KEDOKTERAN
GIGI
drg. Farah Asnely Putri, Sp.BM
NYERI
Pengalaman sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat terjadinya
Nyeri Nosiseptif
stimulus yang dapat membahayakan
ataupun merusak jaringan normal tubuh,
terdiri dari nyeri somatik dan viseral
Fitur Patofisiologi
● Farmakoterapi nyeri
ANALGE
SIK
Pendahuluan
● Analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran
● Bersifat selektif tanpa menghalangi konduksi impuls saraf, mengubah persepsi
sensorik, atau memengaruhi kesadaran.
● Selektivitas ini merupakan perbedaan penting antara analgesik dan anastesi.
1 Usia Pasien
Pada pasien anak, perlu dipastikan dosis yang diberikan sesuai dengan usia dan berat
badan.
2 Riwayat Sistemik Pasien
Insufisiensi hepar dan ginjal dapat mempengaruhi metabolisme dan eliminasi obat
tertentu, misalnya paracetamol dan ibuprofen. Sehingga diperlukan penyesuian
dosis atau penggantian ke obat analgesik lainnya.
3 Penyebab Nyeri
4 Tingkat Nyeri
Propionic acid
Pyrrole derivate Salisilat
derivates
●Ketoprofen
●Diclofenac ●Aspirin
●Naproxen
●Ketorolac ●Sodium salisilat
●Ibuprofen
●Tolmetin ●Diflunisal
●Fenoprofen
Asam
Mefenamat
Indikasi Mengurangi rasa sakit sedang, dysmenorrhea, arthritis
Diabsorbsi dengan cepat dari traktus gastrointestinal. Waktu paruh plasma terjadi
Farmakokinetik pada waktu antara 2 – 4 jam. Berikatan baik dengan protein plasma. Eksresi
melalui urin dengan bentuk konjugasi metabolit.
Inhibitor COX dengan sifat analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi. Obat ini
Farmakodinamik
kurang efektif sebagai anti inflamasi jika dibandingkan dengan aspirin, serta
memikiki toksisitas yang lebih tinggi.
500 mg dosis awal dilanjutkan 250 mg setiap 6 jam, tidak lebih dari 7 hari
Dosis Sediaan tablet dan kaplet 500mg, kapsul 250mg, sirup 50mg/5ml
Merk Dagang Mefinal, Ponstan, Licostan, Ponalar, Ponstelax, Benostan, Solasic dan Dogesic
Paracetamol
Indikasi Sakit ringan-sedang (sakit kepala, sakit gigi, demam)
Merk Dagang Panadol, Paramex, Sanmol, Mixagrip Flu, Tempra, Termorex, dll
Aspirin
Indikasi Dental pain, sakit kepala, sakit sendi, myalgia, dysmenorrhoea, rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, akut rheumatic, pasien post myocardial infarction dan post stroke
Sensitif terhadap aspirin, peptic ulcer, kecenderungan perdarahan, anak dengan cacar air
Kontraindikasi dan influenza, diabetes, ibu hamil, ibu
Efek Samping Mual, muntah, ketidaknyamanan lambung, efek SSP, reaksi hipersensitivitas
Spedifen, Intrafen, Neo Rheumacyl Anti Inflamation, Oskadon SP, Arbupon, Proris, Novaxiven
Merk Dagang
● Memiliki efek anti inflamasi sedang
Catatan ● Ditoleransi lebih baik daripada aspirin
● Dapat digunakan pada anak-anak
Diklofenak (Derivat Pirol)
Pengobatan kondisi peradangan kronis seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis, nyeri
Indikasi muskuloskeletal akut, lesi gigi yang menyakitkan, pasca operasi untuk menghilangkan rasa sakit
dan peradangan.
Efek Samping Nyeri epigastrium, mual, sakit kepala, pusing, ruam kulit.
Kontraindikasi Active peptic ulcer, pasien dengan perdarahan GIT atau perforasi, riwayat peptic ulcer
Efek Samping Rasa ngantuk, dispepsia, masalah GIT, nausea, toksisitas renal,
Diabsorbsi dengan baik, bioavailabilitas oral 80% dan hampir seluruhnya terikat protein
Farmakokinetik plasma. Mencapai konsentrasi puncak 30-50 menit, waktu paruh sekitar 2,5 jam, produk
konjugasi serta hasil oksidasi dapat dimetabolisme
Farmakodinamik Inhibitor COX, namun tidak punya sifat antiinflamasi, hanya analgesik
IM: 30-60 mg diikuti dengan 15-30 mg setiap 6 jam, IV: 15-30 mg, Oral : 5-30 mg dengan
Dosis & Sediaan interval 4-6 jam (max. IM 60-120 mg. IV 40 mg oral), tidak lebih dari 5 hari. Tablet 10mg,
injeksi 30mg/ml
Dolac, Erphain, Erphapain, Etofion, Farpain 30, Ketoflam, Ketorolac Trometamol, Ketorolac
Merk Dagang Tromethamine, Ketosic, Ketrobat 30, Lactor, Lantipain, Lantipain 30, Latorec, Matolac,
Quapain, Rativol, Remopain 3%, Rindopain, Scelto 30, Teranol -10, Toramine, Torasic, Trolac,
Xevolac.
Analgesik Opioid
● berasal dari getah Papaver somniferum dan mengandung sekital 20 jenis alkaloid
● Analgesik opioid bekerja di SSP pada reseptor di sumsum tulang belakang, medula
rostroventral, dan periaqueductal gray matter.
Analgesik Opioid
● Terdapat empat sistem reserptor opioid yang berbeda yaitu: Mu (µ) (MOR), Delta δ
● Opioid bekerja pada reseptor opioid Mu (µ) (MOR). Reseptor opioid µ juga berperan
meningkatkan suasana hati yang menyebabkan aktivasi jalur dopamin sentral yang memodulasi
euforia.
● Reseptor opioid diekspresikan pada jalur modulasi nyeri desending. Reseptor opioid juga
diekspresikan dalam struktur limbik, midbrain dan kortikal. Aktivasi reseptor juga diekspresikan
di lokasi ini secara langsung menghambat neuron dimana nantinya akan menghambat transmisi
Klasifikasi Obat Golongan
Opioid
Morfin
INDIKASI
Nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik non-opioid.
Nyeri yang menyertai infark miokard, neoplasma, kolik renal, perikarditis akut, dan nyeri akibat trauma
misalnya luka bakar dan pascabedah, edema paru akut, diare.
KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas terhadap morfin, pasien dengan depresi napas dan tidak tersedia alat resusitasi, asma akut atau
berat, keadaan hiperkarbia, dicurigai atau sudah pasti mengalami ileus paralitik.
Morfin
EFEK SAMPING
Mual, muntah, reaksi alergi; urtikaria, eksantem, dermatitis kontak, pruritus dan bersin, intoksikasi akut
morfin.
FARMAKOKINETIK
Absorbsi: diserap dengan baik dari saluran pencernaan (oral) dan ke dalam darah (SC/IM).
Waktu puncak konsentrasi plasma: 1 jam (tab konvensional, epidural); 20-60 menit (supp); 30-60 menit (IM);
20 menit (IV).
Distribusi: ginjal, hati, paru-paru dan limpa, volume distribusi 1-6 L/kg. Ikatan protein plasma: sekitar 35%
Metabolisme: di metabolisme di hati dan usus melalui glukuronidasi kira-kira 2 jam (morfin); 2,4-6,7 jam
(morfin 3-glukoronida)
DOSIS
Dewasa: 5-20 mg setiap 4 jam
Anak: 1-5 th 5 mg/4 jam (max. 30 mg setiap hari)
6-12 tahun 5-10 mg/4 jam (max. 60 mg setiap hari)
> 13 tahun sama dengan dosis orang dewasa
Kodein
INDIKASI
Sakit ringan-sedang
KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap kodein, depresi respirasi, asma/hiperkarbia, paralytic ileus.
Kodein
EFEK SAMPING
Depresi respirasi, shock, respiratory/cardiac arrest, lemas, pusing, sedasi, nafas pendek, mual,
berkeringat, konstipasi, reaksi alergi, euphoria, dysphoria, sakit perut, pruritis, hipotensi, diare,
insomnia, rash.
INTERAKSI OBAT
Jika bersama CNS depressants, akan menyebabkan additive CNS depression, respiratory
depression, hipotensi, sedasi, atau coma
Jangan digunakan bersama agonist/antagonist opioid analgesik campuran jika telah menerima terapi
pure opioid agonist analgesic
Jika bersama antikolinergik akan menyebabkan risiko retensi urin atau konstipasi dan paralytic ileus
Jika bersama antidepresan dapat meningkatkan efek antidepresan/kodein
SEDIAAN
Tablet 20mg, 15mg, 10mg
MERK DAGANG
Codikaf, Codipront, Coditam
Kodein
FARMAKOKINETIK
Absorbsi: dari GIT, konsentrasi plasma maks. 1 jam setelah administrasi
Distribusi: dengan cepat memasuki semua jaringan tubuh, termasuk janin (≠ analgesia selama
persalinan), bayi yang lahir dari ibu yang kecanduan → ketergantungan fisik, gejala withdrawal
Metabolisme: 70-80% kodein di metabolisme di liver oleh konjugasi dengan glucuronic acid
menjadi codeine-6 glucuronide (C6G) dan oleh O-demethylation menjadi morphine (5-10%) dan N-
demethylation menjadi norcodeine (10%)
Ekskresi: 90% diekskresi melalui ginjal, 10% kodein tidak diubah Plasma half-lives dan
metabolismenya sekitar 3 jam.
FARMAKODINAMIK
↑ toleransi terhadap sakit
↓ ketidaknyamanan
Antitussive
(-) membuat kantuk, depresi respirasi, konstipasi, mual, pusing
Indikasi
Analgesik
dalam KG
Indikasi Penggunaan Analgesik Pada KG
Hydrocodone, oxycodone, codeine, pentazocine jarang digunakan karena efek ketergantungan
Terapi Analgesik Tunggal & Kombinasi
Terapi kombinasi analgesik
•Superior Analgesik : Paracetamol + NSAID
lain
NSAID tunggal digunakan dalam
•Menghilangkan Sakit Gigi : Naproxen +
mengurangi nyeri gigi
Ibuprofen
•Ibuprofen
•Sakit Pulpa Gigi atau Postoperatif : Etoricoxib
•Paracetamol
& Celecoxib + Ibuprofen
•Aspirin
•Nyeri Dental Akut : Kodein 30-90 mg +
•Diflunisal
aspirin / asetaminofen 500-650 mg
•Asam mefenamat
•Nyeri Berat : Hydocodone 7,5 mg + Ibuprofen
•Ketoprofen
200 mg
•Ketorolak
•Kombinasi dengan opioid sangat berguna
•Flubiprofen
Namun, efek samping dapat berupa
mengantuk, fungsi psikomotor terganggu, mual
ANTIBIO
TIK
Definisi
SEDIAAN OBAT:
Ampicillin 500 mg tab
Perbedaan Ampicillin dan Amoxicillin
Ampicillin Amoxicillin
Tidak sepenuhnya diserap dari saluran Diserap sepenuhnya dari saluran pencernaan →
pencernaan (mengubah flora usus) → sering kemungkinan diare lebih kecil
terjadi diare
Efektif untuk melawan Shigella dan Kurang efektif untuk melawan Shigella dan
Haemophillus influenzae Haemophillus influenzae
Dosis: 250 - 500 mg 4 kali sehari (QID) Dosis: 250 - 500 mg 3 kali sehari (TID)
Cephalosporin
Adverse effect:
DOSIS: 1. Hipersensitivitas
Dewasa: 2. Gangguan gastrointestinal
•cap 250-500mg 3-4x/hari, max 4g dalam 3. Nyeri di lokasi injeksi
1 hari
Anak: 4. Nefrotoksisitas
SEDIAAN OBAT:
Vial 1 g (dus isi 2 vial)
Tetracycline
INDIKASI : DOSIS:
Infeksi bakteri gram positif
dan negatif Pemberian secara oral dan I.V.
Dewasa
KONTRAINDIKASI: ● Doxycycline cap 200mg pada hari 1, 100mg
● Hipersensitif selanjutnya.
● Anak <12 tahun ● Minocycline cap 100mg 2x/hari
● Ibu hamil ● Tetracycline cap 250mg-500mg 4x/hari
EFEK SAMPING:
● Gangguan
gastrointestinal → diare,
muntah, nausea
● Diskolorasi gigi apabila
dikonsumsi di masa
pertumbuhan
● Toksisitas ginjal, hepar
Tetracycline
SEDIAAN OBAT:
Doxycycline (vibramycin) cap 100mg
Minocycline (minocin) cap 100mg
Tetracycline cap 250mg
Makrolida
● Agen bakteriostatik tetapi pada konsentrasi tinggi dapat bertindak sebagai agen bakterisida
● Mekanisme kerja makrolida adalah mengikat secara reversibel ke situs P subunit ribosom
50S dan menghambat sintesis protein RNAdependent dengan merangsang disosiasi transfer
peptidil RNA (tRNA) dari ribosom.
● Jenis makrolida:
○ Erythromycin
○ Clarithromycin
○ Azithromycin
Erithromycin
Mekanisme Aksi : Bakteriostatik (Menghambat Dosis
sintesis protein) ● Dosis maximum : 4 gr/hari
Indikasi ● Dewasa :
● Pasien dengan hipersensitif terhadap penicilin ■ Erithromycin tab 250mg (4x/hari)
● Infeksi oral akibat bakteri gram (+), (-) ■ Erthromycin tab 500mg (3x/hari)
Kontraindikasi ● Anak
○ 30 - 50mg/kg/hari (3-4x/hari)
● Pasien hipersensitif terhadap erythromycin
● Pasien dengan disfungsi hepar
Sediaan Obat
● Erythromicin tab 250mg, 500mg
● Omathrocin oral susp 200mg/5ml
Efek Samping
● Reaksi alergi
● Gangguan pada hepar
(hepatotoksik)
● Aritmia cardiac
Clarithromycin
Indikasi Efek Samping
● Pasien alergi terhadap penicilin ● Reaksi alergi
● Infeksi oral disertai keluhan sistemik ● Gangguan pada hepar
● Diarrhea, mual, muntah, abdominal
Kontraindikasi pain
● Pasien alergi terhadap erythromycin, Dosis
azithromycin, clarithromycin ● Dewasa :
● Pasien mengonsumsi statin ● Klacid tab 500mg (2x/hari)
● Pasien dengan gangguan hepar dan ginjal ● Anak : 15 mg/kg/hari
Sediaan Obat
● Klacid tab 500mg
● Klacid oral susp 125mg/5ml, 250mg/5ml
Azythromycin
(Macrolide)
MEKANISME AKSI BIOAVAILABILITAS
Makrolide mengikat secara reversibel ke situs P subunit 40 - 50%
ribosom 50S & menghambat sintesis protein yang bergantung
pada RNA dengan merangsang disosiasi RNA transfer peptidil DOSIS:
(tRNA) dari ribosom. ● Dewasa: 500 mg per 12 jam
● Anak: 5 - 12 mg/kg/hari
EFEKTIF MELAWAN:
● Aerob JALUR PEMBERIAN
gram-positive/fakultatif staphylococci &
● Oral
streptococci ● Intravena
● Anaerob gram-negative (Fusobacterium, Prevotella,
Porphyromonas, Wolinella, Selenomonas, and A.
PENAMAAN:
actinomycetemcomitans ● Generic: Azithromycin
● Mycoplasma pneumoniae ● Trade: Zithromax
Azythromycin
SEDIAAN:
● Tablet 500mg
● Kapsul 250mg, 500mg
● Suspensi 200mg/5ml
● Injeksi 500mg/vial
Metronidazole
SIFAT: BIOAVAILABILITAS
Bakterisid Oral: 100%
Ester Amides
Klasifikasi Anestesi
Lokal
Berdasarkan Penggunaannya :