TUGAS AKHIR
Oleh :
NIM 165070507111012
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
BAB I
PENDAHULUAN
ditandai oleh adanya hiperglikemia akibat dari kegagalan atau kelainan dalam
terjadinya komplikasi (ADA, 2016). Diabetes melitus sering disebut juga sebagai
the silent killer karena dapat merusak hampir semua organ dalam tubuh.
Penyakit ini diabetes sering tidak diketahui oleh penyandang dan saat diketahui
sudah terjadi komplikasi. Penyakit ini menjadi masalah kesehatan yang harus
peningkatan dari tahun 2007 sampai tahun 2013 sebesar 330.512 penderita
(Lathifah, 2017).
diabetes tipe 1 yang merupakan akibat dari adanya kerusakan seb β pancreas
sehingga insulin produksi insulin sedikit atau bahkan tidak sama sekali, diabetes
tipe 2 yang merupakan akibat karena adanya penurunan sekresi insulin oleh sel
beta pankreas atau karena resistensi insulin dimana tubuh tidak efektif
terjadi pada trimester kedua atau trimester ketiga kehamilan, serta golongan
yang keempat adalah diabetes tipe spesifik karena adanya penyebab lain seperti
saji dimana hal tersebut beresiko menyebabkan obesitas yang merupakan faktor
diabetes tipe 1 maupun tipe 2. Insulin dapat menurunkan kadar glukosa darah
sehingga apabila kadar insulin menurun maka glukosa akan menjadi banyak di
masalah yang sama yaitu keduanya membutuhkan insulin dari luar. Pasien
berupa pemberian insulin eksogen yang disuntikkan atau mendapat terapi obat
(Sweetman, 2009).
Dengan adanya efek-efek yang tidak diinginkan tersebut maka dunia ilmu
bahan alami yaitu dari tanaman. Banyak penelitian yang telah dilakukan terkait
hal ini serta telah banyak tanaman yang ditemukan mempunyai efek
lebih sering dikenal sebagai kayu manis. Emilda (2018) menyebutkan bahwa
ekstrak kulit batang serta daun dari kayu manis mempunyai manfaat
utama dari kayu manis yang diketahui mempunyai efek antidiabetes yaitu
serta minyak atsiri dimana kandungan utama minyak atsiri kayu manis
(17,62%) dan kumarin (13,39%). Meskipun masih belum bukti yang pasti,
namun ada dugaan kuat bahwa beberapa kandungan senyawa pada kayu
end product (AGE) dimana seperti diketahui bahwa adanya AGE produk
burmanii telah banyak dilakukan , salah satunya pada penelitian Hendarto et al. (2018)
yang melakukan uji klinik awal pada 24 sukarelawan dengan kegemukan normal yang
kemudian dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok perlakuan dan kontrol . Pada
kelompok perlakuan diberikan 2 gram ekstrak kayu manis dua kali sehari diberikan
selama 56 hari, sementara itu kelompok control hanya diberi placebo. Nilai yang
diukur dalam penelitian yaitu Indeks massa tubuh (IMT), kadar insulin
serum, kadar kolesterol dan trigliserit plasma yang menunjukkan hasil bahwa
penurunan kadar insulin serum pada 63% sukarelawan namun tidak ada
perbedaan nyata kadar kolesterol dan trigliserida plasma antara kedua kelompok.
memerlukan penelitian lebih lanjut (Baker et. al, 2008). Hal ini dapat terjadi
bersifat hidrofobik. Menurut Alam et. al (2012) Penggunaan obat yang bersifat
bioavailability yang rendah untuk itu diperlukan modifikasi dari suatu sediaan
obat agar dapat mencapai efek terapi yang diharapkan. Salah satu bentuk
Oleh sebab itu, penelitian ini dilakukan untuk meneliti efektivitas terapi
BB/hari, nanopartikel dosis ekstrak kayu manis 100 mg/kg BB/hari, serta
nanopartikel dosis ekstrak kayu manis 300 mg/kg BB/hari melalui pengukuran
Cinnamomum burmanii terhadap kadar insulin plasma tikus jantan Wistar model DM ?
burmanii sebagai terapi diabetes pada tikus jantan Wistar model diabetes.
tanpa perlakuan model DM dan pakan diet normal (K1), tikus yang diinduksi
blanko tanpa ekstrak kayu manis (K2 kontrol positif) , tikus yang diinduksi
ekstrak kayu manis 30 mg/kg BB/hari (P1), tikus yang diinduksi diabetes dengan
STZ 35 mg/kg/bb disertai pemberian nanopartikel dosis ekstrak kayu manis 100
mg/kg BB/hari (P2), tikus yang diinduksi diabetes dengan STZ 35 mg/kg/bb
disertai pemberian nanopartikel dosis ekstrak kayu manis 300 mg/kg BB/hari
(P3), tikus yang diinduksi diabetes dengan STZ 35 mg/kg/bb disertai pemberian
polimer lipid (P2CE), dan tikus yang diinduksi diabetes dengan STZ 35 mg/kg/bb
disertai pemberian ekstrak kayu manis 36mg/kgBB/hari tanpa diformulasikan
Dapat dijadikan sebagai dasar teori serta bahan pembelajaran baru untuk
Dapat dijadikan sebagai dasar teori untuk memberikan informasi untuk industri
farmasi.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Diabetes
kronis yang muncul ketika pankreas sudah tidak dapat memproduksi insulin
secara cukup atau ketika tubuh tidak dapat lagi menggunakan insulin yang
dan disfungsi organ tubuh khususnya mata, ginjal, sistem saraf, dan pembuluh
Prevalensi lebih banyak pada anak-anak dan remaja, namun tidak menutup
kemungkinan terjadi pada orang dewasa. Pada usia muda laju pengrusakan
sel β lebih cepat dari orang dewasa sehingga timbul manifestasi ketoasidosis
lebih cepat (Dipiro et al., 2008).
diabetes merujuk pada individu yang memiliki resistensi insulin dan defisiensi
c) Gestational Diabetes
ini seringkali kembali normal setelah wanita melahirkan, tetapi risiko terkena
pankreas meliputi cacat genetik insulin dan maturity onset diabetes of the
secara berurutan. Selain itu diabetes mellitus timbul karena penyakit atau
kondisi lainnya yang disebut sebagai diabetes sekunder, antara lain karena:
hati, sel-sel otot, dan sel-sel lemak. Selanjutnya terjadi pemecahan lemak
fungsi sel alfa yang baru-baru ini telah diakui berperan dalam patofisiologi
DM tipe 2. Sebagai hasil dari disfungsi insulin yaitu kadar glukagon dan
biasanya terjadi pada individu dengan usia lanjut dan biasanya didahului
oleh keadaan sakit atau stres yang membutuhkan kadar insulin tinggi.
dan (2) penurunan kemampuan sel beta pankreas untuk mensekresi insulin
tipe 2 diawali dengan kegemukan. Sebagai timbal bailk, sel beta pankreas
2.1.4 Diagnosa DM
(fasting plasma glucose), dan gula darah 2 jam postprandial dengan uji OGTT
pemeriksaan A1c ≥ 6,5%, atau gula darah puasa (fasting plasma glucose atau
FPG) ≥ 126 mg/dL (7,0 mmol/L), atau gula darah 2 jam postprandial ≥ 200
mg/dL. Diabetes juga terdiagnosa bila pasien memiliki gejala hiperglikemia klasik
dan gula darah plasma acak (Random Plasma Glucose atau RPG) ≥ 200 mg/dL
(11,1 mmol/L) (ADA, 2014). Keluhan yang dialami pasien dapat berupa keluhan
klasik (poliuria, polidipsia, polifagia, dan penurunan berat badan yang tidak dapat
dijelaskan sebabnya) dan keluhan lainnya (lemah badan, kesemutan, gatal, mata
kabur dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada wanita). Bila
2011).
Pilihan terapi diabetes mellitus tipe 2 terdiri dari modifikasi gaya hidup
(lifestyle) dan agen antidiabetes oral. Modifikasi gaya hidup diutamakan pada
peningkatan aktivitas fisik dan pola diet tinggi serat (sayuran, buah, gandum
utuh, kacang-kacangan), produk susu rendah lemak, dan ikan segar. Penurunan
berat badan 5-10% dapat mengontrol kadar gula darah dan menurunkan risiko
a) Sulfonilurea
b) Biguanida
(Katzung, 2012).
c) Thiazolidindion
glukosa dan mengatur sintesis hormon lipid, sitokin, atau protein lain
yang terlibat dalam regulasi energi. Obat ini juga mengatur apoptosis
d) Inhibitor α-glukosidase
saluran cerna dan tidak menimbulkan efek pada berat badan maupun
kalsium dan sekresi insulin. Obat ini memiliki onset lebih cepat dan
f) Inhibitor DPP 4
2.3 Streptozocin
sitotoksik atau merusak sel beta pankreas secara langsung. Bagian nitrosourea
menurunkan kadar NAD di dalam sel β pankreas sehingga energi tidak terbentuk
dan akhirnya sel akan mati. Streptozotocin lebih banyak disukai sebagai agen
memiliki beberapa keuntungan antara lain: waktu paruh relatif lebih panjang (15
pengukuran yang sangat sensitif dan selektif untuk analisis antigen, termasuk
(HRP), dan β-galactosidase. Antigen dalam fase fluida diimobilisasi pada fase
padat, seperti mikrotiter plate yang berisi polistiren kaku, polivinil klorida, dan
yang dideteksi oleh antibodi sekunder berlabel enzim. ELISA dapat digunakan
untuk mengukur berbagai macam molekul salah satunya adalah insulin. Insulin
Molekul insulin terdiri dari dua rantai polipeptida, rantai A dan rantai B (masing-
masing 21 dan 30 asam amino). Kedua rantai dihubungkan oleh dua jembatan
2.5.1 Klasifikasi
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Laurales
Suku : Lauraceae
Marga : Cinnamomum
sebagai rempah-. Tumbuhan ini tersebar di Asia Tenggara, Cina dan Australia.
Cinnamomum burmanii diberi nama Padang Kaneel atau cassiavera . Kulit kayu
manis memiliki bau yang khas, banyak digunakan untuk berbagai keperluan,
seperti penyedap rasa makanan atau kue . Kayumanis berbau wangi dan berasa
manis sehingga dapat dijadikan bahan pembuat sirup dan rasa pedas sebagai
penghangat tubuh. Kayu dari batang kayumanis dapat digunakan untuk berbagai
keperluan seperti bahan bangunan, meubelair, dan kayu bakar (Emilda, 2018)
gula, protein, lemak sederhana, pektin dan lainnya. Ervina dkk (2016) dalam
Emilda (2018) menyatakan bahwa hasil ekstraksi kulit batang Cinnamomum
flavonoid) dan minyak atsiri golongan fenol. Kandungan utama minyak atsiri kayu
mayor minyak atsiri yang terkandung pada daun Cinnamomum burmanii adalah
yang sama. Yang membedakannya C. burmannii memiliki rasa yang tidak terlalu
pahit seperti C. cassia and C. loureiroi. Tingkat kandungan senyawa aktif pada
Escherichia coli, dan Salmonella anatum. Ekstrak kayu manis juga dapat
Kayu manis mengandung senyawa yang disebut sebagai insulin mimetic yaitu
senyawa yang mempunyai kerja seperti insulin. Efek antihipertensi dalam kayu
Beberapa studi terkait efek dari pemberian esensial oil kayu manis menunjukkan
adanya penurunan kadar gula darah pada tikus model diabetes dimana hal ini
β pankreas yang rusak pada tikus diabetes yang diinduksi oleh alloxan. Senyawa
lain dari kayu manis seperti flavonoid, steroid, terpenoid dan asam fenol juga
(meningkatkan sekresi insulin) dan ektra pancreas. Penurunan kadar glukosa ini
disebabkan oleh adanya senyawa utama pada kayu manis yaitu cinnamaldehid
jalur sinyal insulin yaitu pada reseptor insulin, glucose transporter 4 (GLUT 4),
Keterangan
= Perlakuan
= Menghambat
= Jalur
Diabetes Mellitus merupakan suatu kondisi dimana glukosa tidak
dapat masuk ke dalam sel akibat dari kegagaln insulin untuk mengangkut
glukosa masuk ke dalam sel sehingga kadar glukosa diluar sel atau di
plasma meningkat. Diabetes tipe 2 ditandai dengan gangguan sekresi
insulin maupun resistensi insulin. Ketika terjadi resistensi insulin,
penggunaan insulin oleh jaringan terganggu , produksi glukosa hepatic
meningkat dan menyebabkan terjadinya akumulsi berlebih glukosa dalam
sirkulasi darah (hiperglikemia). Kondisi hiperglikemia menstimulasi
pancreas untuk memproduksi insulin sebagai upaya untuk mengatasi
resistensi insulin. Keadaan tersebut memicu terjadinya resistensi insulin.
Pankreas yang terus menerus dipicu untuk mengeluarkan insulin lama
kelamaan akan mengalami kerusakan sehingga berkurangnya sekresi
insulin yang ditandai dengan kadar plasma insulin rendah.
peningkatan kadar insulin plasma pada tikus wistar jantan model diabetes melitus
(𝑛 − 1)(𝑡 − 1) ≥ 15
Keterangan :
n = jumlah sampel tiap kelompok
t = jumlah kelompok
15 = nilai deviasi
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret hingga April 2019. Lokasi
yang digunakan untuk penelitian ini tercantum pada tabel 4.1:
40 ekor tikus putih Jantan Strain Wistar (@5 Ekor tiap kelompok)
Randomisasi
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII
Kontrol Negatif Kontrol Positif Perlakuan I Perlakuan II Perlakuan III Perlakuan IV Perlakuan V Perlakuan VI
(K1) (K2) (P1) (P2) (P3) (P1CE) (P2CE) (P3CE)
Induksi STZ 2 kali dengan dosis 35 mg/kg BB, intraperitonial, dikondisikan selama 5 hari
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV Kelompok V Kelompok VI Kelompok VII Kelompok VIII
K1 K+ P3CE P3CE P3CE P3CE P3CE P3CE
STZ (-) STZ (+) STZ (+) STZ (+) STZ (+) STZ (+) STZ (+) STZ (+)
Placebo E.Kayu Manis E.Kayu Manis E.Kayu Manis E.Kayu Manis E.Kayu Manis E.Kayu Manis
Dosis Dosis Dosis Dosis Dosis Dosis
mg/kgBB/hari mg/kgBB/hari mg/kgBB/hari mg/kgBB/hari mg/kgBB/hari mg/kgBB/hari
Pengukuran profil glukosa darah setelah pemberian ekstrak tiap 2 jam (H1,H7, H14, H21, dan H28)
Tes glukosa darah puasa dan 2 jam setelah makan akhir pada H28
Pada hari ke-28 dilakukan pengambilan darah lewat jantung, pembedahan,dan diambil organ hati dan pankreas
Pengukuran kadar glikogen hati, kadar serum kreatinin, kadar insulin, kadar kolestrol total dan preparasi untuk
analisa histopatologi sel hati dan pancreas
Analisis Data
American Diabetes Association. 2016. Diabetes Care. The Journal of Clinical and
Dipiro, JT, Talbert, RL, Yee, GC, Matzke, GR, Wells, BG, Posey, LM 2008,
Companies, USA.
Katzung, BG, Susan BM, and Anthony JT. 2012. Basic and Clinical
Koda-Kimble, M.A., Lloyd Y.Y., Brian K.A., Robin L.C., B. Joseph G., Wayne
239.
Review of Current Trends,’ Oman Medical Journal, vol. 27, no. 4, pp. 269-
273.
Review of Current Trends,’ Oman Medical Journal, vol. 27, no. 4, pp. 269-
273.
Stein, SA, Elizabeth ML, dan Stephen ND. 2013. A Review of the Efficacy and
Phoolcharoen ·
72:32–42.
World Health Organization 2012. Diabetes fact and sheet No. 132, diakses
<http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs312/en/index.html>