Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AMANDA OCTAVIERA PUTRI

NIM : 2240020089
KELAS : B2

Laporan Praktikum
Pemeriksaan CSS ( Cairan SerebroSpinal)
I. TUJUAN
Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pemeriksaan analisis
CSS.

II. DASAR TEORI


Cairan Serebrospinal
Cairan serebrospinal (CSF) terdapat pada (a) ventrikel otak, (b)
sisterna di sekitar
otak, dan (c) ruang subaraknoid di sekitar otak dan sumsum tulang
belakang
(Gambar 3-23). Cairan serebrospinal memiliki volume sekitar 150 mL
dan
memiliki specific gravity 1.002 hingga 1.009. Fungsi utama cairan
serebrospinal
adalah untuk melindungi otak di rongga tengkorak. Jika terjadi
pukulan di kepala
yang menggerakkan seluruh bagian otak secara simultan, biasanya
tidak ada
bagian otak yang terkompresi oleh pukulan secara langsung. Ketika
pukulan pada
kepala sangat parah, biasanya tidak akan merusak bagian otak pada sisi
ipsilateral,
melainkan pada sisi yang berlawanan. Fenomena ini dikenal dengan
contrecoup
dan menggambarkan ruang antara otak dan tengkorak yang berlawanan
dari arah
pukulan lalu menyebabkan pergerakan mendadak dari otak. Ketika
tengkorak
tidak lagi dipengaruhi oleh pukulan, ruang tersebut akan hancur dan
akan terjadi
benturan otak dengan bagian dalam tengkorak.

III. ALAT DAN BAHAN


1. Pipet tetes
2. Tabung reaksi
3. Mikropipet
4. Blue tip
5. Reagen pandy
6. Reagen None
7. Beaker glass
8. Putih telur

IV. PROSEDUR KERJA


Metode Pandy :
1. Masukkan 1 mL reagen pandy pada tabung reaksi
2. Teteskan 1 tetes CSS pada tabung
3. Lihat adanya kekeruhan yang terjadi

Metode None :
1. Masukkan 2 mL larutan amonium sulfat jenuh
2. Masukkan 1 mL CSS pada tabung
3. Lihat adanya cincin putih pada perbatasan kedua cairan

V. HASIL PENGAMATAN

Metode Pandy Metode Nonne


(+) : ada opalescent (++) : cincin putih tampak agak jelas
( protein 50-100mg%) dan bila dikocok
cairan menjadi opalescent.
VI. PEMBAHASAN

Cairan serebrospinal
Sistem ventrikel dan ruang subarachnoid di otak
dan medulla spinalis mengandung cairan
cerebrospinal. Cairan serebrospinal diproduksi
oleh pleksus koroideus yang terletak di ventrikel
lateral, ventrikel III dan ventrikel IV. Cairan
serebrospinal juga diproduksi oleh lapisan
ependim ventrikel dan cairan ekstraseluler dari
parenkim otak dalam jumlah sedikit (Crossman &
Neary, 2010; Standring, 2008).
Pleksus koroideus merupakan salah satu
komponen sawar darah otak. Pleksus koroideus
dibentuk oleh invaginasi lapisan vaskular piamater
ke dalam lumen ventrikel dan lapisan ependim
khusus (Crossman & Neary, 2010; Standring,
2008). Sel-sel pada lapisan ependim khusus
mengandung banyak enzim spesifik yang terlibat
dalam transpor ion-ion dan hasil metabolit. Sel-sel
lapisan ependim juga mempunyai mikrovili dan
ikatan antar sel tight junction (Standring, 2008;
FitzGerald, 2007).
Cairan serebrospinal diproduksi sebagian melalui
proses sekresi aktif, sebagian melalui difusi pasif.
Total volume cairan serebrospinal didalam
ventrikel dan ruang subarachnoid kira-kira 120-
150 ml (Crossman & Neary, 2010; Greitz, 2004).
Cairan ini disekresi 0.35-0.40 ml per menit yang
berarti bahwa secara normal, 50% volume total
cairan serebrospinal diganti setiap 5-6 jam. Cairan
serebrospinal berupa cairan yang jernih, tidak
berwarna, mengandung sedikit protein, sedikit sel,
dan mempunyai komposisi elektrolit yang berbeda
dengan darah (Standring, 2008).
Sebagian besar cairan serebrospinal diproduksi
oleh pleksus koroideus di ventrikel lateral, melalui
foramen interventrikularis mengalir ke ventrikel III
dan melalui aquaductus cerebri menuju ke
ventrikel IV. Aliran tersebut dibantu oleh adanya
silia sel-sel ependim yang melapisi ventrikel dan
pulsasi arteri (Crossman & Neary, 2010;
Standring, 2008). Sebagian besar cairan sere-
brospinal meninggalkan ventrikel IV melalui
foramen Magendie menuju sisterna magna, sisanya
menuju ruang subarachnoid di area sudut
cerebellopontine melalui foramen Luschka. Cairan
serebrospinal sebagian besar ke superior me-
ngelilingi hemisfer cerebri untuk diabsorpsi
melalui vili arachnoidalis di sinus sagitalis superior
dan masuk ke sistem vena. Vili arachnoidalis
merupakan invaginasi arachnoid mater ke dalam
lumen sinus duramater. Reabsorpsi cairan tersebut
karena tekanan hidrostatik di ruang subarachnoid
lebih tinggi dibandingkan di sinus duramater dan
tekanan osmotik darah vena lebih tinggi di-
bandingkan cairan serebrospinal (Stranding, 2008;
Crossman & Neary, 2010). Sirkulasi cairan
serebrospinal tidak mempunyai sistem intrinsik
tetapi gerakan aliran cairan serebrospinal dibantu
oleh pulsasi pembuluh darah, respirasi dan
perubahan postur tubuh (Waugh & Grant, 2001).
Cairan serebrospinal berperan penting mem-
pertahankan hidup diantaranya adalah menyokong
dan melindungi otak dan medula spinalis,
bertindak sebagai bantalan dan peredam
goncangan antara otak dan tulang tengkorak,
mempertahankan tekanan yang stabil di sekitar
struktur otak, menjaga kelembaban otak dan
medula spinalis, sebagai pengangkut neuro-
transmiter, nutrisi dan hasil metabolit otak,
mempertahankan keseimbangan elektrolit dan
metabolit dan mengkompensasi perubahan volume
darah intrakranial (jumlah darah dalam otak)
(Greitz, 2004; Waugh & Grant, 2001).

CSS mempunyai fungsi:


1. CSS menyediakan keseimbangan dalam sistem saraf. Unsur-unsur
pokok pada CSS berada dalam keseimbangan dengan cairan otak
ekstraseluler, jadi mempertahankan lingkungan luar yang konstan
terhadap sel-sel dalam sistem saraf.
2. CSS mengakibatkann otak dikelilingi cairan, mengurangi berat otak
dalam tengkorak dan menyediakan bantalan mekanik, melindungi otak
dari keadaan/trauma yang mengenai tulang tengkorak
3. CSS mengalirkan bahan-bahan yang tidak diperlukan dari otak,
seperti
CO2,laktat, dan ion Hidrogen. Hal ini penting karena otak hanya
mempunyai sedikit sistem limfatik. Dan untuk memindahkan produk
seperti darah, bakteri, materi purulen dan nekrotik lainnya yang akan
diirigasi dan dikeluarkan melalui villi arakhnoid.
4. Bertindak sebagai saluran untuk transport intraserebral. Hormon-
hormon dari lobus posterior hipofise, hipothalamus, melatonin dari
fineal dapat dikeluarkan ke CSS dan transportasi ke sisi lain melalui
intraserebral.
5. Mempertahankan tekanan intrakranial. Dengan cara pengurangan
CSS
dengan mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan
mempercepat pengalirannya melalui berbagai foramina, hingga
mencapai sinus venosus, atau masuk ke dalam rongga subarakhnoid
lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar 30%.

VII. KESIMPULAN
Pada praktikum yang telah di lakukan dapat di simpulkan bahwa pada
hasil pemeriksaan CSS dengan metode pandy di dapatkan hasil (+)
positif 1, yaitu adanya opalescent (protein 50-100mg%). Dan pada
pemeriksaan CSS dengan metode nonne di dapatkan hasil (++) positif
2, yaitu cincin putih tampak agak jelas dan bila dikocok cairan menjadi
opalescent.

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Dr ISKANDAR JAPARDI.2002.CAIRAN SPEREBOSPINAL.UNIV
SUMATERA UTARA

NI MADE.M.DKK.2017. NEUROFISIOLOGI : CAIRAN


SEREBROSPINAL.UNIV UDAYANA.BALI

DEWI RATNA.S.DKK.2012. FISIOLOGI CAIRAN


SEREBROSPINAL DAN PATOFISIOLOGI
HIDROSEFALUS.UNIV AIRLANGGA

Anda mungkin juga menyukai