Anda di halaman 1dari 44

PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

APOTEK KIMIA FARMA

(SKRINING RESEP)

DISUSUN OLEH:
ADINDA ARYULINDAH
105131104220
B20

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2024
Resep 1:

Kelengkapan Resep:

1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Tidak ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptio
Nama obat : Ada

Sediaan obat : Ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Tidak ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat:

1. Metformin

Kekuatan sediaan : Metformin 250 mg, 500 mg, 850 mg, dan 1000

mg.

Nama generik : Metformin HCl

Nama dagang : Actosmet, Adecco, Amaryl M, Benofomin,


Diabit, Diafac, Diaglifozmet XR, Eraphage,
Forbetes, Glucovance, Glumin XR, Janumet
XR, Kombiglyze XR, Metformin HCl, Nevox
XR, Trajenta Duo, Xigduo, Zipio M.
Golongan : Biguanida

Farmakologi : Metformin merupakan obat antidiabetik oral


yang berbeda dari golongan sulfonilurea baik
secara kimiawi maupun dalam cara
bekerjanya Obat ini merupakan suatu
biguanida yang tersubsitusi rangkap yaitu
Metformin Hydrochloride. Metformin
merupakan zal antihiperglikemik oral
golongan biguanid Mekanisme Mekanis kerja
Metformin menurunkan kadar gula darah dan
tidak meningkatkan sekresi insulin.
Metformin tidak mengalami metabolisme di
hati, diekskresikan dalam bentuk yang tidak
berubah terutama dalam air kemih dan
sejumlah kecil dalam tinja.
Indikasi : Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak
tergantung insulin dan kelebihan berat badan
dimana kadar gula tidak bisa dikontrol dengan
diet saja. Dapat dipakai sebagai obat tunggal
atau dapat diberikan sebagai obat kombinasi
dengan Sulfonilurea. Untuk terapi tambahan
pada penderita diabetes dengan
ketergantungan terhadap insulin yang
simptomnya sulit dikontrol.
Kontraindikasi : Koma diabetik dan ketoasidosis. Gangguan

fungsi ginjal yang serius, karena semua obat-


obatan terutama dieksresi melalui ginjal.
Penyakit hati kronis, kegagalan jantung,
miokardial infark, alkoholisme, keadaan
penyakit kronik atau akut yang berkaitan
dengan hipoksia jaringan. Keadaan yang
berbungan dengan laktat asidosis seperti syok,
insufisiensi pulmonary, riwayat laktat
asidosis, dan keadaan yang ditandai dengan
hipoksemia

Hipersensitif terhadap obat ini Kehamilan dan


menyusui.
Dosis : Dosis awal: 1 tablet 3 kali sehari

Peringatan dan perhatian : Hati-hati penggunaan pada penderita dengan

gangguan fungsi ginjal Tidak dianjurkan


penggunaan pada kondisi dimana
menyebabkan dehidrasi atau pada penderita
yang baru sembuh dan infeksi serius atau
trauma. Dianjurkan pemeriksaan berkala
kadar B12 pada penggunaan jangka panjang.
Oleh karena adanya kemungkinan terjadinya
hipoglikemia pada penggunaan kombinasi
dengan Sulfonilurea, kadar gula dalam darah
harus dimonitor. Pada pengobatan kombinasi
Metformin dan insulin, sebaiknya dilakukan di
rumah sakit agar tercapai rasio kombinasi
pada kedua obat dengan mantap. Hati-hati
pemberian pada pasien usia lanjut yang
mempunyai gangguan fungsi ginjal. Tidak
direkomendasikan penggunaan pada anak-
anak

Efek samping : Metformin dapat diterima baik oleh pasien


dengan hanya sedikit gangguan gastro-
intestinal yang biasanya bersifat sementara.
Hal ini umumnya dapat dihindari apabila
Metformin diberikan bersama makanan atau
dengan mengurangi dosis secara temporer.
Biasanya efek samping telah lenyap pada saat
diabetes dapat dikontrol. Bila tampak gejala-
gejala intoleransi penggunaan Metformin
tidak perlu langsung dihentikan, biasanya efek
samping demikian tersebut akan hilang pada
penggunaan selanjutnya. Anoreksia, mual,
muntah, diare. Berkurangnya absorbsi vitamin
B12.
Interaksi obat : Kemungkinan terjadi interaksi antara
Metformin dan antikoagulan tertentu. Dalam
hal ini mungkin diperlukan penyesuaian dosis
antikoagulan. Terjadi penurunan kliren ginjal
Metformin pada penggunaan bersama dengan
Simetidin, maka dosis harus dikurangi.
Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C

2. Glimepride
Indikasi :Gula darah(Diabetes tipe2)
Golongan :Anti diabetis(Sulfonilurea)
Mekanisme :Bekerja dengan cara menginduksi sekresi insulin dari sel beta
pankreas. Obat ini hanya dapat bekerja jika sel beta pankreas
masih dapat menghasilkan insulin.
Eso :Gangguan pada saluran cerna, muntah, diare, sakit kepala,
lemas.
Waktu paruh :5-8jam
Nama generik :Glimepiride
Nama dagang :Amadiab, Amaryl, Amaglu, Glimepix, Glimefion
Interaksiobat :Peningkatan risiko terjadinya kadar gula darah rendah
(hipoglikemia) jika digunakan dengan OAINS, insulin.
Farmakologi :Glimepiride bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas dan meningkatkan sensitivitas insulin di perifer.
Kontraindikasi :Hipersensitivitas, pasien ketoasidosis (salah satu komplikasi
diabetes melitus berupa tingginya kadar keton didalam tubuh).
Komposisi :Glimepiride 2mg
Peringatan :Harus dengan resep dokter, tidak dianjurkan untuk ibu hamil
dan menyusui.
3. Vitamin B Complex

Nama generik : Thiamine HCl (Vitamin B1), Pyridoxine HCl


(Vitamin B6), dan Cynocobalamin (Vitamin
B12).
Nama dagang : Bioron

Pemeriaan : Tablet berlapis gula, berbentuk bulat agak


cembung berwarna putih.
Komposisi : Tiap tablet salut gula berisi

Thiamine HCI (Vitamin B1).............100 mg

Pyridoxine HCI (Vitamin B6)............200 mg

Cyanocobalamin (Vitamin B12).........200 mcg

Mekanisme kerja : Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada

dekarboksilasi asam alta-keto dan berperan


dalam metabolisme karbohidrat.
Vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi
piridoksal fosfat dan pindoksamin fosfat yang

dapat membantu dalam metabolisme protein


dan asam amino.
Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam
nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel
dan memelihara integritas jaringan saraf.
Indikasi : Untuk pengobatan kekurangan Vitamin B1,
B6, dan B12 seperti pada polineuritis.
Pasologi : 1 tablet sehari atau menurut petunjuk dokter.

Efek samping : Pemakaian Vitamin B6 dosis besar dalam


jangka waktu lama, dapat menyebabkan
sindroma neuropati.
Peringatan : Sebaiknya tidak digunakan untuk pasien yang
sedang menerima terapi levodopa.
Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, dalam
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.
Resep 2:

Kelengkapan resep:
1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Ada


Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Tidak Ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptio

Nama obat : Ada

Sediaan obat : Ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Ada

Uraian Obat:

1. Amlodipine
Kekuatan sediaan : Amlodipin 5 mg dan 10 mg
Nama generik : Amlodipin besilate

Nama dagang : Amovask, Quentin, Amlodipine Besilate,


Amlodipine Besylate, Zenovask dan Norvask.
Pemerian : Amlodipin tablet 5 mg dan 10 mg merupakan
tablet berwarna putih dan berbetuk bulat
bikonveks. Tablet ditandai dengan ‘kf’ pada
muka atas tablet dan 'breakline' '5' dan
'breakline '10'. Masing-masing tablet
mengandung 6.93 mg Amlodipine Besylate
setara dengan 5 mg Amlodipine dan 13.86 mg
Amlodipine Besylate setara dengan 10 mg
Amlodipine.
Farmakologi : Amlodipine merupakan senyawa penghambat
masuknya ion kalsium (antagonis ion kalsium)
yang menghambat masuknya ion kalsium
secara transmembrane kedalam otot polos
jantung dan pembuluh darah. Mekanisme
antihipertensi Amlodipine disebabkan oleh
efek relaksan langsung pada otot polos
pembuluh darah.
Mekanisme kerja : Amlodipine melebarkan arteriol perifer

sehingga mengurangi resistensi perifer total


(afterload) sehingga jantung dapat bekerja.
Setelah detak jantung stabil, pelepasan jantung
mengurangi konsumsi energi miokard dan
kebutuhan oksigen. Mekanisme kerja
Amlodipine juga melibatkan dilatasi arteri
koroner utama dan arteriol coroner, baik di
daerah normal maupun iskemik. Dilatasi ini
meningkatkan pengiriman oksigen miokard
pada pasien dengan spasme arteri coroner
(Prinzmetal's atau varian angina) dan
mencegah vasokonstriksi koroner akibat
merokok.
Interaksi dengan obat lain : Amlodipine aman diberikan dengan obat

golongan diuretik tiazid, alpha blocker, beta-


blocker, inhibitor ACE, nitrat kerja panjang,
nitrogliserin sublingual, obat anti-inflamasi
non steroid, antibiotik, dan obat hipoglikemik
oral. Data in vitro dari penelitian dengan
plasma manusia menunjukkan bahwas
Amlodipine tidak berpengaruh pada
pengikatan protein dari obat yang diuji
(Digoxin, Phenytoin, Warfarin, atau
Indomethacin)
Indikasi terapeutik : Amlodipine diindikasikan sebagai pengobatan

hipertensi lini pertama dan dapat digunakan


sebagai agen tunggal untuk mengontrol
tekanan darah pada sebagian besar pasien.
Kontraindikasi : Amlodipine dikontraindikasikan pada pasien

dengan hipersensitivitas yang diketahui

terhadap dihidropindin atau salah satu bahan


yang digunakan dalam formula.
Efek samping : Sakit kepala, mengantuk, pusing, palpitasi,
kemerahan, sakit perut, mual, udem, dan
kelelahan.
Pasologi dan cara pemberian : Untuk hipertensi dan angina, dosis awal yang

biasa digunakan adalah 5 mg Amlodipine


sekali sehan yang dapat ditingkatkan hingga
dosis maksimum 10 mg tergantung pada
respon masing-masing pasien. Tidak
diperlukan penyesuaian dosis Amlodipine
setelah pemberian diuretik thiazide, beta
blocker, dan Inhibitor ACE secara bersamaan.
Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, terlindung
dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-
anak.
Resep 3:

Kelengkapan Resep:
1. Inscriptio

Nama dokter : Tidak ada

No. sip : Tidak ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Tidak ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptio
Nama obat : Ada

Sediaan obat : Ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat:

1. Metformin

Kekuatan sediaan : Metformin 250 mg, 500 mg, 850 mg, dan 1000

mg.

Nama generik : Metformin HCl

Nama dagang : Actosmet, Adecco, Amaryl M, Benofomin,


Diabit, Diafac, Diaglifozmet XR, Eraphage,
Forbetes, Glucovance, Glumin XR, Janumet
XR, Kombiglyze XR, Metformin HCl, Nevox
XR, Trajenta Duo, Xigduo, Zipio M.
Golongan : Biguanida

Farmakologi : Metformin merupakan obat antidiabetik oral


yang berbeda dari golongan sulfonilurea baik
secara kimiawi maupun dalam cara
bekerjanya Obat ini merupakan suatu
biguanida yang tersubsitusi rangkap yaitu
Metformin Hydrochloride. Metformin
merupakan zal antihiperglikemik oral
golongan biguanid Mekanisme Mekanis kerja
Metformin menurunkan kadar gula darah dan
tidak meningkatkan sekresi insulin.
Metformin tidak mengalami metabolisme di
hati, diekskresikan dalam bentuk yang tidak
berubah terutama dalam air kemih dan
sejumlah kecil dalam tinja.
Indikasi : Untuk terapi pada pasien diabetes yang tidak
tergantung insulin dan kelebihan berat badan
dimana kadar gula tidak bisa dikontrol dengan
diet saja. Dapat dipakai sebagai obat tunggal
atau dapat diberikan sebagai obat kombinasi
dengan Sulfonilurea. Untuk terapi tambahan
pada penderita diabetes dengan
ketergantungan terhadap insulin yang
simptomnya sulit dikontrol.
Kontraindikasi : Koma diabetik dan ketoasidosis. Gangguan

fungsi ginjal yang serius, karena semua obat-


obatan terutama dieksresi melalui ginjal.
Penyakit hati kronis, kegagalan jantung,
miokardial infark, alkoholisme, keadaan
penyakit kronik atau akut yang berkaitan
dengan hipoksia jaringan. Keadaan yang
berbungan dengan laktat asidosis seperti syok,
insufisiensi pulmonary, riwayat laktat
asidosis, dan keadaan yang ditandai dengan
hipoksemia

Hipersensitif terhadap obat ini Kehamilan dan


menyusui.
Dosis : Dosis awal: 1 tablet 3 kali sehari

Peringatan dan perhatian : Hati-hati penggunaan pada penderita dengan

gangguan fungsi ginjal Tidak dianjurkan


penggunaan pada kondisi dimana
menyebabkan dehidrasi atau pada penderita
yang baru sembuh dan infeksi serius atau
trauma. Dianjurkan pemeriksaan berkala
kadar B12 pada penggunaan jangka panjang.
Oleh karena adanya kemungkinan terjadinya
hipoglikemia pada penggunaan kombinasi
dengan Sulfonilurea, kadar gula dalam darah
harus dimonitor. Pada pengobatan kombinasi
Metformin dan insulin, sebaiknya dilakukan di
rumah sakit agar tercapai rasio kombinasi
pada kedua obat dengan mantap. Hati-hati
pemberian pada pasien usia lanjut yang
mempunyai gangguan fungsi ginjal. Tidak
direkomendasikan penggunaan pada anak-
anak

Efek samping : Metformin dapat diterima baik oleh pasien


dengan hanya sedikit gangguan gastro-
intestinal yang biasanya bersifat sementara.
Hal ini umumnya dapat dihindari apabila
Metformin diberikan bersama makanan atau
dengan mengurangi dosis secara temporer.
Biasanya efek samping telah lenyap pada saat
diabetes dapat dikontrol. Bila tampak gejala-
gejala intoleransi penggunaan Metformin
tidak perlu langsung dihentikan, biasanya efek
samping demikian tersebut akan hilang pada
penggunaan selanjutnya. Anoreksia, mual,
muntah, diare. Berkurangnya absorbsi vitamin
B12.
Interaksi obat : Kemungkinan terjadi interaksi antara
Metformin dan antikoagulan tertentu. Dalam
hal ini mungkin diperlukan penyesuaian dosis
antikoagulan. Terjadi penurunan kliren ginjal
Metformin pada penggunaan bersama dengan
Simetidin, maka dosis harus dikurangi.
Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C

2. Glimepiride
Indikasi :Gula darah(Diabetes tipe2)
Golongan :Anti diabetis(Sulfonilurea)
Mekanisme :Bekerja dengan cara menginduksi sekresi insulin dari sel beta
pankreas. Obat ini hanya dapat bekerja jika sel beta pankreas masih dapat
menghasilkan insulin.
Eso :Gangguan pada saluran cerna, muntah, diare, sakit kepala,
lemas.
Waktu paruh :5-8jam
Nama generik :Glimepiride
Nama dagang :Amadiab, Amaryl, Amaglu, Glimepix, Glimefion
Interaksiobat :Peningkatan risiko terjadinya kadar gula darah rendah
(hipoglikemia) jika digunakan dengan OAINS, insulin.
Farmakologi :Glimepiride bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin oleh
sel beta pankreas dan meningkatkan sensitivitas insulin di perifer.
Kontraindikasi :Hipersensitivitas, pasien ketoasidosis (salah satu komplikasi
diabetes melitus berupa tingginya kadar keton didalam tubuh).
Komposisi :Glimepiride 2mg
Peringatan :Harus dengan resep dokter, tidak dianjurkan untuk ibu hamil
dan menyusui.

3. Simvastatin

Kekuatan sediaan : Simvastatin 5mg, 10 mg, 20 mg, 40 mg, dan

80 mg.

Nama generik : Simvastatin

Nama dagang : Cholestat, Cortavas, Ezetatin, Lextatin,


Lipivast, Mevastin, Norpid, Simvastatin,
Simvasto, SVT, Tianvas, Valemia, Vytorin,
Rechol, Rendapid, Zencor, Zochol.
Farmakologi : Simvastatin merupakan obat yang menurunkan
kadar kolesterol (hipolidemik) dan merupakan
hasil sintesa dari hasil fermentasi Aspergillus
terreus. Secara in vivo simvastatin akan
dihidrolisa menjadi metabolit aktif.
Mekanisme kerja dari metabolit aktif tersebut
adalah dengan cara menghambat kerja 3-
hidroksi-3-metilglutaril koenzim A reduktase
(HMG Co-A reduktase), dimana enzim ini
mengkatalisa perubahan HMG Co-A menjadi
asam mevalonat yang merupakan langkah
awal dari sintesa kolesterol.
Indikasi : Hiperkolesterolemia
Kontarindikasi : Hipersensitif terhadap simvastatin atau

komponen obat. Penyakit hati aktif atau


peningkatan transaminase serum yang
menetap yang tidak jelas penyebabnya.
Wanita hamil dan menyusul.
Peringatan dan perhatian : Selama terapi dengan simvastatin harus

dilakukan pemeriksaan kolesterol secara


periodik. Pada pasien yang mengalami
peningkatan kadar serum transaminase,
perhatian khusus berupa pengukuran kadar
transaminase harus dilakukan jika terjadi
peningkatan yang menetap (hingga 3 kali
batas normal atas) pengobatan segera
dihentikan.
Dianjurkan melakukan tes fungsi hati sebelum
pengobatan dimulai, 6 dan 12 minggu setelah
pengobatan pertama, dan berikutnya secara
periodik (misalnya secara semianual).
Hati-hati penggunaan pada pasien alkoholism
dan atau yang mempunyai riwayat penyakit
hati. Pada penggunaan jangka panjang
dianjurkan melakukan tes laboratorium secara

periodik tiap 3 bulan untuk menentukan


pengobatan selanjutnya.
Efek samping : Abdominal pain, konstipasi flatulens,
asthenia, sakit kepala, miopati, rabdomiolisis,
Pada kasus tertentu terjadi angioneurotic
edema.
Interaksi obat : Pemakalan bersamadengan immunosupresan,
itrakonazol, gemfibrozil, niasin dan
eritromisin dapat menyebabkan peningkatan
pada gangguan otot skelet (rabdomiolisis dan
miopati).
Dosis dan cara pemakaian : Dosis awal yang dianjurkan 5-10 mg sehari

sebagai dosis tunggal

4. Vitamin B Complex

Nama generik : Thiamine HCl (Vitamin B1), Pyridoxine HCl


(Vitamin B6), dan Cynocobalamin (Vitamin
B12).
Nama dagang : Bioron

Pemeriaan : Tablet berlapis gula, berbentuk bulat agak


cembung berwarna putih.
Komposisi : Tiap tablet salut gula berisi

Thiamine HCI (Vitamin B1).............100 mg

Pyridoxine HCI (Vitamin B6)............200 mg

Cyanocobalamin (Vitamin B12).........200 mcg

Mekanisme kerja : Vitamin B1 berperan sebagai koenzim pada

dekarboksilasi asam alta-keto dan berperan


dalam metabolisme karbohidrat.
Vitamin B6 di dalam tubuh berubah menjadi
piridoksal fosfat dan pindoksamin fosfat yang

dapat membantu dalam metabolisme protein


dan asam amino.
Vitamin B12 berperan dalam sintesa asam
nukleat dan berpengaruh pada pematangan sel
dan memelihara integritas jaringan saraf.
Indikasi : Untuk pengobatan kekurangan Vitamin B1,
B6, dan B12 seperti pada polineuritis.
Pasologi : 1 tablet sehari atau menurut petunjuk dokter.

Efek samping : Pemakaian Vitamin B6 dosis besar dalam


jangka waktu lama, dapat menyebabkan
sindroma neuropati.
Peringatan : Sebaiknya tidak digunakan untuk pasien yang
sedang menerima terapi levodopa.
Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, dalam
wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya.

Resep 4:
Kelengkapan Resep:

1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Tidak ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptio
Nama obat : Ada

Sediaan obat : Ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Tidak Ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Ada

Uraian Obat:
1. Candesartan
Kekuatan sediaan : Candesartan 8 mg dan 16 mg

Nama generik : Candesartan cilexetil

Nama dagang : Blocand, Blopress, Candefar, Candefion,


Candesartan Cilexetil, Candotens, Canderin,
Candepress, Desarvas, Gionix, Quatan, Unisia
Farmakologi : Candesartan cilexetil adalah antagonis
angiotensin II nonpeptida yang menghambat
secara selektif pengikatan angiotensin II pada
reseptor AT, dalam jaringan seperti otat polos
vaskular dan kelenjar adrenal. Dalam sistem
renin-angiotensin, angiotensin I diubah oleh
angiotensin converting enzyme (ACE) untuk
membentuk angiotensin II. Angiotensin II
merangsang korteks adrenal untuk mensintesis
dan mengeluarkan aldosteron yang
menurunkan ekskresi natrium dan
meningkatkan ekskresi kalium. Angiotensin II
juga berfungsi sebagai vasokonstriktor di otot
polos vaskular. Dengan menghalangi
pengikatan angiotensin II dengan reseptor AT,
candesartan cilexetil menyebabkan
vasodilatasi dan mengurangi efek aldosteron.
Pengaturan umpan balik negatif dan
angiotensin II pada sekresi renin juga
dihambat mengakibatkan peningkatan
konsentrasi renin plasma dan berakibat
meningkatnya konsentrasi plasma angiotensin
II, tetapi efek
tersebut tidak meniadakan penurunan tekanan
darah yang terjadi.
Golongan : ARB

Farmakokinetik : Onset efek antihipertensi terjadi sekitar 2 jam

setelah pemberian dan efek maksimum


dicapai dalam waktu 4 minggu setelah
memulai terapi.
Indikasi : Hipertensi dan pengobatan pada pasien dengan
gagal jantung dan gangguan fungsi sistolik
ventrikel kiri (LVEF 40%) ketika obat
penghambat ACE tidak ditoleransi.
Kontraindikasi : Pasien yang hipersensitif terhadap candesartan

cilexetil atau komponen yang terkandung


dalam formulasinya. Wanita hamil dan
menyusui. Gangguan fungsi hati yang berat
dan/atau kolestasis.
Dosis dan cara pemberian : Dosis awal candesartan cilexetil adalah 4 mg

sekali sehari. Dosis harus disesuaikan


berdasarkan respons, dengan dosis maksimum
16 mg sehari.
Efek samping : Efek samping terjadi pada 1% atau lebih
pasien yang menerima candesartan cilexetil
meliputi nyeri punggung. pusing, infeksi
saluran
pemapasan atas, faringitis, dan rinitis.
Kejadian efek samping tidak dipengaruhi usia,
jenis kelamin atau ras.
Interaksi obat : Candesartan cilexetil hanya dieliminasi dalam
jumlah kecil metalui metabolisme hati
(CYP2C9). Penelitian interaksi yang ada
menunjukkan tidak ada efek pada CYP2C9
dan CYP3A4 tetapi efek pada isoenzim
sitokrom P450 lainnya belum diketahui
sampai sekarang.
Efek antihipertensi candesartan cilexefil dapat
ditingkalkan dengan obat antihipertensi
lainnya. Interaksi farmakokinetika
(peningkatan konsentrasi lithium serum)
terjadi ketika candesartan cilexetil digunakan
secara bersamaan dengan lithium. Pemantauan
yang cermat terhadap konsentrasi ithium
serum dianjurkan selama penggunaan
bersama.
Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C.

TUGAS SKRINING RESEP


PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN
APOTEK KIMIA FARMA BOULEVARD
DISUSUN OLEH:

NAMA : ADINDA ARYULINDAH


NIM : 105131106020

PROGRAM STUDI SARJANA FARMASI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2024

Resep 5
Kelengkapan Resep:

1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Tidak ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptin
Nama obat : Ada
Sediaan obat : Tidak ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada


5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat:

1. Amlodipine
Kekuatan sediaan : Amlodipin 5 mg dan 10 mg

Nama generik : Amlodipin besilate

Nama dagang : Amovask, Quentin, Amlodipine Besilate,


Amlodipine Besylate, Zenovask dan Norvask.
Pemerian : Amlodipin tablet 5 mg dan 10 mg merupakan
tablet berwarna putih dan berbetuk bulat
bikonveks. Tablet ditandai dengan ‘kf’ pada
muka atas tablet dan 'breakline' '5' dan
'breakline '10'. Masing-masing tablet
mengandung 6.93 mg Amlodipine Besylate
setara dengan 5 mg Amlodipine dan 13.86 mg
Amlodipine Besylate setara dengan 10 mg
Amlodipine.
Farmakologi : Amlodipine merupakan senyawa penghambat
masuknya ion kalsium (antagonis ion kalsium)
yang menghambat masuknya ion kalsium
secara transmembrane kedalam otot polos
jantung dan pembuluh darah. Mekanisme
antihipertensi Amlodipine disebabkan oleh
efek relaksan langsung pada otot polos
pembuluh darah.
Mekanisme kerja : Amlodipine melebarkan arteriol perifer

sehingga mengurangi resistensi perifer total


(afterload) sehingga jantung dapat bekerja.
Setelah detak jantung stabil, pelepasan jantung
mengurangi konsumsi energi miokard dan
kebutuhan oksigen. Mekanisme kerja
Amlodipine juga melibatkan dilatasi arteri
koroner utama dan arteriol coroner, baik di
daerah normal maupun iskemik. Dilatasi ini
meningkatkan pengiriman oksigen miokard
pada pasien dengan spasme arteri coroner
(Prinzmetal's atau varian angina) dan
mencegah vasokonstriksi koroner akibat
merokok.
Interaksi dengan obat lain : Amlodipine aman diberikan dengan obat

golongan diuretik tiazid, alpha blocker, beta-


blocker, inhibitor ACE, nitrat kerja panjang,
nitrogliserin sublingual, obat anti-inflamasi
non steroid, antibiotik, dan obat hipoglikemik
oral. Data in vitro dari penelitian dengan
plasma manusia menunjukkan bahwas
Amlodipine tidak berpengaruh pada
pengikatan protein dari obat yang diuji
(Digoxin, Phenytoin, Warfarin, atau
Indomethacin)
Indikasi terapeutik : Amlodipine diindikasikan sebagai pengobatan

hipertensi lini pertama dan dapat digunakan


sebagai agen tunggal untuk mengontrol
tekanan darah pada sebagian besar pasien.
Kontraindikasi : Amlodipine dikontraindikasikan pada pasien

dengan hipersensitivitas yang diketahui

terhadap dihidropindin atau salah satu bahan


yang digunakan dalam formula.
Efek samping : Sakit kepala, mengantuk, pusing, palpitasi,
kemerahan, sakit perut, mual, udem, dan
kelelahan.
Pasologi dan cara pemberian : Untuk hipertensi dan angina, dosis awal yang

biasa digunakan adalah 5 mg Amlodipine


sekali sehan yang dapat ditingkatkan hingga
dosis maksimum 10 mg tergantung pada
respon masing-masing pasien. Tidak
diperlukan penyesuaian dosis Amlodipine
setelah pemberian diuretik thiazide, beta
blocker, dan Inhibitor ACE secara bersamaan.
Penyimpanan : Simpan pada suhu di bawah 30°C, terlindung
dari cahaya. Jauhkan dari jangkauan anak-
anak.

Resep 6
Kelengkapan Resep:

1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Tidak ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptin
Nama obat : Ada
Sediaan obat : Ada

4. Signatura
Cara pakai obat : Tidak ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat:

Nama obat : Symbicort.

Bentuk sediaan : Turbuhaler.

Kekuatan sediaann : 80/4.5 mcg dan 160/4.5 mcg.

Jumlah : I.

Dosis : 160/4.5 mcg.

Indikasi : Untuk pengobatan asma pada pasien


berusia 6 tahun ke atas yang tidak
terkontrol secara teratur dengan obat
pengontrol asma jangka panjang seperti
ICS atau penyakit memerlukan pengobatan
dengan ICS dan LABA. Symbicort 160/4.5
mcg diindikasikan untuk pengobatan
pemeliharaan obstruksi aliran udara pada
pasien dengan penyakit paru obstruktif
kronik (PPOK) termasuk bronkitis kronis,
emfisema serta mengurangi eksaserbasi
PPOK.
Kontraindikasi : Penggunaan pada pasien dengan
meredakan bronkospasme akut.

Golongan : Inhalasi kortikosteroid (ICS) dan long-


acting beta agonis (LABA).

Mekanisme obat : Symbicort mengandung dua formulasi


bahan aktif, budesonide dan formoterol.
Budesonide merupakan obat kortikosteroid
inhalasi (ICS) yang bekerja dengan cara
mengurangi dan mencegah peradangan
saluran pernafasan sedangkan formoterol
merupakan LABA yang menurunkan
resistensi pada saluran pernafasan dan
meningkatkan aliran udara ke paru-paru.

Eso : Tremor, rasa gugup berlebihan, nyeri saat


menelan, sakit pada dada, peningkatan
detak jantung dan batuk berdahak.

Waktu paruh : 2-3 jam.

Nama generik : Aerosol inhalasi budesonide dan


formoterol fumarat.

Nama dagang : Symbicort, Foradil aerolizer, dan Aerosfer


simbikort.

Interaksi obat : Dapat berinteraksi dengan inhibitor


CYP3A4 yang kuat (misalnya,
ketoconazole, ritonavir, atazanavir,
clarithromycin, indinavir, itraconazole,
nefazodone, nelfinavir, saquinavir,
telithromycin), diuretik, turunan xantin,
androgenik, steroid, inhibitor monoamine
oksidase (MAOI), antidepresan trisiklik,
beta blocker.

Farmakologi : Cara kerja dengan menunjukkan efek aditif


dalam mengurangi eksaserbasi asma dan
PPOK. Sifat spesifik budesonide dan
formoterol memungkinkan kombinasi yang
digunakan baik sebagai antiinflamasi atau
sebagai pengobatan pemeliharaan asma
dan untuk pengobatan simtomatik pasien
dengan PPOK sedang hingga berat.

Komposisi : Budesonide 160 mcg, Formoterol


Fumarate 4.5 mcg.
Peringatan : Tidak untuk dihentikan secara tiba-tiba.
Tirotoksikosis, feokromositoma, diabetes
mellitus, hipokalemia yang tidak diterapi,
kardiomiopati obstruktif hipertrofi, stenosis
aorta subvalvular idiopatik, hipertensi
berat, aneurisma atau gangguan KV berat
lain.

Resep 7

Kelengkapan Resep:

1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptin
Nama obat : Ada
Sediaan obat : Ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada

5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat
Nama obat : Risperidone.

Bentuk sediaan : Tablet.

Kekuatan sediaann : 0,5 mg, 1 mg, 2 mg, dan 3 mg.


Jumlah : LX.
Dosis : 2 mg.

Aturan pakai/minum : 2 dd 1.

Indikasi : Untuk terapi schizophrenia, iritabilitas


terkait dengan gangguan autistik, serta
sebagai monoterapi atau terapi adjuvan
pada episode manik akut atau campuran
pasien gangguan bipolar.

Kontraindikasi : Penggunaan pada pasien dengan


hipersensitivitas terhadap risperidone atau
paliperidone sebagai metabolitnya. Reaksi
alergi berat termasuk angioedema dan
anafilaksis telah dilaporkan akibat
penggunaan risperidone.

Golongan : Antipsikotik turunan benzisoxazole.


Mekanisme obat : Bekerja dengan cara memblokir beberapa
reseptor di otak seperti reseptor dopamin,
serotonin, dan alpha adrenergik. Dengan
Cara kerja ini dapat mengurangi gejala
kelainan psikotik yang berasal dari
aktivitas berlebihan antar saraf otak
melalui reseptor ini.

Eso : Pusing, kantuk, sakit kepala, mulut terasa


kering, ngiler atau ngeces, peningkatan
berat badan, gangguan tidur, mual, muntah
dan diare.

Waktu paruh : 24 jam.

Nama generik : Risperidone.

Nama dagang : Neripros, Noprenia, Nupedral, Persidal,


Respirex, Risperdal Consta, Risperidone,
dan Rizodal.

Interaksi obat : Risperidone dapat berinteraksi dengan


obat-obatan lain seperti obat tekanan darah,
carbamazepine, clozapine, fluoxetine atau
paroxetine dan levodopa juga perlu
diwaspadai jika digunakan bersamaan
dengan obat lain yang juga dimetabolisme
oleh enzim CYP 2D6 seperti phenytoin
dan fluoxetine.

Farmakologi : Sebagai obat antipsikotik atipikal yang


bekerja dengan cara menghambat reseptor
dopamine D2 dan serotonin. Ikatan pada
reseptor serotonin lebih kuat dibandingkan
dengan dopamine sehingga kemungkinan
mengalami efek samping ekstrapiramidal
lebih kecil dibandingkan dengan
antipsikotik tipikal.

Komposisi : Risperidone 2 mg.

Peringatan : tidak boleh digunakan pada pasien yang


alergi terhadap obat ini atau obat
paliperidone dan konsultasi ke dokter jika
gangguan perilaku yang terjadi terkait
dengan demensia.

Resep 8
Kelengkapan Resep:

1. Inscriptio

Nama dokter : Ada

No. sip : Tidak ada

Alamat : Ada

Tanggal penulisan resep : Tidak ada

2. Invocatio

Permintaan tertulis dokter : Ada

3. Prescriptin
Nama obat : Ada
Sediaan obat : Ada

4. Signatura

Cara pakai obat : Ada


5. Subscriptio

Tanda tangan dokter : Ada

6. Pro

Nama : Ada

Umur : Ada

Alamat : Tidak ada

Uraian Obat
1. Novorapid
Nama obat : NovoRapid.
Bentuk sediaan : Insulin Flexpen.

Kekuatan sediaann : 3 ml.

Jumlah : III.

Dosis : 100 U/ml.

Aturan pakai/minum : 3 dd 10 Unit.

Indikasi : Terapi untuk Diabetes Melitus.

Kontraindikasi : Penggunaan pada pasien yang mengalami


Hipoglikemia, alergi atau hipersensitif.

Golongan : Insulin (Rapid-Acting)


Mekanisme obat : Bekerja dengan berinteraksi di membran
sel luar sitoplasma dengan reseptor khusus
membentuk kompleks insulin sampai
merangsang proses intraseluler.

Eso : Hipoglikemia (penurunan glukosa dalam


darah), reaksi anafilaksi (suatu reaksi alergi
berat yang terjadi secara tiba-tiba dan dapat
menyebabkan kematian), kram otot, detak
jantung meningkat, penglihatan buram,
peningkatan berat badan secara drastis,
kulit kemerahan dan menebal atau tipis
pada area yang disuntik.
Waktu paruh : 10-20 menit.

Nama generik : Aspart.

Nama dagang : Novorapid Flexpen, Eprisone, Novolog


Flextouch, dan Fiasp Flextouch.

Interaksi obat : Dapat berinteraksi dengan antidiabetik


oral, Pil KB, Monoamine Oxidase
Inhibitors (MAOIs), Beta-blockers,
Angiotensin Converting Enzyme (ACE)
inhibitors, Salisilat, Tiazid,
Glukokortikoid, Simpatomimetik, Danazol,
Octreotide.

Farmakologi : Cara kerja dengan interaksi membran sel


luar sitoplasma dengan reseptor khusus
membentuk kompleks insulin sampai
merangsang proses intraseluler.

Komposisi : Insulin Aspart 100 IU.

Peringatan : Jangan diberikan secara IV. Penghentian


terapi dapat menyebabkan hiperglikemia &
ketoasidosis. Pengurangan jadwal makan
atau menjalani latihan fisik yang berat dan
tidak terencana dapat menyebabkan
hipoglikemia. Dapat menyebabkan kantuk
saat mengemudi.

Nama obat : Irbesartan.

Bentuk sediaan : Tablet.

Kekuatan sediaann : 150 mg dan 300 mg.

Jumlah : XXX.

Dosis : 150 mg.

Aturan pakai/minum : 1 dd 1.

Indikasi : Pengobatan hipertensi (tekanan darah).

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap salah satu


komponen irbesartan, kehamilan trimester
dua dan tiga, ibu menyusui.

Golongan : Angiotensin Receptor Blockers (ARB).


Mekanisme obat : Bekerja dengan cara menghambat reseptor
angiotensin II. Saat angiotensin II
dihambat, pembuluh darah akan melebar
dan aliran darah akan lancar.

Eso : Mual, muntah, batuk, pusing, nyeri dada.

Waktu paruh : 11-15 jam.

Nama generik : Irbesartan.

Nama dagang : Aprovel, Betavein 300, Cardiocom.

Interaksi obat : Diuretik dan obat antihipertensi lain: obat


antihipertensi lain dapat meningkatkan
efek hipotensi dari irbesartan, namun
demikian irbesartan aman diberikan
bersama-sama dengan antihipertensi lain
seperti beta bloker, long acting calcium
channel blocker, dan diuretik tiazida.

Farmakologi : Irbesartan adalah golongan antagonis


selektif dari reseptor angiotensin-II (tipe
AĽ1) dalam bentuk sediaan oral.
Mekanisme kerja: menghambat aktivitas
angiotensin II yang dimediasi oleh reseptor
AĽ1 tanpa memandang sumber atau jalur
sintesis dari angiotensin-II tersebut.

Komposisi : Irbesartan 150 mg

Peringatan : Jangan mengkonsumsi irbesartan jika


memiliki alergi terhadap obat ini. terkait
risiko efek buruk pada janin, sehingga
penggunaan obat harus dihentikan segera
setelah pasien terdeteksi hamil.

2. Irbesartan
Nama obat : Irbesartan.

Bentuk sediaan : Tablet.

Kekuatan sediaann : 150 mg dan 300 mg.

Jumlah : XXX.

Dosis : 150 mg.

Aturan pakai/minum : 1 dd 1.
Indikasi : Pengobatan hipertensi (tekanan darah).

Kontraindikasi : Hipersensitif terhadap salah satu


komponen irbesartan, kehamilan trimester
dua dan tiga, ibu menyusui.

Golongan : Angiotensin Receptor Blockers (ARB).

Mekanisme obat : Bekerja dengan cara menghambat reseptor


angiotensin II. Saat angiotensin II
dihambat, pembuluh darah akan melebar
dan aliran darah akan lancar.

Eso : Mual, muntah, batuk, pusing, nyeri dada.

Waktu paruh : 11-15 jam.

Nama generik : Irbesartan.

Nama dagang : Aprovel, Betavein 300, Cardiocom.

Interaksi obat : Diuretik dan obat antihipertensi lain: obat


antihipertensi lain dapat meningkatkan
efek hipotensi dari irbesartan, namun
demikian irbesartan aman diberikan
bersama-sama dengan antihipertensi lain
seperti beta bloker, long acting calcium
channel blocker, dan diuretik tiazida.

Farmakologi : Irbesartan adalah golongan antagonis


selektif dari reseptor angiotensin-II (tipe
AĽ1) dalam bentuk sediaan oral.
Mekanisme kerja: menghambat aktivitas
angiotensin II yang dimediasi oleh reseptor
AĽ1 tanpa memandang sumber atau jalur
sintesis dari angiotensin-II tersebut.

Komposisi : Irbesartan 150 mg

Peringatan : Jangan mengkonsumsi irbesartan jika


memiliki alergi terhadap obat ini. terkait
risiko efek buruk pada janin, sehingga
penggunaan obat harus dihentikan segera
setelah pasien terdeteksi hamil.

Anda mungkin juga menyukai