Anda di halaman 1dari 88

FARMAKOLOGI

KEDOKTERAN
GIGI
drg. Farah Asnely Putri, Sp.BM
NYERI
Pengalaman sensoris dan emosional yang
tidak menyenangkan akibat terjadinya

Nyeri kerusakan jaringan yang nyata maupun


potensial, serta berfungsi sebagai protektif
dan peringatan terhadap ancaman kesehatan
tubuh

International Association of the Study of Pain (IASP)


Klasifikasi Peringatan awal terhadap adanya

Nyeri Nosiseptif
stimulus yang dapat membahayakan
ataupun merusak jaringan normal tubuh,
terdiri dari nyeri somatik dan viseral
Fitur Patofisiologi

Nyeri yang disebabkan oleh lesi atau


Neuropatik
disfungsi pada sistem saraf

Biasanya timbul secara tiba-tiba akibat


dari trauma atau inflamasi. Kerusakan
Akut
jaringan teridentiikasi, penyembuhan
Waktu Terjadinya dapat diprediksi

Terjadi 3-6 bulan, terdapat penurunan


Kronis fungsi, area sakit terlihat normal karena
tubuh telah beradaptasi
Penilaian
Nyeri

Skala Nyeri Interpretasi

0-4mm Tidak nyeri

5-44mm Nyeri ringan

45-74mm Nyeri sedang

75-100mm Nyeri berat


Penilaian
Nyeri
Faktor yang berdampak terhadap interpretasi nyeri pada pasien :
1.Usia
2.Jenis kelamin
3.Faktor fisiologis
4.Riwayat penggunaan obat
5.Faktor psikologis
6.Neuropati
Kontrol
Nyeri
● Menghilangkan penyebab → maka akhiran saraf bebas, tidak tereksitasi dan tidak ada

impuls yang diinisiasi

● Menghambat jalur impuls nyeri

● Injeksi analgesik lokal pada jaringan yang dekat dengan saraf

● Farmakoterapi nyeri
ANALGE
SIK
Pendahuluan
● Analgesik adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan
rasa sakit tanpa menghilangkan kesadaran
● Bersifat selektif tanpa menghalangi konduksi impuls saraf, mengubah persepsi
sensorik, atau memengaruhi kesadaran.
● Selektivitas ini merupakan perbedaan penting antara analgesik dan anastesi.

Obat-obat yang sering digunakan untuk menangani nyeri antara lain:


1. Obat anti-inflamasi non steroid (NSAID) dan parasetamol
2. Opioid
3. Tricyclic antidepressant (TCA)
4. Antikonvulsan
Faktor Pemilihan Analgesik

1 Usia Pasien

Pada pasien anak, perlu dipastikan dosis yang diberikan sesuai dengan usia dan berat
badan.
2 Riwayat Sistemik Pasien

Insufisiensi hepar dan ginjal dapat mempengaruhi metabolisme dan eliminasi obat
tertentu, misalnya paracetamol dan ibuprofen. Sehingga diperlukan penyesuian
dosis atau penggantian ke obat analgesik lainnya.

3 Penyebab Nyeri

Nyeri neuropatik, nyeri pasca oprasi, metastasis kanker.

4 Tingkat Nyeri

Memperkirakan tingkat nyeri berdasarkan kondisi klinik dan pengalaman


pasien.
Klasifikasi
Analgesik Non-opioid
(Nonsteroidal
Opioid antiinflammatory drugs)

1. Analgesik narkotik 1. Analgesik non-narkotika (analgetik


2. bekerja pada sistem saraf pusat perifer)
3. bersifat narkotika 2. Bekerja di sistem saraf perifer
4. untuk rasa sakit sedang-berat seperti rasa 3. tidak bersifat narkotika
sakit yang disebabkan o/ kanker, 4. Untuk nyeri ringan-sedang
serangan jantung akut sesudah operasi, 5. Contoh: aspirin, ibuprofen, asetaminofen
kolik usus atau ginjal
5. Contoh: methadone, morfin dan kodein
Analgesik Non
Opioid
● Bertindak secara perifer Membantu mengatasi rasa sakit dengan mengurangi
peradangan
● Secara umum menghambat siklooksigenase (COX)
● Yang membedakan dengan analgesik opioid: tidak memberikan ketergantungan dan tidak
menimbulkan efek central yang berlebihan
● Memiliki efek analgetik, antiinflamasi, antipiretik
Indikasi: Nyeri ringan hingga sedang (akut, kronis),
inflamasi, demam

Kontraindikasi: Hipersensitivitas NSAIDs, peptic ulcer,


iritasi gastric, hamil
Mekanisme Kerja
● Mekanisme kerja utama NSAID → Penghambatan enzim siklooksigenase (COX).
● Siklooksigenase diperlukan untuk mengubah asam arakidonat menjadi:
-Tromboksan (berperan dalam adhesi trombosit)
- Prostaglandin (menyebabkan vasodilatasi, meningkatkan set-point suhu di hipotalamus,
dan berperan dalam anti-nosisepsi)
-Prostasiklin

● Ada dua isoenzim siklooksigenase:


-COX-1→ Diekspresikan secara konstitutif di dalam tubuh, dan berperan dalam menjaga
lapisan mukosa gastrointestinal, fungsi ginjal, dan agregasi trombosit.
-COX-2 → Enzim fakultatif yang diekspresikan dalam peradangan,
● Sebagian besar NSAID nonselektif dan
menghambat COX-1 dan COX-2.
● Karena COX-1 adalah mediator utama untuk
memastikan integritas mukosa lambung dan
COX-2 terutama terlibat dalam peradangan,
NSAID selektif COX-2 harus memberikan
bantuan anti-inflamasi tanpa mengorbankan
mukosa lambung.
Golongan Obat
NSAID
Anthranilic acid
Pyrazolone derivate Indole derivates Oxicam
derivates (fenamat)

●Asam mefenamat ●Fenylbutazone ●Indomethacin


●Asam flufenamat ●Oxyphenbutazone ●Peroxicam
●Sulindac
●Asam meklofenamat ●Azapropazone (apazone) ●Tenoxicam
●Etodolac
●Dipyrone (novalgine)

Propionic acid
Pyrrole derivate Salisilat
derivates

●Ketoprofen
●Diclofenac ●Aspirin
●Naproxen
●Ketorolac ●Sodium salisilat
●Ibuprofen
●Tolmetin ●Diflunisal
●Fenoprofen
Asam
Mefenamat
Indikasi Mengurangi rasa sakit sedang, dysmenorrhea, arthritis

Kontra Indikasi Ibu hamil dan menyusui, penderita gastritis

Diabsorbsi dengan cepat dari traktus gastrointestinal. Waktu paruh plasma terjadi
Farmakokinetik pada waktu antara 2 – 4 jam. Berikatan baik dengan protein plasma. Eksresi
melalui urin dengan bentuk konjugasi metabolit.

Inhibitor COX dengan sifat analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi. Obat ini
Farmakodinamik
kurang efektif sebagai anti inflamasi jika dibandingkan dengan aspirin, serta
memikiki toksisitas yang lebih tinggi.

500 mg dosis awal dilanjutkan 250 mg setiap 6 jam, tidak lebih dari 7 hari
Dosis Sediaan tablet dan kaplet 500mg, kapsul 250mg, sirup 50mg/5ml

Merk Dagang Mefinal, Ponstan, Licostan, Ponalar, Ponstelax, Benostan, Solasic dan Dogesic
Paracetamol
Indikasi Sakit ringan-sedang (sakit kepala, sakit gigi, demam)

Kontra Indikasi Gangguan ginjal, gangguan hepar

Absorbsi : diserap baik setelah pemberian oral


Farmakokinetik Distribusi: didistribusikan ke sebagian besar jaringan tubuh. Ikatan protein plasma: sekitar
30%
Metabolisme: melalui enzim mikrosomal hati yaitu konjugasi glukuronida (60%) dan
konjugasi glutatione (20%)

Dewasa : 325-650 mg, 3-4x/hari


Dosis Anak : 10-15 mg/kg, 3-4x/hari

Merk Dagang Panadol, Paramex, Sanmol, Mixagrip Flu, Tempra, Termorex, dll
Aspirin
Indikasi Dental pain, sakit kepala, sakit sendi, myalgia, dysmenorrhoea, rheumatoid arthritis,
osteoarthritis, akut rheumatic, pasien post myocardial infarction dan post stroke

Sensitif terhadap aspirin, peptic ulcer, kecenderungan perdarahan, anak dengan cacar air
Kontraindikasi dan influenza, diabetes, ibu hamil, ibu

Mual, gangguan epigastrium, muntah, gastritis erosif, peptic ulcer, peningkatan


Efek Samping
kehilangan darah pada tinja

Absorbsi: di lambung dan usus halus


Farmakokinetik Distribusi: dengan cepat mengalami deasetilasi di dinding usus, hati, plasma, dan jaringan
lain untuk melepas asam salisilat
Metabolisme: Waktu paruh 15-20 menit, dimetabolisme oleh lambung dgn cepat. Sekitar
80% berikatan dengan protein plasma dan volume distribusi nya adalah 0,17 L/kg.
Ekskresi: dibuang melalui filtrasi glomerular, hanya 1/10 yang dikeluarkan sebagai asam
salisilat bebas

Dosis 300-600 mg setiap 6-8 jam


Ibuprofen (Derivat Asam Propionik)
Analgesik untuk kondisi nyeri, demam, cedera jaringan lunak, patah tulang, pencabutan
Indikasi gigi, untuk meredakan pasca operasi nyeri, dismenorea, dan osteoartritis, asam urat

Efek Samping Mual, muntah, ketidaknyamanan lambung, efek SSP, reaksi hipersensitivitas

Absorbsi: diserap dari saluran pencernaan, sebagian ke dalam kulit


Farmakokinetik Distribusi: pengikatan protein plasma: 90-99%

Dosis Dewasa 200-400 mg setiap 4-6 jam (5-10 mg/kg)

Sediaan Tablet, kapsul, gel topikal

Spedifen, Intrafen, Neo Rheumacyl Anti Inflamation, Oskadon SP, Arbupon, Proris, Novaxiven
Merk Dagang
● Memiliki efek anti inflamasi sedang
Catatan ● Ditoleransi lebih baik daripada aspirin
● Dapat digunakan pada anak-anak
Diklofenak (Derivat Pirol)
Pengobatan kondisi peradangan kronis seperti rheumatoid arthritis dan osteoarthritis, nyeri
Indikasi muskuloskeletal akut, lesi gigi yang menyakitkan, pasca operasi untuk menghilangkan rasa sakit
dan peradangan.

Efek Samping Nyeri epigastrium, mual, sakit kepala, pusing, ruam kulit.

Absorbsi: diserap dari saluran pencernaan dengan baik


Farmakokinetik Distribusi: pengikatan protein plasma: 99%
Metabolisme dan ekskresi: urin dan empedu

Dosis 50 mg setiap 6-8 jam (max. 150 mg)

Sediaan Tablet, kapsul, gel, tetes mata, suppositoria

Kalium diklofenak: Cataflam, eflagen, kaditic, meflamin, scanaflam, flamsy, flamigra


Merk Dagang Natrium diklofenak: Fenavel, neuralgin, neurofenac, voltadex, voltaren, ximex, zelona

● Memiliki efek antiinflamasi yang kuat


Catatan ● Terkonsentrasi di cairan sinovial, karenanya lebih disukai dalam kondisi inflamasi sendi (radang sendi)
Ketorolac (Pyrrole
Derrivate)
Indikasi Mengurangi rasa sakit parah post operatif

Kontraindikasi Active peptic ulcer, pasien dengan perdarahan GIT atau perforasi, riwayat peptic ulcer

Efek Samping Rasa ngantuk, dispepsia, masalah GIT, nausea, toksisitas renal,

Diabsorbsi dengan baik, bioavailabilitas oral 80% dan hampir seluruhnya terikat protein
Farmakokinetik plasma. Mencapai konsentrasi puncak 30-50 menit, waktu paruh sekitar 2,5 jam, produk
konjugasi serta hasil oksidasi dapat dimetabolisme

Farmakodinamik Inhibitor COX, namun tidak punya sifat antiinflamasi, hanya analgesik

IM: 30-60 mg diikuti dengan 15-30 mg setiap 6 jam, IV: 15-30 mg, Oral : 5-30 mg dengan
Dosis & Sediaan interval 4-6 jam (max. IM 60-120 mg. IV 40 mg oral), tidak lebih dari 5 hari. Tablet 10mg,
injeksi 30mg/ml
Dolac, Erphain, Erphapain, Etofion, Farpain 30, Ketoflam, Ketorolac Trometamol, Ketorolac
Merk Dagang Tromethamine, Ketosic, Ketrobat 30, Lactor, Lantipain, Lantipain 30, Latorec, Matolac,
Quapain, Rativol, Remopain 3%, Rindopain, Scelto 30, Teranol -10, Toramine, Torasic, Trolac,
Xevolac.
Analgesik Opioid

● Merupakan kelompok obat dengan sifat seperti opium

● Diresepkan apabila analgesik non opioid tidak efektif

● Berfungsi untuk meredakan nyeri

● berasal dari getah Papaver somniferum dan mengandung sekital 20 jenis alkaloid
● Analgesik opioid bekerja di SSP pada reseptor di sumsum tulang belakang, medula
rostroventral, dan periaqueductal gray matter.
Analgesik Opioid

Indikasi Analgesi, supresi batuk, dyspnea, sedasi,


diare, preanestesi

Kontraindikasi Cedera kepala, asma bronkial, usia lanjut

Dosis tablet 15-30 mg PO / 12 jam

Overdosis Depresi pernafasan, miosis, sianosis,


mengurangi suhu tubuh, retensi urin,
hipotensi, edema paru, koma
Mekanisme Kerja
Opioid
● Sistem opioid sangat penting dalam modulasi nyeri dan antinociception.

● Terdapat empat sistem reserptor opioid yang berbeda yaitu: Mu (µ) (MOR), Delta δ

(DOR), Kappa (K) (KOR), reseptor opioid like-1 (ORL1)

● Opioid bekerja pada reseptor opioid Mu (µ) (MOR). Reseptor opioid µ juga berperan

meningkatkan suasana hati yang menyebabkan aktivasi jalur dopamin sentral yang memodulasi

euforia.

● Reseptor opioid diekspresikan pada jalur modulasi nyeri desending. Reseptor opioid juga

diekspresikan dalam struktur limbik, midbrain dan kortikal. Aktivasi reseptor juga diekspresikan

di lokasi ini secara langsung menghambat neuron dimana nantinya akan menghambat transmisi
Klasifikasi Obat Golongan
Opioid
Morfin

INDIKASI
Nyeri hebat yang tidak dapat diobati dengan analgesik non-opioid.
Nyeri yang menyertai infark miokard, neoplasma, kolik renal, perikarditis akut, dan nyeri akibat trauma
misalnya luka bakar dan pascabedah, edema paru akut, diare.

KONTRA INDIKASI
Hipersensitivitas terhadap morfin, pasien dengan depresi napas dan tidak tersedia alat resusitasi, asma akut atau
berat, keadaan hiperkarbia, dicurigai atau sudah pasti mengalami ileus paralitik.
Morfin
EFEK SAMPING
Mual, muntah, reaksi alergi; urtikaria, eksantem, dermatitis kontak, pruritus dan bersin, intoksikasi akut
morfin.

FARMAKOKINETIK
Absorbsi: diserap dengan baik dari saluran pencernaan (oral) dan ke dalam darah (SC/IM).
Waktu puncak konsentrasi plasma: 1 jam (tab konvensional, epidural); 20-60 menit (supp); 30-60 menit (IM);
20 menit (IV).
Distribusi: ginjal, hati, paru-paru dan limpa, volume distribusi 1-6 L/kg. Ikatan protein plasma: sekitar 35%
Metabolisme: di metabolisme di hati dan usus melalui glukuronidasi kira-kira 2 jam (morfin); 2,4-6,7 jam
(morfin 3-glukoronida)

DOSIS
Dewasa: 5-20 mg setiap 4 jam
Anak: 1-5 th 5 mg/4 jam (max. 30 mg setiap hari)
6-12 tahun 5-10 mg/4 jam (max. 60 mg setiap hari)
> 13 tahun sama dengan dosis orang dewasa
Kodein

INDIKASI
Sakit ringan-sedang

KONTRA INDIKASI
Hipersensitif terhadap kodein, depresi respirasi, asma/hiperkarbia, paralytic ileus.
Kodein
EFEK SAMPING
Depresi respirasi, shock, respiratory/cardiac arrest, lemas, pusing, sedasi, nafas pendek, mual,
berkeringat, konstipasi, reaksi alergi, euphoria, dysphoria, sakit perut, pruritis, hipotensi, diare,
insomnia, rash.

INTERAKSI OBAT
Jika bersama CNS depressants, akan menyebabkan additive CNS depression, respiratory
depression, hipotensi, sedasi, atau coma
Jangan digunakan bersama agonist/antagonist opioid analgesik campuran jika telah menerima terapi
pure opioid agonist analgesic
Jika bersama antikolinergik akan menyebabkan risiko retensi urin atau konstipasi dan paralytic ileus
Jika bersama antidepresan dapat meningkatkan efek antidepresan/kodein

SEDIAAN
Tablet 20mg, 15mg, 10mg

MERK DAGANG
Codikaf, Codipront, Coditam
Kodein
FARMAKOKINETIK
Absorbsi: dari GIT, konsentrasi plasma maks. 1 jam setelah administrasi
Distribusi: dengan cepat memasuki semua jaringan tubuh, termasuk janin (≠ analgesia selama
persalinan), bayi yang lahir dari ibu yang kecanduan → ketergantungan fisik, gejala withdrawal
Metabolisme: 70-80% kodein di metabolisme di liver oleh konjugasi dengan glucuronic acid
menjadi codeine-6 glucuronide (C6G) dan oleh O-demethylation menjadi morphine (5-10%) dan N-
demethylation menjadi norcodeine (10%)
Ekskresi: 90% diekskresi melalui ginjal, 10% kodein tidak diubah Plasma half-lives dan
metabolismenya sekitar 3 jam.

FARMAKODINAMIK
↑ toleransi terhadap sakit
↓ ketidaknyamanan
Antitussive
(-) membuat kantuk, depresi respirasi, konstipasi, mual, pusing
Indikasi
Analgesik
dalam KG
Indikasi Penggunaan Analgesik Pada KG
Hydrocodone, oxycodone, codeine, pentazocine jarang digunakan karena efek ketergantungan
Terapi Analgesik Tunggal & Kombinasi
Terapi kombinasi analgesik
•Superior Analgesik : Paracetamol + NSAID
lain
NSAID tunggal digunakan dalam
•Menghilangkan Sakit Gigi : Naproxen +
mengurangi nyeri gigi
Ibuprofen
•Ibuprofen
•Sakit Pulpa Gigi atau Postoperatif : Etoricoxib
•Paracetamol
& Celecoxib + Ibuprofen
•Aspirin
•Nyeri Dental Akut : Kodein 30-90 mg +
•Diflunisal
aspirin / asetaminofen 500-650 mg
•Asam mefenamat
•Nyeri Berat : Hydocodone 7,5 mg + Ibuprofen
•Ketoprofen
200 mg
•Ketorolak
•Kombinasi dengan opioid sangat berguna
•Flubiprofen
Namun, efek samping dapat berupa
mengantuk, fungsi psikomotor terganggu, mual
ANTIBIO
TIK
Definisi

Agen yang diproduksi oleh mikroorganisme non-patogenik → membunuh


ataupun menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen lainnya.

Cara kerja (type of action)

KLASIFI Spektrum (spectrum of


activity)
KASI
Mekanisme kerja
(mechanism of action)
Klasifikasi
Berdasarkan cara kerja (type of Berdasarkan spektrum (spectrum of
action) activity)
Bakteriosidal
❏ Penicillin Narrow-spectrum
❏ Cephalosporin
❏ Aminoglycosides
❏ Penicillin G
❏ Fluoroquinolones
❏ Aminoglycosides
❏ Rifampin
❏ Metronidazole
Broad-spectrum
Bakteriostatik
❏ Tetracyclines
❏ Tetracycline ❏ chloramphenicol
❏ Chloramphenicol
❏ Sulpohonamide
❏ Dapson
❏ Erythromycin
❏ Clindamycin
Klasifikasi
Berdasarkan mekanisme kerja (mechanism of action)

1. Antibiotik yang menghambat sintesis pada dinding sel


= Penisilin, sefalosporin, vancomisin, bacitracin

2. Antibiotik yang merusak membran sel


= Polymyxins, amphotericin B, nystatin

3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein


= tetrasiklin, eritromisin, clindamycin, chloramphenicol

4. Antibiotik yang mengganggu sintesis DNA


= Fluoroquinolones

5. Antibiotik yang menghambat sintesis asam folat (antimetabolite action)


= sulfonamide, trimetoprim
Pertimbangan dalam pemilihan Antibiotik

Faktor Pasien: Faktor Obat:


1. Usia 1. Rute administrasi
2.Riwayat alergi 2. Aktivitas spektrum antibiotik
3. Abnormalitas genetik 3. Efek bakterisidal/bakteristatik
4. Kehamilan 4. Kemampuan untuk cross blood-brain
5. Host defense barrier
6. Disfungsi hepar 5. Harga dari antibiotik
7. Disfungsi ginjal
8. Faktor lokal
Prinsip penting sebelum meresepkan
antibiotik
1. Antibiotik🡪 tambahan untuk debridemen/intervensi bedah (ekstraksi gigi, pulpektomi,
insisi dan drainase)
2. Tidak boleh digunakan sebagai pengganti prosedur pengelolaan infeksi.
3. Tidak efektif melawan virus atau organisme jamur
4. Regimen antibiotik harus didasarkan pada tanda dan gejala infeksi bakteri
5. Penggunaan antibiotik profilaksis dalam kedokteran gigi terbatas
6. Beberapa antibiotik memiliki risiko reaksi alergi yang tinggi dan harus digunakan
hanya setelah mempertimbangkan riwayat pasien
Antibiotik pertama yang dikembangkan dan digunakan di klinik
β-Lactam Menghambat sintesis dinding sel bakteri

INDIKASI : EFEK SAMPING:


1. Infeksi orodental • Risiko alergi 🡪Syok anafilaksis, skin
Penisilin 2. Infeksi periodontal rashes, demam, urtikaria
3. Vincent’s angina
Narrow spectrum 4. Necrotizing gingivitis DOSIS:
Durasi pendek 5. Profilaksis endokarditis Dewasa
• Ospen tab. 500mg 3x1 hari
KONTRAINDIKASI: • Penicillin V injeksi IM 800,000 unit
6. Hipersensitif 1x1 hari/5 hari
Anak-anak
(dosis pedo: 25-50mg/kg/hari, dibagi
dalam 2 atau 3 dosis)
• 6-14 tahun: peniciliin V injeksi IM
400,000n unit sekali sehari/5 hari
PENISILIN
SEDIAAN:
• Ospen tab. 250mg, 500mg
• Penicillin V injeksi IM 400,000
unit
Amoxicillin
INDIKASI : EFEK SAMPING:
1. ANUG • Resistensi
2. Abses dentoalveolar • Skin rashes
3. Osteomyelitis • Gangguan gastrointestinal (diare)
4. Ludwig’s Angina • Nausea
5. Sinusitis
Extended spectrum 6. Faringitis DOSIS:
7. Profilaksis endokarditis Dewasa
• Amoxil tab. 500mg 3x 1 hari (2 gr/hari dalam
KONTRAINDIKASI: 2 dosis terbagi)
8. Hipersensitif Anak-anak
9. Infeksi virus (dosis pedo: 25-50mg/kg/hari, dibagi dalam 2
atau 3 dosis)
• Amoxil oral susp.
• Hingga 1 tahun: 62,5mg 3x 1hari
• 1-6 tahun: 125mg 3x 1 hari
• 6-12 tahun: 250mg 3x 1 hari
Amoxicillin
SEDIAAN:
• Amoxil tab. 250mg, 500mg
• Amoxil oral susp. 125mg/5ml, 250mg/5ml
Ampicillin
INDIKASI : EFEK SAMPING:
1. Faringitis • Resistensi
2. Sinusitis • Skin rashes
3. Bronkitis • Gangguan gastrointestinal (diare)
4. Meningitis • Nausea
5. Endokarditis
Extended spectrum 6. Infeksi Saluran Kemih DOSIS:
Dewasa
KONTRAINDIKASI: 1-12 g/hari
7. Hipersensitif Anak-anak
50-200 mg/kg/hari
Ampicillin

SEDIAAN OBAT:
Ampicillin 500 mg tab
Perbedaan Ampicillin dan Amoxicillin
Ampicillin Amoxicillin

Semisynthetic aminopenicillin Semisynthetic aminopenicillin

Tidak sepenuhnya diserap dari saluran Diserap sepenuhnya dari saluran pencernaan →
pencernaan (mengubah flora usus) → sering kemungkinan diare lebih kecil
terjadi diare

Makanan menurunkan penyerapan dari Makanan tidak menurunkan penyerapan dari


ampicillin amoxicillin

Efektif untuk melawan Shigella dan Kurang efektif untuk melawan Shigella dan
Haemophillus influenzae Haemophillus influenzae

Menurunkan efektivitas kontrasepsi oral Tidak menurunkan efektivitas kontrasepsi oral

Dosis: 250 - 500 mg 4 kali sehari (QID) Dosis: 250 - 500 mg 3 kali sehari (TID)
Cephalosporin

Sefalosporin adalah antibiotik


B-laktam. Mekanisme aksi dan
resistensi mirip dengan
penisilin dengan menghambat
sintesis dinding sel bakteri dan
menghasilkan efek
bakterisidal. Sefalosporin telah
dibagi menjadi empat generasi
berdasarkan fitur umum dan
aktivitas antibakteri.
Cephalosporin
Cephalosporin

Adverse effect:
DOSIS: 1. Hipersensitivitas
Dewasa: 2. Gangguan gastrointestinal
•cap 250-500mg 3-4x/hari, max 4g dalam 3. Nyeri di lokasi injeksi
1 hari
Anak: 4. Nefrotoksisitas

•25-50 mg/kg/hari, dibagi 3-4x/hari 5. Intoleransi terhadap alkohol


6. Perdarahan hebat
Ceftriaxone DOSIS:

INDIKASI : Pemberian secara I.M. dan I.V.


Infeksi bakteri gram positif Dewasa
dan negatif ● 1 g/hari dosis tunggal
● 2-4 g/hari dosis tunggal (infeksi berat)
KONTRAINDIKASI: ● Gonorrhae tanpa komplikasi → 250 mg
● Hipersensitif dosis tunggal
● Neonatus ● Profilaksis bedah → 1 g dosis tunggal
● Profilaksis bedah kolorektal → 2 g
EFEK SAMPING:
• Alergi Anak
• Gangguan ● > 6 minggu → 20-50 mg/kg bb/hari (dapat
gastrointestinal → diare, naik hingga 80 mg/kg bb/hari) dosis tunggal
muntah, anoreksia ● Di atas 50 mg/kg bb/hari hanya diberikan
• Nephrotoksisitas scr I.V.
Ceftriaxone

SEDIAAN OBAT:
Vial 1 g (dus isi 2 vial)
Tetracycline
INDIKASI : DOSIS:
Infeksi bakteri gram positif
dan negatif Pemberian secara oral dan I.V.
Dewasa
KONTRAINDIKASI: ● Doxycycline cap 200mg pada hari 1, 100mg
● Hipersensitif selanjutnya.
● Anak <12 tahun ● Minocycline cap 100mg 2x/hari
● Ibu hamil ● Tetracycline cap 250mg-500mg 4x/hari

EFEK SAMPING:
● Gangguan
gastrointestinal → diare,
muntah, nausea
● Diskolorasi gigi apabila
dikonsumsi di masa
pertumbuhan
● Toksisitas ginjal, hepar
Tetracycline

SEDIAAN OBAT:
Doxycycline (vibramycin) cap 100mg
Minocycline (minocin) cap 100mg
Tetracycline cap 250mg
Makrolida

● Agen bakteriostatik tetapi pada konsentrasi tinggi dapat bertindak sebagai agen bakterisida
● Mekanisme kerja makrolida adalah mengikat secara reversibel ke situs P subunit ribosom
50S dan menghambat sintesis protein RNAdependent dengan merangsang disosiasi transfer
peptidil RNA (tRNA) dari ribosom.
● Jenis makrolida:
○ Erythromycin
○ Clarithromycin
○ Azithromycin
Erithromycin
Mekanisme Aksi : Bakteriostatik (Menghambat Dosis
sintesis protein) ● Dosis maximum : 4 gr/hari
Indikasi ● Dewasa :
● Pasien dengan hipersensitif terhadap penicilin ■ Erithromycin tab 250mg (4x/hari)
● Infeksi oral akibat bakteri gram (+), (-) ■ Erthromycin tab 500mg (3x/hari)
Kontraindikasi ● Anak
○ 30 - 50mg/kg/hari (3-4x/hari)
● Pasien hipersensitif terhadap erythromycin
● Pasien dengan disfungsi hepar
Sediaan Obat
● Erythromicin tab 250mg, 500mg
● Omathrocin oral susp 200mg/5ml
Efek Samping
● Reaksi alergi
● Gangguan pada hepar
(hepatotoksik)
● Aritmia cardiac
Clarithromycin
Indikasi Efek Samping
● Pasien alergi terhadap penicilin ● Reaksi alergi
● Infeksi oral disertai keluhan sistemik ● Gangguan pada hepar
● Diarrhea, mual, muntah, abdominal
Kontraindikasi pain
● Pasien alergi terhadap erythromycin, Dosis
azithromycin, clarithromycin ● Dewasa :
● Pasien mengonsumsi statin ● Klacid tab 500mg (2x/hari)
● Pasien dengan gangguan hepar dan ginjal ● Anak : 15 mg/kg/hari

Sediaan Obat
● Klacid tab 500mg
● Klacid oral susp 125mg/5ml, 250mg/5ml
Azythromycin
(Macrolide)
MEKANISME AKSI BIOAVAILABILITAS
Makrolide mengikat secara reversibel ke situs P subunit 40 - 50%
ribosom 50S & menghambat sintesis protein yang bergantung
pada RNA dengan merangsang disosiasi RNA transfer peptidil DOSIS:
(tRNA) dari ribosom. ● Dewasa: 500 mg per 12 jam
● Anak: 5 - 12 mg/kg/hari
EFEKTIF MELAWAN:
● Aerob JALUR PEMBERIAN
gram-positive/fakultatif staphylococci &
● Oral
streptococci ● Intravena
● Anaerob gram-negative (Fusobacterium, Prevotella,
Porphyromonas, Wolinella, Selenomonas, and A.
PENAMAAN:
actinomycetemcomitans ● Generic: Azithromycin
● Mycoplasma pneumoniae ● Trade: Zithromax
Azythromycin
SEDIAAN:
● Tablet 500mg
● Kapsul 250mg, 500mg
● Suspensi 200mg/5ml
● Injeksi 500mg/vial
Metronidazole
SIFAT: BIOAVAILABILITAS
Bakterisid Oral: 100%

DRUG OF CHOICE: DOSIS:


Infeksi protozoa ● Dewasa: 250 - 750 mg per 8 jam
● Anak: tidak lebih dari 4 gr
EFEKTIF MELAWAN: dalam 24 jam
● Obligat anaerob
● Mikroaerofilik (termasuk mikroorganisme yang terlibat JALUR PEMBERIAN
dalam infeksi orofasial akut, periodontitis, dan ANUG) ● Oral
● Intravena
PENAMAAN:
● Generic: Metronidazole
● Trade: Vadazol, Vagistin, Vagizo, Velazol
Metronidazole
SEDIAAN:
● Tablet 500mg
● Injeksi 500mg/100ml
Asam Clavulinic
SEDIAAN OBAT: DOSIS:
INDIKASI:
- Tablet Augmentin 1g mengandung: Dewasa
Kombinasi dengan amoxicillin (Amoxicillin 875mg + clavulanate Augmentin tab. 1g setiap 12 jam
• Infeksi otologis potassium 125mg) Anak-anak
• Infeksi gigi -Augmentin oral suspensi 1g Dosis pedo:
• Infeksi kemih mengandung: (Amoxicillin 400mg + - < 40kg: 20 - 40mg/kg/hari, dibagi dalam
• Infeksi sinus clavulanate potassium 57mg 3 dosis
-Tab 375 (250+125), 625 (500+125) - > 40kg: seperti untuk orang dewasa

KONTRAINDIKASI: EFEK SAMPING:


• Hipersensitivitas terhadap peniciliin • Resistensi 🡪 penggunaan yang
• Riwayat penyakit kuning terkait tidak rasional&tidak terindikasi
dengan amoxicillin/Clavulanate • Gangguan gastrointestinal 🡪
potassium therapy diare&nausea
ANTIBIO
TIK
PROFILA
KSIS
ANTIBIOTIK
PROFILAKSIS
I
PENGGUN
AAN
ANTIBIOTI
K
INTERAKSI PENGGUNAAN
ANTIBIOTIK
KESIMPULAN
ANTIBIOTIK
ANESTESI LOKAL
DALAM
KEDOKTERAN
GIGI
Obat yang memblokir konduksi saraf ketika
Anastesi diaplikasikan secara lokal ke jaringan saraf dalam
konsentrasi yang telah ditentukan
Lokal
Kelumpuhan pada saraf sensorik dan
motorik daerah yang dipersarafi
Reversible

● Mengubah basic resting potential pada dasar membran saraf


Anestesi lokal mengubah proses ● Mengubah ambang batas potensial
penghantaran dan transmisi ● Menurunkan laju depolarisasi
● Memperpanjang laju repolarisasi
impuls dengan beberapa cara
Mekanisme kerja Anestesi Lokal
Anestesi Lokal

Menghalangi konduksi impuls dengan Peningkatan konsentrasi, konduksi impuls


berjalan lambat, amplitudo dan laju kenaikan
memblok voltage-gated sodium channels
potensial aksi menurun -> kemampuan untuk
menghasilkan potensial aksi hilang

Anestesi lokal berdifusi melalui membran


Menghalangi peningkatan permeabilitas Na+
sel dan berikatan dengan voltage-sensitive
dan secara bertahap meningkatkan batas
sodium channel pada bagian dalam
ambang nyeri.
membran sel
Klasifikasi Anestesi
Lokal
Berdasarkan Struktur Kimia

Ester Amides
Klasifikasi Anestesi
Lokal
Berdasarkan Penggunaannya :

Injectable Surface Anaesthetic


a. Low, potency, short duration b. Insoluble
a. Soluble
Procaine Benzocaine
Chloroprocaine Cocaine Butylaminobenzoate
b. Intermediate potency and duration Oxethazaine
Lidocaine
Lidocaine
Prilocaine Tetracaine
c. High potency, long duration
b. Insoluble
Tetracaine, Bupivacaine
Ropivacaine Benzocaine
Dibucaine
Butylaminobenzoate
Oxethazaine
LIDOCAINE BUPIVACAINE
Paling sering digunakan dalam prosedur
Durasi aksi panjang
dental
(Lidocaine 2% + 1:100.000 epinephrine) Lebih banyak blokade sensorik
Merk dagang : pehacaine, xylocaine
Merek dagang : Bucain spinal, Socain

PRILOCAINE Anestesi lokal MEPIVACAINE


yang paling sering
Sifat mirip mepivacaine : Onset dan digunakan dalam Mirip lidocaine
durasi aksi menengah. Kedokteran Gigi Dipasarkan dalam konsentrasi 2% dengan
Dapat digunakan tanpa 1 : 20.000 levonordefrin dan sebagai
vasokonstriktor larutan 3% tanpa vasokonstriktor
Tersedia dalam bentuk topikal Merek dagang : Carbocaine, Polocaine

Merek dagang : Takipril, Lidopril


Lidocaine
Hydrochloride
Anestesi lokal golongan amida, paling sering digunakan dalam bidang kedokteran gigi
Dosis maksimum
● Dewasa = 7.0 mg/kgBB
● Anak-anak = 500mg
Onset of action
● Cepat ( 3 - 5 menit )
Duration of action
● Pulpa = 60 menit
● Jaringan lunak = 3 - 5 jam
Dosis :
● 2% dengan 1:50.000 epinefrin
● 2% dengan 1:100.000 epinefrin
Sediaan
Ampul, gel, dan patch
Merk dagang = Pehacain, Lignospan
Vasokonstriktor dalam Anestesi Lokal
Dosis Maksimal
Epinefrin
Rekomendasi Dosis Maksimal Anestesi
Lokal
Merk Dagang
Anestesi
EMERGE
NCY
DRUGS
Emergency Drugs
Malamed:
Kondisi medis kronis acute medical
96,6% (asma, gagal jantung emergencies
praktisi drg. melaporkan kongestif, penyakit arteri ketika diperburuk oleh
pernah terjadi kegawat koroner, dan penyakit stres saat perawatan gigi
daruratan di klinik mereka serebrovaskular)

Faktor: Klinik gigi harus memiliki emergency kit dengan


1.Bertambahnya usia obat-obatan yang sesuai dengan pelatihan
populasi umum masing-masing dokter gigi, pasien yang dirawat,
dan jenis perawatannya
2.Efek dari medical
advances
Drg.harus mampu mengelola situasi sampai
3.Terapi farmakologi petugas medis darurat tiba
4.Drug abuse ke klinik.
● Semua dokter gigi harus menyimpan obat-obatan
tertentu yang tersedia di kliniknya untuk pemberian
yang dibutuhkan segera (Tabel)
● Dokter gigi harus tahu secara refleks kapan,
bagaimana, dan dalam dosis apa untuk memberikan
agen khusus ini untuk situasi yang mengancam jiwa
secara akut.
TERIMAK
ASIH

Anda mungkin juga menyukai