RUKUN ISLAM
Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas kehendak-Nya, pemakalah dapat
menyelesaikan makalah ini. Semoga kita selalu mendapatkan pertolngan dan petunjuk- Nya.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah limpahkan kepada baginda Rasulullah
SAW,keluargannya, dan para sahabat, serta kita semua. Mudah-mudahan kita dapat meneladanin
nya dan menjalankan ajarannya dalam kehidupan sehari-hari. Makalah ini mengkaji tentang
Tugas Mandiri.
Makalah ini diajukan untuk memenuhi salah satutugas mandiri Mata Kuliah
pendidikan agama Semoga makalah ini singkat bermanfaat, khususnnya bagi diri kami sendiri,
dan jugu para pembaca.Tentunnya makalah ini jauh lebih sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan keseimbangan saran serta masukan untuk
memperbaiki makalah ini. Kami juga untuk saling menghaturkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembela jaran pembuatan makalah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................................................1
1.3 Tujuan............................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Suntik mati........................................................................................................................3
3.2 Saran.....................................................................................................................................................9
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
5
seseorang terinfeksi HIV.
Penyakit ini mampu menyerang siapapun, tanpa
pandang usia, jenis kelamin dan status. Masalah HIV
dan AIDS sudah sejak lama menjadi perhatian dunia.
Penyakit ini menjadi masalah kesehatan yang perlu
mendapat penanganan serius. Pada tahun 2008,
peningkatan kasus baru HIV di Indonesia merupakan
yang tercepat di Asia, dilaporkan oleh seluruh
provinsi dan sekitar 200 kabupaten atau kota.
Sementara untuk negara dengan jumlah kasus HIV
dan AIDS yang paling tinggi adalah Cina, India, dan
Thailand. Pada tahun 2010 diperkirakan Indonesia
mencapai 300.000 kasus pengidap HIV dan AIDS
yang tersebar diseluruh negeri serta di proyeksikan
pada tahun 2020 jumlah tersebut melonjak menjadi
60.000 kasus.
10
2.4 Pandangan agama islam mengenai suntik
HIV/AIDS
Dalam pandangan Islam, sakit marupakan musibah
yang dapat menimpa siapa saja, termasuk orang-orang
saleh dan berakhlak mulia sekalipun. Artinya, orang
yang terkena penyakit belum tentu sakitnya itu akibat
perbuatan dosa yang dilakukannya, tetapi boleh jadi
merupakan korban perbuatan orang lain. Allah swt.
Berfirman :
11
Meski demikian, tanpa mengurangi perlakuan baik
kepada orang yang sakit, Islam mengajarkan agar kita
mewaspadai dan menghindari kemungkinan penularan
virus penyakit dari orang yang sakit dengan
mengorbankan orang orang sehat. Menurut kaidah
tersebut, sekiranya ada dua factor tarik menarik antara
nilai positif (manfaat, keuntungan atau kepentingan)
dengan dampak negatif (kemudaratan), maka yang
diprioritaskan adalah menghindari atau
menghilangkan kemudaratannya dengan mengabaikan
nilai positifnya atau kemanfaatannya. Ajaran Islam
sarat dengan tuntunan untuk selalu menghindari hal-
hal yang dapat membahayakan dirinya sendiri atau
membahayakan orang lain, termasuk untuk berhati-
hati terhadap penyakit yang berpotensi menular.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Tinjauan akan hukum Islam mengenai euthanasia, terutama yaitu euthanasia aktif adalah
diharamkan. Karena euthanasia aktif ini dikategorikan sebagai perbuatan bunuh diri yang
diharamkan dan diancam oleh Allah SWT dengan hukuman neraka selama-lamanya. Karena
yang berhak mengakhiri hidup seseorang hanyalah Allah SWT. Oleh karena itu orang yang
mengakhiri hidupnya atau orang yang membantu mempercepat suatu kematian seseorang sama
saja dengan menentang ketentuan agama.
2. Bahwa penyakit dan penyebaran virus HIV/AIDS dalam pandangan Islam sudah merupakan
bahaya umum (al-dharar al-‘amm) yang dapat mengancam setiap orang tanpa memandang
jenis kelamin, usia dan profesi. Meningat bahwa penyebab penyakit HIV/AIDS sebagian
besar diakibatkan oleh perilaku seksual yang diharamkan Islam, maka cara dan uapa yang
paling efektif untuk mencegahnya adalah dengan malarang perzinaan serta hal-hal lain yang
terkait dengan perzinaan, seperti pornografi dan pornoaksi. Menyadari betapa bahayanya virus
HIV/AIDS tersebut, maka ada kewajiban kolektif (fardhu kifayah) bagi semua pihak untuk
mengikhtiarkan pencegahan terjangkit, tersebar atau tertularnya virus yang mematikan tersebut
melalui berbagai cara yang memungkinkan untuk itu, dengan melibatkan peran Ulama/tokoh
agama.
3.2 Saran
Mudah-mudahan dengan adanya penyempurnaan dalam pembuatan makalah ini bisa
menjadikandorongan wawasan kami, kemudian kami mengharapkan kepada pembaca, Dan
harapan sayaterakhir adalah mengajak rekan semua, agar dapat mempelajari secara terus
menerus ketinggianilmu dan kebenaran Islam yang terdapat di dalam pendidikan agama
Islam.
14
DAFTAR PUSTAKA
https://ejournal.uwks.ac.id/myfiles/201308321915161512/3.pdf
5Komisi Penanggulangan AIDS, Mengenal dan Menanggulangi HIV AIDS, Infeksi Menular
Seksual dan Narkoba, (Jakarta), h. 1
4Muhammad Husein, Fiqh HIV Dan AIDS; Pedulikah Kita, (Jakarta: PKBI, 2010), h. 9.
Penulis adalah staf pengajar pada Fakukultas Syari’ah IAIN Raden Intan Lampung 55 Baca :
Hasil Muzakarah Nasional MUI tentang HIV?AIDS dalam : Departemen Agama RI, Himpunan
Fatwa Majelis Ulama Indonesia, Dirjen Bimas Islam dan Penyelenggaraan Haji Depag, Jakarta,
2003, hlm. 220
Jalal al-Din al-Suyuthi, Jami’ al-Shaghir, Juz I, Dar Ihya’ al-Kutub al-‘Arabiyah, Indonesia, tt,
hlm. 130 57
Sayyid Sabiq, Fiqh al-Sunnah, Juz I, Mushthafa al-Babi al-Halabi, , Mesir, tt., hlm. 411
Abdussattar Abd al-Ghurrah, ed., Qararat wa Taushiyat Majma’ al-Fiqh al-Islamy, Cet. II, Dar
al-Qalam, Damaskus, 1418 H/ 1998 M, hlm. 205
Wahbah al-Zuhaily, Al-Fiqh al-Islamy wa Adillatuh, Juz VII, hlm. 32; Bandingkan : Imam
Taqyuddin, Kifayat al-Akhyar, Juz III, hlm. 38
15