Disusun oleh:
NURWAHIDAH LAKAMING
202082021
Pembimbing:
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat dan rahmat
serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
sistem limbik dan serebrum. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam
Kepaniteraan Klinik Neurologi yang dilaksanakan di Bagian Neurologi Rumah
Sakit Umum Daerah Dr. John Piet Wanane Kabupaten Sorong dan Rumah Sakit
Umum Daerah Sele Be Solu Sorong.
Penulis sadar makalah ini masih banyak kekurangan dari isi, susunan
bahasa maupun sistematika penulisannya mengingat pengalaman dan pengetahuan
serta waktu yang digunakan untuk menyusun makalah ini sangat terbatas. Untuk
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Penulis
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan kepada :
Pembimbing : dr. WINDI C. H. MARBUN, Sp.N
Mengetahui,
Pembimbing,
iii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................ iv
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
Otak terletak dalam rongga cranium dan terdiri dari empat bagian utama:
serebrum, diensefalon, serebelum, dan batang otak. Batang otak berlanjut dengan
sumsum tulang belakang dan terdiri dari medula oblongata, pons, dan midbrain. Di
belakang batang otak adalah serebelum. Superior ke batang otak adalah
diencephalon, yang terdiri dari thalamus, hipothalamus, dan epithalamus. Serebrum
disokong oleh diencephalon dan batang otak. Serebrum merupakan bagian terbesar
dari otak dan memiliki sepasang hemisfer (dekstra dan sinistra) yang terbagi
menjadi 4 lobus utama, yakni lobus frontal, lobus parietal, lobus temporal dan lobus
oksipital.(1,2)
1
dengan sistem limbik seperti perilaku sesuai insting, perilaku afektif, motivasi,
dorongan, pembelajaran dan memori bergantung dari kerja sama sistem limbik
yang baik dengan area otak lainnya. Dalam bahasa Latin, ‘limbik’ (limbus) berarti
batas atau pinggir. Secara anatomi, sistem limbik adalah struktur bangunan-
bangunan yang mengelilingi korpus kalosum. Secara fungsional, sistem limbik
berperan mengaitkan emosi dengan motivasi (amigdala), belajar san ingatan
(formasio hipokampus) serta perilaku seksual (hipotalamus).(3)
1.2. Tujuan
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Sistem limbik adalah suatu unit fungsional terpadu di dalam otak yang
berperan penting dalam mengatur emosi dan memori. Sistem limbik merupakan
suatu cincin struktur-struktur otak depan yang mengelilingi batang otak yang terdiri
dari lobus-lobus korteks serebri (terutama korteks asosiasi limbik), nukleus basalis,
thalamus dan hipothalamus.(1,3,4)
3
Gambar 2. Struktur anatomi sistem limbik.
Sumber: Martini(1)
4
di sepanjang fimbria dekat splenium korpus kalosum dan meluas ke indusium
griseum. Girus dentatus meluas ke unkus girus parahipokampus pada bagian
anterior. Subikulum merupakan zona transisional yang terdiri dari 3 lapis
archikorteks dekat hipokampus, tetapi kemudian mengalami transisi menjadi 6 lapis
begitu mendekati girus parahipokampus.(1,2)
5
Gambar 4. Hubungan dasar antara area-are asosiasi pada neokorteks, sistem
limbik, hipotalamus dan jaras-jaras luaran utamanya
Sumber: Crossman, et. al(5)
6
formasio hipokampus beserta koneksi yang terkait. Ingatan semantik memerlukan
pengetahuan mengenai arti verbal dan konsep persepsi. Ingatan ini bergantung pada
fungsi neokorteks, girus temporalis media dan inferior. Ingatan implisit terdiri atas
proses belajar kemampuan sensorik dan motorik.(4,5)
7
2.2. SEREBRUM
8
Sulkus pada hemisfer serebri berperan sebagai pemisah antar lobus
hemisfer yang dapat digunakan sebagai tanda pembagian lobus. Tiga sulkus utama
pembagi lobus adalah sulkus lateralis, sulkus sentralis dan sulkus parietooksipitalis.
Hemisfer serebri memiliki 4 lobus utama yaitu lobus frontalis (warna ), lobus
parietalis (warna ), lobus temporalis (warna ) dan lobus oksipitalis (warna ).
Gambar 3 menampilkan gambaran girus, sulkus dan lobus hemisfer serebri.(2)
9
Sulkus yang paling jelas pada penampang lateral serebrum adalah sulkus
lateralis (lateral sulcus) yang memisahkan lobus temporalis dan lobus frontalis.
Lobus temporalis menyatu dengan lobus parietalis dan oksipitalis. Pada permukaan
lateral lobus temporalis, terdapat tiga girus utama yang sejajar dengan sulkus
lateralis, yaitu girus temporalis superior, media dan inferior. Korteks auditori
primer terletak pada girus temporalis superior.(2,5,6)
10
Gambar 7. Struktur pada penampang medial hemisfer serebri
Sumber: Baehr & Frotscher(6)
Pada penampang inferior, terlihat dengan jelas adanya girus rectus pada
inferior dari lobus frontalis. Tampak pula girus orbital dan sulkus olfaktorius pada
area yang sama di bagian hemisfer dekstra dan sinistra. Di bagian posterior hemisfer
terletak girus fusiform pada lobus oksipitalis. Struktur lain dapat dilihat pada
gambar.(2,5,6)
11
2.2.2. Struktur dan Fungsi Korteks Serebri
12
2.2.2.1. Substansia grisea
13
Gambar 10. Area sitoarsitektural korteks serebri
Sumber: Baehr & Frotscher(6)
a. Area sensorik
Area somatosensori primer (area 1, 2, dan 3 pada Gambar 9.) terletak tepat
di belakang sulkus sentralis setiap hemisfer serebri di girus postsentralis
14
setiap lobus parietal. Area ini memanjang dari sulkus serebral lateral,
sepanjang permukaan lateral lobus parietal ke fisura longitudinal, dan
kemudian sepanjang permukaan medial lobus parietal dalam fisura
longitudinal.(2,3,6)
• Area visual primer (area 17), terletak di ujung posterior lobus oksipitalis
terutama pada permukaan medial (di sebelah fisura longitudinal),
menerima informasi visual dan terlibat dalam persepsi visual.(2)
15
• Area pendengaran primer (area 41 dan 42), terletak di bagian superior
lobus temporal dekat sulkus serebri lateral, menerima informasi suara dan
terlibat dalam persepsi pendengaran.(2)
• Area penciuman primer (area 28), terletak di lobus temporal pada aspek
medial dan menerima impuls untuk penciuman dan terlibat dalam persepsi
penciuman.(2)
16
b. Area Motorik
Luaran motorik dari korteks serebral menjalar terutama dari bagian anterior
setiap hemisfer. Area motorik yang paling penting adalah sebagai berikut.
Area bicara Broca (area 44 dan 45), yang terletak di lobus frontal dekat
dengan sulkus serebri lateral, terlibat dalam artikulasi bicara. Pada
kebanyakan orang, area bicara Broca terlokalisasi di belahan otak kiri.
Sirkuit saraf yang terbentuk antara area bicara Broca, area premotor, dan
area motorik primer mengaktifkan otot-otot laring, faring, dan mulut serta
otot-otot pernapasan. Kontraksi terkoordinasi dari otot-otot bicara dan
pernapasan Anda memungkinkan Anda untuk mengungkapkan pikiran
Anda. Orang yang mengalami kecelakaan serebrovaskular (CVA) atau
stroke di daerah ini masih dapat memiliki pikiran yang jernih, tetapi tidak
dapat membentuk kata-kata. (2,3)
c. Area Asosiasi
Area asosiasi terhubung satu sama lain dan dengan struktur otak lainnya,
sehingga bukan terutama sensorik atau motorik. Area ini berperan dalam
kegiatan menganalisis dan menafsirkan pengalaman sensorik serta
mengawasi memori, penalaran, verbalisasi, penilaian, dan emosi. Area
asosiasi menempati bagian anterior lobus frontal dan tersebar luas di
bagian lateral lobus parietal, temporal, dan oksipital.(2,3)
17
Area asosiasi somatosensori (area 5 dan 7) berada tepat di belakang dan
menerima masukan dari area somatosensori primer, serta dari talamus dan
bagian lain dari otak. Area ini berperan dalam menentukan bentuk dan
tekstur yang tepat dari suatu objek dengan merasakannya, untuk
menentukan orientasi satu objek terhadap objek lain seperti yang
dirasakan, dan untuk merasakan hubungan satu bagian tubuh dengan
bagian tubuh lainnya. Peran lain dari area asosiasi somatosensori adalah
penyimpanan ingatan pengalaman sensorik somatik masa lalu, untuk
membandingkan sensasi saat ini dengan pengalaman sebelumnya.(2,5)
Area asosiasi visual (area 18 dan 19), yang terletak di lobus oksipitalis,
menerima impuls sensorik dari area visual primer dan thalamus. Ini
menghubungkan pengalaman visual sekarang dan masa lalu dan sangat
penting untuk mengenali dan mengevaluasi apa yang dilihat.(2,5)
Area pengenalan wajah, yang secara kasar berhubungan dengan area 20,
21, dan 37 di lobus temporal inferior, menerima impuls saraf dari area
asosiasi visual. Area ini menyimpan informasi tentang wajah, dan
berfungsi dalam mengenali orang dari wajahnya. Area pengenalan wajah
di belahan kanan biasanya lebih dominan daripada daerah yang sesuai di
belahan kiri.(2,5)
Area asosiasi pendengaran (area 22), terletak di inferior dan posterior area
pendengaran primer di korteks temporal, berperan dalam mengenali suara
tertentu sebagai ucapan, musik, atau kebisingan.(2,5)
18
Area Wernicke (bahasa posterior) (area 22, area 39 dan 40), wilayah yang
luas di lobus temporal dan parietal kiri. Berperan dalam menafsirkan arti
ucapan dengan mengenali kata-kata yang diucapkan. Area ini aktif saat
proses menerjemahkan kata ke dalam pikiran. Daerah di belahan kanan
yang sesuai dengan daerah Broca dan Wernicke di belahan kiri juga
berkontribusi pada komunikasi verbal dengan menambahkan konten
emosional, seperti kemarahan atau kegembiraan, pada kata-kata yang
diucapkan. Pasien yang menderita stroke di area Wernicke masih dapat
berbicara, tetapi tidak dapat mengatur kata-kata secara koheren.(2,5,9)
Area integratif umum (area 5, 7, 39, dan 40) dibatasi oleh area asosiasi
somatosensori, visual, dan auditori. Impuls saraf diterima dari area ini dan
dari area gustatori primer, area penciuman primer, talamus, dan bagian
batang otak. Area ini mengintegrasikan interpretasi sensori dari area
asosiasi dan impuls dari area lain, memungkinkan pembentukan pemikiran
berdasarkan berbagai masukan sensorik. Kemudian mengirimkan sinyal ke
bagian lain dari otak untuk respon yang tepat terhadap sinyal sensorik yang
telah ditafsirkan.(2,5)
Korteks prefrontal (area asosiasi frontal) adalah area luas di bagian anterior
lobus frontal yang berkembang dengan baik pada manusia (area 9, 10, 11,
dan 12; area 12 tidak diilustrasikan karena hanya dapat terlihat dalam
tampilan medial). Area ini memiliki banyak koneksi dengan area lain dari
korteks serebral, talamus, hipotalamus, sistem limbik, dan otak kecil.
Korteks prefrontal berkaitan dengan susunan kepribadian seseorang,
kecerdasan, kemampuan belajar yang kompleks, mengingat informasi,
inisiatif, penilaian, pandangan ke depan, penalaran, hati nurani, intuisi,
suasana hati, perencanaan untuk masa depan, dan pengembangan ide-ide
abstrak. Seseorang dengan kerusakan bilateral pada korteks prefrontal
biasanya menjadi kasar, tidak pengertian, tidak mampu menerima nasihat,
murung, lalai, kurang kreatif, tidak dapat merencanakan masa depan, dan
19
tidak mampu mengantisipasi konsekuensi dari kata-kata atau perilaku yang
gegabah.(2,5)
Area premotor (area 6) adalah area asosiasi motorik yang terletak tepat di
depan area motorik primer. Neuron di area ini berkomunikasi dengan
korteks motorik primer, area asosiasi sensorik di lobus parietal, ganglia
basal, dan thalamus. Area premotor berkaitan dengan aktivitas motorik
yang dipelajari yang bersifat kompleks dan berurutan.(2,5)
20
Serabut aferen terdiri dari serabut pada semua modalitas somatosensori
yang berjalan ke area 3, 1, 2 dan 4. Selain itu, termasuk juga serabut lain yang
membawa impuls dari serebelum, globus palidus dan korpus mamilare melalui
thalamus ke korteks serebri.(2)
21
berjalan mengitari ujung posterior sulkus lateralis di bagian substansia alba
subkortikal. Berkas serabut ini menghubungkan area Bahasa frontal dan temporal
(Broca dan Wernicke). Lesi pada fasikulus arkuata menyebabkan afasia
konduksi.(2,5,6)
22
Berkas serabut asosiasi penting lainnya adalah fasikuli oksipitofrontalis
superior dan inferior serta fasilukus oksipitalis vertikalis. Serabut U atau serabut
arkuata serebri menghubungkan girus yang berdekatan maupun yang berjauhan.
Berkas asosiasi sistem limbik disebut singulum. Serabut ini berjalan dari area
subkalosal ke girus parahipokampus atau disebut sebagai area entorhinal.(5,6,8)
Nukleus kaudatus terdiri atas kaput yang besar dan kauda berupa bangunan
melengkung yang kian menipis. Kaput nukleus kaudatus hampir seluruhnya
dipisahkan dari putamen oleh kapsula interna. Ujung rostral kaput nukleus kaudatus
berkesinambungan dengan putamen melalui dan berada di bawah krus anterior
kapsula interna.(2,3)
23
sebagai klaustrum. Bangunan tersebut memisahkan substansia alba menjadi dua
lapisan yang disebut kapsula eksterna dan kapsula ekstrema.(2,3)
24
Serabut kortikostriatum berasal dari daerah korteks serebri yang tersebar
sebagian besar dari sisi ipsilateral. Serabut saraf tersebut didominasi oleh serabut-
serabut dari lobus frontralis dan lobus parietalis ipsilateral. Daerah motorik lobus
frontalis sebagian besar menuju ke putamen, sehingga secara somatotopik tubuh
direpresentasikan terbalik. Bagian depan lobus frontalis dan korteks asosiasi
sebagian besar menuju ke nukleus kaudatus. Putamen dianggap sebagai bagian
motorik striatum, sedangkan nukleus kaudatus lebih berperan untuk fungsi asosiasi.
Serabut kortikostriatum menggunakan asam glutamate sebagai transmitternya.
Proyeksi talamostriatum datang dari pars kompakta substansia nigra ipsilateral
tegmentum midbrain. Proyeksi nigrostriatum datang dari pars kompakta substansia
nigra tegmentum midbrain ipsilateral. Transmitter yang digunakan adalah
monoamin dopamin, yang mempunyai efek eksitasi maupun inhibisi terhadap
neuron-neuron striatum.(5,6)
25
Gambar 17. Hubungan antara struktur pada ganglia basalis
Sumber: Crossman, et. al(5)
Serabut eferen palidum terdiri dari 2 proyeksi pada kedua segmen palidum.
Serabut palidotalamik merupakan jaras utama aliran informasi dari ganglia basalis.
Serabut palidotalamik menggunakan satu dari 2 lintasan untuk mencapai
sasarannya. Sebagian serabut fasikulus tersebut berjalan mengelilingi tepi anterior
26
kapsula interna sebagai ansa lentikularis, sedangkan selebihnya berjalan melalui
kapsula interna sebagai fasikulus lentikularis. Fasikulus lentikularis kemudian
berlanjut ke medial dan membentuk jerat ke dorsal dan lateral sebagai fasikulus
talamik yang selanjutnya memasuki thalamus dari sisi ventralnya. Nukleus
sasarannya terletak di thalamus untuk selanjutnya diproyeksikan ke daerah-daerah
motorik lobus frontalis terutama ke korteks motorik primer dan korteks motorik
suplementer. Berkas kecil serabut-serabut eferen palidum menuju ke kaudal untuk
berakhir di tegmentum batang otak di nukleus tegmentum pedunkulopontinus
(nukleus pedunkulopontinus) yang terletak di perbatasan antara midbrain dan pons,
dekat tepi lateral pedunkulus serebralis superior.(5,6)
Lesi fokal yang terjadi pada serebrum seperti stroke atau tumor, dapat
menimbulkan tiga macam gejala, yaitu kejang epilepsi fokal, gangguan sensorik
atau motorik, dan gangguan psikologis.(5,6)
27
perilaku yang singkat (kejang parsial kompleks). Kejang fokal dapat memicu
timbulnya kejang tonik-klonik menyeluruh (kejang umum).(5,7,8)
Jika lesi fokal yang timbul cukup luas, maka dapat terjadi sindrom
peningkatan tekanan intrakranial. Lesi unilateral hemisfer serebri menyebabkan
gangguan mental (seperti afasia), menimbulkan respons hemiparesis spastik
kontralateral. Apabila terdapat gangguan vaskular yang mengenai kapsula interna,
maka sindrom tersebut akan semakin cepat berkembang. Gangguan ini disebut
serangan otak atau stroke.(5,7,8)
Lesi sisi kanan atau kiri yang melibatkan bagian posterior girus frontal
superior, girus cingulatum anterior, dan intervensi white matter mengakibatkan
hilangnya kontrol berkemih dan defekasi. Tidak ada peringatan mengenai kandung
kemih yang penuh atau akan segera buang air kecil atau buang air besar. Pasien
kebanyakan terkejut karena tiba-tiba celananya basah atau kotor. (8,10)
28
Pengaturan berkemih diatur oleh pusat berkemih di 3 lokasi, yaitu di nervus
medularis S2-4 (pusat mikturisi sakral) untuk kontraksi dan sensasi regangan
kandung kemih, di pons (pusat mikturisi pons) untuk koordinasi relaksasi sfingter
saat kandung kemih berkontraksi dan di korteks serebri lobus frontal untuk
pengaturan inhibisi pusat mikturisi sakral. Ketika vesika urinaria penuh, stimulasi
dikirimkan aferen menuju korteks serebri bahwa adanya keinginan untuk miksi
sehingga otot detrusor berkontraksi dan menyebabkan timbulnya aktivitas
parasimpatis agar sfingter internus menjadi lemas dan terbuka sehingga miksi
terjadi. Adanya lesi atau gangguan pada lobus frontalis menyebabkan perasaan
ingin kencing tidak timbul sehingga saat vesika urinaria penuh, terjadi pengosongan
dengan cepat dan sering.(10,11)
29
Lesi lobus parietalis hemisfer sinistra akan menimbulkan kejang fokal
dengan serangan paroksismal sensasi abnormal dan meluas ke bawah di sisi
kontralateral tubuh. Pada lesi ini, gangguan sensorik/motorik yang terjadi adalah
kehilangan hemisensorik kontralateral dan kehilangan lapang pandang inferior.
Terjadi juga gangguan psikologis berupa ketidakmampuan menamai objek
(anomia), buta aksara, aleksia, agrafia dan akalkulia.(5,7,8)
30
mengganggu penglihatan elementer tetapi mencegah pengenalan dan
penghambatan objek.(5,7,8)
2.2.3.8. Afasia
Kerusakan korpus kalosum dapat terjadi pada pasien epilepsi kronik yang
menjalani pemotongan korpus kalosum. Tindakan tersebut bertujuan untuk
menghentikan renjatan. Dalam kondisi normal, biasanya tidak ada keluhan
mengalami kesulitan dalam kegiatan sehari-harinya, namun ketika pasien menjalani
tes psikologi, didapatkan kedua hemisfer serebri ternyata masing-masing
berperilaku secara otonom. Informasi visual yang diarahkan ke hemisfer kanan
31
nondominan tidak menimbulkan respon verbal. Pasien tidak dapat menamai objek
atau membaca kata-kata yang hanya dipresentasikan ke lapang pandang kiri.(7–9)
Memar otak adalah memar karena trauma dan termasuk kebocoran darah
dari pembuluh mikroskopis. Biasanya berhubungan dengan gegar otak. Pada
kontusio, piamater dapat robek, memungkinkan darah masuk ke ruang
32
subarachnoid. Daerah yang paling sering terkena adalah lobus frontal. Sebuah
memar biasanya mengakibatkan hilangnya kesadaran segera (umumnya
berlangsung tidak lebih dari 5 menit), hilangnya refleks, penghentian sementara
pernapasan, dan penurunan tekanan darah. Tanda-tanda vital biasanya stabil dalam
beberapa detik. Laserasi adalah robekan otak, biasanya dari patah tulang tengkorak
atau luka tembak. Laserasi menyebabkan pecahnya pembuluh darah besar, dengan
perdarahan ke dalam otak dan ruang subarachnoid. Konsekuensinya meliputi
hematoma serebral (kumpulan darah yang terlokalisasi, biasanya menggumpal,
yang membengkak melawan jaringan otak), edema, dan peningkatan tekanan
intrakranial. Jika bekuan darah cukup kecil, mungkin tidak menimbulkan ancaman
besar dan dapat diserap. Jika bekuan darah besar, mungkin memerlukan evakuasi
bedah. Pembengkakan melanggar ruang terbatas yang ditempati otak di rongga
tengkorak. Pembengkakan menyebabkan sakit kepala yang menyiksa. Jaringan otak
bisa menjadi nekrotik (mati) karena pembengkakan; jika pembengkakan cukup
parah, otak dapat mengalami herniasi melalui foramen magnum, yang
mengakibatkan kematian. (5,6)
33
substansia nigra serta akibat kehilangan kandungan dopamin oleh sel-sel striatum.
(5,6)
Otak disuplai oleh arteri karotis interna dan arteri vertebralis yang
berpasangan. Arteri karotis interna berakhir di lateral kiasma optikum, membentuk
arteri serebri anterior dan tengah. Arteri serebri anterior masuk ke fisura
longitudinalis yang besar dan menyuplai aspek medial hemisfer serebri. Arteri
serebri media masuk ke dalam fisura lateral dan mensuplai aspek lateral hemisfer
serebri. Arteri vertebralis berjalan pada aspek ventrolateral medula, bersatu
membentuk arteri basilaris garis tengah, yang memanjang sepanjang pons.
34
Sepanjang perjalanannya, arteri vertebralis dan basilaris memunculkan cabang-
cabang yang mensuplai otak kecil dan batang otak.(2,5,6)
Cabang terminal utama dari arteri basilar adalah arteri serebral posterior,
yang menyuplai lobus oksipital dari hemisfer serebral. Arteri komunikans anterior
menghubungkan kedua arteri serebri anterior. Arteri komunikan posterior melewati
antara arteri karotis interna dan arteri serebri posterior, di setiap sisi. Anastomosis
pembuluh darah ini membentuk sirkulus Willis. Arteri perforasi kecil muncul dari
sirkulus Willis untuk menyuplai daerah hipotalamus, ganglia basalis dan kapsula
interna. (2,5,6)
35
BAB 3
KESIMPULAN
Sistem limbik adalah suatu unit fungsional terpadu di dalam otak yang
berperan penting dalam mengatur emosi dan memori. Sistem limbik terletak di
bagian dalam hemisfer serebri yang melekat dengan korpus kalosum, penghubung
kedua hemisfer serebri. Sistem limbik berperan dalam proses ingatan dan emosi,
sehingga ketika terjadi lesi pada sistem limbik, maka dapat terjadi kelainan pada
ingatan dan emosi seseorang.
Serebrum terdiri atas hemisfer kanan dan kiri. Permukaan serebrum terdiri
atas tonjolan yang disebut girus, alur yang dangkal yang disebut sulkus dan alur
yang dalam disebut fisura. Hemisfer serebri kanan dan kiri dipisahkan oleh fisura
longitudinalis sampai sedalam korpus kalosum. Korpus kalosum menghubungkan
kedua hemisfer serebri. Terdapat empat lobus utama serebri yaitu lobus frontalis,
parietalis, temporalis dan oksipitalis. Masing-masing lobus ini memiliki area
sensorik dan motorik dengan fungsi berbeda-beda. Lesi pada serebri
mengakibatkan kelainan atau gangguan berdasarkan lokasi terjadinya lesi.
36
DAFTAR PUSTAKA
1. Martini F, Tallitsch RB, Nath JL. Human anatomy. Ninth edition. New York:
Pearson; 2018. 422–32 p.
2. Saladin KS, McFarland R, Gan CA, Cushman HN. Essentials of anatomy &
physiology. Second edition. New York, NY: McGraw-Hill Education; 2018.
297–375 p.
9. Hall JE, Hall ME. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology.
Fourteenth Edition. Philadelphia: Elsevier; 2021. 727–751 p.