Anda di halaman 1dari 32

CASE REPORT:

Tuberkulosis
Resisten
Rifampisin
Oleh:
Dwi Putri Kartika Candra Kirana
Pembimbing
dr. Riswan Poniman, SpPD
TABLE OF CONTENTS
01
THE PATIENT
03
Identitas Pasien,
Anamnesis, Pemeriksaan THE CASE
Fisik
Pembahasan Kasus

02
THEORY
Tuberkulosis Resistensi
Obat dan Dispepsia
01
THE
PATIENT
Identitas Pasien
ANAMNESIS

Keluhan Utama
Sesak 2 hari SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang


● Sesak sejak 2 minggu, hilang saat istirahat,
muncul saat demam.
● Demam muncul ± 1 bulan yll, turun dengan
Nama: Ny A paracetamol
● Batuk sejak satu bulan yll. Batuk kering jadi
Age: 47 Tahun batuk berdahak
Gender: Female ● Nyeri tajam di ulu hati ± 2 minggu terakhir,
mual muntah. Berhenti dengan antasida,
memburuk 1 hari SMRS
● Muntah 3 kali ±150 mL setiap muntah. Isi:
Makanan, minuman, darah (-), lendir (-)
ANAMNESIS (RPD)

Batuk hilang Sakit lambung, TB, kontak TB,


dengan hilang dengan HIV, DM,
antibiotik antasida dan Hipertensi dan
(amoksisilin) perbaikan pola asma disangkal
makan
ANAMNESIS (RPK)

Riwayat Riwayat asma di Riwayat


keluarga yang keluarga hipertensi dan
terkena TB disangkal diabetes melitus
disangkal disangkal
ANAMNESIS (Kebiasaan)

Makan Merokok dan


Minum antibiotik
terlambat, jarang minum alkohol
(amoksisilin)
makan setelah disangkal
sakit (2 minggu
terakhir)
REVIEW OF SYSTEMS

PARU - PARU dan


MATA THT
JANTUNG
Mata terasa panas saat demam Tidak ada keluhan
Dada sesak, nyeri saat sesak di
kedua dada

GASTROINTESTINAL SALURAN KEMIH


Nyeri ulu hati Tidak ada keluhan
PEMERIKSAAN FISIK

Tanda Vital

TD : 110/90 mmHg

Nadi :123 x/menit

SpO2 : 95% tanpa oksigen 99% dengan O2

Pernapasan : 37 x/menit
PEMERIKSAAN FISIK
KEPALA PARU -PARU

konjungtiva
pucat (-), sklera
ikterik (-)
Hitam, tdk
mudah
dicabut
Nyeri (-), INSPEKSI PALPASI
otorea (-) Sesak, simetrism Simetris,
Pucat (-),
skar (-), KGB (-) otot bantu napas fremitus
(+), retraksi (+) melemah ICS 4-5

PERKUSI AUSKULTASI
Rhinorea (-) Sonor di seluruh Rhonki (+) ICS
kondidiasis 3-5 kanan dan
lapang paru
oral (-) kiri
PEMERIKSAAN FISIK
INSPEKSI
INSPEKSI Cembung, pelebaran
vena (-), spider nervi
Iktus kordis terlihat
(-), caput medusae (-)
AUSKULTASI PALPASI AUSKULTASI
PERKUSI
S1 S2 reguler, Iktus kordis teraba Bising usus 6
Timpani seluruh
murmur (-) abdomen x/menit
gallop (-)

PERKUSI
Kiri: ICS V linea PALPASI
midklavikula sinistra
NTE,Hepar,
Kanan: ICS V linea limpa, tidak
midsternalis kanan tersba
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

HGB L : 13 – 18 g/dL, P : 12–16


11,5 g/dL
g/dL
HCT L : 45 – 52 %
36,8 %
P : 36 – 48 %
MCV L : 45 – 52 %
83.3 3%
P : 36 – 48 %
MCHC 31,3 x 103 /ul 23 – 36 g/dl

Trombosit 340 x 103 /ul 150 – 400 x 103 /ul

Leukosit 9.8 x 103 /ul 3,8 – 10,6 x 103 /ul


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Kimia Darah 27 mg/dL P <32 mg/dL; L<37 mg/dL

SGOT 27 mg/dL P <37 mg/dL; L <42 mg/dL

SGPT P:0,5-0,9mg/dL/L:0,6-1,1
0,7 mg/dL
mg/dL
Kreatinin 35 mg/dL 10 - 50 mg/dL

Ureum 3,6 g/dL 1,5 - 3,6 g/dL

Albumin 120 mg/dL 76 - 110 mg/dL

GDS 27 mg/dL P <32 mg/dL; L<37 mg/dL


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan

Elektrolit

Natrium (Na) 134,5 Mmol/L 136 -146 Mmol/L

Kalium (K) 3,91 Mmol/L 3,4 5,1 Mmol/L

Klorida (Ca) 103,0 Mmol/L 98 - 106 Mmol/L


PEMERIKSAAN PENUNJANG

● TCM (tes cepat mikrobiologi) ● Posisi PA


● Tuberkulosis Resistensi ● Infiltrat di bagian tengah dan
Rifampisin basal kedua paru
Tanggal Subject, object, assessment, monitoring Planning

28 Juli 2021 S Pasien dari IGD dengan demam sejak 1 bulan yang lalu, sesak, nyeri ulu ● Ringer Laktat: 20 lpm
(Ruang Tulip) hati dan mual muntah. ● O2 5 lpm
● Inj Ranitidin 50 mg/8
O KU: pasien tampak sakit berat, pasien tampak sesak jam
Nadi:115x/m, SpO2: 99% dengan O2 5 lpm ● Nebu ventolin/6 jam
Kepala: normosefal ● Ketorolac 10 - 30
Hidung: napas cuping hidung (-) mg/ekstra
Leher: tidak teraba benjolan di leher ● Injeksi Ceftriaxone
Toraks: simetris kanan dan kiri, rhonki (+/+), wheezing (-), BJ S1 S2 2g/ 24 jam
reguler, murmur (-), gallop (-) ● PCT drip 1000 mg
Abdomen: nyeri tekan epigastrium, BU 7x/menit, timpani, turgor kembali jika demam
cepat
Ekstremitas: akral panas, CRT <3 detik, edema (-)
Kimia darah:
Ureum/creatinin: 35 mg/dL, 0,7 mg/dL
SGOT/SGPT: 27 U/L, 27 U/L
Albumin: 3,6 g/dL
Foto thoraks: infiltrat pada kedua basal dan tengah paru

A Bronkopneumonia dd TB Paru
Dispepsia

M Tanda vital, saturasi, ronki, nyeri ulu hati, nyeri tekan epigastrium,
muntah
Tanggal Subject, object, assessment, monitoring Planning

29 Juli 2021 S Pasien masih sesak, pasien masih demam sejak semalam, muntah (-), mual (+), ● Ringer Lactat: 20 lpm
(Ruang Tulip) tidur tidak nyenyak karena sesak, makan dan minum menurun karena mual. ● O2 5 lpm
● Inj Ranitidin 50 mg/8
O KU: pasien tampak sakit sedang, pasien tampak sesak jam
Nadi:102x/m, SpO2: 99% dengan O2 nrm 10 lpm SB: 37,5ºC setelah diberikan ● PCT drip 1000 mg jika
Paracetamol 500 mg demam
Kepala: normosefal ● Ceftriaxone 2g/ 24 jam
Hidung: napas cuping hidung (-) ● Nebu Ventolin/6 jam
Leher: tidak teraba benjolan di leher ● Pemeriksaan sputum
Toraks: simetris kanan dan kiri, ronki (+/+), wheezing (-), BJ S1 S2 reguler, TCM
murmur (-), gallop (-) ● Pemeriksaan PCR
Abdomen: nyeri tekan epigastrium, BU 7x/menit, timpani, turgor kembali cepat Covid-19
Ekstremitas: akral hangat, CRT <3 detik, edema (-)

A Bronkopneumonia susp TB paru


Dispepsia

M Tanda vital, saturasi, nyeri ulu hati, mual dan muntah


Tanggal Subject, object, assessment, monitoring Planning

30 Juni 2021 S Sesak berkurang, demam masih naik turun, nyeri ulu hati berkurang. Pasien bisa ● Ringer Lactat: 20 lpm
(Ruang Tulip) makan tetapi dengan porsi sedikit. Mual (+), muntah (-) ● O2 5 lpm
● Inj Ranitidin 50 mg/8
O KU: pasien tampak sakit sedang, pasien tampak sesak jam
Nadi:105x/m, SpO2: 99% dengan O2 nrm 10 lpm SB: 36,5ºC setelah diberikan ● PCT drip 1000 mg jika
Paracetamol 500 mg demam
Kepala: normosefal ● Ceftriaxone 2g/ 24 jam
Hidung: napas cuping hidung (-) ● Nebu Ventolin/6 jam
Leher: tidak teraba benjolan di leher
Toraks: simetris kanan dan kiri, ronki (+/+), wheezing (-), BJ S1 S2 reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: nyeri tekan epigastrium (+), BU 7x/menit, timpani, turgor kembali
cepat
Ekstremitas: akral hangat, CRT <3 detik, edema (-)
Pemeriksaan:
TCM: Tuberkulosis resisten Rifampisin

A Bronkopneumonia
Tuberkulosis
Dispepsia

M Tanda vital, saturasi, nyeri ulu hati, mual dan muntah.


Tanggal Subject, object, assessment, monitoring Planning

1 Juli 2021 S Demam masih naik turun, tetapi onset demam berkurang, sesak berkurang ● Ringer Lactat: 20 lpm
(Ruang Bougenville) sehingga pasien bisa tidur, mual (+) pasien makan sedikit, muntah (-), nyeri ● O2 10 lpm
tekan epigastrium (+) ● Inj Ranitidin 50 mg/8
jam
O KU: pasien tampak sakit sedang, pasien tampak sesak ● PCT drip 1000 mg jika
Nadi:102x/m, SpO2: 99% dengan O2 nrm 10 lpm SB: 38,0ºC demam
Kepala: normosefal
Hidung: napas cuping hidung (-)
Leher: tidak teraba benjolan di leher
Toraks: simetris kanan dan kiri, ronki (+/+), wheezing (-), BJ S1 S2 reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: nyeri tekan epigastrium (+), BU 7x/menit, timpani, turgor kembali
cepat
Ekstremitas: akral panas, CRT <3 detik, edema (-)

A Tuberkulosis Resistensi Rifampisin


Dispepsia

M Tanda vital, saturasi, nyeri ulu hati, mual dan muntah.


Tanggal Subject, object, assessment, monitoring Planning

2 Juli 2021 S Sesak pasien berkurang, mual (+) muntah (+) satu kali isinya makanan, demam ● Ringer Lactat: 20 lpm
(Ruang Bougenville) (+) pasien sudah minum paracetamol, nyeri ulu hati (+). ● O2 10 lpm
● Inj Ranitidin 50 mg/8
O KU: pasien tampak sakit sedang, pasien tampak sesak jam
Nadi:120x/m, SpO2: 99% dengan O2 nrm 10 lpm SB: 38,5ºC ● PCT drip 1000 mg jika
Kepala: normosefal demam
Hidung: napas cuping hidung (-)
Leher: tidak teraba benjolan di leher
Toraks: simetris kanan dan kiri, ronki (+/+), wheezing (-), BJ S1 S2 reguler,
murmur (-), gallop (-)
Abdomen: nyeri tekan epigastrium (+), BU 7x/menit, timpani, turgor kembali
cepat
Ekstremitas: akral panas, CRT <3 detik, edema (-)

A Tuberkulosis resisten rifampisin


Dispepsia sindrom

M Tanda vital, saturasi, nyeri ulu hati, mual dan muntah.


02
THEORY
Tuberkulosis dan Dispepsia
TUBERKULOSIS RESISTEN RIFAMPISIN

2019: insiden TB 9,96 juta


465.000 TB RO 2019: 11.500 insiden TB RR
206.030 jiwa yang diidentifikasi
TUBERKULOSIS RESISTEN RIFAMPISIN
TUBERKULOSIS RIFAMPISIN
Nama Obat Tahap Awal Tahap Lanjutan Total Durasi Pemberian
(4-6 bulan) (5 bulan)

Bedaquiline (Bdq) 6 Bulan (tanpa


✓ memperhatikan durasi
tahap awal)

Levofloksasin atau ✓ ✓ 9-11 bulan


Moxifloxacin (Mfx)

Clofazimin ✓ ✓ 9-11 bulan

Etionamid ✓ 4-6 bulan

INH dosis tinggi ✓ 4-6 bulan

Pirazinamid (Z) ✓ ✓ 9-11 bulan

Etambutol (E) ✓ ✓ 9-11 bulan


DISPEPSIA
1. Gangguan motilitas gastroduodenal
○ Penurunan kapasitas lambung
○ Perlambatan pengosongan
lambung
2. Hipersensitivitas viseral
○ Peningkatan sensitivitas viseral
saraf sensorik
3. Infeksi H.pylori
○ Prevalensi infeksi Hp bervariasi
○ Eradikasi hp - perbaikan
dispepsia fungsional
4. Duodenal eusinophilia
KRITERIA ROMA III

Rasa terbakar di
Nyeri Epigastrium daerah epigastrium Rasa cepat kenyang

Berlangsung selama tiga bulan


dengan onset enam bulan
sebelum diagnosis ditegakkan.
Rasa penuh atau Kembung di daerah
tidak nyaman setelah abdomen bagian atas
makan
03
The Case
Pembahasan Kasus
ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK
● Sesak, batuk produktif
TD: 110/90 mmHg Nadi: 123x/menit
>2 minggu, demam,
nyeri dada saat sesak Suhu: 37,5oC RR: 37x/menit
● Nyeri ulu hati, rasa
kembung, muntah. Inspeksi: otot bantu napas, retraksi
Palpasi: fremitus melemah ICS 4-5
PEMERIKSAAN
Perkusi: dbn
PENUNJANG
Auskultasi: rhonki ICS 3-5 kedua
paru
Dalam batas normal
Infiltrat di Mtb detected,
basal dan Rifampisin resisten
tengah kedua Nyeri tekan epigastrium
paru
TATALAKSANA
Tidak pernah terapi OAT
Tidak resisten
Flurokuinolon/obat injeksi lini
kedua

Tidak hamil

Tidak kontak dengan pasien TB


MDR /TB RR Bukan kasus TB Ekstraparu
JANGKA PENDEK

Nyeri Epigastrium

Rasa terbakar/panas di
DISPEPSIA FUNGSIONAL epigastrium

Kembung
TUBERKULOSIS RESISTENSI RIFAMPISIN
Nama Obat Tahap Awal Tahap Lanjutan Total Durasi Pemberian Terapi Oksigen
(4-6 bulan) (5 bulan)

Bedaquiline (Bdq) ✓ 6 Bulan (tanpa


memperhatikan durasi
tahap awal) Antibiotik

Levofloksasin atau ✓ ✓ 9-11 bulan


Ceftriaxone 2g//24 jam
Moxifloxacin (Mfx)
Lain - lain
Clofazimin ✓ ✓ 9-11 bulan Ketorolac 1 amp
Nebu combivent
Etionamid ✓ ✓ 4-6 bulan

INH dosis tinggi ✓ ✓ 4-6 bulan Dispepsia Fungsional


Inj Ranitidin
Pirazinamid (Z) ✓ ✓ 9-11 bulan
Inj Omeprazole
Etambutol (E) ✓ ✓ 9-11 bulan
MONITORING TATALAKSANA
THANK YOU
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai