Anda di halaman 1dari 32

KIMIA INDUSTRI

Industri Cat

Disusun Oleh:

NURUL ARFIDHILA (150403052)


TITANIA MIRANDA SARI (150403045)
INDAH PUSPA SARI LUBIS (150403052)

TEKNIK INDUSTRI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah senantiasa melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan sebuah makalah dari
mata kuliah Kimia Industri yang berjudul “Cat”

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini. Oleh karena
itu, saya berharap pembaca dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Terima kasih dan semoga makalah ini bisa memberikan sumbangsih positif bagi
kita semua.

Medan, 12 Januari 2016

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Industri cat adalah salah satu industri tertua di dunia. Sekitar 20.000 tahun
lalu, manusia yang hidup di gua-gua menggunakan cat untuk kegiatan
komunikasi, dekorasi dan proteksi. Mereka menggunakan metrial-material yang
tersedia di alam seperti arang (karbon), darah, susu, dan sadapan dari tanaman-
tanaman yang memiliki warna yang menarik. Yang mengejutkan, cat-cat ini
mempunyai keawetan yang baik, seperti yang ditunjukkan pada lukisan gua di
Altamira Spanyol, Lascaux Spanyol, cat batu orang Aborigin di Arnhem Land
Australia, dan lukisan-lukisan prasejarah lainnya yang ditemukan (Anonim,
2007).
Orang-orang Mesir kuno mengembangkan cat menjadi lebih kaya warna,
mereka menemukan cat warna biru, merah, dan hitam dengan mengambilnya dari
akar tanaman tertentu. Kemudian orang-orang Mesir itu menemukan kasein
sebagai perekatnya. Seiring dengan waktu, manusia mulai menemukan minyak
tanaman dan resin dari fosil untuk mengganti darah dan susu sebagai perekat cat.
Saat ini walaupun telah ditemukan perekat/resin yang semakin baik dengan
berkembangnya teknologi kimia, resin-resin natural hingga kini masih banyak
dipakai.
Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan
melapisi permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi
nilainya. Pengetahuan tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal
sebagai surface coating knowledge. Bagian ini meliputi: metal coating (electro
coating, galvanizing), plastic coating, paper coating, powder coating dan tentang
cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari sebuah ilmu yang jauh lebih
besar, yaitu ilmu tentang surface coating.
B.     Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui definisi cat.
2.      Mengetahui jenis atau klasifikasi cat.
3.      Mengetahui cara pembuatan cat.
4.      Mengetahui kegunaan cat.
5.      Mengetahui dampak negatif cat.

C.    Rumusan Masalah


1.      Apakah definisi dari cat?
2.      Apa saja jenis atau klasifikasi dari cat?
3.      Bagaimana cara pembuatan cat?
4.      Apa saja kegunaan dari cat?
5.      Dampak negatif apakah yang ditimbulkan cat?

D.    Batasan Makalah


Makalah ini hanya akan membahas tentang segala hal mengenai cat seperti
definisi cat, jenis cat, cara pembuatan cat dan kegunaan cat serta dampak yang
ditimbulkan dari cat.
BAB II
PEMBAHASAN

A.    Definisi Cat


Salah satu cara meningkatkan nilai tambah suatu bahan adalah dengan
melapisi permukaan bahan tersebut dengan bahan lain yang lebih lebih tinggi
nilainya. Pengetahuan tentang pelapisan permukaan bahan, secara umum dikenal
sebagai surface coating knowledge. Bagian ini meliputi: metal coating (electro
coating, galvanizing), plastic coating, paper coating, powder coating dan tentang
cat itu sendiri. Jadi cat merupakan bagian kecil dari sebuah ilmu yang jauh lebih
besar, yaitu ilmu tentang surface coating.
Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu
bahan dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau
melindungi (protective) bahan tersebut. Setelah dikenakan pada permukaan dan
mengering, cat akan membentuk lapisan tipis yang melekat kuat dan padat pada
permukaan tersebut. Pelekatan cat ke permukaan dapat dilakukan dengan banyak
cara: diusapkan (wiping), dilumurkan, dikuas, disemprotkan (spray), dicelupkan
(dipping) atau dengan cara yang lain.
Cat adalah istilah umum yang digunakan untuk keluarga produk yang
digunakan untuk melindungi dan memberikan warna pada suatu objek atau
permukaan dengan melapisinya dengan lapisan berpigmen. Cat dapat digunakan
pada hampir semua jenis objek, antara lain untuk menghasilkan karya seni (oleh
pelukis untuk membuat lukisan), salutan industri (industrial coating), bantuan
pengemudi (marka jalan), atau pengawet (untuk mencegah korosi atau kerusakan
oleh air).

B.     Jenis atau Klasifikasi Cat


Banyak teori yang berkembang untuk mengelompokan cat, diantaranya
adalah berdasarkan bahan baku utama, mekanisme pengeringan, letak dan dimana
cat itu dipakai, kondisi cat, jenis dan keberadaan solvent, fungsi, methode
pengecatan, jenis substratnya dan lain-lain. Tabel pengelompokan berikut
memberi kemudahan dalam kita mempelajari cat.

DASAR
JENIS DAN KETERANGAN
PENGELOMPOKAN

Berdasarkanjenis resin yang dipakai: cat epoxy,


polyurethane, acrylic, melamine, alkyd, nitro cellulose,
polyester, vinyl, chlorinated rubber, dll

BAHAN BAKU Berdasarkanadatidaknya pigment dalam cat tersebut,


yaitu varnish atau lacquer (transparent,
tidakmengandung pigment); ducoatau enamel
(berwarnadanmenutuppermukaanbahan, mengandung
pigment).

Cat dempul (filler), anti karat (anti corrosion), anti


jamur (anti fungus), tahanapi, tahanpanas (heat
FUNGSI
resistance), anti bocor (water proofing), decorative,
protective, heavy duty, industrial dll.

METHODE
Cat kuas, spray, celup, wiping, elektrostatik, roll, dll.
PENGECATAN

Cat Primer (sebagaidasar), undercoat, intermediate


(ditengah-tengah), top coat/finishing (padapermukaan
LETAK
paling atasdaribeberapalapisan cat), interior (di
PEMAKAIAN
dalamtidakterkenasecaralangsungsinarmatahari) dan
exterior (di luar), dll.

JENIS SUBSTRAT Cat besi (metal protective), lantai (flooring systems),


kayu (wood finishing), beton (concrete paint), kapal
(marine paint), mobil (automotive paint, plastik, kulit,
tembok, dll.

KONDISI DAN
BENTUK Cat pasta, ready-mixed, emulsi, aerosol, dll.
CAMPURAN

ADA TIDAKNYA
Water base, cat solvent base, tanpa solvent, powder, dll.
SOLVENT

Cat keringudara (varnish dansyntetic enamel), cat


MEKANISME
stoving (panggang), cat UV curing, cat penguapan
PENGERINGAN
solvent (lacquer danduco), dll.

Untuk lebih mengenal jenis-jenis cat yang dijual dipasaran (retail), berikut
ini beberapa contoh cat yang biasa dijual di toko-toko material:

JENIS CONTOH
DIPRODUKSI OLEH
CAT CAT

Alkyd FTALIT  PT Gajah Tunggal Prakarsa (Kansai Paint)


top
Nippon 9000
coat P.T. Nipsea Paint and Chemicals Co. Ltd
Gloss Finish
atau
finish Dulux
coat Synthetic ICI Dulux Indonesia
untuk Supergloss
metal
Novalux
PT. Warna Indah Samatex
Synthetic

Synthetic PT. PROPAN RAYA Industrial Coatings & Chemicals


Anti
Corrosion
PRIMTOP
PT – 88

1. Bahan-Bahan Penyusun Cat


1.1 Resin Atau Binder

Resin atau binder merupakan komponen utama dalam cat. Resin berfungsi
merekatkan komponen-komponen yang ada dan melekatkan keseluruhan bahan
pada permukaan suatu bahan (membentuk film). Resin pada dasarnya adalah
polymer dimana pada temperatur ruang (atau temperatur applikasi) bentuknya
cair, bersifat lengket dan kental. Ada banyak jenis resin, seperti: Natural Oil,
Alkyd, Nitro Cellulose, Polyester, Melamine, Acrylic, Epoxy, Polyurethane,
Silicone, Fluorocarbon, Venyl, Cellolosic, dll. Resin dibagi berdasarkan
mekanisme mengering atau mengerasnya (pembentukan film).

Tabel 2.1. Pembagian resin berdasarkan mekanisme mengering atau mengerasnya


(pembentukan film)

Mengering atau mengerasnya resin terjadi karena


penguapan solvent yang ada. Bahan yang padat akan
tertinggal dan menempel merata pada seluruh permukaan
bahan yang dicat. Selama solventnya masih ada maka resin
ini belum mengeras. Untuk mempercepat proses
menguapnya solvent, biasanya dibantu dengan pemanasan.
PENGUAPAN
Resin jenis ini secara alamiah polymer-nya sudah cukup
SOLVENT
besar sehingga film yang terbentuk sekalipun tidak terjadi
(Lacquer dan Duco)
reaksi kimia sudah cukup kuat dan padat.

Kecepatan mengering, kualitas rata dan kilap dari


permukaan film sangat dipengaruhi oleh pemilihan jenis
dan komposisi solventnya. Contoh resin jenis ini adalah
Nitro Cellulosa (NC), Cellolose Acetate Butyrate (CAB),
Chlorinated Rubber, Acrylic Co-polymer, dll
Mengering atau mengeras karena ada reaksi kimia antara
komponen udara (oksigen atau air) dengan resin tersebut
membentuk molekul-molekul baru yang lebih besar dan
saling berikatan satu sama lain.
Resin Alkyd atau Natural Oil (atau kombinasi keduanya)
mempunyai ikatan rangkap (tak jenuh) dalam struktur
molekulnya, oleh karenanya resin ini bersifat reaktif

REAKSI DENGAN terhadap oksigen, namun pada temperatur ruang

UDARA raktifitasnya masih kurang, perlu ditingkatkan

(Varnish dan Syntetic reaktifitasnya dengan penambahan katalis (dryer) jika akan

Enamel) dipakai.

Pada resin Prepolymer Polyisocyanate terjadi reaksi “


moisture cure” antara gugus fungsional yang reaktif
dengan air (kelembaban) di udara.

Ciri utama cat yang mempergunakan Resin jenis ini adalah


akan mudah mengeras pada permukaannya (atau
mengulit), bila kena udara (terbuka kalengnya cukup
lama).

REAKSI Campuran akan mengeras atau mengering karena terjadi


POLYMERISASI reaksi kimia antara dua resin yang ada dalam campuran
cat, reaksi ini sering disebut reaksi polymerisasi.
Reaksi polymerisasi (baik kondensasi maupun addisi)
dapat berlangsung karena adanya katalis, tanpa katalis (non
katalis), panas atau radiasi UV.

Hasil reaksinya adalah sebuah campuran polymer yang


mempunyai berat molekul jauh lebih besar dan mempunyai
ikatan tiga demensi (crosslink) yang jauh lebih kuat
dibanding reaksi yang dijelaskan sebelumnya.

Tanpa Pada suhu ruang, dua pasang resin jenis ini sudah
cukup reaktif untuk memulai reaksi, maka
pasangan resin jenis ini harus dipisahkan satu
sama lain sebelum dipakai, dicampur satu
dengan lainnya jika hanya akan digunakan.
Tergolong dalam jenis ini adalah resin Epoxy
katalis dengan Polyamide dan Polyol dengan
(2 Pack Polyisocyanate. Resin kedua dalam pasangan
Enamel) tersebut, polyamide atau polyisocyanate biasa
disebut sebagai “hardener”, karena setelah resin
ini dicampurkan dengan pasangannya akan
terjadi reaksi polymerisasi dimana hasilnya
ditandai dengan mengerasnya campuran tersebut.

Karena pasangan dua resin ini tidak cukup


reactive, maka perlu ditambahkan katalis untuk
memulai reaksinya. Resin jenis ini bisa dicampur
dan disimpan dalam satu wadah satu dengan
lainnya.
Dengan
Selama katalis belum dicampurkan maka tidak
Katalis
akan terjadi pengerasan pada bahan-bahan
tersebut. Contoh resin ini adalah resin amino
(melamine) dan alkyd polyol yang akan bereaksi
atau mengeras bila ditambahkan katalis yaitu
berupa asam organik atau anorganik.

Disamping katalis seperti sudah disebutkan di


atas, panas juga biasa digunakan sebagai alat
Panas
untuk mempercepat reaksi kimia. Contohnya
(Stoving
adalah resin amino dan alkyd polyol yang
Enamel)
dipakai pada cat jenis stoving (pangggang) pada
cat-cat mobil.
Radiasi Beberapa resin tertentu, seperti: Polyester tidak
UV jenuh, bisa bereaksi satu dengan yang lain bila
diradiasi dengan sinar UV. Pengeringan dan
pengerasan terjadi setelah campuran resin
dikenai sinar UV.
Setiap jenis resin mempunyai banyak sekali type dan turunanya, bahkan
kombinasi antara satu resin dengan resin yang lain juga menambah
perbendaharaan jenis resin baru. Daya tahan, kekuatan dan karakter cat secara
keseluruhan sangat dipengaruhi oleh jenis resin yang dipakai.

Pemilihan resin yang dipakai sangat dipengaruhi oleh banyak


pertimbangan diantaranya adalah sebagai berikut:

 Pemakaian, jika akan digunakan dengan kuas maka sebaiknya dipakai


resin yang secara alami encer dan agak lambat keringnya. Resin yang
cocok adalah alkyd dengan kadar oil yang cukup banyak (alkyd long oil).
Resin dengan kekentalan tinggi dan cepat kering sangat tidak cocok
dipakai untuk pemakain dengan kuas, akan menimbulkan permukaan yang
tidak rata setelah cat kering. Begitu juga resin yang encer dan lambat
kering sangat tidak cocok untuk pemakaian dengan spray pada permukaan
vertical.
 Kekuatan, jika dibutuhkan cat dengan daya tahan tinggi terhadap sinar
matahari, maka resin yang tepat adalah Acrylic atau Polyurethane, namun
jika dibutuhkan cat dengan kekuatan tinggi terhadap kimia, gesekan,
benturan, dll namun untuk pemakian di dalam, maka resin Epoxy adalah
jawabannya.
 Dan pertimbangan-pertimbangan yang lain seperti ongkos/harga, substrat
(permukaan bahan yang akan di cat), lingkungan (berair, kering, korosif,
…), dan lain-lain.

1.2. Pigment Dan Extender (Filler)


Pigment dan dyestuff adalah bagian dari colorant. Dyestuff bersifat larut
dalam solvent, sedang pigment tidak.Pigment merupakan padatan halus (bubuk)
yang ditambahkan ke dalam cat dengan beberapa fungsi berikut:

Tabel 2.2. Beberapa fungsi pigment

Memberi karakter khas pada penampakan cat tersebut, seperti:


OPTIS
warna, derajat kilap (gloss) maupun daya tutupnya
Memberi nilai tambah pada karakter kekutan cat tersebut, seperti:
PROTECTIVE
kekuatan terhadap cuaca, korosi, panas atau api, dll
Meningkatkan sifat, seperti meningkatkan kekerasan, kelenturan,
REINFORCING
daya tahan terhadap abrasi, dll

Kekuatan, daya tahan dan sifat-sifat lain yang diinginkan dari cat dapat
dibentuk atau diciptakan dengan menambahkan pigment yang tepat dan
konsentrasi yang sesuai. Untuk memilih pigment yang tepat dan benar perlu
dipelajari sifat-sifat umum dari pigment itu sendiri.

Sifat-sifat pigment tersebut adalah:

 Warna dasar
 Bentuk dan ukuran partikel
 Berat jenis, density atau specific gravity
 Oil absorption
 Hiding power (refractive index)
 Daya tahan terhadap panas dan asam basa
 PH
 Muatan Listrik
 Bleeding

Secara umum pigment terbagi dalam dua kategori besar berikut:


Tabel 2.3. Pembagian pigment

PIGMENT Pigment yang terbentuk dari senyawa-senyawa organic (karbon)


ORGANIK
Terbentuk dari mineral-mineral atau garam-garaman logam yang
PIGMENT terbentuk secara alami (bahan galian) ataupun dari hasil reaksi
ANORGANIK kimia di pabrik. Pada jenis ini dikenal true pigment (atau disebut
sebagai pigment saja) dan extender atau filler.
Pigment anorganik mempunyai daya tahan solvent, kimia, daya tutup,
kemudahan terdispersi, stabilitas terhadap panas, cahaya dan cuaca yang lebih
bagus dibanding pigment organic. Namun dalam kecerahan dan tinting strength,
pigment organic umumnya lebih bagus dibanding anorganik.

Extender atau filler ditambahkan ke dalam cat dengan tujuan untuk


menurunkan harga, namun dalam hal tertentu extender ditambahkan untuk
memberbaiki sifat cat. Extender umumnya mempunyai refractive index yang kecil
(atau rendah daya tutupnya) dibanding pigment.

1.3. Solvent

Seperti sudah dijelaskan dalam bagian sebelumnya bahwa masing-masing


komponen penyusun cat mempunyai fungsi dan peran yang berbeda-beda. Resin
membentuk film dan memberi kontribusi terhadap karakter film yang terbentuk,
sedang pigment disamping memberi warna juga berfungsi menambah kekuatan
mekanis film.

Bagaimana dengan solvent? Sekalipun setelah pemakaian solvent akan


terbuang ke lingkungan dan tidak menjadi bagian dari lapisan cat, namun peran
solvent selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian cat,
memperlihatkan peran yang dominan dibanding komponen lainnya.

Pada saat pembuatan cat, solvent memberi kontribusi sedemikian rupa


sehingga campuran mempunyai kekentalan yang pas untuk diproses: diaduk,
dicampur, digiling dan lain-lain. Dengan penambahan solvent yang tepat dan
cukup akan menurunkan kekentalan dari resin atau campuran pada suatu titik
dimana kekentalannya memenuhi syarat untuk masing-masing proses.

Demikian halnya pada saat pemakaian cat, dengan penambahan jenis


solvent yang tepat dan dengan takaran pas, maka cat bisa dikuas, dispray atau
dilumurkan dengan mudah pada obyek yang akan dicat. Komposi solvent yang
tepat juga memberi pengaruh optimal pula pada mekanisme penguapan dari
solvent-solvent yang ada, sehingga akan membentuk film yang maksimal
karakteristiknya, baik textur permukaannya, sifat kilapnya maupun kecepatan
keringnya.

Cat merupakan sebuah system campuran yang kompleks, ada padatan


(solute) yang terlarut atau terdispersi dalam pelarut cair (solvent), ada juga cairan
(solvent active) yang terlarut dalam cairan lain (diluent). Jadi definisi solvent
adalah cairan (biasanya mudah menguap) yang berperan melarutkan atau
mendispersi komponen-komponen pembentuk film (resin, pigment dan/atau
additive) yang akan menguap terbuang ke lingkungan selama proses pengeringan.

Membicarakan solvent tidak bisa lepas dari thinner, karena keduanya


saling berkaitan satu dengan yang lain. Thinner adalah campuran beberapa solvent
yang dipakai untuk melarutkan resin di dalam cat atau mengencerkan cat selama
penggunaan. Di dalam prakteknya resin atau cat dilarutkan oleh tidak hanya satu
jenis solvent , tetapi oleh beberapa  macam kategori solvent. Bagaimana dengan
cat water base, solvent dan thinner-nya adalah setali tiga uang atau sama saja,
yaitu air. Untuk cat jenis water base dimana air adalah sebagai pelarutnya, tidak
akan dibahas dibagian ini.

Solvent biasanya dibagi berdasarkan struktur kimia atau karakteristik


fisikanya. Penggolongan solvent berdasarkan struktur kimia adalah sebagai
berikut:
1.3.1        Hidrokarbon
Sesuai namanya maka pada golongan ini terdiri dari solvent-solvent
dimana unsur hidrogen (H) dan carbon (C) menjadi struktur dasarnya. Golongan
ini terbagi lagi menjadi tiga sub golongan, yaitu: aliphatis, aromatis dan
halogenated hidrokarbon. Sedang sub golongan aliphatis dibagi lagi menjadi
aliphatis jenuh (saturated) dan tidak jenuh (unsaturated). Solvent-solvent
golongan hidrokarbon hampir seluruhnya berasal dari hasil distilasi minyak bumi
yang  merupakan campuran dari beberapa sub-sub golongan (bukan senyawa
murni), sehingga titik didihnya berupa range dari minimum sampai  maksimum,
bukan merupakan titik didih tunggal.

1.3.2        Oksigenated Solvent


Oksigenated sovent atau solvent dengan atom oksigen adalah solvent-
solvent yang struktur kimianya mengandung atom oksigen. Termasuk dalam
kategori ini adalah golongan ester,  ether, ketone dan alkohol.

Faktor penting bagaimana solvent menjalankan fungsinga didalam cat


adalah kemampuannya untuk melarutkan resin, kemudian membentuk larutan
yang stabil dan homogen. Beberapa parameter dalam hubungannya terhadap daya
larut solvent adalah sebagai berikut:

Solubility Parameter solvent; solvent hidrokarbon mempunyai hubungan yang


proporsional dengan harga Kauri Butanol (KB); semakin besar harga KB-nya,
semakin besar solubility parameternya atau dengan kata lain semakin besar pula
daya larut solvent tersebut. Range harga KB adalah antara 20 -105. Untuk
beberapa solvent hidrokarbonn aliphatis berkisar antara 28 – 40, sedang untuk
hidrokarbon aromatis lebih besar dari 70. Cara lain untuk menentukan daya larut
solvent-solvent hydrokarbon adalah dengan menentukan Titik Anilin (TA); makin
rendah TA, makin besar daya larut solvent tersebut.

Hidrogen Bonding Index adalah merupakan ukuran kekuatan ikatan antara atom-
atom hidrogen (relatif positif) dan atom-atom negatif seperti oksigen dalam
solvent tersebut, harganya berkisar antara – 15 sampai + 18. Solvent-solvent
hidrokarbon mempunyai harga rendah dan jenis alkohol mempunyai harga yang
tinggi, sedang lainnya berkisar di antara dua jenis solvent tersebut.

Dipole Moment adalah polaritas suatu solvent yang tergantung dengan nilai
konstanta dielektriknya. Pada umumnya makin polar suatu bahan yang dilarutkan
akan membutuhkan semakin polar pula bahan pelarutnya.

Dalam hubungannya dengan resin Nitro Cellulose (NC) ada beberapa


istilah yang berkaitan dengan solvent yang perlu dibahas, yaitu Active Solvent,
Latent Solvent dan Diluent. Active solvent adalah solvent yang secara nyata
melarutkan NC, contoh: hampir semua keton (MEK), ester (ethyl atau butyl
acetate) dan ether (aceton). Latent solvent atau juga disebut co-solvent adalah
solvent yang bila sendirian tidak bisa melarutkan NC, tetapi digunakan untuk
meningkatkan daya larut active solventnya. Peningkatan daya larut active solvent
dapat dilihat dari penurunan kekentalan larutan yang cukup besar setelah
ditambah latent solvent (dibanding dengan penambahan yang sama active solvent
atau solvent jenis lain), contoh latent solvent adalah alkohol. Sedang diluent
adalah solvent yang dipakai untuk melarutkan kedua jenis campuran solvent
tersebut (thinner), sehingga harganya diharapkan lebih murah, dibanding bila
hanya ada dua jenis solvent tersebut (Susyanto, 2009h).

2.4. Additive

Disamping ke tiga komponen seperti sudah dibahas dalam bab-bab


sebelumnya, yaitu: resin, pigment dan solvent, ada beberapa komponen lain yang
ditambahkan dalam jumlah sangat sedikit ke dalam cat. Komponen-komponen ini,
sekalipun ditambahkan dalam jumlah sedikit, namun memberi kontribusi yang
sangat besar terhadap sifat cat, sehingga cat dapat diproses, disimpan dan dipakai
seperti harapan kita.

Penambahan additive yang ada dalam cat tidaklah serta merta muncul
begitu saja, merupakan suatu proses panjang dari beberapa percobaan atau riset
pada cat tersebut. Selama proses pembuatan, penyimpanan dan pemakaian dinilai
kualitasnya secara menyeluruh, kemudian kelemahan dan masalah yang timbul
dicoba untuk diatasi dengan variasi jenis dan takaran beberapa additive, hingga
akhirnya muncul nama jenis dan takaran additive tertentu yang pas untuk
campuran cat tersebut.

Additive ditambahkan ke dalam cat disesuaikan dengan solvent apa yang


dipakai (solvent atau water base), apa jenis resinnya, bagaimana pemakaiannya
dan bagaimana mekanisme pengeringannya. Setiap supplier additive biasanya
memberi informasi yang jelas tentang apa dan bagaimana additive harus
digunakan.Additive biasanya dibagi berdasarkan fungsinya. Berikut ini adalah
beberapa additive yang biasa dipakai dalam industri cat.

Tabel 2.3. Pembagian additive

KATEGORI NAMA KETERANGAN


Mempermudah atau
mempercepat proses
WETTING AGENT penggantian udara dan air oleh
MEMPERCEPAT ATAU
resin pada permukaan pigment
MEMPERMUDAH
atau extender
PROSES
Mempermudah distribusi
DISPERSING
pigment dan extender ke dalam
AGENT
cairan resin
Mencegah proses pengulitan
ANTI SKINNING pada permukaan cat (oil atau
AGENT alkyd base resin) selama
penyimpanan
MENGURANGI AKIBAT Mempertahankan kekentalan cat
THICKENING
JELEK SELAMA atau melindungi cat selalu dalam
AGENT
PENYIMPANAN kondisi koloid
Mempertahankan pigment selalu
ANTI SETTLING berada pada kondisi dispersi
AGENT yang stabil dalam campuran,
sehingga tidak mengendap.
MENGURANGI AKIBATANTI SAGGING Mencegah turunnya atau
melelehnya cat jika dipakai pada
permukaan tegak
Meningkatkan kualitas
LEVELLING permukaan cat, sehingga
AGENT permukaannya rata tidak
JELEK SELAMA bergelombang
PEMAKAIAN Mencegah pemisahan pigment
ANTI FLOODING &
baik secara vertikal maupun
FLOATING
horisontal
Mencegah atau menghilangkan
ANTI FOAMING timbulnya busa pada permukaan
cat
MEMPERBAIKI ATAU
MERUBAH  SIFAT Mencegah atau mengurangi
ANTI STATIC
FILM timbulnya arus listrik static
AGENT
selama pemaikaian
Mempercepat reaksi oksidasi
dan polymerisasi dari ikatan tak
DRYER jenuh pada cat jenis alkyd atau
synthetic (mengandung drying
oil).
Untuk mempercepat reaksi
crosslinking antara resin amino
dan alkyd polyol (atau
CATALYST
turunannya), biasanya dipakai
senyawa-senyawa asam organik
maupun anorganik
PLASTICIZER Meningkatkan fleksibilitas cat,
terutama pada cat yang
mempunyai berat molekul yang
besar, seperti NC.
Mencegah timbulnya atau
ANTI FOULING
melekatnya tumbuhan air laut
AGENT
pada dasar dinding kapal
Menurunkan derajad kilap
MATTING AGENT lapisan cat (dari gloss ke semi
gloss atau dari semi ke dof/matt)
ANTI FUNGUS Mencegah timbulnya jamur

C.     Pembuatan Cat


Tahapan pembuatan cat sangat dipengaruhi oleh seberapa canggih
teknologi yang dipakai untuk menunjang pembuatan cat tersebut, makin canggih
tinggi teknologi yang dipakai maka makin singkat dan mudah proses pembuatan
catnya.

1. Persiapan

Pada tahap ini dimulai dengan mempersiapkan bahan-bahan baku sesuai


dengan formula atau resep cat yang akan dibuat. Bahan-bahan diambil dari
gudang yang sudah teruji kualitasnya, tidak kedaluwarsa dan tidak pula cacat atau
rusak baik fisik maupun kimia (yang ditandai dengan adanya perubahan bau,
warna, bentuk, atau kekentalan pada bahan tersebut).

Mengukur bahan yang akan diproses, bisa dilakukan dengan cara


ditimbang beratnya atau diukur volumenya, tergantung dengan basis apa yang
digunakan dalam formula atau resepnya. Ketelitian dan keakuratan penimbangan
merupakan faktor penting terhadap hasil akhir pembuatan cat, terutama pada
penimbangan additive atau pigment.

Bahan-bahan tersebut kemudian diangkut ke area produksi, bisa dilakukan


dengan tenaga manusia biasa, forklif atau melalui sistim pemipaan (untuk bahan
cair).

2. Produksi

Proses produksi cat dibagi menurut jenis cat yang akan dibuat:

Cat Tanpa Pigment, Extender atau Filler

Pembuatannya hanya melibatkan proses


penuangan, mixing dan stiring saja, yaitu
menuang bahan-bahan dengan urutan
dan cara sesuai dengan jenis cat yang
akan dibuat ke dalam sebuah tangki
dengan ukuran pas. Kemudian
mencampur bahan-bahan dengan putaran mixer relatif pelan, hingga diperoleh 
suatu campuran yang benar-benar merata  di semua titik. Waktu stiring dan
kecepatan mixer disesuikan dengan jumlah dan kekentalan campuran.

Perlakuan seperti ini juga dipakai untuk membuat thinner, hardener, wood
stain (solvent + dyestuff) atau campuran bahan lain yang tidak mengandung
pigment atau extender asli (padatan). Namun jika pigment atau extender-nya
sudah diproses menjadi bahan setengah jadi (pasta) terlebih dulu, maka bahan atau
campuran ini bisa diproses seperti tersebut di atas.

Cat Dengan Pigment dan/atau Extender.


Proses pembuatan cat jenis ini juga dibagi berdasarkan pada seberapa
halus padatan (pigment atau extender) terdispersi di dalam campuran. Jika
diinginkan padatan terdispersi secara kasar (dengan kehalusan antara 20 – 50
mikron), maka proses yang dibutuhkan adalah cukup
dengan proses dispersi saja; namun jika dikehendaki
padatan terdispersi secara halus (5 – 20 micron) maka
diperlukan proses penggilingan partikel padat dalam
mesin giling. Contoh jenis cat yang dibuat cukup dengan
proses dispersi saja adalah : dempul atau filler, cat
primer, undercoat, intermediate atau tembok dimana

Alat Mixing Catkehalusan partikel bukan merupakan


sifat yang harus dicapai.

3. Proses Dispersi

Tahapan dispersi merliputi:

         Proses pembasahan permukaan partikel-partikel pigment dan/atau extender oleh


bahan-bahan cair (millbase).

         Proses pemecahan secara mekanis terhadap kelompok-kolompok partikel pigment


dan/extender menjadi kelompok-kelompok yang lebih kecil atau partikel-partikel
primernya sesuai dengan derajad kehalusan yang dikehendaki.

         Mempertahan agar supaya kelompok-kelompok partikel yang lebih kecil atau
partikel-partikel primer ini tetap terpisah satu sama lain, tidak bersatu kembali.

Proses dispersi akan mendapatkan hasil optimal bila prinsip-prinsip


dispersinya terpenuhi. Adapun prinsip-prinsip
dispersi yang perlu mendapat perhatian adalah:
kecepatan peripheral campuran, bentuk cakram,
diameter cakram terhadap tangki, tinggi cakram
dari dasar tangki, diameter tangki, tinggi tangki
dan perbandingan padatan dan cairan campuran
AlatTripel Roll Mill(kadar padatan = PVC) serta penambahan secara tepat
additive wetting dan dispersingnya.

Jika kondisi ideal terpenuhi, maka akan terbentuk sebuah aliran yang
menyerupai donat, terbentuk “doughnut effect”. Pada kondisi ini diperoleh proses
dispersi yang optimal.

4. Penggilingan

Dengan hanya dispersi, kita belum mendapatkan kehalusan partikel lebih


rendah dari 20 mikron, yaitu ukuran rata-rata partikel primer dari pigment
dan/atau extender. Untuk itu diperlukan sebuah tahap lanjutan dimana ikatan fisik
partikel-partikel pigment akan dipecahkan lebih lanjut menjadi patikel-partikel
yang lebih kecil lagi. Tahapan ini disebut penggilingan.

Untuk memudahkan dalam pembuatan cat; biasanya pigmen, extender,


sebagian resin dan additive digiling terlebih dahulu untuk dibuat pasta (bahan
setengah jadi). Pasta ini bisa disimpan dalam gudang atau langsung diproses untuk
dibuat cat, yaitu hanya dengan proses mixing biasa, seperti dijelaskan pada proses
pembuatan cat tanpa pigment di atas.

Alat dan prinsip penggilingan bermacam-macam, diantaranya adalah:

 Melewatkan millbase diantara dua buah atau lebih silinder yang


berhimpitan satu dengan lainnya, dimana jarak diantara dua buah silinder
ini bisa diatur sesuai dengan derajad kehalusan yang diinginkan.  Contoh
dari alat ini adalah Triple roll Mill.

 Melewatkan secara vertical atau horizontal millbase ke dalam mesin giling


yang terdiri dari agitator dan banyak glass bead di dalamnya. Di dalam
silinder giling, glass bead bersama dengan millbase akan diputar oleh
agitator pada kecepatan tertentu, menyebabkan pigment-pigment secara
mekanis akan terpecah karena tertumbuk oleh glass bead secara terus
menerus. Millbase melalui saringan akan keluar,
sedangkan glass bead akan tetap tertahan di
dalam silinder giling. Sekalipun glass bead terbuat dari bahan yang keras
dan kuat, pada akhirnya juga akan terpecah, ini akan menyebabkan proses
penggilingan akan menurun performance-nya dan glass bead harus

Alat Sand Mill diganti dengan yang baru. kecepatan putar agitator,
kekentalan, kadar padatan dan waktu tinggal millbase di dalam mesin
adalah faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitasnya proses
penggilingan. Jika satu tahap proses penggilingan belum mencapai hasil
yang diinginkan, millbase biasanya dikembalikan lagi ke dalam mesin,
dilakukan bisa berkali-kali hingga diperoleh derajad kehalusan yang
diinginkan.

5. Penyelesaian

Seperti sudah dijelaskan pada bagian di atas bahwa proses pembuatan cat
dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu proses yang melibatkan dispersi dan/atau
penggilingan dan proses yang hanya melibatkan proses mixing saja. Tahap akhir
dari kedua proses ini juga berbeda, pada proses yang melibatkan dispersi dan/atau
penggilingan pigment, maka mengukur derajad kehalusan dari partikel-
partikelnya adalah tahap yang penting guna mengakhiri proses tersebut.

Sedang proses lain, yang hanya melibatkan proses mixing, maka untuk
melihat seberapa jauh campuran sudah tercampur sempurna dan sesuai komposisi
yang ditentukan, cukup mengukur kekentalan atau viskositas campuran tersebut.
Namun bila campuran tersebut mengandung beberapa jenis pasta, maka
menyamakan warna (colour matching) campuran cat secara kasar perlu dilakukan,
agar campuran tidak terlalu jauh berbeda dengan warna standardnya.

Kedua tahapan ini biasanya disebut uji kualitas pendahuluan, yaitu tahapan
antara sebelum cat diuji secara seksama pada tahap paling akhir dari proses
pembuatan cat, yaitu tahap pengujian kualitas cat (Susyanto, 2009e).

6. Proses Pembuatan Cat  Secara Umum


Proses produksi cat melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing, grinding,
let-down, filtering, color matching, dan packaging.

Gambar 3.4. Proses pembuatan cat

Proses pembuatan cat secara umum mempunyai tahapan yaitu:

1. Proses penimbangan dan pencampuran (Weighing and Mixing)

2. Proses penghalusan (Grinding)

3. Proses penambahan (Make up)

4. Proses pengecekan dan pengaturan kualitas (Quality Control)

5. Proses pengisian ke dalam kemasan (Filling) 

Penimbangan dan Pencampuran (Weighing and Mixing)

Proses pembuatan cat dimulai dari pembuatan formula. Di dalam formula itu
terdapat persentase perbandingan antara pigmen, binder, aditif dan thinner.
Pada proses penimbangan semua material yang ingin dipakai ditimbang terlebih
dahulu dengan ketelitian yang tinggi. Pigmen dan sebagian binder dituang ke
dalam suatu tempat pengaduk (mixing pot) sambil diaduk dengan kecepatan tinggi
(High Speed Dispersion). Bila dirasa masih terlalu kental, sebagian thinner dapat
ditambahkan. Tujuan pengadukan dengan kecepatan tinggi adalah untuk proses
pencampuran yang merata. Untuk produk yang tidak memerlukan ukuran partikel
akhir yang sangat halus seperti cat tembok, proses ini juga berlaku sebagai proses
penghalusan (Grinding). Besar partikel yang didapatkan dari proses ini adalah
sekitar 300 mikron.

 Penghalusan (Grinding)

Proses penghalusan ini mempunyai tujuan sebagai berikut:

1.         Untuk mendapatkan ukuran partikel yang cukup halus, sehingga dalam
proses aplikasi didapatkan hasil permukaan yang halus.

2.         Untuk mendapatkan kestabilan pengendapan, sehingga mudah untuk


mendapatkan warna yang homogen. 

3.         Untuk memudahkan reaksi-reaksi dari binder dan aditif agar didapatkan
sifat yang baik (daya tutup, tingkat kilap, dsb).

Dalam proses ini, sebagian bahan yang telah melewati tahap mixing dimasukkan
ke dalam mesin grinding yang memuat bola-bola besi atau keramik dengan
ukuran tertentu yang diputar dengan kecepatan tinggi sehingga seluruh bahan
akan tergiling dengan tingkat kehalusan tertentu.

Dengan ukuran partikel yang hampir seragam, ikatan antar partikel akan jauh
lebih mudah terjadi.

 Proses Penambahan (Make-up)


Setelah seluruh partikel padatan mencapai ukuran tertentu, bahan tersebut
dikeluarkan dari mesin dan dimasukkan ke dalam suatu tempat yang lebih besar
untuk ditambahkan bahan pengikat dan bahan tambahan lain. Pada proses ini juga
dilakukan proses penyesuaian warna (color matching).

 Proses Quality Control

Bila seluruh bahan sudah dimasukkan dan warna yang diinginkan juga sudah
sesuai, dilakukan pengecekan akhir pada proses ini. Karakteristik dan sifat yang
diharapkan dari produk tersebut diuji sampai dinyatakan layak untuk dijual.

Secara umum proses pengujian ini meliputi:

1          Kecepatan Pengeringan

2          Daya Tutup

3          Daya Lekat

4          Kekerasan permukaan

5          Elastisitas (bila diperlukan)

6          Homogenitas

7          Kemudahan aplikasi

 Untuk pengecekan jangka panjang dilakukan proses weathering test yang


meliputi ketahanan warna setelah disinari oleh cahaya UV dalam jangka waktu
tertentu. Juga dapat dilakukan (untuk substrat logam) tes daya lekat dengan
menggunakan salt spay test.

 Proses Pengisian dan Pengepakan

Pada proses ini produk disiapkan untuk dikirim kepada pelanggan.


D.    Kegunaan Cat
Dari segi penggunaan, cat rumah diklasifikasikan ke dalam cat interior dan
cat eksterior. Cat eksterior yaitu cat yang diperuntukkan di luar rumah memiliki
sifat protektif terhadap cuaca, sementara cat interior yaitu cat yang diperuntukkan
di dalam rumah lebih menonjolkan aspek keindahan. Karenanya cat interior
kurang cocok digunakan untuk eksterior dan begitu sebaliknya.
Cat interior menghasilkan kehalusan penampilan lapisan cat serta warna,
mudah dibersihkan, mudah dalam perawatan, tidak mudah berjamur untuk bagian-
bagian lembab, lapisan cat dapat menutup retakan-retakan halus pada dinding, dan
bebas kandungan logam berat (heavy metal).
Cat eksterior di samping memberikan aspek keindahan juga berfungsi
melindungi tembok dari cuaca. Dinding tembok adalah bagian yang paling
ekstrim terkena perubahan cuaca seperti terpaan angin dan sinar matahari,
guyuran hujan, serta perubahan suhu. Akibatnya dinding luar lebih cepat
mengalami kerusakan. Karenanya membutuhkan cat yang tahan terhadap cuaca
agar tidak mudah rusak. Kerusakan menyebabkan rembesan air pada saat musim
hujan ke dinding dalam. Hal ini bisa mengakibatkan flek-flek pada dinding dalam.
Cat digunakan mulai dari cat rumah, perabot rumah, dan berbagai peralatan
sampai kepada mobil. Gunanya, selain untuk menambah keindahan barang yang
dicat juga untuk melindungi bahan yang dicat dari karat, khususnya logam. Mulai
dari pagar besi, teralis dan sampai kepada perut kapal laut ataupun tanker.

E.     Dampak negatif


Dalam kaitan dengan cat, ada beberapa nama yang sering disebut-sebut, yaitu
VOC, timbal, dan merkuri. Bahan apakah ini, dan mengapa digunakan oleh cat?
Cat, sebagai material yang berfungsi sebagai pelapis, memang dibuat dari
bahan-bahan yang berbahaya bila kandungannya melebihi nilai ambang batas
yang diperbolehkan. Salah satu bahan yang berbahaya adalah VOC (volatile
organic compound) atau kandungan senyawa organik yang mudah menguap.
Yang termasuk dalam kategori VOC di antaranya solvent dan tiner. VOC ditandai
dengan bau, walaupun menurut Chandra Budiono dari Pacific Paint, cat yang
tidak berbau belum tentu bebas VOC.
Mengapa Pakai Solvent? Sejak pembuatan di pabrik, cat sudah menggunakan
solvent atau pelarut. Solvent memegang peranan dalam pembentukan film yang
baik. Solvent digunakan sebagai pencampur cat karena dengan takaran yang pas
bisa membuat cat memiliki kekentalan yang juga pas. Ini membuat cat menjadi
mudah diaduk, mudah diaplikasikan, dan cepat kering.
Namun solvent tidak ramah bagi lingkungan dan juga tidak ramah bagi
kesehatan manusia. Polimerisasi (salah satu tahap dalam pembuatan cat) yang
menggunakan teknologi terbaru memungkinkan proses pembuatan cat tidak
membutuhkan solvent lagi.
Solvent yang ada dalam kandungan cat akan menguap setelah cat
diaplikasikan. Setelah solvent menguap, cat akan mengering dan membentuk
lapisan di pemmuaaan benda. Karena itu cat yang sudah diaplikasikan pada
dinding dan sudah mengering, sebenarnya sudah tidak lagi mengandung solvent.
Tapi gas atau uap yang dihasilkan tersebut membutuhkan waktu untuk benar-
benar hilang dari udara di dalam ruang yang baru dicat. Uap solvent yang
menyebar di udara ini bisa mencemari lingkungan dan menyebabkan gangguan
kesehatan bila terhirup secara berlebihan.
Efek solvent bisa dirasakan secara instan ketika kita memasuki ruang yang
mengandung gas akibat penguapan solvent. Secara instan, bahan ini bisa
menyebabkan gangguan kesehatan ringan seperti seperti mata pedas, kulit perih,
gangguan saluran pernafasan, atau alergi. Sedangkan bila dihfirup dalam jangka
waktu lama, bahan ini bisa menyebabkan kanker, kerusakan hati, dan gangguan
sistem saraf.
Timbal dan Merkuri. Selain VOC, bahan berbahaya lainnya yang terkandung
dalam cat adalah timbal dan merkuri. Menurut Shinta Iswandani Ameldy,
Category Head PT IC Paints Indonesia timbal sering digunakan dalam campuran
cat untuk menghasilkan warna-warna cerah.
 Timbal ini terkandung di dalam pigmen, yaitu bahan untuk memberi warna
pada cat. Menurut Chandra, cat warna kuning dan oranye memiliki kandungan
timbal yang lebih tinggi dibandingkan warna-warna lain. Sementara menurut
Aceng, biasanya penambahan timbal ini berlaku untuk catminyak.
Seperti juga timbal, merkuri merupakan bahan logam berat yang ada dalam
kandungan cat.  Di dalam cat, merkuri salah satunya digunakan dalam campuran
antijamur.  Bila VOC berbahaya saat uapnya terhirup, merkuri  dan timbal akan
memberi efek buruk bila masuk ke dalam tubuh.  Ini bisa terjadi apabila Anda
atau anak Anda menyentuh dinding, serbuknya menempel di tangan Anda dan
kemudian Anda memegang makanan tanpa mencuci tangan terlebih dulu.
Timbal bisa menyebabkan di antaranya gangguan sistem saraf dan organ
reproduksi. Pada tubuh anak-anak, timbal yang melebihi ambang batas akan
memengaruhi tingkat kecerdasan dan prilaku.  Sedangkan merkuti bisa
menyebabkan gangguan pada susunan saraf, otak dan ginjal.  Lebih parah lagi,
baik VOC, timbal maupun merkuri selain merusak tubuh kita juga merusak
lingkungan.
Hal penting yang harus anda perhatikan saat memilih cat adalah kandungan
zat berbahaya di dalamnya. Beberapa bahan berbahaya, seperti logam berat
biasanya digunakan dalam pewarna dan additive. Jenis pigmen yang berbahaya
dalam kandungan cat adalah lead Chromate yang biasa digunakan untuk memberi
warna hijau, kuning dan merah; Chromium pemberi warna hijau, kuning dan
oranye; serta Cadmium sebagai pemberi warna hijau, kuning, oranye dan merah.
Anda harus memilih cat yang aman yang tidak mengandung bahan-bahan
berbahaya tersebut.
Beberapa kiat pemilihan cat berikut bisa dijadikan panduan adalah:
         Pewarnaan untuk bagian dalam bisa dipakai semua warna cat dan lebih bebas,
karena  tidak ada pengaruh dari cuaca.
         Sementara untuk bagian luar, sebaiknya hindari warna-warna yang mengandung
unsur warna merah, karena ketahanan terhadap sinar (lightfastness)-nya rendah.
         Jangan lupa selalu menggunakan color scheme (skema warna) untuk
mengombinasikan jenis-jenis warna dan menciptakan warna favorit anda, karena
ini menyangkut selera juga nuansa ruang yang ingin anda tampilkan (color
psychology).
         Anda bisa bermain warna untuk menciptakan ruang yang anda inginkan, seperti
penggunaan warna-warna muda untuk ruang sempit dengan plafon rendah, akan
menghadirkan kesan luas pada ruangan anda.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa :
1.      Cat adalah suatu cairan yang dipakai untuk melapisi permukaan suatu bahan
dengan tujuan memperindah (decorative), memperkuat (reinforcing) atau
melindungi (protective) bahan tersebut.
2.      Cat dibedakan menjadi Water Based(Meliputi Cat tembok dan cat air) dan
Solvent Based(Meliputi Cat mobil, cat besi, dan cat minyak). Elemen penyusun
cat adalah Pigment, Pigment extender / filler, Liquid, Binder, dan Additive
3.      Proses produksi cat secara umum melalui beberapa proses, yaitu pre-mixing,
grinding, let-down, filtering, color matching, dan packaging.
4.      Kegunaan cat adalah Cat digunakan mulai dari cat rumah, perabot rumah, dan
berbagai peralatan sampai kepada mobil. Gunanya, selain untuk menambah
keindahan barang yang dicat juga untuk melindungi bahan yang dicat dari karat,
khususnya logam. Mulai dari pagar besi, teralis dan sampai kepada perut kapal
laut ataupun tanker.
5.      Dampak negatif cat adalah Efek solvent yang bisa dirasakan secara instan ketika
kita memasuki ruang yang mengandung gas akibat penguapan solvent. Secara
instan, bahan ini bisa menyebabkan gangguan kesehatan ringan seperti seperti
mata pedas, kulit perih, gangguan saluran pernafasan, atau alergi. Sedangkan bila
dihfirup dalam jangka waktu lama, bahan ini bisa menyebabkan kanker,
kerusakan hati, dan gangguan sistem saraf.
B.     Saran
Makalah ini sekiranya dapat berguna bagi pembaca untuk mengetahui
lebih dalam tentang cat. Selain itu, hal penting yang harus anda perhatikan saat
memilih cat adalah kandungan zat yang berbahaya di dalamnya. Namun Cat yang
berkualitas baik pasti dibuat dari bahan-bahan berkualitas yang harganya juga
mahal.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2007a. Mesin Produksi. http://cattembok.web.id


Anonim, 2007b. Proses Teknologi Pembuatan Cat.
http://pengecatan.blogspot.com
Anonim, 2007c. Sejarah Cat. http://cattembok.web.id
Anonim, 2009. Cat. http://id.wikipedia.org
Susyanto, Heri. 2009a. Additive. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009b. Apakah Cat. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009c. Jenis Cat. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009d. Kontrol Kualitas Cat. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009e. Pembuatan Cat. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009f. Pigment Extender. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009g. Resin. http://www.geocities.com
Susyanto, Heri. 2009h. Solvent. http://www.geocities.com

Anda mungkin juga menyukai