Anda di halaman 1dari 5

laporan praktikum titrasi asam basa

LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA DASAR I

I.                   Nomor Percobaan    : IV


II.                Nama Percobaan      : Titrasi Asam Basa (Volumetri)
III.             Tujuan Percobaan   :
1.      Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisa contoh yang mengandung
asam
2.      Menstandarisasi larutan penitrasi
IV.             Dasar Teori
Asam adalah suatu zat yang Asam (yang sering diwakili dengan rumus umum HA)
secara umum merupakan senyawa kimia yang bila dilarutkan dalam air akan menghasilkan
larutan dengan pH lebih kecil dari 7. Dalam definisi modern, asam adalah suatu zat yang
dapat memberi proton (ion H+) kepada zat lain (yang disebut basa), atau dapat menerima
pasangan elektron bebas dari suatu basa. Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi
penetralan untuk membentuk garam. Contoh asam adalah asam asetat (ditemukan dalam
cuka) dan asam sulfat (digunakan dalam baterai atau aki mobil). Asam umumnya berasa
masam; walaupun demikian, mencicipi rasa asam, terutama asam pekat, dapat berbahaya dan
tidak dianjurkan. Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang digunakan untuk hal
yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda),
atau Säure (bahasa Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam.
Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat tiga definisi asam
yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan
Lewis.Menurut definisi Arrhenius, asam adalah suatu zat yang meningkatkan konsentrasi ion
hidronium (H3O+) ketika dilarutkan dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh
Svante Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut dalam air.
Menurut definisi Brønsted-Lowry, asam adalah pemberi proton kepada basa. Asam dan basa
bersangkutan disebut sebagai pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara
terpisah mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut dalam air (tidak
seperti pada definisi Arrhenius).Menurut definisi Lewis, asam adalah penerima pasangan
elektron dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat mencakup
asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang dapat dipindahkan, seperti besi(III)
klorida. Definisi Lewis dapat pula dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum,
suatu asam dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang paling rendah
(LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari suatu basa. Jadi, HOMO dari basa
dan LUMO dari asam bergabung membentuk orbital molekul ikatan.
Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas cakupannya, definisi Brønsted-
Lowry merupakan definisi yang paling umum digunakan. Dalam definisi ini, keasaman suatu
senyawa ditentukan oleh kestabilan ion hidronium dan basa konjugat terlarutnya ketika
senyawa tersebut telah memberi proton ke dalam larutan tempat asam itu berada. Stabilitas
basa konjugat yang lebih tinggi menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih
tinggi.Sistem asam/basa berbeda dengan reaksi redoks; tak ada perubahan bilangan oksidasi
dalam reaksi asam-basa. Secara umum, asam memiliki sifat berasa masam ketika dilarutkan
dalam air.terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya asam kuat,asam bereaksi
hebat dengan kebanyakan logam, yaitu korosif terhadap logam.lalu asam, walaupun tidak
selalu ionik, merupakan elektrolit.
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis, termasuk Antoine Lavoisier, secara
keliru berkeyakinan bahwa semua asam mengandung oksigen. Lavoisier mendefinisikan
asam sebagai zat mengandung oksigen karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas
pada asam-asam okso dan karena ia tidak mengetahui komposisi sesungguhnya dari asam-
asam halida, HCl, HBr, dan HI. Lavoisier-lah yang memberi nama oksigen dari kata bahasa
Yunani yang berarti "pembentuk asam". Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin
teridentifikasi dan ketiadaan oksigen dalam asam-asam halida ditemukan oleh Sir Humphry
Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut harus ditinggalkan.
Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy, berkeyakinan bahwa
semua asam mengandung hidrogen. Kimiawan Swedia Svante Arrhenius lalu menggunakan
landasan ini untuk mengembangkan definisinya tentang asam. Ia mengemukakan teorinya
pada tahun 1884.
Pada tahun 1923, Johannes Nicolaus Brønsted dari Denmark dan Martin Lowry dari
Inggris masing-masing mengemukakan definisi protonik asam-basa yang kemudian dikenal
dengan nama kedua ilmuwan ini. Definisi yang lebih umum diajukan oleh Lewis pada tahun
yang sama, menjelaskan reaksi asam-basa sebagai proses transfer pasangan elektron.
Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan untuk menghilangkan karat
dari logam dalam proses yang disebut "pengawetasaman" (pickling). Asam dapat digunakan
sebagai elektrolit di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di dalam
baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam klorida merupakan bagian dari
asam lambung yang disekresikan di dalam lambung untuk membantu memecah protein dan
polisakarida maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim pepsin.
Asam juga digunakan sebagai katalis; misalnya, asam sulfat sangat banyak digunakan dalam
proses alkilasi pada pembuatan bensin.
Definisi umum dari basa adalah senyawa kimia yang menyerap ion hydronium ketika
dilarutkan dalam air.Basa adalah lawan (dual) dari asam, yaitu ditujukan untuk
unsur/senyawa kimia yang memiliki pH lebih dari 7. Kostik merupakan istilah yang
digunakan untuk basa kuat. jadi kita menggunakan nama kostik soda untuk natrium
hidroksida (NaOH) dan kostik postas untuk kalium hidroksida (KOH). Basa dapat dibagi
menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan basa sangat tergantung pada kemampuan basa
tersebut melepaskan ion OH dalam larutan dan konsentrasi larutan basa tersebut.Basa
memiliki sifa-sifat sebagai berikut :
1.      Kaustik
2.      Rasanya pahit
3.      Licin seperti sabun
4.      Nilai pH lebih dari sabun
5.      Mengubah warna lakmus merah menjadi biru
6.      Dapat menghantarkan arus listrik
Basa kuat adalah basa yang dapat terionisasi 100% dalam air. Umumnya basa ini
merupakan senyawa yang tersusun dari ion golongan IA dan IIA dengan ion hidroksida
(OH-). Contoh basa kuat adalah: NaOH, Ca(OH)2, Mg(OH)2, KOH, dan sebagainya.
Titrasi adalah suatu cara penentuan kadar suatu larutan dengan menambahkan larutan
penguji yang dapat bereaksi dengan larutan, yang ingin ditentukan kadarnya.larutan penguji
disebut “TITRAN” sedangkanlarutan yang ingin diuji kadarnya disebut “TITRAT / TITER”
Titrasi asam basa melibatkan asam maupun basa sebagai titrat ataupun titran. Titrasi
asam basa berdasarkan reaksi penetralan. Kadar larutan asam ditentukan dengan
menggunakan larutan basa dan sebaliknya.Titran ditambahkan titer sedikit demi sedikit
sampai mencapai keadaan ekuivalen ( artinya secara stoikiometri titran dan titrat tepat habis
bereaksi). Keadaan ini disebut sebagai “titik ekuivalen”.Pada saat titik ekuivalent ini maka
proses titrasi dihentikan, kemudian kita mencatat volume titrat yang diperlukan untuk
mencapai keadaan tersebut. Dengan menggunakan data volume titran, volume dan
konsentrasi titrat maka kita bisa menghitung kadar titran.
Cara Mengetahui Titik Ekuivalen
Ada dua cara umum untuk menentukan titik ekuivalen pada titrasi asam basa.
1. Memakai pH meter untuk memonitor perubahan pH selama titrasi dilakukan, kemudian
membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah
dari kurva titrasi tersebut adalah “titik ekuivalent”.
2. Memakai indicator asam basa. Indikator ditambahkan pada titrant sebelum proses titrasi
dilakukan. Indikator ini akan berubah warna ketika titik ekuivalen terjadi, pada saat inilah
titrasi kita hentikan.
Pada umumnya cara kedua dipilih disebabkan kemudahan pengamatan, tidak diperlukan
alat tambahan, dan sangat praktis.Indikator yang dipakai dalam titrasi asam basa adalah
indicator yang perbahan warnanya dipengaruhi oleh pH. Penambahan indicator diusahakan
sesedikit mungkin dan umumnya adalah dua hingga tiga tetes.
Untuk memperoleh ketepatan hasil titrasi maka titik akhir titrasi dipilih sedekat
mungkin dengan titik equivalent, hal ini dapat dilakukan dengan memilih indicator yang tepat
dan sesuai dengan titrasi yang akan dilakukan.Keadaan dimana titrasi dihentikan dengan cara
melihat perubahan warna indicator disebut sebagai “titik akhir titrasi”.
Analisa titrimetri atau analisa volumetric adalah analisis kuantitatif dengan mereaksikan
suatu zat yang dianalisis dengan larutan baku (standar) yang telah diketahui konsentrasinya
secara teliti, dan reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar tersebut berlangsung
secara kuantitatif.Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya
secara teliti, dan konsentrasinya biasa dinyatakan dalam satuan N (normalitas) atau M
(molaritas).Indikator adalah zat yang ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah
di capai. Umumnya indicator yang digunakan adalah indicator azo dengan warna yang
spesifik pada berbagai perubahan pH.Titik Ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan
reaksi secara stokiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar.Titik akhir titrasi
adalah titik dimana terjadi perubahan warna pada indicator yang menunjukkan titik ekuivalen
reaksi antara zat yyang dianalisis dan larutan standar.Pada umumnya, titik ekuivalen lebih
dahulu dicapai lalu diteruskan dengan titik akhir titrasi. Ketelitian dalam penentuan titik akhir
titrasi sangat mempengaruhi hasil analisis pada suatu senyawa.
Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat dilakukan analisis volumetric adalah
sebagai berikut :
1. Reaksinya harus berlangsung sangat cepat.
2. Reaksinya harus sederhana serta dapat dinyatakan dengan persamaan reaksi yang
kuantitatif/stokiometrik.
3. Harus ada perubahan yang terlihat pada saat titik ekuivalen tercapai, baik secara kimia
maupun secara fisika.
4. Harus ada indicator jika reaksi tidak menunjukkan perubahan kimia atau fisika. Indikator
potensiometrik dapat pula digunakan.

Anda mungkin juga menyukai