Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PEYULUHAN (SAP)

GIZI DAN IMUNISASI BALITA DI POSYANDU

Pokok Bahasan : Konseling Gizi dan Imunisasi Balita


Sub Pokok Bahasan : KIE Gizi dan Imunisasi Balita
Sasaran : Ibu dan Balita
Tempat : Dusun Kertasari
Hari, tanggal : Sabtu, 18 Februari 2024
Waktu : 20 Menit
Penyuluh/Petugas : Nenden Intan Febriani

A. Tujuan Pembelajaran :
1. Tujuan Pembelajaran Umum
Meningkatkan pengetahuan ibu balita tentang pemenuhan gizi seimbang dan
imunisasi untuk balita
2. Tujuan Pembelajaran Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang dan imunisasi pada balita
b. Meningkatkan pengetahuan tentang MPASI untuk balita
c. Meningkatkan kesadaran ibu untuk memperhatikan kebutuhan gizi balita
d. Meningkatkan status gizi balita
B. Kegiatan Pembelajaran :
1. Materi : Terlampir
2. Metode : Ceramah, diskusi, tanya jawab
3. Langkah dan Estimasi :

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan : Menjawab salam,
 Memberi salam, menyapa peserta mendengarkan dan
 Memperkenalkan diri memperhatikan
 Menjelaskan tujuan dari
pertemuan
 Membuat kontrak waktu kegiatan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
 Menjelaskan pengertian gizi dan mendengarkan
imunisasi pada balita
 Menjelaskan pengaturan makan
untuk balita
 Menjelaskan masalah gizi akibat
dari kelebihan dan kekurangan
gizi
3. 5 menit Evaluasi : Menyimak,
 Memberikan kesempatan kepada berbicara, dan
ibu balita untuk bertanya mendengarkan
 Memberikan kesempatan kepada
ibu balita untuk menggulang
informasi yang telah di dapatkan
4. 5 menit Penutup : Menjawab salam
 Menyimpulakan materi yang
telah di sampaikan
 Menyampaikan ucapan
terimakasih atas perhatian dan
waktu yang telah diberikan
 Mengucapkan salam penutup

4. Media dan Alat Bantu :-


C. Pemantauan dan Evaluasi :
1. Peserta mengetahui pengertian gizi dan imunisasi balita
2. Peserta mengetahui 1000 HPK
3. Peserta mengetahui pengaturan makan untuk balita
4. Peserta mengetahui masalah gizi akibat dari kelebihan dan kekurangan gizi

D. Referensi :
1. Almatsier, S.2008.Penuntun Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Gizi_seimbang
3. http://balitapedia.com/kenali-5-masalah-gizi-yang-umum-terjadi-pada-balita-
berikut-ini/667
4. http://lagizi.com/1000-hari-pertama-kehidupan-untuk-generasi-yang-lebih-baik/
MATERI TEORI

A. Gizi
1. Pengertian
Gizi yang baik adalah salah satu unsur penting untuk mewujudkan manusia yang
berkualitas. Pemenuhan gizi anak harus diperhatikan sedini mungkin yaitu sejak
mereka masih dalam kandungan melalui makanan ibu hamil. Kebiasaan makan
sudah dimulai sejak dari masa kanak-kanak. Gizi adalah suatu zat yang berguna
dan dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan dan perkembangan.
Gizi seimbang adalah komposisi zat yang cukup/ideal untuk menjalankan proses
dalam tubuh.
Makanan yang bergizi seimbang mengandung 3 fungsi utama yaitu
a. Zat tenaga
Zat gizi menghasilkan tenaga atau energi. Bagi balita, tenaga diperlukan
untuk melakukan aktivitasnya serta untuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Oleh karena itu kebutuhan zat gizi sumber tenaga balita
relatif lebih besar daripada orang dewasa. Zat tenaga dapat diperoleh dari
karbohidrat, lemak dan protein.
b. Zat pembangun
Zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan
organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang rusak. Zat
pembangun dapat diperoleh dari protein.
c. Zat pengatur
Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk
otak dapat berjalan seperti yang diharapkan. Zat pengatur dapat diperoleh dari
vitamin, mineral dan air

2. Masalah gizi balita


a. Kurang Energi Protein (KEP)
KEP (Kurang Energi Protein) adalah suatu keadaan dimana rendahnya
konsumsi energi dan protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak
memenuhi Angka Kecukupan Gizi (AKG). Anak disebut KEP apabila berat
badannya kurang dari 80% indeks berat badan menurut usia (BB/U) baku
WHO-NCHS. KEP atau Protein Energy Malnutrition dapat diartikan sebagai
salah satu penyakit gangguan gizi yang penting dimana pada penyakit KEP
ditemukan berbagai macam keadaan patologis yang disebabkan oleh
kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang bermacam-macam.
Kurangnya zat gizi makro (Energi dan Protein) pada balita bisa menyebabkan
KEP. Berikut ini sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein :
1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi
2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan
3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari
makanan dalam usus terganggu
4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang
tidak diimbangi dengan asupan yang memadai
b. Obesitas
Anak akan mengalami berat badan berlebih (overweight) dan kelebihan
lemak dalam tubuh (obesitas) apabila selalu makan dalam porsi besar dan
tidak diimbangi dengan aktivitas yang seimbang. Dampak obesitas pada anak
memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskuler, seperti : hiperlipidemia
(tingginya kadar kolesterol dan lemak dalam darah), hipertensi,
hyperinsulinemia, gangguan pernafasan, dan komplikasi ortopedik (tulang).
Apalagi bila hal ini tidak teratasi, berat badan berlebih (obesitas) akan
berlanjut sampai anak beranjak remaja dan dewasa.
Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-anak sebagai
berikut:
1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol
2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat
3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi
4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia
berbuat sesuai dengan keinginan orang tua
5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik

Upaya agar anak terhindar dari obesitas yakni kuncinya ada pada keluarga.
Ada banyak cara untuk mengendalikan kegemukannya :
1) Orangtua perlu melakukan pencegahan seperti mengendalikan pola
makan anak agar tetap seimbang. Awasi kebiasaan makannya, jangan
berikan makanan yang kandungan lemaknya tinggi.
2) Perbanyak makan sayuran setiap makan. Jangan banyak diberikan
masakan yang mengandung banyak lemak seperti santan yang terlalu
kental.
3) Selain itu memberikan cemilan yang sehat seperti buah-buahan.
4) Jangan terlalu banyak memberikan makanan dan minuman manis,
karena itu adalah sumber kalori yang dapat meningkatkan berat
badan.
5) Upayakan melibatkan anak pada aktivitas yang bisa mengeluarkan
energinya, terutama di luar ruangan seperti lari, berenang, atau
bermain bola, dan lain-lain

B. Imunisasi Dasar

Imunisasi adalah proses pembentukan kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit. Proses ini
dilakukan melalui pemberian vaksin, baik berupa suntikan ataupun minum. Sebetulnya, imunisasi
bisa diberikan di segala usia. Namun, terdapat sejumlah imunisasi dasar yang perlu diberikan sejak
bayi baru baru lahir.

Tujuan imunisasi dasar adalah mencegah terjadinya penyakit, kecacatan, atau kematian. Dengan
begitu, anak tidak rentan terkena berbagai penyakit selama pertumbuhannya.

Jenis-Jenis Imunisasi Dasar Lengkap

Orang tua memang dianjurkan untuk memenuhi semua imunisasi anak sesuai usia si Kecil. Namun,
terdapat beberapa jenis imunisasi dasar lengkap yang bersifat wajib untuk diberikan kepada anak.
Jenis-jenis imunisasi tersebut di antaranya adalah:

1. Polio, untuk mencegah penularan penyakit polio yang dapat menyebabkan


kelumpuhan.
2. Hepatitis B, untuk mencegah penyakit hepatitis B.
3. BCG, bertujuan mencegah penyakit TB (tuberkulosis) yang dapat berujung
menjadi meningitis.
4. HiB, untuk mencegah pneumonia dan meningitis.
5. DPT, untuk mencegah risiko penyakit difteri, pertussis, dan tetanus.
6. MMR, bertujuan mencegah penularan penyakit gondok, campak, dan
rubella.
7. Rotavirus, untuk menghindari penyakit yang berhubungan dengan
gangguan pencernaan.
8. PCV, untuk mencegah infeksi bakteri penyebab pneumonia.

Efek Samping Imunisasi Dasar Lengkap

Imunisasi terkadang menimbulkan beberapa efek samping. Meski begitu, hal ini tidak perlu
dikhawatirkan, karena reaksi yang timbul umumnya bersifat ringan. Rata-rata efek samping akibat
imunisasi dasar lengkap ini adalah ruam, demam ringan, dan nyeri di area suntikan.

Reaksi ringan tersebut sebenarnya merupakan tanda bahwa sistem kekebalan tubuh sedang
membentuk antibodi. Tak menutup kemungkinan bahwa vaksin bisa menyebabkan efek samping
berat, seperti alergi hingga anafilaksis. Namun, kondisi ini sangat jarang terjadi.

C. 1000 HPK

Pada fase kehamilan, perkembangan janin terjadi di setiap trimester


kehamilannya, diantaranya:

 Trimester 1 (minggu 1-12), Pembentukan organ-organ penting (mata, jantung,


ginjal, hati, saluran pencernaan, paru-paru, tulang, tangan atau lengan, kaki, dan
organ tubuh lainnya)

 Trimester 2 (minggu 13-27), Berat janin mulai bertambah, organ mulai berfungsi

 Trimester 3 (minggu 28-40), Berat janin mulai bertambah dengan pesat, organ
mulai matang

Setelah lahir juga tetap harus diperhatikan kebutuhan gizinya karena sebagian
organ masih terus berkembang hingga usia 2 tahun, misalnya otak. Perkembangan
fungsi melihat, mendengar, berbahasa, dan fungsi kognitif juga mencapai puncaknya
pada usia 0-2 tahun

a. Pengertian
1000 Hari Pertama Kehidupan adalah periode percepatan tumbuh kembang yang
dimulai sejak terbentuknya janin dalam kandungan hingga anak berusia 2 tahun. 1000
HPK juga disebut periode emas, karena pada periode ini terjadi pertumbuhan otak
yang sangat pesat, yang mendukung seluruh proses pertumbuhan anak dengan
sempurna. Kurang gizi pada 1000 HPK tidak dapat diperbaiki dimasa kehidupan
selanjutnya.

Pemenuhan gizi yang optimal selama periode 1000 HPK, selain memberi kesempatan
bagi anak untuk hidup lebih lama, lebih sehat, dan lebih produktif, juga berisiko lebih
rendah dari menderita penyakit degeneratif. Analisis dari penelitian kohor di 5 negara
memberikan bukti kuat bahwa gizi yang cukup di dalam kandungan dan di usia 2
tahun pertama kehidupan sangat kritis untuk pembangunan sumber daya manusia.

b. Pengaturan Makan Balita


Periode usia 7—24 bulan terdiri dari beberapa kegiatan di antaranya adalah
pemberian ASI sampai usia dua tahun, Makanan Pendamping ASI (MP-ASI),
imunisasi, dan suplementasi vitamin A. Makanan pendamping ASI merupakan
makanan yang diberikan kepada bayi selain ASI. Makanan pendamping ASI
diberikan kepada bayi karena kebutuhan gizi bayi semakin meningkat dan ASI saja
sudah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. Pemberian makan pada anak
sebaiknya disesuaikan dengan tahap perkembangannya. Pada saat bayi berumur 6 atau
7 bulan bayi baru belajar mengunyah dan siap untuk mengonsumsi makanan padat.
Zat gizi yang harus terkandung dalam makanan pendamping ASI adalah karbohidrat,
lemak, protein, vitamin, dan mineral. Kebutuhan protein dan zat gizi mikro seperti
vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah tinggi karena pada masa ini sampai
anak usia dua tahun merupakan masa pertumbuhan dan dengan laju metabolisme
tinggi. Kandungan lemak pada makanan pendamping ASI anak diperlukan sebagai
sumber asam lemak esensial, memfasilitasi penyerapan vitamin larut lemak.
Kebutuhan lemak bagi anak dalam makanan pendamping ASI berkisar antara 30%-
45% kebutuhan energi.

Satu hal yang perlu diperhatikan untuk membuat makanan keluarga cocok untuk anak
yaitu gunakan sedikit gula, garam dan hindari bumbu-bumbu dengan rasa yang tajam.
Susu masih sangat berperan penting dalam pola makan anak Anda, meskipun mereka
perlu sedikit lebih berkurang sekarang, sekitar 200-600 ml susu atau 2-3 porsi susu
per hari. Berikan anak makanan yang sehat, bervariasi dan seimbang, Anak harus
makan berbagai macam makanan dari setiap kelompok makanan:

c. 4 porsi jenis karbohidrat perhari


d. 2-3 porsi susu perhari
e. 1-2 porsi jenis daging atau jenis daging lainnya perhari
f. 5 porsi jenis buah dan sayuran perhari

Pemberian MP-ASI kepada bayi diberikan setelah berusia 6 bulan sampai 12


bulan secara berangsur-angsur untuk mengembangkan kemampuan mengunyah dan
menelan serta menerima macam-macam makanan dengan berbagai tekstur dan rasa.
Pemberian MP-ASI harus bertahap dan bervariasi, mulai dari bentuk bubur cair ke
bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan lembik dan
akhirnya makanan padat. MP-ASI sebaiknya diberikan secara bertahap, sedikit demi
sedikit dalam bentuk encer secara berangsur-angsur ke bentuk yang lebih kental
sampai padat. Anjuran pemberian makanan pada bayi dan anak dapat dilihat pada
Tabel 1

Tabel 1. Anjuran Pemberian Makanan Pada Bayi Dan Anak

MP-ASI
Usia
ASI Makanan Makanan Makanan
(Bulan)
Lumat Lembik Keluarga
0-6
6-8
9-12
12-24
Sumber : Depkes RI, Panduan Untuk Petugas Tentang ASI dan MP-ASI, 2009
Hal-hal yang harus diperhatikan mengenai pemberian MP-ASI yang
mencakup jenis, tekstur, frekuensi dan porsi pemberian untuk setiap kali makan
menurut kelompok usia dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Pemberian MP-ASI

Usia
Komponen
6-8 bulan 9-11 bulan 12-24 bulan
Jenis 1 Jenis bahan dasar 3-4 jenis bahan dasar Makanan
(6 bulan) (Sajikan secara keluarga
2 jenis bahan dasar terpisah atau
(7-8 bulan) dicampur)
Tekstur Semi cair
Makanan yang Padat
(dihaluskan), secara dicincang halus atau
bertahap kurangilunak (disaring
campuran air
kasar). Ditingkatkan
sehingga menjadi sampai semakin
semi padat kasar sehingga dapat
digenggam
Frekuensi Makanan utama 2-3 Makanan utama 3-4 Makanan
kali sehari, camilan kali sehari, camilan utama 3-4 kali
1-2 kali sehari 1-2 kali sehari sehari, camilan
1-2 kali sehari
Porsi setiap Dimulai dengan 2-3 ½ mangkok kecil ¾ sampai 1
makan sendok makan dan atau setara dengan mangkok kecil
ditingkatkan secara 125 ml atau setara
bertahap sampai ½ dengan 175 –
mankok kecil atau 250 ml
setara dengan 125 ml
Sumber : Krisnatuti, 2008

Agar pemberian MP-ASI dapat terpenuhi dengan sempurna, maka perlu


diperhatikan sifat-sifat bahan makanan yang akan digunakan. Makanan tambahan
untuk bayi harus mempunyai sifat fisik yang baik, yaitu tampilan dan aroma yang
layak. Selain itu dilihat dari segi kepraktisannya, makanan tambahan bayi sebaiknya
sudah dipersiapkan dengan waktu pengolahan yang singkat.
Berikut ini bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan untuk bayi :
Bahan Makanan yang dianjurkan :
1. Bubur tepung beras atau beras merah yang dimasak dengan menggunakan cairan
atau kaldu daging dan sayuran, susu formula, (ASI) atau air
2. Buah-buahan yang dihaluskan atau menggunakan blender seperti pepaya, pisang,
apel, melon dan alpukat
3. Sayur-sayuran dan kacang-kacang yang direbus kemudian dihaluskan
menggunakan blender
4. Daging pilihan yang tidak berlemak kemudian diblender
5. Ikan yang diblender sebaiknya ikan yang tidak berduri
Bahan Makanan yang tidak dianjurkan :
1. Makanan yang tidak mengandung protein gluten yaitu tepung terigu barley, biji
gandum dan kue yang terbuat dari tepung terigu. Makanan tersebut dapat
membuat perut bayi kembung, mual dan diare pada bayi. Hal ini disebabkan
karena reaksi gluten intolerance
2. Hindari pemberian gula, garam, bumbu masak atau penyedap rasa.
3. Makanan terlalu berlemak.
4. Buah-buahan yang terlalu asam seperti jeruk dan sirsak
5. Makanan terlalu pedas atau bumbu terlalu tajam
6. Buah-buahan yang mengandung gas seperti durian, cempedak. Sayuran yang
mengandung gas seperti kol, kembang kol, lobak. Kedua makanan tersebut dapat
menyebabkan perut bayi kembung.
7. Kacang tanah dapat menyebabkan alergi atau pembengkakkan pada tenggorokan
sehingga bayi sulit bernapas
8. Kadang kala telur dapat memacu alergi pada bayi, sehingga pemberian telur
dilakukan secara bertahap dan dengan porsi kecil. Jika terjadi alergi terhadap
bayi, maka pemberian dihentikan
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai