperatur air PU131
28ᵒC. Agitator (scrapper) pada tangki kristalizer disetting pada putaran 40
Hz, agar temperatur RBDPO dalam tangki menjadi merata dan homogen.
Pada saat ini temperatur RBDPO telah mencapai 42-45ᵒC.
Chilling/Slow-Cooling
54
Setelah temperatur air cooling mencapai 34ᵒC, maka air dari
cooling tower digantikan dengan air dari chiller water dengan temperature
setting awal 8ᵒC. Setelah temperatur RBDPO menjadi 38ᵒC, putaran
agitator diubah ke low speed yaitu disetting pada putaran 35 Hz. Bertujuan
untuk persiapan pembentukan kristal dan agar kristal tidak rusak akibat
putaran cepat. Pada temperatur RBDPO mencapai 32ᵒC proses
pembentukan kristal dimulai. Pada pembentukan kristal ini harus dikontrol
dari grafik yang ada dengan mempertahankan selisih temperature RBDPO
dengan temperature air tidak lebih dari 2ᵒC. Setelah pembentukan kristal
selesai maka proses adalah filtrasi.
Proses pada filter press terdiri dari beberapa tahap proses sebagai berikut:
Penyuplaian
Bahan olahan dari kristalizer yang telah mengandung butiran Kristal
melalui pompa sampai batas tekanan yang telah ditentukan. Tekanan yang
ditentukan adalah 2 bar yang dianggap telah menyuplai bahan olahan
khusus bentuk butiran kesemua bagian area pada filter cloth dan celah
plate.
Pengepresan ( Squeezing)
Tahap pemberian tekanan dimana plate menekan kearah masing – masing
celah plate sehingga butiran – butiran kristal yang terperangkap
tadi terkekan dan mengakibatkan cairan yang masih terkandung pada bahan
olahan keluar dari komposisi butiran ditampung di TK261A, sampai cairan
dianggap benar – benar habis dan butiran - butiran menjadi bentuk
lempengan fraksi padat (cake stearine).
Pembersihan line feeding plate ( core blow )
Tahap ini adalah untuk pembersihan butiran kristal pada bagian plate yang
tidak terkena penekanan pada saat tahap squeezing. Hal ini dilakukan
dengan cara pemberian udara bertekanan melalui ujung line feeding plate
yang akan dikembalikan ke pangkal. Tahap ini dilakukan agar
jumlah cairan pada fraksi padat dilakukan line feeding filter press maka
fraksi cair akan turut jauh bersama fraksi padat ke tangki penampungan
fraksi padat.
Tahap Pemberian udara bertekanan keseluruhan area butiran kristal pada
plate (blowing)
Tahap ini adalah akhir pengurangan kandungan fraksi cair pada butiran
kristal yang telah terbentuk ditekan sehingga kandungan fraksi cair sangat
sedikit pada fraksi padat yang dihasilkan. Hal ini dilakukan agar cake
stearine yang dihasilkan agar benar – benar kering dari kandungan kristal
fraksi cair.
Pressure Release
Pressure Release adalah tahap proses pelepasan tekanan agar main cilynder
bisa terbuka karena sudah tidak ada tekanan lagi.
Main Cylinder Open
Tahap ini adalah tahap pembukaan plate
55
Tahap ini adalah tahap penurunan talam pengaman RBDPO yang menetas
agar tidak masuk ke bak penampungan steraine atau RPS.
Tahap pembukaan / pemisahan plate – plate (Opening)
Tahap ini adalah tahap dimana dilakukannya penarikan plate –
plate sehingga terjadi peregangan plate yang mengakibatkan adanya celah
– celah antara plate. Pada saat ini butiran Kristal yang telah berbentuk
lempengan akan berjatuhkan kemudian penampungan. Lempengan stearine
akan dicairkan dengan coil pemanas dan seterusnya dipompa
untuk ditransfer ke storage tank.
Tahap pembersihan filter cloth (Washing)
Tahap ini adalah proses pembersihan filter cloth dari butiran atau
cake yang masing melekat pada filter cloth dengan cara melakukan
siskulasi minyak pada temperature 60ᵒC dalam total waktu 40
menit. Waktu perlakuan ini dilakukan sesuai kondisi dari filter cloth.
Normalnya dilakukan setiap 30 kali penyaringan.
56
ke 163V8 untuk selanjutnya ke pemurnian. Sedangkan keluaran atas 163V1
ditransfer ke 163V2, second loop vessel yang ditambahkan pula katalis dan
metanol yang sebelumnya dihomogenkan dengan mixer 163MX3. Fraksi
berat keluaran 163V2 berupa gliserin dengan sedikit soap dan katalis yang
banyak diumpan balikkan ke reaktor 163R1 untuk mengurangi
penggunaan konsumsi katalis. Sedangkan Fraksi ringan berupa crude
FAME overflow ke 163A1. Reaktor 163A1 ditambahkan juga katalis
untuk dihomogenkan dengan menggunakan agitator yang selanjutnya
dilakukan pemisahan dengan separator 163S1. Konversi pada reaktor
163R1, 163V1, 163V2 dan 163A1 berturut-turut 50%, 80%, 90% dan 95%
(Desmet Ballestra, 2016).
4.3.3 Proses Pemisahan Metilester / Gliserin (163-2)
57
detik akan otomatis terbuang masuk kedalam sludging tank 163D9B dan
apabila penuh akan overflow masuk kedalam tangka 163D10 dan akan
dipompa dengan 163P15 masuk ke 166V1.
58
Semua uap yang berasal dari unit produksi dikumpulkan di header,
udara, metanol dari Holding Tank 163 V6 dikirim ke Scarbber 163 C2,
di dalam Scrubber 163 C2 dialiri air untuk menjaga metanol agar tidak
Proses ini diikuti dengan pencucian air untuk memurnikan FAME dari
ester ketika rasio alkohol terhadap minyak yang lebih tinggi digunakan.
59
Aliran gliserin tangki 163V8 melalui pompa 163P6B (kaya akan metanol
dan kadar air kurang dari 1%) dipanaskan dengan dua exchanger 166E2
dan 166E1: dengan keluaran minyak panas dari flash drum 166V1.
drum 166V1 pada suhu 100ᵒC dan 0.2 Barg, akan langsung dikirim ke
metanol rektifikasi unit 160C1 dalam bentuk vapor. Gliserin dari flash
metanol, dengan kuntitas garam dan sabun yang sedikit) dan tangki
60
4.3.10 Proses Rektifikasi Metanol (160-1)
Metanol yang datang dari unit proses aliran atas di kirim ke rektifikasi
kolm 160C1. Aliran liquid yang datang dari 163C1 dikumpulkan di tangki
160V1, dan setelah dipanaskan dengan 160E1 unutk direktifkasi oleh
pompa 160P1. Uap air/metanol yang datang dari 166V1 dan dari distilasi
kolom 166C1 langsung diumpankan ke160C1. Kolom rektifikasi 160C1
dilengkapi dengan thermosiphon reboiler 160E3. Metanol kering
meninggalkan sebagai produk atas dari 160C1 dikondensasikan dengan
160E2 dan sebagian direfluk kembali ke rektifikasi kolom untuk
kesetimbangan. Metanol kering kembali dibentuk ke 160V2 dimana
terkadang dicampur dengan metanol murni dari tank farm. Air yang
meninggalkan sebagai produk bawah distilasi kolom di umpan kan ke citric
acid make up unit atau keluar sebagai air buangan setelah didinginkan oleh
160E1, dimana itu memanaskan cairan dari 160V1. (Desmet Ballestra,
2016).
Ruang lingkup unit ini adalah untuk menyediakan ruang hampa ke unit 163
(ruang flash drum 163V4 dan kolom 163C1), dengan menggunakan pompa
vakum 163P11. Media penyegelan cincin cair pompa harus berupa
metilester akhir; di mana secara berkelanjutan diganti dengan metilester
segar dan didaur ulang kembali ke tangki pencuci 163V7 (Desmet
Ballestra, 2016).
Ruang lingkup unit ini adalah pelarutan bubuk asam sitrat untuk
mendapatkan larutan cair yang telah digunakan untuk mencuci metilester.
Persiapan larutan dilakukan oleh operator dalam bejana pengadukan
600A1. Larutan asam sitrat pada 30% yang diperoleh dengan cara ini diberi
dosis oleh pompa metering 600P2B ke unit pencuci metilester di bawah
kendali pH dalam tangki pencuci 163V7. Air pencuci untuk bagian 163V7
diberi dosis melalui pompa metering lain 600P24. Laju aliran dosis
biasanya 3 - 5% berdasarkan pada umpan RBDPO atau laju aliran
metilester (Desmet Ballestra, 2016).
Preparasi larutan dilakukan secara otomatis dari ruang kontrol. Larutan
asam sitrat dimasukkan kedalam Tangki 600 V2 dan diencerkan dalam
Tangki 600 V2 dengan air yang berasal dari Tangki 600 V1. Asam sitrat
yang diperoleh disaring di Filter 600 F1 dan kemudian dialirkan ke unit 163
dengan pompa 600 P2.
61
4.4 Alat Transportasi Sistem Pemprosesan
Oil Heater
Kode Alat
180E2
Fungsi
Tipe
62
Konstruksi Bahan
Menaikan temperatur RBDPO yang keluar dari storage sebelum masuk ke
flash chamber 180V1 dengan uap panas hingga suhu 90oC.
Plate Heat Exchanger
AISI 316
Condenser
Kode Alat
180E3
Fungsi
Menurunkan temperatur uap air yang keluar dari ke flash chamber 180V1
sebelum dipisahkan oleh Gas-Liquid Separator.
Tipe
Plate Heat Exchanger
Konstruksi Bahan
SS 316
Dry Oil Transfer Pump
Kode Alat
180P1
Fungsi
Memompa minyak dari Flash Chamber untuk dialirkan ke HE
(Economizer) 180E1.
TipeP
Centrifugal type
Konstruksi Bahan
Cast Iron
Konstruksi Bahan
CS/CI
63
Flash Chamber
Kode Alat
180V1
Deskripsi
Tangki silinder vertikal tanpa pengaduk.
Fungsi
Pengeringan seluruh atau sebagian dari cairan (air) dengan vacuum
evaporation of humidity (flash).
Volume
2.15 m3
Konstruksi Bahan
Carbon Steel
Cooler 180E3B
Kode Alat
180E3B
Fungsi
Menurunkan temperatur crude FAME
Tipe
Tekanan
Plate Heat Exchanger
-880,00 mbarG
Konstruksi Bahan
AISI 316
64
Volume
56.5 m3
Konstruksi Bahan
AISI 304
Third Reactor
Kode Alat
163A1
Deskripsi
Tabung silinder vertikal dilengkapi pengaduk dan juga dilengkapi steam
koil eksternal . Umpan masuk ke 163S1 lalu ke 163V3A. Tidak langsung
ke 163S1.
Fungsi
Tempat reaksi terakhir dari pencampuran bahan baku.
Volume
48.5 m3
Konstruksi Bahan
AISI 304 (Stirrer AISI 316)
65
Kode Alat 163MX3
Fungsi Mixer statis yang digunakan untuk
Volume 56.5 M3
Konstruksi Bahan AISI 316
First Loop Circulation Pump
Kode Alat
163P2
Fungsi
Berfungsi untuk mensirkulasikan bahan dari dan ke first loop reactor.
Tipe
Pompa jenis sentrifugal dilengkapi mechanical seal, kopling fleksibel, dan
motor listrik TEFC.
Konstruksi Bahan
AISI 316
Reactor.
Tipe
Pompa jenis rotari dilengkapi mechanical seal, kopling fleksibel, dan motor
listrik TEFC yang diatur oleh inventer.
Konstruksi Bahan
AISI 316
Second Loop Recirculation Pump
Kode Alat
163P4
Fungsi
Berfungsi menarik sodium methylate, methanol, dan crude FAME yang
akan masuk ke mixer.
Tipe
Pompa jenis sentrifugal dilengkapi mechanical seal, kopling fleksibel, dan
motor listrik TEFC.
Konstruksi Bahan
AISI 316
Pre-Reactor
66
Kode Alat
163R1
Deskripsi
Tabung silinder vertikal dilengkapi pengaduk.
Fungsi
Tempat pertama reaksi Transesterifikasi terjadi. Proses pencampuran
pertama bahan baku utama RBDPO dan metanol serta penambahan katalis
untuk mempercepat laju reaksi, penambahan glycerin dari first second loop
reactor.
Volume
23.9 m3
Konstruksi Bahan
AISI 304 (Stirrer 316)
67
Buffer tank glycerine 163V8
Kode Alat
163V8
Deskripsi
Tangki silinder horizontal tanpa pengaduk.
Fungsi
Tempat penyimpanan gliserin Sementara
Volume
13.2 m3
Konstruksi Bahan
AISI 304
Konstruksi Bahan
AISI 316
Methylester Buffer Tank
Kode Alat
163V3A
Fungsi
Vessel yang berbentuk selinder vertikal yang berfungsi untuk menampung
sementara keluaran dari 163S1.
68
Volume
9.0 m3
Konstruksi Bahan
AISI 304
Methanol Condenser
Kode Alat
163E1
Fungsi
Berfungsi untuk mendinginkan uap metanol dari 163V4 agar fasanya
berubah menjadi cairan kembali.
Tipe
Shell and tube
Konstruksi Bahan
Process side : AISI 316
Utilities side : Carbon Steel
Flash Drum
Kode Alat
163V4
Deskripsi
Tangki silinder vertikal tanpa pengaduk.
Fungsi
Menguapakan seluruh atau sebagian dari cairan yang bertekanan tinggi.
Volume
4.1 m3
Konstruksi Bahan
AISI 316
Methylester Recirculation Pump
Kode Alat
163P13
Fungsi
69
Memompa sebagian FAME dari 163V4 untuk kembali menuju reboiler
163E1 dan sebagiannya masuk ke 163V7.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi Bahan
AISI 316
Fungsi
Pencuncian methylester vessel 163V7 dengan air/fase berat dari 163V21 (hasil dari
Konstruksi Bahan
AISI 304
Mixer 16MX1
Kode Alat
16MX1
Fungsi
70
Penghomogenan FAME yang bercampur heavy phase dari 163V21 untuk
dialirkan ke HE 163E3A.
Tipe
Statis
Konstruksi Bahan
AISI 361
Methylester Extraction Pump
Kode Alat
163P7
Fungsi
Memompa FAME dan citric acid yang sudah dicampur pada 163V7 untuk
dilairkan ke HE 163E3A.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi Bahan
AISI 316
Methylester Cooler
Kode Alat
163E3A
Fungsi
Menurunkan temperatur FAME sebelum masuk ke dalam separator
sentrifugal 163S2 dengan cooling.
Tipe
Plate Heat Exchanger
Konstruksi Bahan
Plates : AISI 316
Frame : Carbon Steel
Separator 163S2
Kode Alat
163S2
Deskripsi
71
Separator vertical centrifugal settling.
Fungsi
Pemisahan antara light phase FAME dan heavy phase water-glycerine yang
terikut
Konstruksi Bahan
AISI 304
Buffer Tank
Kode Alat
163V20
Deskripsi
Tangki tanpa pengaduk yang berbentuk selinder vertikal.
Fungsi
Menampung sementara FAME dari 163S1 sebelum dialirkan ke mixer
pump 163R20.
Konstruksi Bahan
AISI 304
Acidfication Reactor
Kode Alat
166V2
Deskripsi
Tangki silinder vertikal berpengaduk.
Fungsi
Menghomogenisasikan HCl dengan gliserin hingga pH 2.
Volume
5.7 m3
Konstruksi Bahan
PRFV & PVDF
Methylester Pump
Kode Alat
163P20
Fungsi
Memompa FAME dari buffer tank 163V20 untuk dialirkan menuju mixer
pump 163MX20.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi Bahan
AISI 316
72
Citric Acid / Methylester Mixer
Kode Alat 163MX20
Fungsi Mixer dinamis untuk blending secara cepat
Methylester Cooler
Kode Alat
163E20
Fungsi
73
Menurunkan temperatur FAME sebelum masuk kedalam separator
sentrifugal 163S20.
Tipe
Plate Heat Exchanger
Konstruksi Bahan
Carbon Steel
Centrifugal Separation
Kode Alat
163S20
Fungsi
Pencucian FAME sekaligus pemisahan light phase dan heavy phase dengan
gaya sentrifugal.
Tipe
Self-cleaning Type (GEA Westfalia Brand)
Volume Bowl
0.07 m3
Konstruksi Bahan
AISI 304/316 or similar
Fungsi
Penampungan sementara sebelum masuk 163R20
Konstruksi Bahan
AISI 304
Methylester Economizer
Kode Alat
163E4
Fungsi
Memanfaatkan panas product distilasi 163C1 untuk menjaga temperatur
FAME sebelum masuk kedalam 163C1
Tipe
Plate Heat Exchanger
Konstruksi Bahan
74
Plates : AISI 316
Frame : Carbon Steel
Methylester reboiler
Kode Alat
163E20
Fungsi
Menaikkan temperatur FAME dengna steam medium sampai 155 ᵒC .
Tipe
Shell and Tube
Konstruksi Bahan
Carbon steel
dari Metanol
Biodiesel Drying Column
Kode Alat
163C1
Deskripsi
75
Menara distilasi merupakan tangki yang terdapat tray/plate untuk
memisahkan fluida berdasarkan titik didihnya.
Fungsi
Memisahkan kandungan metanol dengan FAME untuk menjaga kemurnian
FAME.
Tipe
Packed Type
Konstruksi Bahan
AISI 304
Methylester Recirculation Pump
Kode Alat
163P14
Fungsi
Memompa biodiesel dari distillation column 163C1 untuk disirkulasikan
masuk kembali pre-heater 163E5.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi Bahan
AISI 316
Post Flasher
Kode Alat
163C3
Deskripsi
Tangki kecil tanpa pengaduk yang berbentuk selinder vertikal.
Fungsi
Menampung sementara biodiesel yang keluar dari kolom distilasi sebelum
masuk ke economizer 163E4 dan metanol yang masih menguap akan
dialirkan ke ejector 163J1.
Konstruksi Bahan
AISI 304
Metylester Transfer Pump
Kode Alat
163P8
Fungsi
Memompa biodiesel dari post flasher 163C3 untuk dialirkan ke economizer
163E4.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi Bahan
AISI 316
Ejector
76
Kode Alat
163J1
Fungsi
Memasukkan kembali uap metanol dari post flasher 163C3 ke column
distillation 163C1 untuk menjaga kemurnian metanol.
Konstruksi Bahan
AISI 316
Gliserin
Glycerine Separation - Soap Splitting
Neutralization Reactor
Kode Alat
166A1
Deskripsi
Tangki berpengaduk yang berbentuk selinder vertikal.
Fungsi
Menetralkan pH gliserin hingga 6-7 sebelum masuk HE 166E1.
Konstruksi Bahan
PRFV & PVDF
Frame : carbon steel
Heat Exchanger
Kode Alat
166E1
Fungsi
Menaikan temperatur gliserin yang keluar dari vessel 166V1 sebelum
masuk ke HE 166E2.
Tipe
Plate Heat Exchanger
Konstruksi Bahan
Plates : AISI 316
Frame : Carbon Steel
77
Tipe
Plate Heat Exchanger
Konstruksi Bahan
Plates : AISI 316
Frame : Carbon Steel
Glycerine Feeding Pump
Kode Alat
166P1
Fungsi
Memompa gliserin dari 166V1 untuk dialirkan ke HE 166E2.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal (double type)
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi Bahan
AISI 316
Glycerine Transfer Pump
Kode Alat
166P3
Fungsi
Memompa gliserin dari 166S1 untuk dialirkan ke neutralization reactor
166A1.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal (double type)
Flexibel coupling
TEFC electric motor regulated by inverter
Konstruksi Bahan
Polypropylene
Hydrocholic Acid Dosing Pump
Kode Alat
166P6
Fungsi
Memompa HCl dari storage untuk dosing penurunan pH di 166V2.
Tipe
Metaring type, dilengkapi dengan :
TEFC electric motor regulated by inverter
Baseplate
Drive for transmission of the motion from motor to pump
Konstruksi Bahan
PVC AISI 306
78
Memompa NaOH dari Storage untuk dosing penetralan pH di 166A1.
Tipe
Matering type, complete with :
TEFC electric motor regulated by inverter
Baseplate
Drive for transmission of the motion from motor to pump
Konstruksi Bahan
PVC
Phase Separator
Kode Alat
166S1
Deskripsi
Tangki separator yang berbentuk selinder horizontal.
Fungsi
Memisahkan gliserin dengan fatty matter dengan perbedaan densitas.
Konstruksi Bahan
PRFV & PVDF
AISI 304
Flash Drum
Kode Alat
166V1
Deskripsi
Tangki silinder vertikal tanpa pengaduk.
Fungsi
Menguapakan seluruh atau sebagian dari cairan (metanol) yang bertekanan
tinggi.
Volume
2.3 m3
Konstruksi Bahan
AISI 304
Acidfication Reactor
Kode Alat
166V2
Deskripsi
Tangki silinder vertikal berpengaduk.
Fungsi
Menghomogenisasikan HCl dengan gliserin hingga pH 2.
Volume
5.7 m3
Konstruksi Bahan
PRFV & PVDF
Glycerine Separation – Methanol Distillation
Glycerine pre-heater
Kode Alat
166E3
Fungsi
79
Menaikan temperatur gliserin yang keluar dari vessel 166V3 sebelum
masuk ke kolom destilasi 166C1 dengan memanfaatkan panas crude
glycerine dari kolom distilasi 166C1.
Tipe
Plate Heat Exchanger
Konstruksi Bahan
Plates : Hastelloy
Frame : AISI 316
Glycerine Reboiler
Kode Alat
166E4
Fungsi
Menurunkan temperatur uap metanol yang keluar (lolos) dari kolom
distilasi 160C1 hingga mengubahnya cair kembali.
Tipe
Shell and tube
Konstruksi Bahan
Process side : SS 2205
Utilities side : Carbon Steel
Fungsi
Memisahkan kandungan metanol dengan gliserin untuk menjaga kemurnian
gliserin dan juga memanfaatkan metanol untuk dipakai kembali dalam
proses.
Tipe
Mellapak Plus Y452.Y
Konstruksi Bahan
AISI 316
80
Fungsi
Memompa gliserin dari 166V3 untuk dipanaskan di HE 166 E3.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal (double type)
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi
AISI 316
Fungsi
Memompa gliserin dari kolom distilasi untuk disirkulasikan ke reboiler
166E4.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi Bahan
AISI 316
Glycerine Holding Tank
81
Kode Alat
166 V 3
Deskripsi
Tangki tanpa pengaduk yang berbentuk selinder vertikal.
Fungsi
Menampung sementara gliserin yang sudah dinetralkan pHnya sebelum
dipompa ke economixer (HE) 166E3.
Volume
19.6 m3
Konstruksi Bahan
AISI 316L
82
Konstruksi Bahan
AISI 316
Water Scrubber
Kode Alat
163C2
Fungsi
Tempat treatment uap metanol yang tidak terkondensasi pada condenser
163E7 dengan menambahkan air demineralisasi sebelu dibuang ke
atmosfer.
Tipe
Vertical Cylindrical design with random packing
Konstruksi Bahan
Carbon Steel
Vent Condenser
Kode Alat
163E7
Fungsi
Menurunkan temperatur uap metanol yang keluar (lolos) dari seluruh
vessel hingga mengubahnya cair kembali.
Tipe
Shell and tube
Konstruksi Bahan
Carbon Steel
Recovered Methanol Transfer Pump
Kode Alat
163P9
Fungsi
Memompa metanol cair yang sudah terkondensasi dari vessel 163V6 untuk
dialirkan ke vessel 160V2/V1.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal
83
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi Bahan
Carbon Steel
84
Carbon Steel
Methanol Reboiler
Kode Alat
160E3
Fungsi
Menaikan temperatur air yang keluar dari kolom distilasi sebelum masuk
kedalam kembali ke kolom distilasi.
Tipe
Plate Heat Exchanger
Konstruksi Bahan
Plates : AISI 316
Frame : Carbon Steel
Methanol Cooler
Kode Alat
160E4
Fungsi
Menurunkan temperatur metanol yang keluar dari condenser sebelum
masuk kedalam vessel 160V2.
Tipe
Plate Heat Exchanger
Konstruksi Bahan Material
Plates : AISI 316
Frame : Carbon Steel
Methanol Feeding Pump
Kode Alat
160P1/160P2
Fungsi
Memompa metanol dari vessel untuk dialirkan ke reaktor
163R1/V1/V2/A1.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal (double type)
Flexibel coupling
TEFC electric motor
Konstruksi Bahan
AISI 304
Recycling Pump
Kode Alat
160P5
Fungsi
Memompa air dari distillasi column dialirkan ke vessel 600V1 untuk
campuran citric acid solution.
Tipe
Centrifugal type, dilengkapi dengan :
Mechanical seal (double type)
Flexibel coupling
TEFC electric motor
85
Konstruksi Bahan
AISI 304
Wet Methanol Holding Tank
Kode Alat
160V1
Deskripsi
Tangki tanpa pengaduk yang berbentuk selinder vertikal.
Fungsi
Menampung wet methanol sebelum masuk ke kolom distilasi 160C1.
Volume
12.7 m3
Konstruksi Bahan
AISI 304L
Dry Methanol Holding Tank
Kode Alat
160V2
Deskripsi
Tangki tanpa pengaduk yang berbentuk selinder vertikal.
Fungsi
Menampung dry methanol sebelum digunakan untuk proses
transesterifikasi.
Volume
10.6 m3
Konstruksi Bahan
AISI 304L
86
Tangki berpengaduk yang berbentuk selinder vertikal.
Fungsi
Untuk Proses mixing antara citric acid dengan air.
Konstruksi Bahan
SS 304
Citic Acid / Water Dosing Pump
Kode Alat
600P2
Fungsi
Memompa citric acid solution dari tangki 600V2 untuk proses pencucian di
unit 163.
Tipe
Matering type, dilengkapi dengan :
N. 2 Pulsation Dampener
Drive for transmission of the motion from motor to pump
Baseplate
TEFC electric motor regulated by inverter
Konstruksi Bahan
AISI 316
Konstruksi Bahan
PP
Water Holding Tank
Kode Alat
600V1
Deskripsi
Tangki tanpa pengaduk yang berbentuk selinder vertikal.
Fungsi
Menampung air dari kolom distilasi 160C1 yang kemudian digunakan
untuk campuran citric acid.
Konstruksi Bahan
Carbon Steel
Citric Acid Solution Filter
Kode Alat
600F1
Deskripsi
Saringan
Fungsi
87
Menyaring citricacid solution sebelum digunakan dalam proses pencucian.
Konstruksi Bahan
AISI 316
4.5 Instrumentasi
Instrumentasi Dasar
Instrumentasi dasar meliputi seluruh pendeteksi elemen, transmitter,
transductor, actuator, control valve, on-off valves dan lainnya. Untuk
menyesuaikan lokasi yang berdekatan dengan bahan-bahan berbahaya,
eksekusi elektrik dari instrumen harus dilakukan secara aman.
Bulk Materials (Handling)
Bulk material terdiri atas hook-up connections, instrument air distribution,
electric connections dan cable trays. Hook-up connection ditujukan untuk
pemasangan nipples yang tersedia pada pipa dan peralatan instrumentasi
dasar (pressure/flow/level transmitter, pressure gauge, switches).
Instrument air distribution ditunjukkan untuk kontrol dan on/off valves,
suplai pneumatik serta start shut-off valve.sedangkan electric connections
dilakukan dengan menganalogikan sinyal yang berasal dari dua inti shield
dan kabel yang terlindungi dengan insulasi PVC. Cable tray dilindungi
dengan saluran kabel listrik dari bagian akhir hingga ke dasar peralatan.
Sistem kontrol pada pabrik biodiesel PT. LDC Indonesia berada pada
komputer dan alat elektronik lainnya agar dapat mengontrol suatu loop
system yang lebih rumit dan dapat dikendalikan oleh semua orang dengan
88
Proses yang dikontrol berupa proses yang berjalan secara kontinyu atau
adalah arus listrik (4-20 mA) dan tegangan listrik (1-5 V). Sistem DCS
89
BAB V
PRODUK
90
3 Red max.
Olein atau nama lain dari minyak goreng ataupun bahan baku pembuatan
minyak goreng juga diekspor dengan kualitas sebagai berikut oleh PT.
LDC Indonesia.
Tabel 6.6 : Spesifikasi RBD Palm Olein
Product
Item
Quality Guideline
Refind Bleach Deodorized Palm Olein (RBDPL)
91
FFA (as palmitic)
0.10% max
3 Red max.
92
M.Pt (AOCS Cc 3-25)
44 oC max
campuran metil ester minyak nabati yang dapat digunakan sebagai bahan
dihasilkan pabrik biodiesel PT. LDC Indonesia meliputi crude glycerine dan
fatty matter. Jumlah produk samping yang dihasilkan dapat dilihat pada Tabel
5.2. Untuk mendapatkan produk samping dengan jumlah yang tertera pada
FAME atau yang dikenal dengan biodiesel merupakan jenis dari asam
lemak ester yang diperoleh melalui reaksi transesterfikasi dari RBDPO
(Refined Bleached Deodorized Palm Oil) dengan metanol. FAME memiliki
93
rumus kimia CH3(CH2)nCOOCH3 dengan struktur molekul yang dapat
dilihat pada Gambar 5.1.
n ratan a
94
l
o 3
Densitas pada 15 C kg/m 860 – 8
900 5
4
o 2
Viskositas pada 40 C mm /s 3,5 - 4
5,0 ,
5
o
Titik nyala C Min. 1
120 6
6
o
Titik kabut C Max. 1
18 4
8
Residu Karbon % Max. 0
(m/m) 5 4
- Min. 51 0
95
Kandungan Abu % Max. 0
Kandungan % 0,05 0
Kandungan % 96,5 0
Kandungan % Max. 0
mg/kg Max. 4 5
mg/kg Max. 1
50
96
3
5
Sumber: Desmet Ballestra
Sifat-sifat fisik dan kimia FAME (Fatty Acid Methyl Ester) berdasarkan
Mac Arthur et al., 1998 dapat ditunjukan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Sifat Fisiokimia Metil Ester
-14 1 18
97
6
BM (gr/mol) 21 2 2
8 8 8
1 4
Bilangan Iod (cg I/g ME) 0,1 0 0,
, 1
3 9
9
Asam Karboksil 0,0 0 1,
74 , 8
2 9
5
Bahan tak tersabunkan (%b/b) 0,0 0 0,
5 , 0
2 6
7
Bilangan Asam (mg KOH/mg 0,1 0 3,
ME) 5 , 8
5
Kadar Air (% b/b) 0,1 0 0,
3 , 1
1 9
8
Komposisi Asam Lemak (% b/b)
< C12 0,8 0 0,
5 , 0
0 0
0
C12 72, 0 0,
98
59 , 2
2 8
8
C13 0,0 0 0,
0 , 0
0 0
0
C14 26, 2 1,
90 , 5
5 5
6
C15 0,0 0 0,
0 , 0
4 0
3
C16 0,5 4 6
1 8 0,
, 1
3 8
6
C17 0,0 1 1,
0 , 3
4 1
0
C18 0,0 4 3
0 6 5,
, 6
99
2 8
4
>C18 0,0 0 1,
0 , 0
7 1
4
Sumber: MacArthur et al., 1998
Agar dapat digunakan sebagai bahan bakar pengganti solar, biodiesel harus
mempunyai kemiripan sifat fisik dan kimia dengan minyak solar. Salah
satu sifat fisik yang penting adalah viskositas. Sebenarnya, minyak lemak
nabati sendiri dapat dijadikan bahan bakar, namun, viskositasnya terlalu
tinggi sehingga tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan bahan bakar
mesin diesel. Perbandingan sifat fisik dan kimia biodiesel dengan minyak
solar disajikan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Perbandingan Sifat Fisik/Kimia Biodiesel dan Solar
100
5.2.2 Crude Gliserin
Tabel
5.6
Sifat-
Sifat
Crude
Glycer
ine
101
Karakteristik
Satuan
Nilai
Berat Molekul
gr/mol
92,09
Densitas
gr/cm3
1,26
Titik Didih
°C
290
Titik Leleh
°C
17,9
Flash Point
°C
177
Fire Point
°C
204
Sumber: Perry, 1997
Fatty matter merupakan salah satu produk samping dari unit biodiesel
PT. LDC Indonesia yang terdiri atas sebagian besar asam lemak dan
gliserin dimana kandungan FFA ( free fatty acid ) adalah sebesar 20%.
Fatty matter tersebut berbentuk seperti lemak dan berwarna putih susu.
Pada pabrik biodiesel PT. LDC Indonesia, fatty matter tidak mengalami
102
Fatty acid yang terbentuk dari hidrolisis FAME dapat menyebabkan
pada reaksi berikut. Fatty acid akan bereaksi dengan katalis sodium
satuan ai
Water content % w/w 1-
2
Fatty acid % w/w 5,2
0
Glycerine content % w/w 85
Metanol content % w/w <7
Neutral Fatty % w/w 2-
Matter 3
(including Ppm
Methylester) <
HCl 20
00
Sumber: Quality Control PT. LDC Indonesia
103
BAB VI
104
6.1 Pengendalian Mutu
Salah satu cara yang dilakukan PT Louis Dreyfus Company Indonesia untuk
pabrik. Oleh karena itu diperlukan pengawasan terhadap operasi pabrik dan
meminimalkan gangguan dari luar supaya tujuan operasi tercapai. Hal ini
dibagi menjadi dua, yaitu variabel input dan variabel output. Variabel input
bebas oleh operator) dan disturbance (tidak dapat diatur oleh operator).
105
diketahui dengan pengukuran langsung).Pengendalian merupakan instrumen
yang aktif dalam sistem pengendalian yang menerima informasi dan membuat
Parameter yang dianalisa adalah FFA (Free Fatty Acid), moisture content,
perodixe value dan IV (iodine value). Hasil analisa dibandingkan dengan nilai
standar yang digunakan agar dapat diketahui mutu dari RBDPO yang akan
Weight
Wax content Ppm Maks 50
Perodixe value meq/kg Maks 3
IV (Iodine Value) % I2 Min 50
o
Temperatur C Min 15 di atas melting
point
106
Sumber: DesmSumber : Et
Ballestra
standar ASTM atau EN 14214. Uji kualitas harus dilakukan secara rutin agar
minyak dapat dilakukan pada kondisi yang telah direncanakan. Peralatan atau
instrumen juga harus distandarkan agar diperoleh hasil uji yang universal.
sebagai berikut:
Viskositas
Viskositas menunjukan tingkat kekentalan bahan, jika viskositas
tinggi maka minyak akan mudah dialirkan, daya pompa kecil, pengabutan /
injeksi baik dan kemungkinan terjadinya kebocoran besar. Sedangkan jika
viskositas tinggi maka minyak akan sulit dialirkan, daya pompa besar dan
kemungkinan proses pembakaran menjadi sulit. Pengukuran viskositas
bertujuan untuk mengetahui kekentalan minyak pada suhu tertentu
sehingga minyak dapat dialirkan pada suhu tersebut, terutama pada sistem
pemompaan minyak diesel dan minyak pelumas.. Umumnya semakin
ringan minyak bumi, maka makin kecil viskositanya, atau sebaliknya.
107
sementara apabila titik nyala terlampau rendah akan menyebabkan
timbulnya denotasi yaitu ledakan kecil yang terjadi sebelum bahan bakar
masuk ruang bakar. Hal ini juga dapat meningkatkan resiko bahaya saat
penyimpanan. Semakin tinggi titik nyala dari suatu bahan bakar semakin
aman penanganan dan penyimpanannya. (Widyastuti, L.,2007). Alat yang
digunakan adalah cleveland open cup ASTM D92 atau seta cleveland open
cup.
Water Contain
Pada negara yang mempunyai musim dingin kandungan air yang
terkandung dalam bahan bakar dapat membentuk kristal yang dapat
menyumbat aliran bahan bakar. Selain itu keberadaan air dapat
menyebabkan korosi dan pertumbuhan mikroorganisme yang juga dapat
menyumbat aliran bahan bakar. Sedimen dapat menyebabkan penyumbatan
juga dan kerusakan mesin (Indantono, Y. S.,2006). Kadar air dalam minyak
merupakan salah satu tolak ukur mutu minyak. Makin kecil kadar air dalam
minyak maka mutunya makin baik, hal ini dapat memperkecil
kemungkinan terjadinya reaksi hidrolisis yang dapat menyebabkan
kenaikan kadar asam lemak bebas, kandungan air dalam bahan bakar dapat
juga menyebabkan turunnya panas pembakaran, berbusa dan bersifat
korosif jika bereaksi dengan sulfur karena akan membentuk asam.
senyawa ini memiliki titik leleh (melting point) yang lebih rendah sehingga
berkorelasi pada cloud dan pour point yang juga rendah. Namun di sisi
karbon semakin rendah emisi gas buang CO 2 dan semakin tinggi bilangan
108
iodine semakin rendah emisi gas buang CO2 yang dihasilkan. (Indantono,
Y. S.,2006).
1. Cetane Number
yang dapat diinjeksikan keruang bahan bakar agar terbakar secara spontan.
Selain uji-uji yang telah disebutkan diatas, terdapat beberapa uji lainnya yang
Ash content
S content
Carbon residue
Beberapa jenis pengujian dan metode/alat yang digunakan dalam
Cediment
Iodine Value Titrasi menggunakan
tiosulfat
Monogliserida Gas Chromatography
Digliserida Gas Chromatography
Trigliserida Gas Chromatography
109
Densitas Density Meter
Sumber: Quality Control PT. LDC Indonesia
biodiesel atau FAME dianalisa dengan nilai standar yang tertera pada Tabel
ratan Uji
Massa jenis (40oC) kg/m3 850– ASTM
890 D4052
2
Viskositas Kinematik mm /s 2,3-6,0 ASTM
(40oC) D445
Angka Setana (Cetane Min 51 ASTM
number) D613
o
Titik Nyala C, min 100 ASTM
D93
o
Titik Kabut C, 18 ASTM
maks D2500
Residu Karbon % 0,05 ASTM
massa, D4530
maks
Air dan Sedimen % vol, 0,05 ASTM
maks D2709
o
Temperatur Distilasi 90% C, 360 ASTM
maks D1160
Abu tersulfatkan % 0,02 ASTM
massa, D874
maks
110
Belerang mg/kg, 50 SNI
maks bagian
9.10
Fosfor mg/kg, 4 AOCS
maks Ca 12-
55
( Kelanjutan)
Uji
Angka Asam mg- 0,5 0,231 AOCS Cd 3d-
KOH/g, 63
maks
Gliserol Bebas % massa, 0,02 0,003 SNI bag 9.14
maks
Gliserol Total % massa, 0,24 0,152 SNI bag 9.14
maks
Kadar Ester % massa, 96,5 98,34 SNI bag 9.15
Metil min
Angka Iodium % massa 115 51,22 AOCS Cd 1-25
(g-
12/100g)
, maks
Kestabilan menit, 480 1406 EN 15751
Oksidasi min
Monogliserida % massa, 0,8 0,51 SNI 7182:2015
111
BAB VII
7.1 Utilitas
Unit utilitas mempunyai peran yang sangat penting pada pabrik biodiesel.
Unit ini menyediakan kebutuhan plant biodiesel dan refinery serta mengolah
limbah yang berasal dari plant-plant tersebut. Pengelolaan unit utilitas ini
Water Treatment Plant (WTP) atau pengolahan air yang terdiri atas unit
pengolahan air RO (Reverse Osmosis) dan unit boiler
Waste Water Treatment Plant (WWTP) atau unit pengolahan limbah
Unit Penyedia Nitrogen (N2) dan Udara Instrumen
Power Plant atau unit pembangkit tenaga listrik (electri power generation
system)
Unit Workshop
Unit Maintenance
112
RO dua fase (300m3). Masing-masing jenis air dialirkan sesuai kebutuhan
plant, untuk RO satu fase dialirkan ke cooling tower, refinery, office,
mushola dan toilet yang ada di pabrik. RO dua fase pengolahannya lebih
murni karena diminimalisir kandungan mineralnya dari RO satu fase yang
dialirkan ke laboraturium dan untuk umpan masuk boiler (penghasil uap
panas).
Pada unit biodiesel, air RO digunakan sebagai air proses tahap pencucian
FAME dan sebagai bahan baku pembuatan steam di unit boiler yang
digunakan sebagai media transfer panas pada heater dan cooler. Komposisi
air baku unit utilitas PT. LDC Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7.1.
Tabel 7.1
Komposisi Air
Baku
Komponen
Kuantitas
Satuan
pH
6,5-7,5
°C
Suhu
25-30
Ppm
CaCO3
360,4-800
Ppm
113
SiO2 rata-rata
45,9-63,6
Ppm
Fe rata-rata
0,12-0,98
Ppm
TSS (Total Suspended Solid)
5-46
Ppm
Turbidity
3,3-39
NTU
Kadar Alkali
47,45-69,6
Ppm
TDS (Total Disolved Solid)
344-833
Ppm
Phosphat (PO4)
0,14-0,71
Ppm
Sulfite (SO3)
6,4
Ppm
Ammonium (NH4)
0,08-0,5
Ppm
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
114
kontaminan ini berkisar antara 85-95% bergantung pada kualitas awal dari
air yang diolah.
Umpan kedua boiler adalah air RO dua fase dari unit WTP. Total hasil
steam yang dihasilkan kedua boiler adalah 37 ton/jam lalu distabilkan pada
tekanan hingga 135 bar dan temperatur sekitar 200oC sebelum dialirkan ke
plant refinery dan biodiesel.
Air umpan untuk boiler diperoleh dari air tanah. Sebelum masuk ke boiler,
air harus diinjeksikan dengan bahan kimia yaitu sulfite dengan dosing 30-
50 ppm dan fosfat dengan dosing 30-50 ppm. Setelah dilakukan dosing, air
dilewatkan di deaerator. Deaeratoe berfungsi untuk menghilangkan gas-gas
yang mungkin terdapat dan larut di dalam air seperti oksigen dan gas-gas
yang dapat menyebabkan korosi. Gas-gas tersebut dihilangkan dengan cara
pemanasan pada suhu 95-100°C, setelah itu air diumpankan ke boiler. Air
umpan boiler harus memiliki pH 10,-11,4. Untuk boiler berbahan bakar
gas, digunakan gas yang diperoleh dari PGN (Perusahaan Gas Negara)
yang dialirkan melalui pipa-pipa. Sedangkan untuk batu bara yang
digunakan untuk bahan bakar boiler perlu dihancurkan terlebih dahulu agar
menghasilkan ukuran yang lebih kecil sekitar 30-50 mm. Pengecilan
115
ukuran batu bara bertujuan untuk memperbesar laju transfer panas yang
dihasilkan oleh pembakaran batu bara.
Cooling Tower
Cooling tower merupakan menara pendingin yang bertujuan untuk
mendinginkan air yang akan digunakan pada plant biodiesel. Air yang
dibutuhkan plant biodiesel yaitu air dengan suhu 25-27°C untuk pencucian
FAME dan alat kondenser. Cooling tower dikontrol penggunaannya oleh
operator di plant biodiesel, namun operator dari WWTP mempunyai
tanggungjawab dalam penambahan chemical (NaOCl) pada kolam air.
Penambahan chemical bertujuan untuk mencegah korosi pada pipa dan alat
yang dialirkan air tersebut. Mula-mula air RO fase satu yang masuk dari
WTP dihisap udaranya menggunakan fan/kipas. Udara dihisap melalui
louver/ pengarah dari samping masuk ke dalam cooling tower kemudian
dihisap keatas. Udara dingin ini mengalami kontak langsung dengan air
yang jatuh dari bak atas menuju bak bawah, sehingga air panas keluar dari
condensor (50oC) dipompa menuju ke cooling tower didinginkan dengan
udara sehingga temperaturnya turun mencapai 26–27oC.
membuatnya disebut gas inert atau molekul yang sulit bereaksi dengan
molekul lain di udara. Pada atmosfer bumi terdiri dari bebagai macam
molekul molekul gas H2, CO2, He, CH4, Ar, Ne, Kr, dan sebagainya
116
Pengolahan nitrogen diawali dengan penghisapan udara oleh
akan turun lagi dan sebagian udara akan mencair, sedangkan udara
117
kandungan airnya, yang dipakai terbatas untuk pengoperasian instrumentasi
dan untuk menggerakkan control valve dan alat pneumatik. Udara akan
dialirkan menuju instrumen oleh air dryer, dimana kandungan air
diturunkan oleh bahan pengering hinggamemenuhi dew point -20°C pada
tekanan minimal 7 barG menjadi udara instrumen dan dialirkan melalui
instrument air header. Udara instrumen yang digunakan pada pabrik
biodiesel PT. LDC Indonesia berupa udara kering dan udara bebas minyak.
yang terdiri atas dua unit trafo. Ketika listrik PLN padam, PT. LDC
utilitas yang terdiri atas 1 unit GTG (Gas Turbine Generator) dan 2 unit
2.000 KW dan 1.000 KW. Generator yang disupply oleh dua mesin
diesel berbahan bakar solar dan satu diesel berbahan bakar natural gas
dari PGN.Unit ini berfungsi untuk memastikan bahwa semua alat yang
aman. Unit ini sangat erat kaitannya dengan unit utilitas. Alat-alat
instrumen seperti control system, control valve, sensor, serta PLC yang
118
bahan chemical dan bahan perbaikan untuk alat. Workshop merupakan
tempat orang bekerja untuk preparasi alat dan perbaikan alat.
setiap hari, minggu, bulan atupun tahun parameter yang digunakan dalam
unit ini adalah safety, quality, cost dan productivity. Maintenance dibagi
Preventive Maintenance
Preventive maintenance merupakan proses perawatan berkala yang sudah
terjadwal yang telah disesuaikan dengan jam operasional (eunning hours)
seperti pompa (mengecek suara, mengganti oli dan lainnya).
Predictive Maintenance
Predictive maintenance merupakan proses pemeriksaan harian secara
kontinyu atau sering disebut condition monitoring di setiap alat agar dapat
diprediksi kapan terjadinya kerusakan guna mencegah terjadinya shut down
proses secara mendadak. Pemeriksaan ini meliputi check noise (efek suara
yang dihasilkan dari bearing) dengan menggunakan stetoskop, cek vibrasi
dengan menggunakan alat vibration test dan cek kebocoran.
Corrective Maintenance
Corrective maintenance merupakan kegiatan lanjutan dari predictive
maintenance yang memiliki tujuan untuk mengkoreksi dan menganalisa
kembali permasalahan yang ada dan memberikan saran serta perencanaan
dalam proses perbaikan dan perawatan yang mampu menekan biaya
operasional.
Repair Maintenance
Repair maintenance merupakan proses perawatan dan perbaikan yang
dilakukan seperti fabrikasi workshop.
Break Down
119
Break down merupakan proses perbaikan alat dan fabrikasi pabrik dalam
kondisi berhenti yang sudah terjadwal, sehingga pabrik sudah memiliki
stok produksi yang memadai hingga batas waktu yang telah ditentukan.
Shut Down
Shut down terjadi apabila terjadi kerusakan alat yang sangat fatal, sehingga
mengakibatkan pabrik bethenti.
Spesifikasi dari produk yang diolah di unit utilitas PT. LDC Indonesia
dapat dilihat pada Tabel 7.2, Tabel 7.3, Tabel 7.4, Tabel 7.5, Tabel 7.6 dan
Tabel 7.7.
Tabel 7.2
Spesifikasi
Produk
Process
Water
Keterangan
Process Water
Tipe
Softened
Tekanan
3 barG min.
Temperatur
Ambient
Hardness
1°F
Kandungan Besi
Max. 5 ppm sebagai besi
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
120
Tab
el
7.3
Spe
sifik
asi
Pro
duk
Coo
ling
Wa
ter
Keterangan
Cooling Water
Tekanan
3 barG min.
Temperatur inlet
28°C
Temperatur outlet
34°C
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
Tab
el
7.4
Spe
sifik
asi
Pro
duk
Sat
ura
ted
Ste
am
Keterangan
Saturated Steam
121
Tekanan
12 barG min.
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
122
T
a
b
e
l
7
.
5
S
p
e
s
i
f
i
k
a
s
i
P
r
o
d
u
k
U
d
a
r
a
I
n
s
123
t
r
u
m
e
n
Keterangan
Udara Instrumen
Tipe
Dried and oil free
Tekanan
7 barG min.
Dew Point
-20°C
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
Tabe
l 7.6
Spesi
fikasi
Prod
uk
Nitro
gen
Keterangan
Nitrogen
Tipe
Kemurnian 99%
Tekanan
7 barG min.
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
124
Ta
be
l
7.
7
Sp
es
ifi
ka
si
Pr
od
uk
El
ec
tri
c
P
o
w
er
Keterangan
Electric Power
Driving Power
400 V (hold) ± 5% - 60 Hz
Control and Auxiliary Circuit
220 V (hold) – 50 Hz
Lamps
24 V – 50 Hz
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
125
Waste water dari biodiesel: 10 kg (maksimal 0,3% metanol) tidak termasuk
minyak.
126
atau kombinasi aerobik dan anaerobik. Berikut parameter limbah yang
masuk dan keluar dari WWTP dapat dilihat pada tabel 7.8.
Ph 6-9
BOD 75 Ppm
pH 6-9
TSS 60 Ppm
Adapun karakteristik limbah cair dan kualitas hasil pengolahan limbah cair
di PT. LDC Indonesia dapat dilihat pada Tabel 7.9 dan Tabel 7.10.
127
T
128
k
129
n
Parameter
Satuan
Refinery
Biodiesel
Kapasitas
m3/hari
72
48
BOD5
ppm
450
112.500
COD
ppm
3.000
150.000
TSS
ppm
250
90.000
Minyak dan Lemak
ppm
16
10.000
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
130
Parameter
Satuan
Hasil Analisa
Baku Mutu Permen LH
Baku Mutu LDC
Keterangan
TDS
ppm
397,5
-
800
Memenuhi syarat
Conductivity
µ.s/cm
791
-
1.250
Memenuhi syarat
pH
-
8,5
6,0-9,0
6,0-9,0
Memenuhi syarat
BOD5
ppm
25
100
75
Memenuhi syarat
COD
ppm
65,7
350
150
Memenuhi syarat
TSS (padatan)
ppm
33
250
5
Memenuhi syarat
Ammonia
ppm
3
-
20
131
Memenuhi syarat
Minyak dan Lemak
ppm
11
25
5
Memenuhi syarat
Sumber: Unit utilitas PT. LDC Indonesia
dan bottom ash. Fly ash dan bottom ash merupakan limbah hasil
pembakaran batu bara yang berasal dari unit utilitas bagian boiler. Fly
ash dan bottom ash yang diperoleh dari hasil pembakaran batu bara
terkumpul dalam jumlah yang cukup, fly ash dan bottom ash akan
diserahkan kepada PPLI untuk diolah lebih lanjut. Limbah fly ash dan
karena fly ash dan bottom ash berbentuk abu sehingga apabila tertiup
132
BAB VIII
RBDPO menjadi minyak goreng dan margarin. PT. LDC Indonesia berlokasi
133
di Jalan Soekarno Hatta Km 10 LK. 2 Way Lunik, Panjang, Bandar
m2. PT. LDC Indonesia ini berada di kawasan industri dan kawasan
pemukiman yang padat dan memiliki bangunan dengan luas total 6.327.018
m2. PT. LDC Indonesia berada diantara Perusahaan Bumi Waras dan Semen
Indonesia
Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis
134
Bahan Baku
Dekat dengan sumber bahan baku. Sumber bahan baku yang diolah di
pabrik biodiesel adalah RBDPO yang berasal dari unit refinery PT. LDC
Indonesia. RBDPO tersebut berasal dari CPO yang sebagian besar (50-
70%) dipasok dar Provinsi Lampung karena Lampung memiliki sumber
daya alam berupa kelapa sawit yang cukup besar.
Air
PT. LDC Indonesia mempunyai dua sumber air utama, yaitu air tanah dan
air yang berasal dari PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum). Air tersebut
Transportasi
PT. LDC Indonesia terletak tidak jauh dari pelabuhan panjang dan
pelabuhan bakauheni, serta berada di pinggir jalan raya sehingga proses
distribusi bahan baku dan produk dapat dengan mudah dilakukan
135
Gambar 8.2 Layout PT. LDC Indonesia. Sumber: PT. LDC Indonesia
BAB IX
STRUKTUR ORGANISASI
Suatu proses atau kegiatan akan berjalan dengan baik apabila dilengkapi
136
akan mempermudah untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Oleh karena itu, umumnya struktur organisasi dibuat sesuai dengan tujuan
dari organisasi itu sendiri. Struktur organisasi PT. LDC Indoneisa terdiri atas
1. Dewan Komisaris
2. Presiden Direktur
3. General Manager
di Lampung.
Factory Manager
Dalam pelaksanaan tugasnya, factory manager dijabat oleh satu orang
137
Bertugas mengawasi administrasi secara umum yang berkaitan dengan
Finance Manager
Bertugas mengawasi administrasi secara umum yang berkaitan dengan
keuangan, pembukuan, pengadaan barang dan pemasaran produk.
Quality Control Manager
Bertugas meneliti semua aspek quality control yang berkaitan dengan
bahan baku dan produk dari plant refinery, fraksinasi, dan biodiesel.
Supervisor Shift
Pabrik biodiesel PT. LDC Indonesia memiliki 3 (tiga) grup supervisor,
dimana masing-masing grup terdiri atas senior operator, operator junior dan
operator lapangan. Supervisor shift bertugas membuat perencanaan dan
permintaan seluruh kebutuhan proses produksi, mengkoordinir dan
mengawasi seluruh anggotanya, bertanggung jawab dalam proses produksi,
membuat laporan kerja dan analisa permasalahan yang terjadi secara
berkala dan lain sebagainya.
Operator Senior
Bertugas untuk melaksanakan suatu kontrol operasi pada pabrik yang
berada di kontrol panel dan bekerja sama dengan supervisor shift serta
operator lapangan
Operator Junior
Operator junior bertugas untuk mengecek dan mengambil sampel produk,
reaktan, pH, dan lain sebagainya serta bekerja sama dengan supervisor shift
serta operator lapangan dalam loading produk maupun reaktan.
Operator Lapangan
Operator lapangan bertugas untuk mengoperasikan peralatan yang ada di
lapangan sesuai instruksi dari operasi kontrol panel.
9.2 Ketenagakerjaan
PT. LDC Indonesia mempunyai dua kriteria tenaga kerja, yaitu karyawan
tetap dan karyawan tidak tetap. Karyawan tetap PT. LDC Indonesia
berjumlah sekitar 100 orang. Karyawan tidak tetap memiliki kontrak
dengan PT. LDC Indonesia.
9.3 Pengaturan Jam Kerja
PT. LDC Indonesia membagi waktu kerja menjadi dua, dimana setiap
waktu kerja terdiri dari 9 (sembilan) jam per hari dalam satu minggu.
Adapun pembagian jam kerjanya sebagai berikut :
1. Karyawan Kantor
138
Karyawan kantor bekerja dari hari Senin hingga hari Jumat, hari Sabtu dan
2. Karyawan Pabrik
(delapan) jam atau 1 (satu) shift selama 6 (enam) hari dan selanjutnya akan
memiliki waktu libur satu hari dalam seminggu secara bergiliran, yaitu
pada hari Jumat, Sabtu, atau Minggu. Saat salah satu shift sedang libur,
maka dua shift lainnya akan long shift(lembur) untuk menggantikan waktu
139
9.4 Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan
2. Makan siang untuk seluruh karyawan. Makan sore dan makan malam
3. Uang lembur untuk karyawan shift yang melaksanakan long shift selama
12 jam kerja.
5. Asuransi jiwa dan kesehatan, yaitu Lippo untuk jaminan kecelakaan kerja
bagi karyawan yang berupa rawat inap di rumah sakit dan BPJS Kesehatan
140
Tabel 9.1. Training PT. LDC Indonesia
Training
Training Emergency Drill & Fire Badan Penanggulangan
Fighting Bencana
Aptitudes) LDC
LDC
Training Biodiesel Process Indobara
limbah cair secara tepat. Limbah cair di PT. LDC Indonesia diolah secara
lingkungan dan makin mendekati baku mutu (yang terus diperketat) yang
digariskan oleh pemerintah. Air limbah ini dapat menjadi tempat hidup
ikan-ikan kecil, yang merupakan indikator bahwa air limbah tidak lagi
141
glycoside), dan fatty matter yang berasal dari plant biodiesel yang
pupuk organik.
BAB X
PEMBAHASAN
10.1Pembahasan
fosil yang semakin lama semakin sedikit. PT. LDC Indonesia menggunakan
bahan baku berupa CPO (Crude Palm Oil) yang sebagian besar berasal dari
142
Provinsi Lampung. CPO tersebut kemudian diolah pada unit refinery menjadi
dengan metanol dan katalis basa berupa sodium methylate melalui reaksi
memiliki 5 tahapan yang terdiri atas 11 unit yang saling berkaitan guna
menghasilkan produk dengan kualitas terbaik. Kelima unit tersebut yaitu Unit
serta Unit 600 (Citric Acid Preparation). Unit Transesterifikasi (163) terbagi
menjadi dua bagian yaitu Section 166-1 (Glycerine Separation Soap Splitting)
memiliki total kapasitas 1000 ton per hari. Namun, untuk sementara ini
143
kapasitas produksi yang mampu dicapai oleh plant biodiesel di PT LDC
Indonesia adalah 980 - 999 ton per hari. Saat ini, pabrik biodiesel PT LDC
Indonesia bekerja sama dengan ISAB (Inti Sentosa Alam Bahtera) dalam hal
produk dan bahan baku berupa RBDPO digunakan tangki penyimpanan milik
padat, cair dan gas. Limbah padat yang dihasilkan adalah fly ash dan bottom
ash, merupakan limbah hasil pembakaran batu bara yang berasal dari unit
utilitas bagian boiler station. Fly ash dan bottom ash yang diperoleh dari hasil
ash dan bottom ash tersebut akan diserahkan kepada PPLI untuk diolah lebih
lanjut. Limbah cair yang berasal dari biodiesel dan refinery plant akan diolah
memenuhi standar baku mutu limbah cair sesuai dengan Peraturan Menteri
Lingkungan Hidup No.5 Tahun 2014. Sedangkan limbah gas yang dihasilkan
oleh PT Louis Dreyfus Company Indonesia unit biodiesel adalah gas metanol
yang berasal dari unit vent condensation yang tidak terkondensasi secara
digunakan alat siphon. Alat ini akan mencegah gas metanol untuk terbuang ke
atmosfer.
144
BAB XI
11.1Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari kerja praktek di pabrik biodiesel PT.
LDC Indonesia selama satu bulan adalah Pabrik biodiesel PT. LDC
Indonesia merupakan pabrik biodiesel pertama yang didirikan oleh Louis
Dreyfus Company di Asia yang dirancang dengan kapasitas produksi 1000
ton per hari. PT. LDC Indonesia memiliki Unit Refinery, Unit Fraksinasi,
dan Unit biodiesel dimana terjadi proses pengolahan CPO menjadi RBDPO
145
(yang berasal dari unit refinery dan metanol dengan bantuan katalis basa
berupa sodium methylate) yang selanjutnya diolah menjadi produk utama,
yaitu FAME (Fatty Acid Methyl Ester) dan produk samping berupa gliserin
dan fatty matter. Sedangkan Unit Fraksinasi menghasilkan minya stearin
dan olein. Proses produksi FAME pada PT. LDC Indonesia terdiri atas 11
tahapan yang terbagi dalam 5 unit proses yaitu; Unit 180 (Oil Drying), Unit
163 (Transesterfication), Unit 160 (Methanol Retrification), Unit 166 (Raw
Glycerine Purification And Concentration) dan Unit 600 (Citric Acid
Preparation). Unit Transesterifikasi (163) terbagi menjadi enam bagian
yaitu Section 163-1 (Transesterification), Section 163-2 (Glycerine
Separation), Section 163-S2 (Methylester First Washing), Section 163-S20
(Methylester Second Washing), Section 163-4 (Methylester Purification
Flash of Methanol) dan Section 163-5 (Vent Condensation). Sedangkan
Unit Raw Glycerine Purification and Concentration (166) terbagi menjadi
dua bagian yaitu Section 166-1 (Glycerine Separation Soap Splitting) dan
Section 166-2 (Glycerine Separation Methanol Distillation). PT. LDC
Indonesia memiliki unit utilitas yang berfungsi sebagai penyedia air proses
berupa air RO (Reverse Osmosis) dan cooling water, steam, udara
instrumen, nitrogen, tenaga listrik, pengolahan limbah cair (WWTP) serta
maintanance.
11.2Saran
Saran-saran yang dapat penulis berikan kepada PT. LDC Indonesia adalah
sebagai berikut:
sesungguhnya.
sekitar.
SG (sterol glucoside).
146