Anda di halaman 1dari 12

Laporan Praktikum Farmasi Fisika

2012

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA

TEGANGAN PERMUKAAN

Kelompok B4
Emy cahya (10060310057)

Emy cahya Witri Resmisari Mega Cita Fajriana Titia Izzaty Anna yunita Asisten Kelas Hari Praktikum Tanggal Praktikum

(10060310057) (10060310058) (10060310059) (10060310060) (10060310062) : Mila pratiwi :B : Senin : 26 Maret 2012

LABORATORIUM FARMASI FISIKA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 1433H 2012M

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

1 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika Modul 3 TEGANGAN PERMUKAAN

2012

A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa diharapkan mampu, untuk : Menerangkan faftor-faktor tang mempengeruhi tegangan permukaan Menggunakan alat-alat untuk penentu tegangan permukaan Menentukan tegangan permukaan dan tegangan antar muka zat cair Menentukan harga konsentrasi Misel Kritik (KMK) Menerangkan pengaruh BJ terhadap tegangan permukaan

B. LANDASAN TEORI
Tegangan permukaan merupakan fenomena menarik yang terjadi pada zat cair (fluida) yang berada pada keadaan diam (statis). Contoh yang menarik, tetes air cenderung berbentuk seperti balon (yang merupakan gambaran luas minimum sebuah volume) dengan zat cair berada di tengahnya. Tegangan permukaan zat cair merupakan kecenderungan permukaan zat cair untuk menegang, sehingga permukaannya seperti ditutupi oleh suatu lapisan elastis (Kanginan, 2009). Selain itu, tegangan permukaan juga diartikan sebagai suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair untuk selalu menuju ke keadaan yang luas permukaannya lebih kecil yaitu permukaan datar atau bulat seperti bola atau ringkasnya didefinisikan sebagai usaha untuk membentuk luas permukaan baru (Wavega, 2008). Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya. Seperti silet, berat silet menyebabkan permukaan zat cair sedikit melengkung ke bawah tempat silet itu berada. Lengkungan itu memperluas permukaan zar cair namun zat cair dengan tegangan permukaannya berusaha mempertahankan luas permukaannya sekecil mungkin. Tegangan permukaan dinyatakan sebagai gaya per satuan panjang yang memiliki symbol y dengan satuan dyne/cm. untuk mengukur tegangan permukaan dapat dilakukan beberapa metode, diantaranya: 1. Metode kenaikan kapiler Tegangan permukaan diukur dengan melihat ketinggian air/cairan yang naik melalui suatu kapiler. Metode kenaikan kapiler hanya dapat digunakan untuk mengukur tegangan permukaan tidak bisa untuk mengukur tegangan antar muka.

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

2 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika

2012

Dengan metode pipa kapileryaitu dengan mengukur tegangan permukaan zat cair dan sudut kelengkungannya denganmemakai pipa berdiameter. Salah satu ujung pipa tersebut dicelupkan kedalampermukaan zat cair maka zat cair tersebut permukaannya akan naik sampai ketinggiantertentu. 2. Metode tersiometer Du-Nouy Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut. Perhitungan tegangan permukaan dengan metode Du Nouy : Y= (Skala yang terbaca (dyne))/(2 x keliling cincin) X Faktor Koreksi

Alat : tensiometer Du Nouy 3. Metode Drop Weight (berat tetes) Pada metode Drop-Weight tegangan permukaan dan berat tetesan cairan sampel dibandingkan dengan tegangan permukaan dan berat cairan standar yang telah diketahui. Faktor yang Mempengaruhi Tegangan Permukaan a. Suhu Tegangan permukaan menurun dengan meningkatnya suhu, karena meningkatnya energi kinetik molekul. b. Zat terlarut (Solut) Keberadaan zat terlarut dalam suatu cairan akan mempengaruhi tegangan permukaan. Penambahan zat terlarut akan meningkatkan viskositas larutan, sehingga tegangan permukaan akan bertambah besar. Tetapi apabila zat yang berada dipermukaan caiaran membentuk lapisan monomolekular, maka akan menurunkan tegangan permukaan. Zat tersebut biasa disebut dengan surfaktan.
Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

3 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika


c.

2012

Surfaktan Surfaktan (surface active agents), zat yang dapat mengaktifkan permukaan, karena cenderung untuk terkonsentrasi pada permukaan atau antar muka. Surfaktan mempunyai orientasi yang jelas sehingga cenderung pada rantai lurus. Sabun merupakan salah satu contoh dari surfaktan. Molekul surfaktan yang bersifat amfifil yaitu suatu molekul yang mempunyai dua ujung yang terpisah, yaitu ujung polar (hidrofilik) dan ujung non polar (hidrofobik) . Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan surfaktan diadsorpsi pada antar muka baik itu cair/gas ataupun cair/cair (yang tidak saling bercampur). Surfaktan akan selalu berapa pada antarmuka suatu cairan (berbeda jenis), bila jumlah gugus hidrofil dan lipofilnya seimbang. Tapi, apabila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil > lipofil, maka surfaktan akan lebih berada pada fase air dan sedikit berada pada antarmuka. Sebaliknya, bila suatu surfaktan memiliki gugus hidrofil < lipofil, maka surfaktan akan lebih berada pada fase minyak dan sedikit berada pada antarmuka.

C. MONOGRAFI ZAT AKTIF


Zat aktif yang digunakan pada saat praktikum adalah tween, dengan monografi sebagai berikut (Farmakope Indonesia, Ed. IV, 1995. Hal 461) :

D. BAHAN DAN ALAT Bahan


Minyak nabati Tween 80 Air suling

Alat
Tensiometer DuNuoy Piknometer Batang pengaduk Pipet Gelas ukur Beakerglass Cawan petri

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

4 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika

2012

E. PENIMBANGAN DAN PERHITUNGAN


a. Perhitungan Skala air : 1 Skala minyak nabati : 0,1 air = x factor koreksi

Tegangaan permukaan air 72,8 = 72,8 = x factor koreksi x factor koreksi

Factor koreksi = = = 1371,552

tegangan permukaan minyak nabati = = x factor koreksi


x 1371,552

= 7,28 dyne/cm

b. Perhitungan larutan seri tween 0,2 = = x factor koreksi


x 1371,552

= 0,0477 x 1371,552 = 65,52 dyne/cm

0.4 = = x factor koreksi


x 1371,552

= 0,0434 x 1371,552 = 59,632 dyne/cm

0,6 = x factor koreksi

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

5 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika

2012

x 1371,552

= 0,039 x 1371,552 = 54,6 dyne/cm

0,8 = = x factor koreksi


x 1371,552

= 0,031 x 1371,552 = 42,518 dyne/cm

1,0 = = x factor koreksi


x 1371,552

= 0,026 x 1371,552 = 35,66 dyne/cm

2,0 = = x factor koreksi


x 1371,552

= 0,0212 x 1371,552 = 29,076 4,0 = = x factor koreksi


x 1371,552

= 0,0159 x 1371,552 = 21,807 dyne/cm

6,0 = = x factor koreksi


x 1371,552

= 0,013 x 1371,552
Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

6 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika = 17,830 dyne/cm

2012

8,0 = = x factor koreksi


x 1371,552

= 0,0106 x 1371,552 = 14,538 dyne/cm

c. Perhitungan BJ larutan seri tween 80 BJ =

0,2 = = = 1,0012

0,4 = = = 0,9859

0,6 = = = 1,0004

0,8 = =

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

7 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika = 0,9846

2012

1,0 = = = 0,9866

2,0 = = = 1,0017

4,0 = = = 1,006

6,0 = = = 0,9892

8,0 = = = 1,0326

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

8 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika

2012

F. PROSEDUR KERJA

G. HASIL PENGAMATAN Table larutan seri tween Larutan seri tween 80 Skala yang terbaca g/100 ml Bj larutan seri Tegangan permukaan dyne/cm

0 0,2 0,4 0,6 0,8 1 2,0 4,0 6,0 8,0

1 0,9 0,8 0,75 0,6 0,5 0,4 0,3 0,25 0,2

1,0012 0,9859 1,004 0,9846 0,9866 1,0017 1,006 0,9892 1,0326

65,52 59,632 54,6 42,518 35,66 29,076 21,807 17,830 14,538

GRAFIKKKKKKKKKKKK

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

9 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika

2012

H. PEMBAHASAN
Tegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair menuju keadaan yang luas pemukaannya lebih kecil, seperti contoh yaitu permukaan datar, atau bulat seperti bola. Dengan sifat tersebut zat cair mampu untuk menahan benda-benda kecil di permukaannya.Tegangan terjadi karenaadanya gaya kohesi yaitu gaya tarikmenarik antara partikel sejenis. Kita dapat memisalkannya A mewakili partikel di dalam zat cair sedangkan B mewakili partikel di permukaan zat cair. Partikel A ditarik oleh gaya yang sama besar ke segala arah oleh partikel-partikel yang ada di dekatnya. Hasilnya, resultannya adalah sama dengan nol. Sedangkan partikel B ditarik oleh partikel-partikelyang ada disamping dan dibawahnya dengan gaya yang sama besar.sehingga resultannya berarah ke bawah. Resultan ini menyebabkan lapisan atas seakan tertutup selaput elastic. Inilah yang disebut dengan tegangan permukaan. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi tegangan permukaan, antara lain adalah suhu. Dengan naiknya suhu, nilai tegangan permukaan akan semakin menurun. Hal ini disebabkan karena ketika suhu meningkat, ada energy tambahan yang diberikan ke dalam cairan sehingga meninkatkan energi kinetic molekul-molekul dalam cairan, menyebabkan pengaruh interaksi antar cairan berkurang. Kemudian, factor lain yang mempengaruhi adalah tekanan jenis. Penaruh tekanan jenis berhubungan dengan volume molar. Semakin besar volume, maka tegangan permukaannya semakin besar. Faktor selanjutnya adalah pengaruh dari komposisi cairan (konsentrasi). Semakin tinggi konsentrasi suatu zat, maka tegangan permukaannya semakin tinggi. Kemudian, massa jenis suatu zat juga berpengaruh pada tegangan permukaan. Massa jenis berhubungan dengan kerapatan suatu zat. Semakin rapat zat tersebut, maka tegangan permukaannya semakin besar. Pada percobaan tegangan permukaan atau antar muka ini metode yang digunakan yakni tensiometer Du-Nouy dimana Metode cincin Du-Nouy bisa digunakan untuk mengukur tegangan permukaan ataupun tegangan antar muka. Untuk penentuan tegangan permukaan saja dapat menggunakan metode kenaikan kapiler. Sedangkan Prinsip dari alat ini adalah gaya yang diperlukan untuk melepaskan suatu cincin platina iridium yang dicelupkan pada permukaan sebanding dengan tegangan permukaan atau tegangan antar muka dari cairan tersebut. Pada percobaan ini digunakan tween 80 dengan konsentrasi yang berbeda-beda yaitu 0, 0,2, 0,4, 0,6, 0,8, 1, 2, 4, 6, 8 g/100 ml sampai dengan konsentrasi 8 g/100 ml.

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

10 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika

2012

Setelah dilakukan percobaan, tegangan permukaan air adalah 72, 8 dyne/cm . Hal tersebut menunjukkan bahwa gaya yang bekerja antara air dan udara yang sejajar permukaan zat cair untuk mengimbangi gaya kohesi antara molekul air di bagian dalam adalah 72, 8 dyne/cm. Sedangkan pada minyak nabati tegangan permukaan yang didapat adalah 7,28 dyne/cm. menurut literature yang didapat tegangan permukaan air lebih besar daripada minyak, karena berat jenis air lebih besar daripada minyak, hal ini sesuai dengan yang didapat pada percobaan yang dilakukan. Berat jenis air 1000 kg/m3 sedangkan bobot jenis minyak kelapa adalah 800 kg/m3. Pada percobaan pembacaan skala pada larutan seri tween 80 didapatkan hasil bahwa semakin berat larutan seri tween, maka skala yang didapat akan semakin kecil. Hal ini sesuai dengan yang tertera pada literature. Skala yang terbaca itu sebanding dengan gaya yang diperlukan untuk melepaskan cincin yang tercelup kedaam zat cair, maka semakin kecil sekala yang terbaca pada alat, semakin kecil pula gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup kedalam zat cair. Pada perhitungan bobot jenis didapatkan hasil yang tidak beraturan (naik-turun), hal ini mungkin dikarnakan kurang keringnya piknometer yang digunakan, sehingga larutan yang sebelumnya ditimbang terbawa saat ditimbang.

I. KESIMPULAN
Tegangan permukaan adalah suatu kemampuan atau kecenderungan zat cair menuju keadaan yang luas pemukaannya lebih kecil. Metode yang dipakai pada percobaan ini yaitu metode tensiometer Du-Nouy tegangan permukaan air lebih besar daripada minyak semakin berat larutan seri tween, maka skala yang didapat akan semakin kecil. Skala yang terbaca itu sebanding dengan gaya yang diperlukan untuk melepaskan cincin yang tercelup kedaam zat cair, maka semakin kecil sekala yang terbaca pada alat, semakin kecil pula gaya yang dibutuhkan untuk melepaskan cincin yang tercelup kedalam zat cair. Sifat surfaktan yang amfifil menyebabkan surfaktan diadsorpsi pada antar muka baik itu cair/gas ataupun cair/cair (yang tidak saling bercampur).

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

11 dari 29

Laporan Praktikum Farmasi Fisika

2012

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.

Kurniawan, D.W. (2009). Teknologi Sediaan Farmasi, Graha Ilmu, Yogyakarta. Martin, A et.al. (1993). Farmasi Fisika, Universitas Indonesia Press, Jakarta. http://scribd.com/ stabilitas obat. Diakses pada tanggal 25 Maret 2012. www.typecat.com/?s=laporan+farmasi+fisika+stabilita. Diakses pada tanggal 25 Maret 2012.

Bandung, 26 Maret 2012

Mengesahkan

Asisten Penanggungjawab Kelompok,

Praktikan,

Nilai laporanl,

________________________________

________________________

__________________

Lab. Farmasi Terpadu Unit E Farmasi Fisika Program Studi Farmasi FMIPA Unisba

12 dari 29

Anda mungkin juga menyukai