PENDAHULUAN
Kesehatan merupakan unsur vital dan salah satu elemen konstitutif dalam kehidupan
seseorang. Kesehatan sebagai hak asasi telah menjadi kebutuhan mendasar dan tentunya menjadi
kewajiban negara dalam upaya pemenuhannya. Salah satu strategi dalam meningkatkan derajat
kesehatan adalah mengupayakan pelayanan yang berkualitas kepada setiap masyarakat. Sumber
tenaga kesehatan dan sarana pelayanan kesehatan paling berperan dalam peningkatan kualitas
dan mengoptimalisasikan derajat kesehatan masyarakat tersebut, pembangunan kesehatan
diimplementasikan dalam bentuk pelayanan kesehatan, termasuk didalamnya pelyanan
kefarmasian.
Obat merupakan salah satu komponen yang tak tergantikan dan sangat menunjang dalam
rangka upaya pembangunan dan pelayanan kesehatan yang baik. Obat dan perbekalan kesehatan
merupakan kebutuhan dasar manusia yang berfungsi social, sehingga tidak boleh digunakan
sebagai komoditas ekonomi semata. Semua obat yang bereedar harus dijamin keamanan, khasiat,
dan mutunya agar benar-benar bermanfaat bagi kesehatan masyarakat. Penggunaan obat yang
rasional merupakan bagian dan tujuan yang harus dicapai.
Salah satu tempat distribusi dan beredarnya obat serta perbekalan farmasi lainnya adalah
apotek. Apotek merupakan salah satu realisasi pembangunan dibidang farmasi oleh pemerintah
dan swasta yaitu dengan menyediakan sarana pelayanan kesehatan. Sebagai perantara apotek
dapat mendistribusikan perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan dari supplier kepada
konsumen dan masyarakat luas.
Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam membantu mewujudkan
tercapainya derajat kesehatan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Pelayanan
kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri-sendiri atau bersama-sama
dalam suatu organisasi untuk memlihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok, dana tau masyarakat. Perkembangan apotek sangat ditentukan oleh pengelolaan
1
sumber daya dan pelayanan kefarmasian di apotek tersebut. Oleh sebab itu standar pelayanan
farmasi sangat diperlukan dalam menjalankan suatu apotek, termasuk apotek rakyat.
Apotek rakyat dibentuk untuk memperluas akses obat murah yang mutunya terjamin bagi
masyarakat. Selain memperluas akses, apotek rakyat bertujuan untuk menertibkan peredaran
obat-obat palsu dan illegal. Dalam upaya usaha untuk memajukan kesejahteraan umum yang
berarti mewujudkan suatu tingkat kehidupan secara optimal, yang memenuhi kebutuhan manusia
termasuk kesehatan, kita perlu mengetahui apotek rakyat dan peranan apoteker didalam apotek
rakyat.
1.3 Tujuan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kepemilikan apotek rakyat adalah minimal perorangan dan maksimal terdiri dari
kumpulan empat pedagang eceran obat. Untuk apotek rakyat yang terdiri lebih dari 1 pedagang
eceran obat, lokasi dari pedagang eceran obat tersebut disarankan berdampingan, yang
memungkinkan dibawah satu pengelolaan dan juga mempunyai ikatan kerjasama dalam bentuk
badan usaha atau bentuk lainnya. Layaknya apotek umum yang mempunyai seorang apoteker,
pada apotek rakyat juga memiliki apoteker yang dapat dibantu oleh asisten apoteker.
Menurut Menkes, Apotek Rakyat bisa didirikan dengan syarat lebih ringan dari apotek
biasa. Syaratnya memiliki sarana dan prasarana berupa komoditi, lemari obat, lingkungan yang
terjaga kebersihannya dan syarat lain seperti apotek rakyat tidak boleh melakukan peracikan,
mengutamakan obat generik, dilarang menjual obat-obatan narkotika dan psikotropika, dilarang
menyerahkan obat dalam jumlah besar, serta memiliki apoteker sebagai penanggung jawab dan
dapat dibantu oleh asisten apoteker. Selain itu, Apotek rakyat juga harus mendapat ijin dari
kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.
Dalam rangka meningkatkan dan memperluas akses masyarakat dalam memperoleh obat
dan untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian perlu dibuka kesempatan pengembangan
Pedagang Eceran Obat menjadi Apotek Rakyat.
Adapun manfaat dan keuntungan apotek rakyat yaitu, apotek rakyat menurut Permenkes
mempermudah rakyat untuk memperoleh obat dengan mudah dan aman. Pendirian apotek rakyat
3
juga dimaksudkan untuk melindungi masyarakat dari penggunaan obat-obat palsu serta
meningkatkan penertiban peredaran obat-obatan di sentra perdagangan.
Kerugian apotek rakyat yaitu, konsep apoteker pada apotek rakyat adalah “apoteker tidak
diwajibkan selalu berada di apotek”. Secara sederhana, tidak adanya asuhan pelayanan kesehatan
dibawah pengawasan dan control dari pihak tenaga ahli sehingga rakyat kembali dirugikan.
Kerugian lainnya, apotek rakyat terkesan hanya melegalkan praktek penjualan obat yang
dilakukan pada tempat tertentu yang bersifat illegal.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Menimbang:
Mengingat:
5
2) Peraturan Pemerintah No.72/1998 tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat
Kesehatan (Lembaran Negara Tahun 1998 No.138, Tambahan Negara No. 3781).
Pasal 1:
Ayat 1 : untuk memberikan pedoman bagi toko obat yang ingin meningkatkan pelayanan
dan stastus usahanya menjadi apotek rakyat.
Ayat 2 : pedoman bagi perorangan atau usaha kecil yang ingin mendirikan apotek rakyat.
6
Pasal 3:
Pasal 4:
1. Pedagang eceran obat dapat merubah statusnya menjadi apotek rakyat sepanjang
memnuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam peraturan ini.
2. Pedagang eceran obat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat merupakan satu
atau gabungan dan paling banyak empat pedagang eceran obat.
3. Apabila perubahan status dari pedagang eceran obat menjadi apotek rakyat
merupakan gabungan dari beberapa pedagang eceran obat sebagaimana yang
dimaksud dalam ayat (2).
Pasal 5:
Pasal 6:
1. Setiap apotek rakyat harus memiliki satu apoteker sebagai penanggung jawab dan
dapat dibantu oleh asisten apoteker.
2. Apoteker dan asisten apoteker sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dalam
melaksanakan tugasnya harus sesuai dengan standar profesi masing-masing.
Pasal 7:
7
Pasal 8:
Pasal 9:
1. Dalam rangka pembinaan dan pengawasan apotek rakyat yang melanggar ketentuan
sebagaimana diatur dalam Permekes ini akan dikenakan tindakan administrative.
2. Tindakan administrative sebagaimana yang dimaksud ayat (1) dapat berupa:
Teguran lisan
Teguran tertulis
Pencabutan izin
Pasal 10:
1. Pedagang eceran obat yang statusnya sudah berubah menjadi apotek sederhana
dianggap telah menjadi apotek rakyat.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus mengganti izin Apotek sederhana
sebagaimana dimaksud ayat (1) selambat-lambatnya dalam jangka waktu 6 (enam)
bulan terhitung sejak ditetapkannya peraturan menteri ini tanpa dipungut biaya.
Permenkes No.53 Tahun 2016 menimbang, bahwa dalam rangka menjamin perlindungan
kepada masyarakat serta untuk meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian, perlu penataan
penyelenggaraan fasilitas pelayanan kefarmasian. Selain itu, Peraturan Menteri Kesehatan
No.248/Menkes/Per/III/2007 tentang apotek rakyat perlu disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan hukum. Dengan pertimbangan tersebut maka perlu menetapkan peraturan Menteri
Kesehatan tentang pencabutan Peraturan Menteri Kesehatan No.248/Menkes/Per/III/2017
tentang apotek rakyat. Sehingga, Permenkes No.53 Tahun 2016 memutuskan, bahwa pada
tanggal 18 Oktober 2016 ditetapkan, bahwa Peraturan Menteri Kesehatan
No.284/Menkes/Per/III/2007 tentang Apotek Rakyat, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
8
3.3 Standar Persyaratan Apotek Rakyat
Ketenagakerjaan
Apotek rakyat harus memiliki seorang apoteker sebagai penanggung jawab dan dapat
dibantu oleh asisten apoteker.
Pengelolaan
9
- Budaya masyarakat
2. Pengadaan, pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi untuk menjamin
kualitas pelayanan kefarmasian.
3. Penyimpanan, harus dapat mencegah terjadinya kontaminasi, wadah sekurang-
kurangnya memuat No.Bacth dan expire date.
4. Administrasi, pengarsipan resep sesuai peraturan yang berlaku dan pencatatan jumlah
obat dan perbekalan kesehatan yang masuk dan keluar (kartu stock).
Pelayanan
1. Pelayanan resep
a) Skrining resep
o Persyaratan administrative, mencakup semua informasi dalam resep,
kesesuaian obat dan diagnose penyakit, dosis, jumlah obat, dan cara
pemakaian obat yang jelas.
o Kesesuaian farmasetik, mencakup bentuk sediaan, dosis, stabilitas,
inkompatibilitas, cara dan lamanya pemakaian.
o Pertimbangan klinis, mencakup efek samping obat, interaksi obat, dan
kesesuain obat dan resep.
b) Penyiapan obat
o Etiket, harus jelas dan dapat dibaca
o Kemasan obat, harus dapat menjaga kualitas obat.
2. Penyerahan
Harus dilakukan pemeriksaan akhir terhadap kesesuaian obat dan resep sebelum
obat diserahkan kepada pasien. Penyerahan obat disertai dengan pemberian
informasi obat.
Pemohon izin apotek rakyat diajukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat dengan menggunakan contoh formulir model APR-1
10
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya 6 (enam) hari kerja
menerima permohonan dapat meminta bantuan teknis kepada Balai Pom untuk
melakukan pemeriksaan setempat terhadap kesiapan apotek untuk melakukan kegiatan.
Dalam hal pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 dan 3 tidak dilaksanakan,
apoteker pemohon dapat membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dengan tembusan kepada Kepala
Dinas Propinsi dengan menggunakan contoh formulir ARP-3
Dalam jangka waktu 12 (dua belas) hari kerja, setelah diterima laporan hasil pemeriksaan
sebagaimana dimaksud angka 3, atau pernyataan dimaksud angka 4, Kepala Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota setempat mengeluarkan izin apotek dengan menggunakan
contoh model formulir APR-4
Dalam hal hasil pemeriksaan tim Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Kepala Balai
POM dimaksud angka 3 masih belum memenuhi syarat Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat dalam waktu 12 (dua belas) hari kerja mengeluarkan surat
penundaan dengan menggunakan contoh formulir model APR-5. Terhadap surat
penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat 6, apoteker diberi kesempatan untuk
melengkapi persyaratan yang belum dipenuhi selambat-lambatnya dalam jangka waktu 1
(satu) bulan sejak tanggal surat penundaan.
Terhadap pemohon izin apotek rakyat yang ternyata tidak memnuhi persyaratan, atau
lokasi apotek tidak sesuai dengan permohonan, maka Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota setempat dalam jangka waktu selambat-lambatnya 12 (dua belas) hari
kerja wajib mengeluarkan surat penolakan disertai dengan alasan-alasannya dengan
menggunakan contoh formulir model APR-6
11
Izin apotek rakyat berlaku untuk seterusnya selama yang bersangkutan masih aktif
melakukan kegiatan pelayanan kefarmasian dan APA (Apoteker Pengelola Apotek) dapat
melakukan pekerjaannya dan sesuai persyaratan.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Siswosoediro, Henry S. 2008. Buku Pintar Pengurusan Perizinan dan Dokumen. Penerbit
Visimedia. Jakarta
Restiasari, Anggi. 2010. Tesis Kepastian Hukum Apotek Rakyat dan Pekerjaan Kefarmasian.
Semarang.
Anonym. https://www.hukor.depkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_284_ttg_Apotek-
Rakyat_Pdf diakses tanggal 18-09-2017-21:47
14